//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72552 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #180 on: 01 June 2010, 12:24:28 AM »
Quote
[at] fabian
kalau tanpa kepercayaan atau iman, tentunya ajaran Buddha sudah masuk dalam golongan ilmu pengetahuan alam. lantas kenapa orang-orang non-Buddhist menambahkan embel-embel "agama" pada ajaran Buddha?


Bro 4DMYN yang baik, Umat Buddha bukan menambahkan embel-embel agama, tetapi meminta status sebagai agama agar dipandang pemerintah dan dihormati masyarakat. Selain itu agar haknya untuk beribadah terlindungi, bila statusnya bukan agama maka akan digolongkan aliran kepercayaan.

Mengenai ilmu pengetahuan alam, saya ingin bertanya pada bro 4dmyn, apakah ilmu psikologi atau ilmu ekonomi digolongkan ilmu pengetahuan alam?
BAgaimanakah kita menyikapi ilmu psikologi atau ilmu pengetahuan alam?
Apakah tidak diperlukan akal sehat?

Anda bebas memilih apakah menggunakan akal sehat menyikapi sesuatu atau percaya saja dan menelan mentah-mentah.

 _/\_
Quote
menurut saya, apabila benar ajaran Buddha tanpa iman/keyakinan, sebaiknya jangan lagi memakai embel-embel agama, karena dengan memakai embel-embel agama, bukannya dipandang pemerintah dan masyarakat, melainkan akan mengakibatkan ajaran Buddha terkotak-kotak dan tersudut.

Bro 4dmyn yang baik, ada perbedaan antara orang yang mempercayai begitu saja kisah ayam bertelur emas dan orang yang menanggapi kisah ayam bertelur emas dengan akal sehat. Orang-orang dungu mempercayai begitu saja kisah ayam bertelur emas karena kisah itu diceritakan gurunya.
gak nyambung,

Bro 4dmyn yang baik, saya rasa memang nggak nyambung, karena hanya orang yang kritis yang bila diberi analogi akan nyambung.

Quote
Quote
Quote
Apabila ajaran Buddha digolongkan dalam ilmu psikologi, ilmu pengetahuan alam, dll, maka akan lebih banyak orang yang mempelajari ajaran Buddha. seperti misalnya ajaran Phytagoras, karena ajaran phytagoras tidak memakai embel-embel agama, maka sekarang ajaran beliau dapat memasuki semua sekolah mulai dari SD sampai perguruan tinggi. bukankah hal ini jauh lebih baik? 
ada juga filsuf besar semacam Kong Hu Cu yang ajarannya dipelajari seluruh rakyat China, selama berabad-abad, (sampai-sampai para pionir revolusi perancis juga mempelajari filsafatnya ). ini semua dapat terjadi apabila embel-embel agama dilenyapkan.

Nampaknya saya perlu bertanya kepada bro 4dmyn karena argumen saudara nampaknya tidak nyambung. Apakah yang dimaksud agama, apakah definisi dan kriteria agama?

masyarakat umum jelas mendefinisikan hal ini: suatu ajaran yang memerlukan iman/keyakinan disebut sebagai agama.
ada sebagian ajaran Buddha yang memang dengan mudah dilogika, masuk akal, bisa dibuktikan, tapi ada beberapa bagian yang gak bisa dibuktikan : 6 alam kehidupan, nibbana, dll..
Sebaiknya anda lebih banyak mencari tahu definisi agama dan kriteria agama bro....
mengenai logis dan tak logis, bila ada suatu ajaran yang mengandung hal-hal yang logis, tetapi juga ada hal-hal yang tak logis, manakah yang anda terima? bagian yang  tak logis atau bagian yang logis atau terima seluruhnya?

Quote
Quote
Quote
tapi masalahnya sederhana saja apakah benar embel-embel agama pada ajaran Buddha ini dapat dilenyapkan begitu saja? benarkah tidak ada  keyakinan/iman dalam agama Buddha ?

Diatas saya sudah jawab pertanyaan saudara, sekarang saya menunggu jawaban pertanyaan saya, apakah definisi dan kriteria agama?

 _/\_
_/\_
« Last Edit: 01 June 2010, 12:40:09 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #181 on: 01 June 2010, 12:37:11 AM »
Bro Ryu yang baik, saya kehilangan komentar terhadap tulisan anda bro, jujur speechless deh...., paling bisa ngasih GRP :)  Oops maaf nunggu sebulan lagi nih...

Bila saya mengatakan "diri saya sedang sakit, ini bukan berarti saya percaya atta/roh yang sedang sakit, atau mengakui adanya atta/roh yang sakit, tetapi hanya menjelaskan bahwa jasmani saya sakit dan juga perasaan"

 _/\_
« Last Edit: 01 June 2010, 12:48:52 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #182 on: 01 June 2010, 06:21:31 AM »
Quote
Bila saya mengatakan "diri saya sedang sakit, ini bukan berarti saya percaya atta/roh yang sedang sakit, atau mengakui adanya atta/roh yang sakit, tetapi hanya menjelaskan bahwa jasmani saya sakit dan juga perasaan"

 _/\_

apalagi mengatakan atta/roh saya sakit, lebih lucu lagi =))
kam sia


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #183 on: 01 June 2010, 06:48:07 AM »
Bro Ryu yang baik, saya kehilangan komentar terhadap tulisan anda bro, jujur speechless deh...., paling bisa ngasih GRP :)  Oops maaf nunggu sebulan lagi nih...

Bila saya mengatakan "diri saya sedang sakit, ini bukan berarti saya percaya atta/roh yang sedang sakit, atau mengakui adanya atta/roh yang sakit, tetapi hanya menjelaskan bahwa jasmani saya sakit dan juga perasaan"

 _/\_
ngutang yak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #184 on: 01 June 2010, 08:07:22 AM »
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.

sok tau loe =))

menurut bro tesla ?

terjemahan formal utk anatta adalah no-self atau not-self.
saya bukan bilang no-soul tidak benar, cuma bilang sok tau pikiran orang lain aja bisa menilai demikian (org yg pake terjemahan self terlanjur percaya pada eternal soul... geli saya bacanya)

Bro Tesla yang baik, saya rasa anda menuduh diri sendiri sok tahu, karena saya tidak mengatakan seperti itu (org yg pake terjemahan self terlanjur percaya pada eternal soul...) 
Apakah anda bisa membaca pikiran saya sehingga menuduh saya seolah-olah bisa membaca pikiran orang? perhatikan bahwa setiap kalimat dipisahkan koma. Apakah anda terbiasa membaca tanpa peduli titik koma?
entah bahasa anda yg aneh, atau anda ga mo ngakui arti dari tulisan anda sebelumnya
ini saya quote tulisan anda sekali lagi:
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.
=))
Quote
Rupanya anda tidak jelas dengan tulisan saya, tanpa bertanya kepada saya apa maksudnya langsung menginterpretasikan tulisan saya. Sayangnya interpretasi anda salah  :)
jika ditilik dari sejarah, postingan anda selalu berhub dg debat di masa lalu, yah semoga saya yg salah :)

Quote
Baiklah supaya jangan berpanjang-panjang kita langsung to the point, saya ingin tahu anda ngotot not-self bukan no-self atau no-soul, jadi saya ingin bertanya:
- terangkan apa yang anda maksudkan bukan-diri (not-self)?
- menurut anda roh (soul) ada atau tidak?
yg ngotot "no-soul" itu Anda, bukan saya. di awal2 thread anda udah tanya sama saya, not-self apa, dan soul ada atau tidak. saya sudah menjawab. tapi anda ngotot tanya terus. 1000x pun anda tanya, jawaban saya tidak akan berubah. "bacalah essay bhikkhu Thanissaro tentang No-Self & Not-Self". disitu dibahas mengenai no-self & not-self. sementara diakhir essay tsb, pertanyaan tentang ada atau tidak ada akan hilang dengan sendirinya.

saya merasa terintimidasi nih, kaya diteror dg pertanyaan ini2 terus. :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #185 on: 01 June 2010, 10:36:09 AM »
Sering dikatakan dalam untaian...

Sabbe Sankhara Anicca
Sabbe Sankhara Dukkha
Sabbe Dhamma An-atta...

Jika Anicca dan Dukkha di-hubungkan dengan Sankhara (bentukan), mengapa An-atta di-taut-kan dengan istilah dhamma (fenomena) ? Lantas bagaimana penjelasan Sabbe Dhamma An-atta itu sendiri ?

ikutan nimbrung dikit Bros....

Sabbe Sankhara Anicca = segala sesuatu yg berkondisi adalah Anicca (mengalami perubahan, pelapukan, dsbnya)
~ Disini dijelaskan bahwa segala hal di kehidupan ini mempunyai penyebab / pengkondisi. Dan segala pengkondisi itu tidaklah tetap, namun mengalami perubahan.

Sabbe Sankhara Dukkha = segala sesuatu yg berkondisi adalah Dukkha (Tidak memuaskan, tidak sempurna, dsbnya).
~ Disini dijelaskan bahwa karena segala sesuatu megalami perubahan, kondisi pembentuk tidaklah kekal, maka segala sesuatu yg berkondisi dan mengalami perubahan adalah Dukkha adanya. Dukkha pengertiannya sangatlah beragam: penderitaan, ketidakpuasan, gejolak, ketidaksempurnaan, dsbnya.

Sabbe Dhamma Anatta = segala sesuatu yg berkondisi dan tidak berkondisi (termasuk Nibbana) adalah Anatta (tidak mempunyai inti, tidak mempunyai bentukan inti, jiwa, roh, atta, kepemilikan, dsbnya).
~ Khusus untuk Anatta, penjelasannya beda dengan dua yg diatas, karena: segala sesuatu yg berkondisi dan juga yg tidak berkondisi (Nibbana) sesungguhnya tidak mempunyai inti, bentukan, kepemilikan, ke-aku-an, apapun istilahnya. Segala sesuatu yg berkondisi dan juga Nibbana adalah Anatta.

dengan kata lain:
Nibbana bukanlah Anicca
Nibbana bukanlah Dukkha
Nibbana adalah Anatta

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #186 on: 01 June 2010, 11:41:17 AM »
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.

sok tau loe =))

menurut bro tesla ?

terjemahan formal utk anatta adalah no-self atau not-self.
saya bukan bilang no-soul tidak benar, cuma bilang sok tau pikiran orang lain aja bisa menilai demikian (org yg pake terjemahan self terlanjur percaya pada eternal soul... geli saya bacanya)

Bro Tesla yang baik, saya rasa anda menuduh diri sendiri sok tahu, karena saya tidak mengatakan seperti itu (org yg pake terjemahan self terlanjur percaya pada eternal soul...) 
Apakah anda bisa membaca pikiran saya sehingga menuduh saya seolah-olah bisa membaca pikiran orang? perhatikan bahwa setiap kalimat dipisahkan koma. Apakah anda terbiasa membaca tanpa peduli titik koma?
entah bahasa anda yg aneh, atau anda ga mo ngakui arti dari tulisan anda sebelumnya
ini saya quote tulisan anda sekali lagi:
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.
=))

Mungkin bahasa saya yang terdengar aneh bagi anda atau anda yang tidak terbiasa baca titik koma bro, kita kutip lagi ya?  :)
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, apakah menurut anda mudah bagi seseorang yang terlanjur percaya ada roh yang abadi, menerima bahwa mereka dikatakan tak memiliki roh?
jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), Yang menerjemahkan an-atta (not-self) itu siapa? Anda sendiri mengutip tulisan Bhikkhu Thanissaro kan?  Saya lebih suka menerjemahkan atta = roh/soul.
bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an. Kalau ini tentu anda sudah mengenal dengan jelas siapa yang saya maksudkan.

Quote
Quote
Rupanya anda tidak jelas dengan tulisan saya, tanpa bertanya kepada saya apa maksudnya langsung menginterpretasikan tulisan saya. Sayangnya interpretasi anda salah  :)
jika ditilik dari sejarah, postingan anda selalu berhub dg debat di masa lalu, yah semoga saya yg salah :)

Nah ini yang saya bingung bro... saya justru berpikir anda yang begitu... menilik bahwa kadang anda begitu sengit dan seringkali offensif....

Quote
Quote
Baiklah supaya jangan berpanjang-panjang kita langsung to the point, saya ingin tahu anda ngotot not-self bukan no-self atau no-soul, jadi saya ingin bertanya:
- terangkan apa yang anda maksudkan bukan-diri (not-self)?
- menurut anda roh (soul) ada atau tidak?
yg ngotot "no-soul" itu Anda, bukan saya. di awal2 thread anda udah tanya sama saya, not-self apa, dan soul ada atau tidak. saya sudah menjawab. tapi anda ngotot tanya terus. 1000x pun anda tanya, jawaban saya tidak akan berubah. "bacalah essay bhikkhu Thanissaro tentang No-Self & Not-Self". disitu dibahas mengenai no-self & not-self. sementara diakhir essay tsb, pertanyaan tentang ada atau tidak ada akan hilang dengan sendirinya.

saya merasa terintimidasi nih, kaya diteror dg pertanyaan ini2 terus. :P

Saya minta maaf bila pertanyaan itu membuat anda merasa terintimidasi dan menyusahkan anda, saya mengira anda dapat menjawab dengan mudah.
Oleh karena itu saya akan mengajukan pertanyaan yang lebih  mudah dan lebih mendasar:
- apakah yang disebut atta itu?
Mudah-mudahan anda tidak merasa terintimidasi....

 _/\_
« Last Edit: 01 June 2010, 11:51:08 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #187 on: 01 June 2010, 11:48:26 AM »
anatta itu apa yah.. saia ga ngerti ^^
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #188 on: 01 June 2010, 12:48:02 PM »
Mungkin bahasa saya yang terdengar aneh bagi anda atau anda yang tidak terbiasa baca titik koma bro, kita kutip lagi ya?  :)
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.
okelah jadi bahas bahasa pula :)

Quote
Nah ini yang saya bingung bro... saya justru berpikir anda yang begitu... menilik bahwa kadang anda begitu sengit dan seringkali offensif....
berarti saya keliatan sengit & ofensif, ntar saya coba koreksi deh. thanks inputnya.
serius, saya ga bermaksud utk ofensif bro. kalau kata saya ada pedas tapi maksudnya baik kok.
(memang ga 100% krn kadang kebawa emosi)

Quote
- apakah yang disebut atta itu?
dalam dunia brahmanisme, atta berarti jiwa atau soul, inti diri, dll...
tapi dalam buddhisme, atta lebih berarti ke diri a.k.a self.
misalnya dalam atta vagga di dhamapadda, memang benar judulnya atta, tetapi isinya adalah tentang "diri sendiri".
fyi, makna self lebih luas daripada soul sendiri. soul/jiwa adalah sesuatu yg tidak memiliki definisi jelas. entah itu inti (materi) atau kesadaran yg lebih tinggi (bathin), tidak terdefinisi dg pasti.
sedangkan dalam buddhisme, di anattalakhana sutta, penolakan thd doktrin atta (anatta) didefinisi dg baik thd kelima pancakhandha...
« Last Edit: 01 June 2010, 12:49:57 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #189 on: 01 June 2010, 12:58:23 PM »
Quote
[at] fabian
kalau tanpa kepercayaan atau iman, tentunya ajaran Buddha sudah masuk dalam golongan ilmu pengetahuan alam. lantas kenapa orang-orang non-Buddhist menambahkan embel-embel "agama" pada ajaran Buddha?


Bro 4DMYN yang baik, Umat Buddha bukan menambahkan embel-embel agama, tetapi meminta status sebagai agama agar dipandang pemerintah dan dihormati masyarakat. Selain itu agar haknya untuk beribadah terlindungi, bila statusnya bukan agama maka akan digolongkan aliran kepercayaan.

Mengenai ilmu pengetahuan alam, saya ingin bertanya pada bro 4dmyn, apakah ilmu psikologi atau ilmu ekonomi digolongkan ilmu pengetahuan alam?
BAgaimanakah kita menyikapi ilmu psikologi atau ilmu pengetahuan alam?
Apakah tidak diperlukan akal sehat?

Anda bebas memilih apakah menggunakan akal sehat menyikapi sesuatu atau percaya saja dan menelan mentah-mentah.

 _/\_
Quote
menurut saya, apabila benar ajaran Buddha tanpa iman/keyakinan, sebaiknya jangan lagi memakai embel-embel agama, karena dengan memakai embel-embel agama, bukannya dipandang pemerintah dan masyarakat, melainkan akan mengakibatkan ajaran Buddha terkotak-kotak dan tersudut.

Bro 4dmyn yang baik, ada perbedaan antara orang yang mempercayai begitu saja kisah ayam bertelur emas dan orang yang menanggapi kisah ayam bertelur emas dengan akal sehat. Orang-orang dungu mempercayai begitu saja kisah ayam bertelur emas karena kisah itu diceritakan gurunya.
gak nyambung,

Bro 4dmyn yang baik, saya rasa memang nggak nyambung, karena hanya orang yang kritis yang bila diberi analogi akan nyambung.
saya mengatakan tentang kerugian sebuah embel-embel "agama", tapi anda mengatakan tentang analogi ayam bertelur emas, kalau memang ada hubungannya tolong anda jelaskan.
mengapa harus ada "agama" dalam ajaran Buddha?

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #190 on: 01 June 2010, 03:15:15 PM »
btw, kelihatannya sudah ada yang pernah memperdebatkan tentang iman disini: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,68.0.html

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #191 on: 01 June 2010, 04:10:06 PM »
ada penjelasan mengenai panca khanda di bhara sutta :
Bhara Sutta: The Burden
translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu
© 2001–2010

At Savatthi. "Monks, I will teach you the burden, the carrier of the burden, the taking up of the burden, and the casting off of the burden. [1] Listen & pay close attention. I will speak."

"As you say, lord," the monks responded.

The Blessed One said, "And which is the burden? 'The five clinging-aggregates,' it should be said. Which five? Form as a clinging-aggregate, feeling as a clinging-aggregate, perception as a clinging-aggregate, fabrications as a clinging-aggregate, consciousness as a clinging-aggregate. This, monks, is called the burden.

"And which is the carrier of the burden? 'The person,' it should be said. This venerable one with such a name, such a clan-name. This is called the carrier of the burden.

"And which is the taking up of the burden? The craving that makes for further becoming — accompanied by passion & delight, relishing now here & now there — i.e., craving for sensual pleasure, craving for becoming, craving for non-becoming. This is called the taking up of the burden.

"And which is the casting off of the burden? The remainderless fading & cessation, renunciation, relinquishment, release, & letting go of that very craving. This is called the casting off of the burden."

That is what the Blessed One said. Having said that, the One Well-gone, the Teacher, said further:
A burden indeed
are the five aggregates,
and the carrier of the burden
is the person.
Taking up the burden in the world
is stressful.
Casting off the burden
is bliss.
Having cast off the heavy burden
and not taking on another,
pulling up craving,
along with its root,
one is free from hunger,
totally unbound.

Note

1.
    This discourse parallels the teaching on the four noble truths, but with a twist. The "burden" is defined in the same terms as the first noble truth, the truth of suffering & stress. The taking on of the burden is defined in the same terms as the second noble truth, the origination of stress; and the casting off of the burden, in the same terms as the third noble truth, the cessation of stress. The fourth factor, however — the carrier of the burden — has no parallel in the four noble truths, and has proven to be one of the most controversial terms in the history of Buddhist philosophy. When defining this factor as the person (or individual, puggala), the Buddha drops the abstract form of the other factors, and uses the ordinary, everyday language of narrative: the person with such-and-such a name. And how would this person translate into more abstract factors? He doesn't say. After his passing away, however, Buddhist scholastics attempted to provide an answer for him, and divided into two major camps over the issue. One camp refused to rank the concept of person as a truth on the ultimate level. This group inspired what eventually became the classic Theravada position on this issue: that the "person" was simply a conventional designation for the five aggregates. However, the other camp — who developed into the Pudgalavadin (Personalist) school — said that the person was neither a ultimate truth nor a mere conventional designation, neither identical with nor totally separate from the five aggregates. This special meaning of person, they said, was required to account for three things: the cohesion of a person's identity in this lifetime (one person's memories, for instance, cannot become another person's memories); the unitary nature of rebirth (one person cannot be reborn in several places at once); and the fact that, with the cessation of the khandhas at the death of an arahant, he/she is said to attain the Further Shore. However, after that moment, they said, nothing further could be said about the person, for that was as far as the concept's descriptive powers could go.

    As might be imagined, the first group accused the second group of denying the concept of anatta, or not-self; whereas the second group accused the first of being unable to account for the truths that they said their concept of person explained. Both groups, however, found that their positions entangled them in philosophical difficulties that have never been successfully resolved.

    Perhaps the most useful lesson to draw from the history of this controversy is the one that accords with the Buddha's statements in MN 72, where he refuses to get involved in questions of whether a person has a live essence separate from or identical to his/her body, or of whether after death there is something of an arahant that exists or not. In other words, the questions aren't worth asking. Nothing is accomplished by assuming or denying an ultimate reality behind what we think of as a person. Instead, the strategy of the practice is to comprehend the burden that we each are carrying and to throw it off. As SN 22.36 points out, when one stops trying to define oneself in any way, one is free from all limitations — and that settles all questions.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #192 on: 01 June 2010, 05:51:09 PM »
Quote
Mungkin bahasa saya yang terdengar aneh bagi anda atau anda yang tidak terbiasa baca titik koma bro, kita kutip lagi ya?  :)
Quote
...tapi bila direnungkan kadang memang sulit diterima oleh mereka yang terlanjur percaya bahwa ada roh yang abadi, jadi atta kadang diterjemahkan sebagai diri (self), bahkan ada yang menginterpretasikan bahwa atta adalah ke-aku-an.
okelah jadi bahas bahasa pula :)
So? Persoalannya kata jadi? Sebenarnya bila kurang jelas, bertanya kepada yang menulis agar menjadi jelas.

Quote
Quote
Nah ini yang saya bingung bro... saya justru berpikir anda yang begitu... menilik bahwa kadang anda begitu sengit dan seringkali offensif....
berarti saya keliatan sengit & ofensif, ntar saya coba koreksi deh. thanks inputnya.
serius, saya ga bermaksud utk ofensif bro. kalau kata saya ada pedas tapi maksudnya baik kok.
(memang ga 100% krn kadang kebawa emosi)
Kita kadang kala memang tak sependapat bro, tapi saya rasa tak perlu menjadi emosi karena perbedaan pendapat, karena dalam diskusi semua peserta diskusi selalu berargumen bahwa pendapatnya lebih benar, wajar-wajar saja...

Quote
Quote
- apakah yang disebut atta itu?
dalam dunia brahmanisme, atta berarti jiwa atau soul, inti diri, dll...
tapi dalam buddhisme, atta lebih berarti ke diri a.k.a self.
misalnya dalam atta vagga di dhamapadda, memang benar judulnya atta, tetapi isinya adalah tentang "diri sendiri".
fyi, makna self lebih luas daripada soul sendiri. soul/jiwa adalah sesuatu yg tidak memiliki definisi jelas. entah itu inti (materi) atau kesadaran yg lebih tinggi (bathin), tidak terdefinisi dg pasti.
sedangkan dalam buddhisme, di anattalakhana sutta, penolakan thd doktrin atta (anatta) didefinisi dg baik thd kelima pancakhandha...


Ada dua makna umum atta yang berkaitan dengan spiritual, makna atta yang pertama yaitu atta yang merujuk pada diri, tetapi pengertian atta ini hanya diterapkan untuk penjelasan konvensional sebagai personal (diri), umpamanya:

attaniya berarti milik diri sendiri (belong to self)
attabhava berarti personality/individuality.

- Penggunaan kata atta disini kita tak dapat mengatakan arloji itu milik roh saya, tetapi kita bisa mengatakan arloji itu milik saya, karena diri (atta) disini yang dimaksudkan adalah  pancakhandha.
- Diri (atta)nya sendiri merasa paling hebat, yang dimaksud disini lagi-lagi dirinya sendiri adalah pancakhandha bukan roh, jadi lucu bila dikatakan "roh (atta)nya sendiri merasa paling hebat.
- Oleh diri (atta) sendiri kejahatan dilakukan (Attanā hi [attanāva (sī. syā. pī.)] kataṃ pāpaṃ), dan diri sendiri yang menerima, lagi lagi diri yang dimaksudkan  disini jelas adalah kelima khandha.

Makna atta yang kedua secara eksklusif diterapkan pada pembahasan diskusi spiritual, yang artinya hanya dibatasi pada entitas/substansi individu yang kekal yang ada pada mahluk hidup. Entitas inilah yang mengatur segala sesuatunya, bila tak ada entitas ini maka tidak dikatakan mahluk  hidup, dikatakan sebagai mahluk tak bernyawa.
Jadi atta pada pengertian ini secara eksklusif bisa diterjemahkan sebagai roh, jiwa atau nyawa.

An-atta pada pengertian tilakkhana adalah pengertian yang secara eksklusif berkaitan dengan tiadanya entitas roh, jiwa atau nyawa yang kekal abadi ini. Jadi pengertian atta disini berbeda dengan pengertian atta secara konvensional/umum.

Oleh karena itu pengertian si Amir anatta disini bukan berarti si Amir hanya bentuk khayalan atau si Amir tak ada. Si Amir ada, tetapi pada diri si Amir tak ada entitas/substansi yang kekal abadi yang disebut sebagai roh, jiwa atau nyawa, karena si Amir pada hakekatnya hanya merupakan kumpulan dari aggregat (pancakhandha) yang selalu berubah.

Oleh karena itu bedakan pengertian atta untuk penggambaran secara umum yaitu mahluk yang memiliki lima khandha.
Dan pengertian atta berkaitan dengan tilakkhana, dalam pengertian tilakkhana disini arti atta yang dimaksud adalah jiwa, roh, nyawa....

Selain dari makna atta tersebut diatas masih adalagi makna atta yang sama sekali tak berkaitan dengan spiritual, umpamanya:
1. Tuntutan hukum (lawsuit); 2. Menara pengawas (watch tower) dll. Bisa dibaca di kamus Pali-english dictionary Samanera Dhammasiri

Jadi penggunaan kata atta tergantung digunakan untuk membicarakan apa.
Untuk membicarakan tilakkhana makna atta adalah jiwa, roh, nyawa.
untuk membicarakan individu yang mengalami, makna atta adalah kelima khandha.

Dalam bahasa Indonesia juga ada satu kata yang memiliki dua arti berbeda, dan harus digunakan sesuai penggunaannya, contohnya:
coklat bisa dimakan (sebagai permen coklat)
coklat tak bisa dimakan bila pengertiannya adalah warna coklat.

Semoga menjadi jelas pengertian anatta.
 
_/\_



« Last Edit: 01 June 2010, 06:12:44 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline doraemon

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 10
  • Reputasi: 0
  • Just a wanderer
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #193 on: 01 June 2010, 06:07:58 PM »
 [at] Bro Ryu, tulisan yang sangat luar biasa, boleh saya copy untuk dibaca2 ulang tidak Bro ?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #194 on: 01 June 2010, 06:13:52 PM »
Quote
Oleh karena itu bedakan pengertian atta untuk penggambaran secara umum yaitu mahluk yang memiliki lima khandha.
Dan pengertian atta berkaitan dengan tilakkhana, dalam pengertian tilakkhana disini arti atta yang dimaksud adalah jiwa, roh, nyawa....

anatta dalam tilakkhana (dukkha, anicca, anatta) pun yg dimaksud adalah pada panca khanddha. :)

menurut saya, buddhisme, tidak membahas sesuatu yg abstrak seperti roh, melainkan sesuatu yg ada, rupa + nama (a.k.a panca khandha) yg nyata2 ada dalam hidup kita sehari2, tubuh fabian, batin fabian, tubuh tesla, batin tesla. dan itulah yg ditegaskan dalam anattalakkhana sutta, kelima khandha ini bukan aku, bukan milikku, bukan diriku. (ref: anattalakkhana sutta)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~