Kenapa peserta di konsili ke-3 dan ke-4 tidak "merubah" kisah konsili ke-2 seolah2 sinkron dan tidak meninggalkan polemik ? Penentang Abhidhamma hanya berdasarkan pada kisah tentang pengulangan dhamma-vinaya di konsili ke-1... Yang mana kisah konsili ke-1 ini kita KETAHUI JALAN CERITA-nya BERDASARKAN apa yang di-hasilkan di konsili-konsili berikut-nya, terutama konsili ke-3 dan konsili ke-4...
Alur pikiran saya menggelitik... Bertanya-tanya... JIKA Kita-kita yang sekarang ini telah mempolemik-kan SINKRONISASI Pembabaran Abhidhamma dengan KETIADAAN KISAH PENGULANGAN di KONSILI ke-1... MENGAPA bhikkhu2 peserta di konsili ke-3 dan ke-4 tidak MERUBAH / MENG-EDIT saja kisah pengulangan di KONSILI ke-1 dan Ke-2 supaya kelihatan SINKRON ?
Tentu saja bisa dijawab : OOHHH... MEREKA TIDAK SADAR...
Dan apakah MEREKA tidak SADAR, KITA yang SADAR ? Saya tidak dalam kapasitas menyatakan bahwa Bhikkhu2 di konsili ke-3 dan konsili ke-4 tidak MENGETAHUI tentang POTENSI POLEMIK pembabaran ABHIDHAMMA... tetapi jika memang hendak di-rubah / di-edit... seharus-nya pemikiran tentang KISAH yang SINKRON itu harus muncul di konsili ke-3 / ke-4...
Emang-nya kita pada jaman sekarang ini saja "PINTER" menganalisa sutta-vinaya... bhikkhu2 jaman dulu (jika dikatakan memang mencoba merubah ajaran) itu "BODOH" sehiingga tidak mengetahui potensi polemik...
KISAH-KISAH FIKTIF yang bagus-pun alur cerita harus nyambung depan ke belakang... Maka sangat mengherankan jika, EDIT-an itu tidak terpikiran untuk di EDIT- SINKRONISASI kisah pembabaran abhidhamma-nya... Dan tetap saja bisa dijawab : MUNGKIN BHIKKHU (konsili ke-3 dstnya ) itu BODOH2, gak tahu NIPU / EDIT.
ada banyak bukti2 yang sebaliknya dan mayoritas skolar berpendapat itu tidak otentik, tapi ini bukan tempat yang tepat untuk mendiskusikan keotentikan abhidhamma. sudah banyak thread dibikin untuk itu. silakan didiskusikan di sana...
kembali ke point saya sebelumnya, tidak ada otoritas yang bisa dijadikan patokan untuk segala macam perbedaan pendapat di buddhism, bahkan di dalam theravada saja terdapat hutan rimba pendapat yang saling bertentangan, segala macam teori meditasi...
imo, diterima saja adanya perbedaan pendapat itu. tidak perlu memaksakan hanya ada satu pendapat yang benar dan tidak perlu mengkafirkan pendapat yang lain...