bikkhuni Ayya mengatakan
"dalam kebahagiaan ada kelengahan, dalam penderitaan ada kewaspadaan"
----------------------------
mungkin disini tidak pernah menghadapi kematian, atau vonis mati dari tim medis.
cobalah belajar hidup dalam kondisi seperti bikkhu hutan, yang memiliki tempat tinggal dengan fasilitas super minim......
dan anda semua mungkin ketika melihat laukpauk di meja makan hanya nasi putih dan telur asin, memuat anda tidak selera semua mencoba memesan makanan di restoran, atau pergi keluar makan.....
tetapi ketika anda pernah mengalami kematian, itu akan membuat anda merasa puas walau hanya nasi putih.......
percayalah tidak ada pengalaman lebih buruk dari pada melihat dokter tim medis angkat tangan dengan penyakit anda.
kemudian vonis mati.
kalo om mercedes sendiri lebih prefer kemana Thera apa Maha ?
terkait dengan konsep,
sebelum saya menjawab saya balik bertanya kepada anda...
apakah anda pernah menderita sampai membuat batin anda betul-betul angkat tangan?
ketika itu mungkin anda berpikir,seandai-nya "saya tidak lahir lagi"
begini saja, coba bayangkan seluruh harta anda habis terbakar......apa anda masih bisa berkata
" hidup ini penuh dengan kebahagiaan "
mungkin anda adalah orang yang
ber-ekonomi menengah.. jadi
tidak tahu rasanya hidup dalam serba penderitaan kekurangan
pernahkah anda melihat kehidupan di sebuah kampung kecil?
beras sebanyak genggaman tangah anak remaja saja jatuh di pasir lumpur masih berusaha di ambil dan dibersihkah.
coba kalau anda...mungkin anda berkata "beli saja lagi"
dan percayalah, ketika anda berhadapan dengan kematian....semua itu jauh lebih parah dari hidup miskin...
mungkin anda akan berpikir sama dengan saya
"masih lebih baik hidup miskin memungut beras jatuh di lumpur dari pada mati sekarang"
SangBuddha mengajarkan kita betapa "ketidak pastiannya hidup ini" kadang kala, bisa saja membuat anda mengalami penderitaan hebat, dan juga kebahagiaan hebat....
tentu semua mau bahagia hebat...tetapi pilihan penderitaan hebat dan kebahagiaan adalah 1 paket tak terpisahkan..
saya sendiri kalau bukan masalah "berjanji" sudah lama memilih jalan untuk mencari akhir dari kelahiran.
karena bagi saya tidak ada kebahagiaan sejati dalam hidup ini...karena semua itu bisa saja lenyap seketika dan tergantikan seketika dengan penderitaan sejati.
berbeda dengan Mahayana, disitu Sangbuddha lahir dan terus lahir mengalami 1 kombo paket tak terpisahkan.....bahkan
saya sendiri tidak melihat ada-nya kebahagiaan ketika menjadi seorang buddha.makanya saya tanya, buddha membahagiakan dari segi mana-nya?
saya mempelari Theravada bukan dari pertama membaca dan meyakini, melainkan dari pengalaman langsung dan semua itu tertulis dalam sutta.....ajaran buddha..
berbaur dalam 1 pengalaman dan rasa.....
saya ibarat sudah jalan setengah dan melalui apa yang saya lihat dari perjalanan setengah ini, semua ini saling connect..
jadi tentu saya jadi lebih yakin...walau belum menyelesaikan setengah lagi.
ibarat sudah ada "panjar" pembuktian.
----------------------
sy beri perumpamaan...
anda disuruh mencari sebuah rumah beratap biru, disebuah kota.
dalam Theravada semua jadi jelas...
misalkan anda jalan lurus betemu jalan ini, akan ada rumah hijau, kalau anda belok kanan akan ada rumah ini itu..
lalu di persimpangan jalan akan ada ini, dan itu, terus ini itu.
yah ibarat anda punya tour-guide yang mengetahui seluk beluk kota.....ketika anda belum melihat rumah beratap biru...
tetapi tour guide ini telah memperlihatkan kemampuannya....jadi anda memiliki keyakinan pada tour-guide ini...
bahkan tour-guide ini mengetahui ttg isi rumah beratap biru.
dalam mahayana ( saat ini )
disuruh ibarat disuruh mencari rumah beratap biru ( sama dengan contoh atas )
tetapi tidak ada dikatakan bahwa ketika anda belok kiri akan menemukan apa, belok kanan menemukan apa...ini itu semua nya tidak ada...
yang ada hanya dikatakan ketika anda menemukan rumah beratap biru, anda adalah seorang pemenang.
bahkan isi dari rumah beratap biru pun tidak ada penjelasannya...
kalau anda punya tour guide seperti ini, apakah anda mau menyewa jasa nya?
lantas dari mana keyakinan anda menyewa jasa dari orang ini?
alangkah baiknya ketika memberikan penjelasan seperti visudhi magga dalam latihan......
ada dijelaskan kilesa apa-apa yang hancur, kemudian cara mengetahuinya,kemudian memakai objek apa,
jika halangan ini timbul di jelaskan cara mengatasi-nya...
tetapi disini kebanyakan "anda melafalkan amitabha dengan sepenuh hati bisa masuk alam sukhavati"
apakah standar kebenaran untuk mengetahui hal itu?
agama tetangga, dalam proses kesembuhan ilahi/mujizat...dikatakan bahwa orang yg tidak sembuh ,berarti iman-nya kepada mr.Y kurang kuat........karena dalam kitab tertulis
"aku-lah jalan kebenaran dan hidup,tiada seorangpun dapat menemui my boss, tanpa melalui aku"
padahal orang tersebut sudah berdiri didepan, bahkan ber-doa sambil air matanya keluar.....
bagaimana seandainya saya mempelajari nian fo "amitabha" lantas terlahir di alam sengsara, dan dijelaskan bahwa nian fo saya kurang kuat keyakinannya...
saya tinggal menjawab, bagaimana mau kuat kalau penjelasannya hanya seperti motto nike [just do it.]
bahkan untuk mengetahui sukses tidaknya masuk alam sukhavati kita sendiri tidak tahu.
dan hanya kematian baru tahu...apakah anda mau mengorbankan kehidupan anda kepada sesuatu yang anda tidak ketahui kepastian dalam kehidupan ini?
kira-kira kalau kejadian begini saudara hatred, anda mau menyewa tour guide mana?
salam metta.