Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Komunitas => Keluarga & Teman => Topic started by: victorlid on 06 March 2010, 11:40:19 PM
-
Saya berumur 35 tahun, 6 bulan lagi saya menantikan kelahiran anak pertama. Umur pernikahan saya baru 4 bulan. Saya bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sebagai seorang IT professional. Saya dihadapkan pada office politic, di mana saya harus bisa "menjual diri" sehingga bisa dipromosikan. Jika tidak, maka karir saya akan lambat. "Menjual diri" ini seringkali kurang baik, bukan dalam arti positif seperti rajin bekerja. Saya juga melihat bahwa orang2 yang berada pada posisi managerial yang tinggi sebenarnya bukan orang yang berhati baik, tetapi yang ambisius dan tahu bermain cantik dengan office politic.
Sejujurnya sebagai seorang buddhist, saya tidak bisa bersikap palsu seperti itu. Yang hanya dapat saya lakukan adalah menanam karma baik, rajin bekerja, menjaga hubungan baik dengan orang lain, bersikap santun, dan lain2 yang senada. Mohon pendapat kawan2 sedharma. Terima kasih.
-
keep up the good work u've just mention it
-
Kalau memang mau selaras, intinya, dalam 'bersaing' jangan menimbulkan kerugian pihak lain (dalam batas normal) ... bisakah demikian ?
Kalau memang tidak bisa (dalam artian kalau ada yang terangkat pasti ada yang turun), yah memang demikianlah nuansa hidup dialam kammabumi ... selalu ada dualisme ...
Yang terpenting, dalam melakukan tindakan, pikirlah masak-masak supaya tidak berbuntut penyesalan nantinya ... :)
_/\_
-
setuju ama G. Citra...
dan jangan karena alasan tertentu mengindahkan moralitas.... mungkin kita selalu dihadapkan pada dualisme namun sebisa mungkin jangan sampai merugikan dan mencelakai pihak lain..
dan jgn menimbulkan penyesalan. dikemudian hari... keputusan apapun semoga itu yg terbaik bagi anda, tdk menimbulkan penyesalan bagi anda dikemudian hari, jg tdk merugikan/menyakiti org lain
_/\_
-
Saya berumur 35 tahun, 6 bulan lagi saya menantikan kelahiran anak pertama. Umur pernikahan saya baru 4 bulan. Saya bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sebagai seorang IT professional. Saya dihadapkan pada office politic, di mana saya harus bisa "menjual diri" sehingga bisa dipromosikan. Jika tidak, maka karir saya akan lambat. "Menjual diri" ini seringkali kurang baik, bukan dalam arti positif seperti rajin bekerja. Saya juga melihat bahwa orang2 yang berada pada posisi managerial yang tinggi sebenarnya bukan orang yang berhati baik, tetapi yang ambisius dan tahu bermain cantik dengan office politic.
Sejujurnya sebagai seorang buddhist, saya tidak bisa bersikap palsu seperti itu. Yang hanya dapat saya lakukan adalah menanam karma baik, rajin bekerja, menjaga hubungan baik dengan orang lain, bersikap santun, dan lain2 yang senada. Mohon pendapat kawan2 sedharma. Terima kasih.
Saya lebih suka yang di bold itu!
-
Saya berumur 35 tahun, 6 bulan lagi saya menantikan kelahiran anak pertama. Umur pernikahan saya baru 4 bulan. Saya bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sebagai seorang IT professional. Saya dihadapkan pada office politic, di mana saya harus bisa "menjual diri" sehingga bisa dipromosikan. Jika tidak, maka karir saya akan lambat. "Menjual diri" ini seringkali kurang baik, bukan dalam arti positif seperti rajin bekerja. Saya juga melihat bahwa orang2 yang berada pada posisi managerial yang tinggi sebenarnya bukan orang yang berhati baik, tetapi yang ambisius dan tahu bermain cantik dengan office politic.
Sejujurnya sebagai seorang buddhist, saya tidak bisa bersikap palsu seperti itu. Yang hanya dapat saya lakukan adalah menanam karma baik, rajin bekerja, menjaga hubungan baik dengan orang lain, bersikap santun, dan lain2 yang senada. Mohon pendapat kawan2 sedharma. Terima kasih.
Saya lebih suka yang di bold itu!
Berarti jawaban yg benar sudah bro Victorlid udah diketahui sendiri _/\_
Bertekad dan berlatih berjalan di PancaSila Buddhis .... itu sudah terbaik :)
-
Terima kasih atas tanggapannya. :)
-
[at] bro victorlid
kadang kita harus bersifat realistis
sang buddha sendiri mengajarkan jalan tengah,
jadi tidak boleh terlalu ekstrim, juga tidak boleh terlalu santai
tergantung situasi, kita harus pinter2 membawa diri,
rajin bekerja, dan menjaga hubungan baik, bersifat santun itu uda cara yang paling passsssssssss bangettttttt..... dan harus menunjukkan bahwa anda tidak merupakan ancaman bagi sekitar anda, dengan demikian anda tidak diusik ato disikut sikut ama orang
wajar saja kalau kerja di perusahaan gede, sikut2an tidak bisa dihindari....
-
ya...DILEMA....tetapi apa yang anda pilih?kehidupan sekarang,atau yang akan datang? :-)
kalau anda memilih untuk bersenang2 dalam kehidupan sekarang,ya anda harus nerima konsekuensinya pada kehidupan berikutnya.. :)
Anumodana _/\_
-
eh btw,victor koq mukanya sangat dejavu ya?anak medan ya?
-
prinsip g sih,
g jual pikiran, tenaga, waktu...
bukan jual diri ;D
tapi i ngerti jg sih dengan kondisi om sekarang, yg si kecil nanti bakal hadir dimana butuh biaya biaya,
dan om pasti mengharapkan naik dari promosi karena mungkin gaji sekarang dianggap kurang untuk menjamin keluarga.
mungkin alternativ lain dengan pengalaman om sekarang, bisa coba2 cari pekerjaan di tempat lain yg lebih menantang ;D
-
Riky, saya lahir di Jakarta sih. Belum pernah ke Medan.
-
Iya, sebenarnya saya worry, dengan lahirnya anak, gaji saya sekarang menjadi tidak cukup. Tapi saya juga ingin memberi makan keluarga saya dengan uang yang sah/halal. Bukan dari hasil sikut2an yang menyebabkan penderitaan bagi orang lain.
Berbuat baik itu butuh kesabaran juga sampai karma baiknya berbuah. Tetapi dalam penantian itu, sebaiknya kita sabar dan bijaksana. Selalu ada jalan, hoki/rejeki bisa datang secara tak terduga. Teman saya juga bilang supaya tidak lupa berdana. Bagi2 rejeki. :)
-
well, orang kerja yah seperti itu kalau tidak mau seperti itu jadi boss artinya buka usaha sendiri. jadi harus mulai memikirkan masa depan karena ada nya anak, you juga tidak mungkin selamanya di Bank tersebut bukan.
-
ya...DILEMA....tetapi apa yang anda pilih?kehidupan sekarang,atau yang akan datang? :-)
kalau anda memilih untuk bersenang2 dalam kehidupan sekarang,ya anda harus nerima konsekuensinya pada kehidupan berikutnya.. :)
Anumodana _/\_
riky wa rasa victorlid tidak bersenang senang. justru karena di memikirkan masa depan keluarga nya dan anak nya maka dia minta pendapat disini.
-
salut saya dengan pemikiran bro victor, jarang jarang dimasa sekarang ada yg mikirkan hal demikian...
_/\_
-
Saya berumur 35 tahun, 6 bulan lagi saya menantikan kelahiran anak pertama. Umur pernikahan saya baru 4 bulan. Saya bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sebagai seorang IT professional. Saya dihadapkan pada office politic, di mana saya harus bisa "menjual diri" sehingga bisa dipromosikan. Jika tidak, maka karir saya akan lambat. "Menjual diri" ini seringkali kurang baik, bukan dalam arti positif seperti rajin bekerja. Saya juga melihat bahwa orang2 yang berada pada posisi managerial yang tinggi sebenarnya bukan orang yang berhati baik, tetapi yang ambisius dan tahu bermain cantik dengan office politic.
Dalam "office politic" biasa yang terjadi memang "menjual diri" dan tidak jarang "menjatuhkan orang lain". Apakah pandangan Buddha tentang sikap tersebut? Dalam Anguttara Nikaya, Catukka, Sappurisa Sutta, Buddha mengatakan ada 4 ciri orang rendah:
1. Tidak ditanya tentang kesalahan orang lain, ia tetap akan mengatakannya, apalagi kalau ditanya, ia tidak segan-segan membesar-besarkannya.
2. Tidak ditanya tentang kebaikan diri sendiri, ia tetap akan mengatakannya, apalagi kalau ditanya, ia tidak segan-segan membesar-besarkannya.
3. Ditanya tentang kesalahan sendiri, ia tidak akan mengungkapnya, apalagi jika tidak ditanya.
4. Ditanya tentang kebaikan orang lain, ia tidak akan mengungkapnya, apalagi jika tidak ditanya.
Demikianlah dengan ikut bermain dalam office politic, ia "menjual diri" (membesar-besarkan kebaikan diri sendiri, menutupi kesalahan sendiri) dan menyikut orang lain (membesar-besarkan kesalahan orang lain, menutupi kebaikan orang lain). Dan dengan demikianlah ia menjadi orang rendah.
Sejujurnya sebagai seorang buddhist, saya tidak bisa bersikap palsu seperti itu. Yang hanya dapat saya lakukan adalah menanam karma baik, rajin bekerja, menjaga hubungan baik dengan orang lain, bersikap santun, dan lain2 yang senada. Mohon pendapat kawan2 sedharma. Terima kasih.
Memang sikap demikianlah yang sesuai dengan Ajaran Buddha. :)
-
Wah, dipikir-pikir, kalo orang yang jabatannya naik karena bermulut manis tapi berkinerja kurang baik, dan nantinya setelah dia naik jabatan dia pun suka dengan bawahan yang se-tipe dengannya lalu memuluskan karir bawahan seperti itu, wah wah wah, apa jadinya perusahaan itu kelak ? There's no good leader indeed ;D
-
Ada orang yang pendiam tapi bisa disukai banyak orang. Kalau ada cara untuk "naik posisi" tanpa perlu "berbicara", kenapa ingin menjadi orang yang "suka berbicara"? :)
Pertanyaannya, sudahkah Anda tahu caranya menjadi "orang pendiam" yang disukai banyak orang?
-
salut saya dengan pemikiran bro victor, jarang jarang dimasa sekarang ada yg mikirkan hal demikian...
_/\_
amat, amat salut deh... apa lagi ada fotonya (avatar).....semoga karyawan perusahaan tsb bukan member DC ya.... salut, salut...........
semoga menjadi bapak yg bahagia.. :)) :))
-
yah begitulah klo kerja di perusahaan
sikut kanan
sikut kiri
jilat atas
tendang bawah
:)) :)) :))
paling enak klo kerja bagian pemasaran semua berdasarkan pencapaian naik pangkat juga hahaahha.
-
btw, sama lah dengan cari kang taw...kalau mau nakal yah barang palsu di bilang asli...barang jelek dibilang bagus biar banyak chuan nya..
tapi gitulah..kalau suatu saat terlihat..yah mampus dah. banyak gui ben nya.