//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72896 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #210 on: 02 June 2010, 05:44:20 PM »
Quote
Sang Buddha berkata:
melekat pada jasmani, aku ada, bukan tidak melekat...
dst utk ke4 khandha lainnya.

Bro Tesla yang baik, boleh tahu sumbernya mana dan terjemahan dari siapa bro?
terjemahan saya sendiri...
saya cuma menemukan disini dari link google... sudah lupa link aslinya di mana...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5941.msg153157.html#msg153157
silahkan dikoreksi.

Seingat saya yang menerjemahkan dengan cara demikian adalah pak Hudoyo Hupudio, saya masih ingat karena saya pernah membantah terjemahannya waktu itu, karena terjemahannya bias, disesuaikan dengan pandangannya sendiri, bukan menerjemahkan secara netral.

Quote
Quote
Pertanyaan saya belum dijawab bro kalau yang berada diluar adalah milikku apakah jantung, paru-paru dsbnya bukan milikku? jadi milik siapa?
anda menjurus ke debat kusir.
saya yakin anda tidak terlalu bodoh utk berpikir semua itu ada subjek yg memiliki dan tidak mengerti jawaban saya sebelumnya.
Menurut saya dalam diskusi yang baik, kalau kita ditanya, kita menjawab apa yang ditanyakan, tidak menjawab dengan berputar-putar, pertanyaannya sederhana kan? Hanya menanyakan jantung dan paru-paru anda milik siapa? Apakah menurut anda pertanyaan seperti itu menjurus ke debat kusir?

Quote
Quote
Apakah dalam diri anda ada sesuatu yang lain, selain dari kelima kelompok kemelekatan?
bukankah pertanyaan ini adalah rasa haus akan eksistensi itu sendiri. sadarkah anda?
Apakah rasa haus akan eksistensi termasuk dalam pancakhandha atau bukan termasuk panca khandha?

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #211 on: 03 June 2010, 07:03:10 AM »
Quote
Sang Buddha berkata:
melekat pada jasmani, aku ada, bukan tidak melekat...
dst utk ke4 khandha lainnya.

Bro Tesla yang baik, boleh tahu sumbernya mana dan terjemahan dari siapa bro?
terjemahan saya sendiri...
saya cuma menemukan disini dari link google... sudah lupa link aslinya di mana...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5941.msg153157.html#msg153157
silahkan dikoreksi.

Seingat saya yang menerjemahkan dengan cara demikian adalah pak Hudoyo Hupudio, saya masih ingat karena saya pernah membantah terjemahannya waktu itu, karena terjemahannya bias, disesuaikan dengan pandangannya sendiri, bukan menerjemahkan secara netral.
saya udah lupa, di  link itu saya ada link referensi ke Pali, silahkan anda buat versi anda sendiri.

Quote
Menurut saya dalam diskusi yang baik, kalau kita ditanya, kita menjawab apa yang ditanyakan, tidak menjawab dengan berputar-putar, pertanyaannya sederhana kan? Hanya menanyakan jantung dan paru-paru anda milik siapa? Apakah menurut anda pertanyaan seperti itu menjurus ke debat kusir?
saya udah menjawab sebelumnya.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #212 on: 03 June 2010, 07:26:17 AM »
Quote
Sang Buddha berkata:
melekat pada jasmani, aku ada, bukan tidak melekat...
dst utk ke4 khandha lainnya.

Bro Tesla yang baik, boleh tahu sumbernya mana dan terjemahan dari siapa bro?
terjemahan saya sendiri...
saya cuma menemukan disini dari link google... sudah lupa link aslinya di mana...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5941.msg153157.html#msg153157
silahkan dikoreksi.

Seingat saya yang menerjemahkan dengan cara demikian adalah pak Hudoyo Hupudio, saya masih ingat karena saya pernah membantah terjemahannya waktu itu, karena terjemahannya bias, disesuaikan dengan pandangannya sendiri, bukan menerjemahkan secara netral.
saya udah lupa, di  link itu saya ada link referensi ke Pali, silahkan anda buat versi anda sendiri.

Quote
Menurut saya dalam diskusi yang baik, kalau kita ditanya, kita menjawab apa yang ditanyakan, tidak menjawab dengan berputar-putar, pertanyaannya sederhana kan? Hanya menanyakan jantung dan paru-paru anda milik siapa? Apakah menurut anda pertanyaan seperti itu menjurus ke debat kusir?
saya udah menjawab sebelumnya.

_/\_
rekan tesla yang baik (cieee ngikutin kakakakak) yang anda kutip itu bukan perkataan Buddha, ini terjemaahan lengkapnya :
(83) ânando - Venerable ânanda

1. I heard thus. At one time venerable ânanda lived in the monastery offered by Anàthapiõóika in Jeta's grove in Sàvatthi.

2. From there venerable ânanda addressed the monks: Friends, monks!

And those monks replied: Yes, friend.

Venerable ânanda said:

3. Friends, when I was a novice, venerable Puõõa Mantàniputta helped me much. He advised me thus: Friend, ânanda, it occurs `I am' on account of seizing not without.

4. Seizing what does it occur `I am'.

Seizing matter it occurs, I am, not without . Seizing, feelings, perceptions, intentions and seizing consciousness it occurs, I am, not without.

5. Friend, ânanda, like a young man, woman or a child fond of adorning would see the reflection of the face in a mirror or a pure water surface, in the same manner friend, approaching matter one would think I am. Approaching feelings he would think I am. Approaching perceptions he would think I am. Approaching intentions he would think I am; And approaching consciousness he would think I am.

6. ânanda, is matter permanent or impermanent?

Friend, it is impermanent.

That which is impermanent, is it unpleasant or pleasant?

Friend, it is unpleasant.

That which is impermanent, unpleasant and changing, is it suitable to be reflected, it is mine, I am that, it is my self?

That is not so, friend.

7-10. Are feelings, perceptions, intentions or consciousness permanent or impermanent?

Friend, they are impermanent.

Those which are impermanent, are they unpleasant or pleasant?

Friend, they are unpleasant.

Those which are impermanent, unpleasant changing are they suitable to be reflected they are mine, I am there, it is my self?

That is not so, friend.

11. Therefore friend, whatever matter, feelings, perceptions, intentions, and consciousness in the past, future or at present, seized or not rough or fine, unexalted or exalted, far or near, is not mine, I am not there, it is not my self.

12. ânanda, the learned noble disciple seeing it thus turns from matter, turns from feelings, turns from perceptions, turns from intentions and turns from consciousness. Turning looses interest. Loosing interest is released and knowledge arises I am released. He knows birth is destroyed, the holy life is lived to the end, duties are done and I have nothing more to wish.

13. Friend, when I was a novice, venerable Puõõa Mantàniputta helped me much. He advised me, in this: manner and hearing this exposition I grasped the essence of the Teaching.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #213 on: 03 June 2010, 07:50:17 AM »
Quote
Sang Buddha berkata:
melekat pada jasmani, aku ada, bukan tidak melekat...
dst utk ke4 khandha lainnya.

Bro Tesla yang baik, boleh tahu sumbernya mana dan terjemahan dari siapa bro?
terjemahan saya sendiri...
saya cuma menemukan disini dari link google... sudah lupa link aslinya di mana...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5941.msg153157.html#msg153157
silahkan dikoreksi.

Seingat saya yang menerjemahkan dengan cara demikian adalah pak Hudoyo Hupudio, saya masih ingat karena saya pernah membantah terjemahannya waktu itu, karena terjemahannya bias, disesuaikan dengan pandangannya sendiri, bukan menerjemahkan secara netral.
saya udah lupa, di  link itu saya ada link referensi ke Pali, silahkan anda buat versi anda sendiri.

Bro Tesla yang baik, bagi seseorang yang sungguh-sungguh ingin belajar Dhamma dan mengerti resiko memburuk-burukkan Dhamma, dia tak akan berani mengubah dan memodifikasi Dhamma sesuai keperluannya, apalagi "sok tahu" dengan serampangan mengatakan Dhamma yang ini valid yang itu tidak valid. Karena ia menghormati Dhamma, karena ia telah menyatakan berlindung pada Tiratana yaitu : Buddha, Dhamma dan Sangha.

Quote
Quote
Menurut saya dalam diskusi yang baik, kalau kita ditanya, kita menjawab apa yang ditanyakan, tidak menjawab dengan berputar-putar, pertanyaannya sederhana kan? Hanya menanyakan jantung dan paru-paru anda milik siapa? Apakah menurut anda pertanyaan seperti itu menjurus ke debat kusir?
saya udah menjawab sebelumnya.
Yang mana bro? yang ini?

"mengenai jantung dll, disini mulai bias. sebab dalam bahasa sehari2, aku,saya,gw,dll ditujukan pada suatu persona/eksistensi/individu/character. dan persona itulah yg memiliki fisik & batinnya, berhubung ia terlahir bersama dg itu semua. padahal justru sebaliknya, kemelekatan thd fisik & batin inilah yg memunculkan persona itu sendiri."

atau yang ini?

"anda menjurus ke debat kusir.
saya yakin anda tidak terlalu bodoh utk berpikir semua itu ada subjek yg memiliki dan tidak mengerti jawaban saya sebelumnya.
"

apakah menurut anda ini jawaban? apakah ini jawaban dari pertanyaan saya? Maaf saya bingung dengan jawaban anda tidak jelas apa maksudnya.
Karena jawaban tidak nyambung dengan pertanyaan.


Quote
Quote
Quote
Apakah dalam diri anda ada sesuatu yang lain, selain dari kelima kelompok kemelekatan?

bukankah pertanyaan ini adalah rasa haus akan eksistensi itu sendiri. sadarkah anda?

Apakah rasa haus akan eksistensi termasuk dalam pancakhandha atau bukan termasuk panca khandha?

Yang ini juga belum dijawab bro... dalam diri anda apakah ada sesuatu yang lain selain dari pancakhandha?

_/\_
« Last Edit: 03 June 2010, 07:53:19 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #214 on: 03 June 2010, 08:00:04 AM »
Quote
Sang Buddha berkata:
melekat pada jasmani, aku ada, bukan tidak melekat...
dst utk ke4 khandha lainnya.

Bro Tesla yang baik, boleh tahu sumbernya mana dan terjemahan dari siapa bro?
terjemahan saya sendiri...
saya cuma menemukan disini dari link google... sudah lupa link aslinya di mana...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5941.msg153157.html#msg153157
silahkan dikoreksi.

Seingat saya yang menerjemahkan dengan cara demikian adalah pak Hudoyo Hupudio, saya masih ingat karena saya pernah membantah terjemahannya waktu itu, karena terjemahannya bias, disesuaikan dengan pandangannya sendiri, bukan menerjemahkan secara netral.
saya udah lupa, di  link itu saya ada link referensi ke Pali, silahkan anda buat versi anda sendiri.

Quote
Menurut saya dalam diskusi yang baik, kalau kita ditanya, kita menjawab apa yang ditanyakan, tidak menjawab dengan berputar-putar, pertanyaannya sederhana kan? Hanya menanyakan jantung dan paru-paru anda milik siapa? Apakah menurut anda pertanyaan seperti itu menjurus ke debat kusir?
saya udah menjawab sebelumnya.

_/\_
rekan tesla yang baik (cieee ngikutin kakakakak) yang anda kutip itu bukan perkataan Buddha, ini terjemaahan lengkapnya :
(83) ânando - Venerable ânanda

1. I heard thus. At one time venerable ânanda lived in the monastery offered by Anàthapiõóika in Jeta's grove in Sàvatthi.

2. From there venerable ânanda addressed the monks: Friends, monks!

And those monks replied: Yes, friend.

Venerable ânanda said:

3. Friends, when I was a novice, venerable Puõõa Mantàniputta helped me much. He advised me thus: Friend, ânanda, it occurs `I am' on account of seizing not without.

4. Seizing what does it occur `I am'.

Seizing matter it occurs, I am, not without . Seizing, feelings, perceptions, intentions and seizing consciousness it occurs, I am, not without.

5. Friend, ânanda, like a young man, woman or a child fond of adorning would see the reflection of the face in a mirror or a pure water surface, in the same manner friend, approaching matter one would think I am. Approaching feelings he would think I am. Approaching perceptions he would think I am. Approaching intentions he would think I am; And approaching consciousness he would think I am.

6. ânanda, is matter permanent or impermanent?

Friend, it is impermanent.

That which is impermanent, is it unpleasant or pleasant?

Friend, it is unpleasant.

That which is impermanent, unpleasant and changing, is it suitable to be reflected, it is mine, I am that, it is my self?

That is not so, friend.

7-10. Are feelings, perceptions, intentions or consciousness permanent or impermanent?

Friend, they are impermanent.

Those which are impermanent, are they unpleasant or pleasant?

Friend, they are unpleasant.

Those which are impermanent, unpleasant changing are they suitable to be reflected they are mine, I am there, it is my self?

That is not so, friend.

11. Therefore friend, whatever matter, feelings, perceptions, intentions, and consciousness in the past, future or at present, seized or not rough or fine, unexalted or exalted, far or near, is not mine, I am not there, it is not my self.

12. ânanda, the learned noble disciple seeing it thus turns from matter, turns from feelings, turns from perceptions, turns from intentions and turns from consciousness. Turning looses interest. Loosing interest is released and knowledge arises I am released. He knows birth is destroyed, the holy life is lived to the end, duties are done and I have nothing more to wish.

13. Friend, when I was a novice, venerable Puõõa Mantàniputta helped me much. He advised me, in this: manner and hearing this exposition I grasped the essence of the Teaching.

terimakasih rekan ryu yg baik _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #215 on: 03 June 2010, 08:19:17 AM »
Bro Tesla yang baik, bagi seseorang yang sungguh-sungguh ingin belajar Dhamma dan mengerti resiko memburuk-burukkan Dhamma, dia tak akan berani mengubah dan memodifikasi Dhamma sesuai keperluannya, apalagi "sok tahu" dengan serampangan mengatakan Dhamma yang ini valid yang itu tidak valid. Karena ia menghormati Dhamma, karena ia telah menyatakan berlindung pada Tiratana yaitu : Buddha, Dhamma dan Sangha.
anda punya standar sendiri bagaimana orang yg sungguh2 ingin belajar dhamma, perlu dicamkan, standar itu adalah sebuah pandangan yg belum tentu benar. selebihnya judge anda thd Hudoyo tidak perlu dipost disini, karena anda bicara dg saya. apa perlu saya kasih alamat emailnya? :P

Quote
apakah menurut anda ini jawaban? apakah ini jawaban dari pertanyaan saya? Maaf saya bingung dengan jawaban anda tidak jelas apa maksudnya.
Karena jawaban tidak nyambung dengan pertanyaan.
terakhir, rekan fabian yg baik.
jika saya mengidentifikasi tidak ada kemajuan dalam komunikasi ini, lebih baik kita tidak membuang waktu.

1. anda bertanya "siapa" yg memiliki ini & itu.
2. utk bertanya demikian, anda harus punya basis, "ada subjek yg memiliki ini & itu"
3. sementara, "subjek" itu sendiri masih sebuah tanda tanya apakah ada atau tidak ada
4. dan jika menjawab pertanyaan tsb, sama saja dg menerima bahwa "ada subjek yg memiliki ini & itu"

saya di sini tidak punya basis bahwa ada subjek yg memiliki ini & itu, apakah anda ada basis demikian shg bisa bertanya "siapa yg memiliki" ini & itu?

Quote
Apakah rasa haus akan eksistensi termasuk dalam pancakhandha atau bukan termasuk panca khandha?
begini,
rasa haus adalah rasa hausnya sendiri, alias kemelekatannya. bukan pancakhandhanya.
yg menjadi asal dukkha adalah kemelekatannya, bukan pancakhandhanya.
(a bit extreme) dalam Buddhisme, yg disebut mahkluk hidup adalah dimana ada "kemelekatan" thd panca khanda. bukan panca khandha itu sendiri.

Quote
apakah ada sesuatu di luar pancakhandha?
begini, rekan fabian.
yg ada nyata sekarang adalah panca khandha, nama & rupa, fisik & batin, matter & mind.
ketika mencari sesuatu di luar itu, anda membuang waktu utk sesuatu yg tidak dapat dijangkau.
dan utk bebas dari dukkha, cukup kemelekatan thd pancakhandha ini yg dipadamkan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #216 on: 03 June 2010, 02:41:14 PM »
Kalau bicara tentang pannati, tentu harus ada istilah kepemilikan... Tetapi di dalam konteks diskusi ini seharusnya yang dimaksud adalah arti kepemilikan di pandang dari pengertian paramatha. Jadi kembali lagi ditanyakan... Apakah memang ada "sesuatu"/"objek" yang bisa dimiliki ?

jika ditanya bisa atau tidak bisa jadi subjektif lagi alias pannati.
begini aja, pemikiran "aku memiliki" bisa ada. tetapi kepemilikan hanyalah pemikiran itu sendiri.

apa bisa di katakan ... WHAT THE HELL, apakah itu ada atau tidak ?

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #217 on: 03 June 2010, 03:00:29 PM »
Kalau bicara tentang pannati, tentu harus ada istilah kepemilikan... Tetapi di dalam konteks diskusi ini seharusnya yang dimaksud adalah arti kepemilikan di pandang dari pengertian paramatha. Jadi kembali lagi ditanyakan... Apakah memang ada "sesuatu"/"objek" yang bisa dimiliki ?

jika ditanya bisa atau tidak bisa jadi subjektif lagi alias pannati.
begini aja, pemikiran "aku memiliki" bisa ada. tetapi kepemilikan hanyalah pemikiran itu sendiri.
apa bisa di katakan ... WHAT THE HELL, apakah itu ada atau tidak ?

ada suatu ketika seseorang bertanya kepada Buddha, apakah atta itu ada atau tidak, Sang Buddha tetap diam walau ditanya 3x. & akhirnya orang itu pergi...

byk Buddhist, menterjemahkan/menangkap anatta sbg tidak-adanya atta... hal ini menghasilkan kebingunggan baru & mengaburkan makna kehidupan suci... utk apa menjalani kehidupan suci jika pada hakikatnya "tidak ada" apa2 yg perlu dibebaskan dari penderitaan :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #218 on: 03 June 2010, 03:10:01 PM »
Kalau bicara tentang pannati, tentu harus ada istilah kepemilikan... Tetapi di dalam konteks diskusi ini seharusnya yang dimaksud adalah arti kepemilikan di pandang dari pengertian paramatha. Jadi kembali lagi ditanyakan... Apakah memang ada "sesuatu"/"objek" yang bisa dimiliki ?

jika ditanya bisa atau tidak bisa jadi subjektif lagi alias pannati.
begini aja, pemikiran "aku memiliki" bisa ada. tetapi kepemilikan hanyalah pemikiran itu sendiri.
apa bisa di katakan ... WHAT THE HELL, apakah itu ada atau tidak ?

ada suatu ketika seseorang bertanya kepada Buddha, apakah atta itu ada atau tidak, Sang Buddha tetap diam walau ditanya 3x. & akhirnya orang itu pergi...

byk Buddhist, menterjemahkan/menangkap anatta sbg tidak-adanya atta... hal ini menghasilkan kebingunggan baru & mengaburkan makna kehidupan suci... utk apa menjalani kehidupan suci jika pada hakikatnya "tidak ada" apa2 yg perlu dibebaskan dari penderitaan :)
Kalau bicara tentang pannati, tentu harus ada istilah kepemilikan... Tetapi di dalam konteks diskusi ini seharusnya yang dimaksud adalah arti kepemilikan di pandang dari pengertian paramatha. Jadi kembali lagi ditanyakan... Apakah memang ada "sesuatu"/"objek" yang bisa dimiliki ?

jika ditanya bisa atau tidak bisa jadi subjektif lagi alias pannati.
begini aja, pemikiran "aku memiliki" bisa ada. tetapi kepemilikan hanyalah pemikiran itu sendiri.
apa bisa di katakan ... WHAT THE HELL, apakah itu ada atau tidak ?

ada suatu ketika seseorang bertanya kepada Buddha, apakah atta itu ada atau tidak, Sang Buddha tetap diam walau ditanya 3x. & akhirnya orang itu pergi...

byk Buddhist, menterjemahkan/menangkap anatta sbg tidak-adanya atta... hal ini menghasilkan kebingunggan baru & mengaburkan makna kehidupan suci... utk apa menjalani kehidupan suci jika pada hakikatnya "tidak ada" apa2 yg perlu dibebaskan dari penderitaan :)

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,16557.135.html
reply #137
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #219 on: 03 June 2010, 03:57:39 PM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,16557.135.html
reply #137

yah memang ada 2 pendapat umum, yaitu
1. no self
2. not self
yg ga disebut jgn marah

yg berpendapat no-self, akan lari ke kesimpulan sebenarnya tidak ada apa2 yg perlu dibebaskan.
namun jika tidak ada apa2 yg perlu dibebaskan dari penderitaan, tidak ada apa2 yg pada hakikatnya perlu utk melewati pantai eksistensi, tidak ada apa2 yg pada hakikatnya terlahir kembali maka utk apa menjalani kehidupan suci :)

mungkin ini terdengar seolah saya mengatakan "ada" sesuatu yg lain. namun tidak demikian. menurut saya, jika ingin terbebaskan, kita harus mengesampingkan masalah ada ataupun tidak ada dahulu... kita harus fokus kepada dukkha, yg nyata2 ada sekarang. setelah itu......................................... terserah anda

tambahan
« Last Edit: 03 June 2010, 04:17:43 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #220 on: 03 June 2010, 04:32:54 PM »
Kalau bicara tentang pannati, tentu harus ada istilah kepemilikan... Tetapi di dalam konteks diskusi ini seharusnya yang dimaksud adalah arti kepemilikan di pandang dari pengertian paramatha. Jadi kembali lagi ditanyakan... Apakah memang ada "sesuatu"/"objek" yang bisa dimiliki ?

jika ditanya bisa atau tidak bisa jadi subjektif lagi alias pannati.
begini aja, pemikiran "aku memiliki" bisa ada. tetapi kepemilikan hanyalah pemikiran itu sendiri.
apa bisa di katakan ... WHAT THE HELL, apakah itu ada atau tidak ?

ada suatu ketika seseorang bertanya kepada Buddha, apakah atta itu ada atau tidak, Sang Buddha tetap diam walau ditanya 3x. & akhirnya orang itu pergi...

byk Buddhist, menterjemahkan/menangkap anatta sbg tidak-adanya atta... hal ini menghasilkan kebingunggan baru & mengaburkan makna kehidupan suci... utk apa menjalani kehidupan suci jika pada hakikatnya "tidak ada" apa2 yg perlu dibebaskan dari penderitaan :)
rekan tesla yang baik, Buddha tidak menjawab karena beliau tahu batin si orang itu belum siap, nah ketika muridnya sudah siap apakah yang di terangkan oleh Buddha? apakah atta ada/tidak ada?

seperti cerita ini :
Suatu kali Maha Moggalana Thera dan Lakkhana Thera tinggal di bukit Gijjhakuta yan terletak di sebelah utara kota Rajagraha. Pada hari berikutnya kedua Thera itu menuruni bukit untuk ber-pindapatta di kota. Moggalana Thera, dalam perjalanan menuruni bukit, dengan kekuatan supranaturalnya, melihat mahkluk peta  yang hanya terdiri dari tulang belulang saja. Si mahkluk, kerangka itu, menangis dengan keras dan sangat menyayat hati. Sementara dibelakangnya mengejar burung layang-layang, burung gagak dan burung pemakan bangkai mematuki sisa-sisa daging dari mahkluk ini.
Lalu muncul suatu penglihatan di dalam diri Moggalana Thera atas semua kekuatan kamma-nya. Beliau melihat bagaimana kekotoran batinnya telah punah sama sekali. Sehingga tak ada kesempatan baginya untuk terlahir seperti mahkluk yang dilihatnya barusan. Pengetahuan batin ini membuat Sang Thera diliputi kebahagiaan sehingga beliau tersenyum. Perlu diketahui, seorang arahat yang merasa gembira tidak pernah tertawa keras-keras. Mereka pun jarang tersenyum kecuali untuk alasan yang sangat penting. Lakkhana Thera yang melihat hal ini, bertanya kepada Moggalana Thera, mengapa beliau tersenyum. Beliau menjawab kepada Lakkhana Thera bahwa ia akan menceritakan alasannya nanti di hadapan Sang Buddha.
Setelah berkeliling mengumpulkan dana makanan kedua thera pergi ke vihara dimana Sang Buddha berdiam. Kemudian Lakkhana Thera bertanya lagi kepada Moggalana Thera mengapa beliau tersenyum. Beliau menjawab, “Ketika kami menuruni bukit Gijjhakuta, saya melihat sesosok peta berlari di angkasa dikejar oleh burung gagak, burung layang-layang dan burung pemakan bangkai. Burung-burung itu mematuki dan memakan sisa daging dan ‘jeroan’ dari kerangka tersebut. Si peta menjerit dan menangis kesakitan. Ketika melihat hal ini saya mengatakan kepada diri sendiri alasan yang membuat mahkluk itu terlahir dengan penderitaan semacam itu”.
Mendengar hal ini Sang Buddha memberi penjelasan demikian, “O, para bhikkhu. Muridku Moggalana Thera memiliki mata kebijaksanaan sehingga ia telah melihat mahkluk demikian. Dan, biarlah kenyataan ini menunjukkan bahwa mahkluk semacam ini memang ada. Aku sendiri telah melihat mereka ketika pertama kali memperoleh pencerahan di bawah pohon Bodhi. Tapi, aku tak pernah mengatakan kepadamu sebelumnya tentang hal ini. Bila aku menceritakan hal ini sebelumnya, maka akan menimbulkan keraguan bagi orang yang tidak percaya. Keragu-raguan itu akan menumbuhkan akusala kamma, akibat yang tak bermanfaat, pada diri mereka”.
“Kenyataannya, yang telah dilihat oleh Moggalana Thera, dalam salah satu kehidupannya dulu adalah seorang penjagal hewan. Karena perbuatan buruknya setelah meninggal dunia ia terlahir di neraka dan tinggal di tempat itu ber-kalpa-kalpa lamanya. Perbuatan buruk itu tetap bekerja dan menghukumnya. Sehingga dalam kehidupannya saat ini ia terlahir lagi sebagai sesosok peta dengan tubuh berbentuk tulang-belulang”.
Sang Buddha menyebut mata kebijaksanaan. Dimana dikatakan, orang-orang awam tak mungkin melihat mahkluk-mahkluk semacam ini. Mereka hanya bisa terlihat oleh para arahat yang memiliki kekuatan supranatural yang disebut abinna. Pengetahuan moderen belum mampu membuktikan keberadaan mahkluk-mahkluk ini. Tapi ketiadaan bukti bagi ilmu pengetahuan moderen tidak menuju kesimpulan bahwa mereka tidak ada.
Sebelumnya Sang Buddha menolak menceritaan keberadaan mahkluk ini. Biarlah orang yang ragu-ragu dan memiliki pikiran buruk mencatat kenyataan ini. Bentuk-bentuk pikiran tak bermanfaat ini bisa mengakibatkan aksi yang tak bermanfaat. Sehingga, saat Moggalana Thera menceritakan pengalamannya barulah Sang Buddha mendukung cerita nyata dari muridnya ini. Para pengkritik dan orang yang suka beradu argumentasi muncul dari ketiadaan bukti fisik secara jelas yang secara umum akan menciptakan keragu-raguan. Bentuk pikiran semacam ini adalah akusala dhamma dan ini akan membuka jalan bagi pemilik pikiran ini untuk menuju ke kehidupan di alam-alam bawah.
Apa yang ingin saya tegaskan dengan penuh hormat tentang cerita ini adalah si peta, dulunya sebagai seorang penjagal binatang, telah membunuh dan memenggal banyak kepala hewan yang memungkinkan baginya untuk memenuhi kebutuhannya. Ia membunuh hewan-hewan itu untuk menyantap dagingnya dan untuk memenuhi kebutuhan ke-5 khandha-nya. Tapi, orang ini harus membayar seluruh perbuatannya dengan menderita di alam neraka setelah kematiannya selama tak berbilang tahun. Meski kemudian ia bisa keluar dari alam neraka, akibat dari endapan kamma buruknya masih ia terima. Beban ke-5 khandha memang berat.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #221 on: 03 June 2010, 04:49:15 PM »
Yang saya tahu, Buddha mengatakan orang yang meninggalkan rumah tangga untuk hidup sebagai bhikkhu dalam vinaya, bermoral, mengembangkan jhana (I-IV), mengembangkan 3 pengetahuan dan mengakhiri dukkha, tetap tidak bisa menjawab pertanyaan tentang teori "atta" karena hal demikian memang tidak ada hubungannya dengan apa yang diajarkan Buddha.

Tentang Anatta, Buddha mengatakan apa yang dipersepsi adalah tidak kekal. Yang tidak kekal adalah tidak memuaskan, dan karena itu tidak bisa disebut sebagai "diri/atta" = anatta. Setahu saya, Buddha tidak pernah membahas "atta" lebih dari itu.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #222 on: 03 June 2010, 04:58:36 PM »
Quote
rekan tesla yang baik, Buddha tidak menjawab karena beliau tahu batin si orang itu belum siap, nah ketika muridnya sudah siap apakah yang di terangkan oleh Buddha? apakah atta ada/tidak ada?

benar, ada pendapat bahwa batin orang tsb tidak siap utk menerima jawaban.
yah pendapat saya tidak sama, itu aja.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #223 on: 03 June 2010, 05:24:10 PM »
Yang saya tahu, Buddha mengatakan orang yang meninggalkan rumah tangga untuk hidup sebagai bhikkhu dalam vinaya, bermoral, mengembangkan jhana (I-IV), mengembangkan 3 pengetahuan dan mengakhiri dukkha, tetap tidak bisa menjawab pertanyaan tentang teori "atta" karena hal demikian memang tidak ada hubungannya dengan apa yang diajarkan Buddha.

Tentang Anatta, Buddha mengatakan apa yang dipersepsi adalah tidak kekal. Yang tidak kekal adalah tidak memuaskan, dan karena itu tidak bisa disebut sebagai "diri/atta" = anatta. Setahu saya, Buddha tidak pernah membahas "atta" lebih dari itu.
‘Maka, ânanda, batin-dan-jasmani ini adalah akar, penyebab, asal-mula, kondisi bagi semua kontak.’
21. ‘Aku mengatakan: “Kesadaran mengondisikan batin-dan-jasmani.” … [63] jika kesadaran tidak masuk ke dalam rahim ibu, akankah batin-dan-jasmani berkembang di sana?’ ‘Tidak, Bhagavà.’
‘Atau jika kesadaran, setelah memasuki rahim ibu, kemudian dibelokkan, akankah batin-dan-jasmani itu dilahirkan dalam kehidupan ini?’ ‘Tidak Bhagavà.’ ‘Dan jika kesadaran dari makhluk muda tersebut, laki-laki atau perempuan, dipotong, akankah batin-dan-jasmani tumbuh, berkembang dan dewasa?’ ‘Tidak, Bhagavà.’ ‘Oleh karena itu, ânanda, kesadaran ini adalah akar, penyebab, asal-mula, kondisi bagi batin-dan-jasmani.’
22. ‘Aku mengatakan: “Batin-dan-jasmani mengondisikan kesadaran.” … jika kesadaran tidak menemukan tempat bersandar dalam batin-dan-jasmani, akankah selanjutnya ada kelahiran, kematian, dan penderitaan?’ ‘Tidak, Bhagavà.’ Oleh karena itu, ânanda, batin-dan-jasmani ini adalah akar, penyebab, asal-mula, kondisi bagi kesadaran. Sejauh itulah, ânanda, kita dapat melacak327 kelahiran dan kerusakan, kematian dan kejatuhan ke alam-alam lain dan terlahir kembali,328 sedemikian jauhlah jalan pembentukan, konsep, sedemikian jauhlah, bidang pemahaman, sedemikian jauhlah lingkaran berputar [64] sejauh yang bisa dilihat dalam kehidupan ini,329 yaitu batin-dan-jasmani bersama dengan kesadaran.’
23. ‘Dalam cara bagaimanakah, ânanda, orang-orang menjelaskan sifat dari diri? Beberapa menyatakan diri sebagai bermateri dan terbatas,330 mengatakan: “Diriku adalah bermateri dan terbatas;” beberapa menyatakannya sebagai bermateri dan tidak terbatas …
Khotbah Panjang Tentang Asal-Mula 195
beberapa menyatakannya sebagai tanpa materi dan terbatas …; beberapa menyatakannya sebagai tanpa materi dan tidak terbatas, mengatakan: “Diriku adalah tanpa materi dan tidak terbatas.”’
24. ‘Siapa pun yang menyatakan diri sebagai bermateri dan terbatas, menganggapnya sebagai demikian saat ini, atau di alam berikutnya, berpikir: “Meskipun tidak demikian saat ini, aku akan mendapatkannya di sana.”331 Karena itu, itulah yang perlu dikatakan mengenai pandangan bahwa diri adalah bermateri dan terbatas, dan hal yang sama berlaku untuk teori-teori [65] lainnya. Demikianlah, ânanda, bagi mereka yang mengusulkan penjelasan tentang diri.’
25-26. ‘Bagaimanakah dengan mereka yang tidak menjelaskan sifat dari diri? … (seperti paragraf 23-24 tetapi kebalikannya.)’ [66]
27. ‘Dengan cara bagaimanakah, ânanda, orang-orang menganggap diri? Mereka menyamakannya dengan perasaan: “Perasaan adalah diriku,”332 atau: “Perasaan bukanlah diriku, diriku tidak terlihat,”333 atau: “Perasaan bukanlah diriku, tetapi diriku bukan tidak terlihat, ini adalah suatu sifat yang hanya dapat dirasakan.”’334
28. ‘Sekarang, ânanda, seorang yang mengatakan: “Perasaan adalah diriku,” harus diberitahu: “Ada tiga jenis perasaan, Teman: menyenangkan, menyakitkan, dan netral. Yang manakah di antara ketiga itu yang engkau anggap dirimu?” Ketika perasaan menyenangkan dirasakan, perasaan menyakitkan atau netral tidak dirasakan, tetapi hanya perasaan menyenangkan. Ketika perasaan menyakitkan dirasakan, tidak ada perasaan menyenangkan atau netral yang dirasakan. Dan ketika perasaan netral dirasakan, tidak ada perasaan menyenangkan atau menyakitkan dirasakan.’
29. ‘Perasaan menyenangkan adalah tidak kekal, terkondisi,335 muncul bergantungan, mengalami kerusakan, mengalami pelenyapan, memudar, padam – dan demikian pula perasaan menyakitkan [67] dan perasaan netral. Maka siapa pun yang, ketika mengalami suatu perasaan menyenangkan, berpikir: “Ini adalah diriku,” akan, saat
196 D īãgha Nikà āya 15: Mahànidàna Sutta
lenyapnya perasaan menyenangkan itu, berpikir: “Diriku telah lenyap!” dan demikian pula dengan perasaan menyakitkan dan perasaan netral. Karena itu, siapa pun yang berpikir: “Perasaan adalah diriku” merenungkan sesuatu dalam kehidupan ini yang tidak kekal, campuran antara kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, mengalami kemunculan dan pelenyapan. Oleh karena itu, tidaklah tepat mempertahankan: “Perasaan adalah diriku.”’
30. ‘Tetapi siapa pun yang mengatakan: “Perasaan bukanlah diriku, diriku tidak terlihat,” harus ditanya: “Jika, Teman, tidak ada perasaan sama sekali yang dialami, akankah ada pikiran: ‘Aku’?” [dan ia akan menjawab:] “Tidak, Bhagavà.”336 Oleh karena itu, tidaklah tepat mempertahankan: “Perasaan bukanlah diriku, diriku tidak terlihat.”’
31. ‘Dan siapa pun yang mengatakan: “Perasaan bukanlah diriku, tetapi diriku bukan tidak terlihat, ini adalah suatu sifat yang hanya dapat dirasakan.” Harus ditanya: “Baiklah, Teman, jika semua perasaan lenyap, akankah ada pikiran: ‘Aku adalah ini?’”337 [dan ia akan menjawab:] “Tidak, Bhagavà.” Oleh karena itu, tidaklah tepat mempertahankan: [68] “Perasaan bukanlah diriku, tetapi diriku bukan tidak terlihat, ini adalah suatu sifat yang hanya dapat dirasakan.”’
32. ‘Sejak saat, ânanda, ketika seorang bhikkhu tidak lagi menganggap perasaan sebagai diri, atau diri yang tidak terlihat, atau sebagai yang terlihat dan adalah sifat yang hanya bisa dirasakan, dengan tidak menganggap demikian, ia tidak melekat pada apa pun di dunia ini; karena tidak melekat, ia tidak bergairah oleh apa pun juga, dan dengan tidak bergairah, ia memperoleh pembebasan diri,338 dan ia mengetahui: “Kelahiran telah selesai, kehidupan suci telah dijalani, telah dilakukan apa yang harus dilakukan, tidak ada apa-apa lagi di sini.”’
‘Dan jika seseorang berkata kepada bhikkhu yang batinnya terbebaskan demikian: “Tathàgata ada setelah kematian,”339 itu akan [terlihat olehnya sebagai] suatu pendapat salah dan tidak
Khotbah Panjang Tentang Asal-Mula 197
tepat, demikian pula: “Tathàgata tidak ada setelah kematian ..., ada dan tidak ada ..., bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah kematian.” Mengapa demikian? Sejauh, ânanda, yang dicapai oleh pembedaan, sejauh yang dicapai oleh bahasa, sejauh yang dicapai oleh konsep, sejauh yang dicapai oleh pemahaman, sejauh yang dicapai dan diputar oleh lingkaran – bhikkhu itu terbebaskan dari semuanya oleh pengetahuan-super,340 dan untuk mempertahankan bahwa bhikkhu yang terbebaskan demikian itu tidak mengetahui dan tidak melihat adalah pandangan salah dan tidak benar.’


dari DN DC
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline thioboeki

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 122
  • Reputasi: 5
  • Dimana ada Kebahagian disitu ada Penderitaan,,
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #224 on: 31 May 2011, 11:12:06 PM »
                                            ( agar bisa baca lagi )
Dimana ada Kebahagian disana ada Penderitaan,,