tapi ada bagusnya dengan robot..kurang-kurangi penyebaran penyakit.
mengurangi resiko penyakit seksual mungkin iya (tapi blom tau juga jika robot ini dirental kan, soalnya harganya mahal, siapa tau aja di rentalkan ke sesama teman xixixixi)
itu soal penyakit seksual, kalo soal 'penyakit mental' mah nambah kali ya... objek seks yg tadinya lawan jenis sekarang beralih ke benda mati... namun jika dibahas dari sudut pandang Abhidhamma, objek adalah netral (lawan jenis, gambar, film, robot, bahkan tiang tembok pun adalah netral)... cetana batin lah yg membuatnya berbeda; yakni seberapa besar hasrat kita ingin terpuaskan....
Ilustrasi nya begini:
~ ada orang yg obyek seks nya adalah wanita (normal nih ceritanya), namun hampir tiap hari dilampiaskan, tiap detik pikirannya 'wanita' melulu... artinya pikiran orang ini penuh dengan lobha (yg memerosotkan batin) tiap saat
bandingkan dengan
~ ada orang yg objek nya adalah robot seks (tidak wajar kan?) namun ia hanya memuaskannya sebulan sekali. Artinya cetananya hanya sebulan sekali 'terbakar' akusala citta tsb.
Ini hanya contoh ekstrim untuk menunjukkan bahwa dalam Buddhisme bukan objeklah yg menentukan kualitas batin, namun dorongan/cetana kita.
Namun, BIASANYA objek2 yg tidak umum ini akan mengakibatkan vipaka yg -biasanya- jauh lebih buruk dibanding objek normal.
Ambil contoh pemuasan dengan objek robot ini (objek tidak umum), faktor2 yg berkemungkinan memberatkan vipaka adalah: semakin lobha krn setiap saat bisa diperoleh (disimpan dirumah kan?), menjadi semakin minder/kurang gaul, jika ketahuan akan dipermalukan umum, dll....
Jadi, bagusnya yah... yg normal2 aja kali ya..
::