Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
Quote from: the_eddoHehe...ada juga yang beginian ya di FFI, eksis lagi!
Tp gw salut kok sama elu mas CM19...elu seragamnya aja Islam, dalemannya asli orang Indonesia yang cinta damai. Itu cuma penilaian gw lho yang gak tau apa-apa ttg elu, yang cuma tau elu dari tulisan elu, yang gw gak tau bener apa gak bener.
Tp guru lw pasti dah tau elu luar-dalem mas...makanya gw yakin dia 1000% bener nyaranin elu masuk hutan.
Gih sono, jangan jadi murid murtad ahh.....
sebenarnya gw gak peduli, apa gw ini disebut muslim, kapir, hindu, budha, kr****n atau apa saja. apakah seseorang dapat menjadi muslim, hanya karena dirinya mengaku "aku ini muslim"? apaka seseorang dapat secara otomatis menjadi kr****n hanya dirinya mengaku "aku ini kr****n"? seseorang mengaku dirinya dokter. tapi setiap hari dia kerjanya ke ladang dan bercocok tanam, bagaimanapun, dikatakan atau tidak dikatakan, diakui atau tidak, baik oleh dirinya atau orang lain dia itu tetap saja petani. gw ini muslim atau kapir, budhist atau hinduisme, ka****k atau protestan, liat aja sendiri!
salah umatnya.
sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.
Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.
Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.
salah umatnya.
sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.
Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.
Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.
kalo buat yg saya bold diatas saya kurang setuju.. karena dari pengalaman saya ga perna tuh ada cerita kek gt.. wong aneh ya.. masa mau memeluk agama aja mau ditanya2in dolo ?
agama Buddha ga perna mili2 suku bangsa atopun yg lain lain kok.. di wihara saya, saya sering liat orang pribumi dsini kok.. jadi apa yg dipersulit?
pintu ini selalu terbuka kok.. <-- mengutip cerita ajahn brahm ;D
once again. no offence bro.. haha
1. umat nya salah..
kenapa selama ini kita tidak pernah menceramahi orang lain dengan kepercayaan kita ?
kalo menurut saya.. sedikitnya jumlah vihara juga mungkin jadi salah saktu faktor sih.. haha
2. "marketing"nya salah nih keknya ;D
marketing itu dimulai dari pengajaran sejak kecil, tindakan sosial ataupun "iklan" kepada "yg belum percaya" :o
3. sembuhkan & perbaiki segala hal yang sudah saya tuliskan diatas
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
Para sangha, pandita, anda dan saya.
Sebenarnya kalau dipikir lebih lanjut, memang jumlah umat Buddha di Indonesia merosot tapi keyakinan umat Buddha yang ada sekarang tampak bertambah kuat. Kemerosotan ini sebenarnya terjadi terutama di daerah pedesaan. Satu contoh, saya pernah mendengar bahwa di salah satu kampung dari salah seorang bhikkhu dari Juwono dikatakan pada jaman dulu ketika agama Buddha baru datang tersebar di Indonesia seluruh penduduk kampung beliau beragama Buddha, tapi sekrang malah lebih dari sebagian penduduknya sudah berpindah muslim. Ini sebenarnya terjadi di banyak daerah. Mereka pindah agama tentu karena kurangnya pengetahuan ajaran Buddha sehingga tidak ada pondasi keyakinan yang cukup. Saat ini meskipun umat Buddha berkurang, tapi tampak keyakinan umat BUddha semakin bertambah terutama bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mengikuti program retret meditasi, pabbajja, Dhamma class dan juga seminar2 bernuansa Buddhis.
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
=))Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
2. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
3. itu 3 dibubarkan!!
Sebenarnya kalau dipikir lebih lanjut, memang jumlah umat Buddha di Indonesia merosot tapi keyakinan umat Buddha yang ada sekarang tampak bertambah kuat. Kemerosotan ini sebenarnya terjadi terutama di daerah pedesaan. Satu contoh, saya pernah mendengar bahwa di salah satu kampung dari salah seorang bhikkhu dari Juwono dikatakan pada jaman dulu ketika agama Buddha baru datang tersebar di Indonesia seluruh penduduk kampung beliau beragama Buddha, tapi sekrang malah lebih dari sebagian penduduknya sudah berpindah muslim. Ini sebenarnya terjadi di banyak daerah. Mereka pindah agama tentu karena kurangnya pengetahuan ajaran Buddha sehingga tidak ada pondasi keyakinan yang cukup. Saat ini meskipun umat Buddha berkurang, tapi tampak keyakinan umat BUddha semakin bertambah terutama bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mengikuti program retret meditasi, pabbajja, Dhamma class dan juga seminar2 bernuansa Buddhis.
Tapi secara kualitas perlu dipertanyakan. Saya pernah mendengar seorang Bhikkhu senior mengatakan umat jaman dulu lebih rajin, lebih mau mengeluarkan tenaga untuk membantu perkembangan Dhamma. Mereka rajin chanting & kebaktian, serta penuh kekhidmatan.
Umat sekarang memang banyak, vihara penuh tetapi kualitasnya menurun.
:))=))Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
2. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
3. itu 3 dibubarkan!!
no 3 harusnya dirikan elsolyana =))
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
saya ada teman-teman yang aktifis buddhis theravada yang pindah agama...
teman saya aktivis buddhis theravada... di kampus dia menjadi ketua UKM Buddha...
ehh.... setelah sekian lama ngga ketemu... tahun lalu ketemu... agama sudah lain...
bahkan ajaran buddha nya sama sekali udah nga berbekas di pikirannya sama sekali...
kita waktu itu ngobrol di pinggir pantai... ada orang yang mencari kerang...
komentarnya... wah asiknya kalo cari kerang... abis itu bisa dimakan...
waksss... udah ngga ada bekas dari sila yang dulu sering dia baca... panatipata veramani sikhapadam samadiyami...
teman saya yang lain ada juga... aktifis vihara theravada... setelah beberapa tahun ngga bertemu...
ketemu dia ditempat makan... eh... udah pakai kalung simbol agama lain.... :)
ada lagi... kakak teman saya.... yang aktifis vihara theravada... pindah kuliah di australia ... eh disana pindah agama juga... padahal katanya di australia agama buddha berkembang pesat...
ini aktifis theravada semua loh... :)
sebetulnya saya sedih... lihat teman-teman yang pindah agama...
apa lagi pada nyatanya mereka itu bukan buddhis ktp, atau buddhis yang cuma hari raya datang ke vihara...
atau cuma seminggu sekali pujabakti di vihara...
tapi lebih dari itu...
semasa aktif dulu mereka bisa nginap di vihara setiap minggu nya bisa lebih dari semalam...
teman -teman saya ini bisa dibilang militan theravada... jadi dalam pikiran saya mustahil pindah agama...
eh pada nyatanya... :)
saya ingat waktu itu teman saya yang pernah jadi ketua UKM Buddha mencari kaset di vihara buat didengar...
saya sodorkan kaset tradisi mahayana, dia tidak berminat sama sekali.... karena bukan theravada...
tentang kakak teman saya.... teman saya mengatakan andai kakaknya ngga fanatik theravada... n mau melongok tradisi buddhis diluar theravada... bisa jadi dia tidak akan pindah agama lain....
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ? :P
Sy setuju dengan anda?Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ? :P
Sy setuju dengan anda?Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ? :P
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...
Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?
saya sedih mengetahuinya...
mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...
tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...
bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...
Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?
saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.
saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana " ketika berhadapan dengan orang yang memiliki masalah...
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...
Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?
saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)
Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))
1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?
dst, dst
(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.
saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana " ketika berhadapan dengan orang yang memiliki masalah...
Point terpenting dalam buddha-dhamma kan panna..
Apa perlu demi mengejar kuantitas kita mencontoh "marketing" umat tetangga?
IMO,kata bhante uttamo masalah agama adalah masalah "KECOCOKAN",kalo ada buddhist yg pindah agama mungkin karakter sejatinya kurang cocok dgn konsep buddha-dhamma..cmiiw
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.
saya sedih mengetahuinya...
mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...
tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...
bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:1. nda tahu
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat ?Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...
Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?
saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)
Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))
1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?
dst, dst
(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)
ya kalo kenyataannya seperti itu aku pasti tanya dong...
kelihatan biasa biasa aja... wajah ngga tambah muda...:)
sukses juga normal normal saja :)
saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana " ketika berhadapan dengan orang yang memiliki masalah...
tapi apa sebetulnya Theravada seperti itu? atau karena ada pendekatan yang salah atau kurang dalam pembinaan Theravada ? sehingga jadi bersikap seperti itu ?
saya sendiri adalah mantan fanatik Theravada... tapi saya sekarang lebih tersentuh dengan kerendahan hati ala mahayana ...
ketika orang mahayana berhadapan dengan orang yang mengalami masalah... mereka akan lebih menampilkan rasa kasih ... empati... kepedulian... rasa ingin ikut menanggung masalah yang sedang dihadapi orang tersebut, seakan melebur dengan orang tersebut dan masalah orang tersebut juga adalah masalahnya...
ketimbang menampilkan diri sebagai orang yang arif bijaksana...
Di sinilah letak permasalahan di sebagian besar orang. Orang-orang hanya ingin mencari kepercayaan / agama yang memiliki lingkungan kondusif baginya. Anda mengatakan bahwa Anda tersentuh dengan kerendahan hati umat Mahayana, tapi yang sebenarnya membuat Anda tersentuh adalah umatnya. Di dalam Theravada pun diajarkan tentang kerendahan hati. Jadi sebenarnya Anda tersentuh oleh umatnya atau kepercayaan (ajarannya)?
bukan... bukan tersentuh oleh umatnya... tapi oleh ajarannya... dan ajaran ini memang tercermin dari orang yang mendalaminya...
seperti dalam posting sebelumnya... saya mengungkapkan saya tertarik dengan tonglen... yang hasilnya mengubah seseorang menjadi bersikap rendah hati... n sangat peduli ke mahluk lain...
ini yang dulu tidak saya temukan di Theravada...
saya yakin sebetulnya di Theravada ada metode yang bisa menghasilkan hasil yang sama seperti tonglen...
tapi mungkin selama ini di pembinaan theravada kurang menekankan hal ini...
jadi selama ini saya merasakan ada yang kurang dalam praktek saya...
sampai akhirnya dilengkapi dengan tonglen ini....
bukan berarti sekarang saya tidak praktek hal-hal dari tradisi theravada...
tapi hal-hal yang penekanannya kurang.... bisa terlengkapi dari praktek yang ditekankan di tradisi lain...
oh ya... sebelumnya ada posting yang mengatakan bukan kah memang di buddhis yang d itekankan adalah panna?
entah di theravada sebetulnya penekanannya hanya panna atau dibarengi dengan kasih... saya tidak tau pasti...
tapi sepertinya ada tradisi buddhis yang menganggap penekanan buddhis itu bukan hanya panna ...
tapi panna dan kasih... yang tumbuh seimbang... seperti dua sayap dari seekor burung... yang mesti berkembang bersama agar bisa terbang...
kalo saya tidak salah ingat...
di dalam candi mendut... ada tiga patung berukuran besar...
di tengah adalah patung Sakyamuni Buddha ... sedangkan patung disisi kanan dan sisi kirinya adalah patung bodhisatva yang menyimbolkan kebijaksanaan dan cinta kasih....
jadi kemungkinan kedua hal ini memang mesti dikembangkan bersamaan secara utuh... bukan cuma menekankan pada satu hal saja... kebijaksanaan saja... atau cintakasih saja....
^
sama pentingnya bro karena cinta kasih tau brahma vihara pun ajaran dari sang buddha yah bagusnya bila kita memilikinya bersamaan. kalau lau di lihat dari tulisan anda anda lebih mementingkan pengertian n kebijaksanaan dan cinta kasih nomor selanjutnya. yah itu memang hak masing orang untuk menyampaikan pengertiannya. namun saya rasa ini lah sebabnya bro edward merasa d theravada kurang cinta kasih karena lebih mengussung panna. itu pun bukan sesuatu yg salah, hanya bro edward belum bertemu dengan orang yg memiliki metta karuna yg kuat :) dan ber temu dengan orang yg seperti bro fabian sehingga merasa ada kurang cintakasih d theravada. no offense buat bro fabian hanya menyampaikan apa yg saya pikirkan _/\_
^
bro di tetangga ada penawaran cinta kas8ih tanpa batas loh dr tuhan nya :)) apapun salah mu kalau sudah tobat n menerima mr J anda masuk surga :))
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
Kalau terlalu lebar membahas perihal ini juga ujung-ujungnya malah meruncingkan perbedaan pandangan antar aliran. Tapi hal ini sebenarnya menarik, karena dari perbedaan intepretasi ini pula; maka seseorang bisa beralih keyakinan.
hmm... ko saudara fabian makannya apa sich?? kok sakti bener haa??
Pengaruh budaya instan dan praktis juga...
Di agama sebelah kan praktis, mau damai? Akui tuhanmu. Mau bahagia? Pujilah tuhanmu. Mau sejahtera selama-selamanya? Cintailah tuhanmu
Di agama kita, mau damai? Sejuta teori keluar, seabrek sutta dipaparkan. Mau bahagia? Sejuta teori filosofis keluar. Bahagia adalah tidak mengejar bahagia, bla bla bla. Mau sejahtera selama-lamanya? Hapuskanlah 'aku'.
Yang gw bingung, semua ke-ribed-an ini memang muncul dari Buddhanya langsung (karena ajaran Dhamma yang konon katanya begitu luhurnya) atau karena ulah manusia yang sok ribed? Nanya sedikit aja dijawabnya langsung berfilosofi-filosofi ria.
Seseorang yang sedang sedih, ketika berhadapan dengan seorang kristiani, maka ia akan mengatakan, "bersukacitalah, tuhan sebenarnya terus bersamamu. Cintailah dia maka engkau akan bahagia." Simple.
Tapi kalau berhadapan dengan yang buddhis, maka jawabannya, "Inilah dukkha, dukkha, dukkha. Maka itu hapuskanlah egomu, lepaskanlah keinginanmu, bla bla bla." Malah bikin makin nelangsa.
yang saya alami setelah keluar melongok tradisi lain... saya tidak merasakan suatu pertentangan... dimana satu tradisi dianggap benar dang yang lain salah...
saya lebih melihat setiap tradisi mempunyai penekanan yang berbeda, dari keseluruhan ajaran Buddha...
jadi bukannya yang satu memiliki kekurangan ...
saya tidak mengatakan theravada kurang... :) didalam theravada lengkap.... :) cuma mungkin dalam pembabaran cenderung lebih ditekankan pada satu sisi... misalnya theravada menekankan sisi arahat...
bukan berari threvada tidak ada jalan bodhisattva... di theravada ada juga kan jalan bodhisattva...
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
yang saya alami setelah keluar melongok tradisi lain... saya tidak merasakan suatu pertentangan... dimana satu tradisi dianggap benar dang yang lain salah...
saya lebih melihat setiap tradisi mempunyai penekanan yang berbeda, dari keseluruhan ajaran Buddha...
jadi bukannya yang satu memiliki kekurangan ...
saya tidak mengatakan theravada kurang... :) didalam theravada lengkap.... :) cuma mungkin dalam pembabaran cenderung lebih ditekankan pada satu sisi... misalnya theravada menekankan sisi arahat...
bukan berari threvada tidak ada jalan bodhisattva... di theravada ada juga kan jalan bodhisattva...
Saya juga tidak bermaksud menyatakan tradisi ini lebih, tradisi itu kurang. Sejauh ini saya berusaha realistis. Semakin lama saya mendalami inti ajaran di aliran Buddhisme masing-masing, yang saya temukan adalah makin kontrasnya perbedaan pandangan di antara masing-masing. Di saat banyak orang yang berusaha mendengungkan persamaan dan simbiosis mutualisme (saling melengkapi) di antara aliran Buddhis, saya justru dengan konsisten melihat bahwa setiap aliran Buddhisme adalah tidak sama.
Namun saya tidak ingin makin meruncingkan perbedaan ini sehingga terjadi konflik psikis apalagi fisik.:)
ketika saya melihat yang tampak dipermukaan... berbagai aliran agama buddha terlihat kontras...
baik dalam hal pernak pernik ritualnya... atau kisah -kisah sutra/ sutta nya...
kadang terlihat bertolak belakang..
tapi ketika saya masuk ke intinya... semuanya menjadi sama...
semuanya bertujuan meluluhlantakan ego
ya... semisal ego kita ini seperti sebuah kota... yang dikelilingi dengan tembok benteng yang kuat...
ajaran Buddha secara keseluruhan adalah strategi lengkap untuk menaklukan kota ini...
sedangkan tiap aliran mempunyai penekanan yang berbeda...
ada yang menekankan menggempur benteng di bagian utara... ada yang menekankan menggempur benteng di bagian selatan... dan sebagainya...
setiap aliran mempunyai penekanan dalam metode/strategi yang berbeda...
tapi tujuan intinya sama... menaklukan kota ego yang dikelilingi benteng yang kuat...
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Pernyataan yang aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Pernyataan yang aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Pernyataan yang aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan
cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh
gurkha n sumedha dah oot nih back to topik kasian dhammasiri yg jd tsnya :)
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Pernyataan yang aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan
cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh
sewaktu anda mengatakan YANG PASTI ....
saya menanyakan sumber statistik darimana anda bisa memberikan statement tsb, anda yg semestinya sudah memiliki data malah menyuruh saya cari ke BPS, bukankah lebih memudahkan anda memaparkan data yg anda miliki?
itulah sebabnya maka saya bilang cara diskusi anda aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
cara berdiskusi yg aneh
Pernyataan yang aneh
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan
cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh
sewaktu anda mengatakan YANG PASTI ....
saya menanyakan sumber statistik darimana anda bisa memberikan statement tsb, anda yg semestinya sudah memiliki data malah menyuruh saya cari ke BPS, bukankah lebih memudahkan anda memaparkan data yg anda miliki?
itulah sebabnya maka saya bilang cara diskusi anda aneh
Ada yang salah bila cari di BPS?
Jelas saya pernah lihat datanya memang kualitas turun kuantitas banyak. Lihat disana. jadi kalau mau data tentu disana. Kalau tidak mau kesana dan telah diberi jawaban dan menyatakan aneh maka siapa yang aneh ? ha...ha kalau apa-apa mau mudah cari doraemon saja.
Setuju dengan bro kusala daripada mengotori topik ini selanjutnya saya abaikan saja si orang aneh.
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
^
betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D
^
betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Saya pernah ikut sebuah conference, yang ada theme song-nya.
judul lagu theme song-nya adalah: Buddhism rely on me (Fo Ciau Khau Wo)...wah, denger arti lagu itu betul-betul terharu. Itu maksudnya, kita gak usah nyalahin siapa-siapa en malah ribut sendiri tapi yang kita perlu lakukan adalah ACTION
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.
tercatat di badan sensus pada tahun 2000 merosot dari tahun 1990. Sebagian besar dipengaruhi karena disahkannya Agama Konghuchu, sehingga ada sebagian besar penganut Agama Buddha yang mencatat ulang agamanya menjadi Agama Konghuchu.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia)
Setahu saya, sensus nasional diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Karena itu saya agak bingung kalau Bro gurkha bisa memastikan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Sebab saya sendiri tidak tahu bagaimana hasil statistik dari sensus tahun 2010 ini, sedangkan sensus saja belum selesai sampai detik ini.
Dan yang saya tahu juga, BPS tidak bisa mengadakan "sensus kualitas umat Buddha". Ini hal kedua yang agak membingungkan.
Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.
siapakah sang guru tsb ?
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Bro Gurkha,
terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi. ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.
jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Bro Gurkha,
terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi. ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.
jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Bro Gurkha,
terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi. ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.
jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha
tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati
ketika bhante Ashin hidup kita bisa melihat banyak perubahan dari namanya kelenteng (tepekong)jadi bernama vihara sayang nya sebelum semua nya rampung menjadi satu di bawah payung Buddha telah terjadi perpecahan di dalam nya hingga timbul tindakan pemurniaan yang terlalu dini sekali, akibatnya munculah yang sekarang klita kenal sebagai tridharma, konfusiu dsb. jadi ini namanya takdir.
tiap kebaktian tiap meditasi ujung2nya bilang semoga semua makhluk berbahagia. tapi baru diskusi gini udah keliatan sifatnya.
please lar.........
tidak boleh terlalu cepat nyamber nya memang listrik kali yahh, semuanya yang di atas mesti tunggu 3 posting orang lain sehabis wa.
Tahu saja dan ternyata anda mengaku kalau itu adalah anda sendiri
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya
ketika bhante Ashin hidup kita bisa melihat banyak perubahan dari namanya kelenteng (tepekong)jadi bernama vihara sayang nya sebelum semua nya rampung menjadi satu di bawah payung Buddha telah terjadi perpecahan di dalam nya hingga timbul tindakan pemurniaan yang terlalu dini sekali, akibatnya munculah yang sekarang klita kenal sebagai tridharma, konfusiu dsb. jadi ini namanya takdir.
ngga kok...
Tridharma itu lebih tua dari Bhante Ashin ...
Tridharma itu didirikan oleh Kwee Tek hoay jauh jauh sebelum bhante Ashin menjadi bhikku...
(sepertinya saya tulis namanya salah deh )
yang diakui pemerintah tuh Buddha duluan, Tridharma baru belakangan ini kan di akui nya. 5 agama (islam, kr****n ka****k, kr****n protestan, Hindu, Buddha) yang lain baru belakangan.
yah begitulah seperti cerita diatas ku agama Buddha ktp termasuk pengikut tridharma ini. Maka perlunya bimbingan dari anggotta sangha, dan pandita Buddhis(romo) yang teratur juga penampakan penampakan yang teratur dan juga bimbingan yang teratur kepada kaum tridharma ini.
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya:))
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya
Kalao pertanyaan ini, gue ga mao ngasih jawaban muluk2x (Dhamma'ism)...Mengapa Sangha Bhikkhu Indonesia perlu bertanggung jawab atas kemerosotan umat Buddha di Indonesia, setahu saya kerja keras Sangha telah diakui dan nyata untuk memajukan ap bukan umatnya sndiri yg bertanggung jawab, lbih meyakini hal" yang klenik atau mistik" daripada Tipitaka / Tripitaka...suka sekali mengetes para Bhikkhu, Merasa sok pintar stlah mempelajari teori bagaimanapn juga Bhikkhu lbih tinggi Silanya. Dan lebih menyukai hal" yg menarik walaupun salah, mendukung yg tdak benar(Bhikkhu perusuh Thai cthnya).
Tak ada yg kekal... Sesuai ramalan... apalah...
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
Para sangha, pandita, anda dan saya.
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
Kurangnya pengetahuan Buddhism,
usah jauh2x, Buddhism masih dianggap cung-cung-cep bukan ?
Lalu...
dengan kebimbangan mistis yg meragukan, dan minimnya pengetahuan akan buddhism.
moment bimbang tersebut digunakan oleh para missionaris dari negri seberang.
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Yang pake jubah,
kembangkan sayap, jangan cuma menetap di satu tempat.
Coba yang kira-kira dagh agak mapan di mutasikan ke vihara-vihara yg minim jubah.
Yang pandita, anda dan saya,
Jangan segen-segen negur yg salah tangkep, salah kaprah, salah memahami.
Jangan hanya bersembunyi dibalik omongan "buddhism agama damai".
Yang dipoles dengan kata-kata indah dan menjelimet,
Sehingga "makna" yang ingin disampaikan tidak tercerna
^
betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D
Bukan masalah newbie atau bukan. Saya rasa tidak ada larangan bagi siapapun juga untuk diskusi, tapi diskusilah dengan baik. Sekarang seandainya saya bilang, "Buddha saja menyuruh mencatat statistik Umat Buddha," misalnya. Kemudian anda tanya, "ada referensi/buktinya saya bicara demikian?" Lalu saya jawab dengan enteng, "cari aja di tipitaka," menurut anda sendiri bagaimana?
Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.
siapakah sang guru tsb ?
Pemuda ini juga (mungkin) seperti teman2 yang ada disini, selalu berharap umat Buddha cepat2 bertambah banyak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi umat Buddha, tetapi ketika masalah umat buddha muncul dimana-mana, umat Buddha yang banyak sudah tidak bisa kita banggakan lagi.
Percakapan ini tidak lebih dari 1/2 tahu.
ado2 kok mala saya yg timpuk bata..Bukan gitu. Maksud saya memang "sotoy-sotoy" dikit tidak apa, setiap orang boleh berpendapat. Hanya saja jangan mengeluarkan pendapat dengan format fakta, juga cara penyampaiannya itu yang baik. "Newbie" atau "sesepuh" tidak berarti apa-apa sama sekali.
secara saya kan masi nubie dengan pengetahuan pas2an..
kalo saya sotoy sotoy kan ga enak --"
jadi nyimak aja..
makanya setelah liat si gurkha itu ngejawab gt.. spontan aja saya bales gt
Maaf Tante Yuri, justru karena belas kasih saya kepada si brainless itu makanya saya bersedia membimbingnya dalam hal etika berdiskusi.Coba lebih dikembangkan lagi belas kasihnya, nanti ditinjau ulang.
protest, siapakah guru itu jelas penting...Saya juga pikir kuantitas tidak menentukan banyak atau sedikitnya masalah. Jika penyampaiannya "kena" dan mayoritas menjalankan dhamma sesuai ajaran, semakin banyak umatnya, bukannya tambah masalah, justru tambah baik. Jika kuantitas banyak tetapi kualitas rendah, itu baru yang namanya masalah.
soalnya gw tidak sependapat dgn guru itu.....
terutama kelihatan guru itu takut/kwatir akan masalah muncul dimana-mana...
kelihatannya dia menghindarin masalah................
g setuju banget sama lo bro johan kok takut makin banyak umat makin banyak masalah, kan klo makin banyak umat juga makin banyak orng yg belajar buddha dhamma n melestarikan n makin banyak pula kesempatan orang untuk menjadi bhikkhu n pandita sehingga kualitas umat pun bisa ter jaga :). kan klo umat buddh a ga perlu banyak2 seakan2 agama buddha eksklusif banget :) malah klo seperti itu lama2 agama buddha lebih cepet lagi berkurang umatnya. :))Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.
siapakah sang guru tsb ?
Pemuda ini juga (mungkin) seperti teman2 yang ada disini, selalu berharap umat Buddha cepat2 bertambah banyak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi umat Buddha, tetapi ketika masalah umat buddha muncul dimana-mana, umat Buddha yang banyak sudah tidak bisa kita banggakan lagi.
Percakapan ini tidak lebih dari 1/2 tahu.
protest, siapakah guru itu jelas penting...
soalnya gw tidak sependapat dgn guru itu.....
terutama kelihatan guru itu takut/kwatir akan masalah muncul dimana-mana...
kelihatannya dia menghindarin masalah................
bayangkan kalau di forum DC ini .... setahun hanya punya 1 masalah.........................
kan sepi banget dehhhhhhhhhhh (sehingga kita gak punya kesempatan utk menyelesaikan masalah tsb)
;D ;D ;D
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Bro Gurkha,
terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi. ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.
jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha
tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati
bukannya tahun 2000, agama konghucu belum disahkan ?
saya baca komentar di blognya ratnakumaro...
katanya menurut data BPS umat buddha 11 juta... perkiraanku ini salah data deh...
3 juta aja kayaknya udah kebanyakan...
Boleh banyak lembaga survei..beoleh banyak data TAPI YG VALID hanya ada 1 lembaga berwenang. Kita ga bisa klaim kalau BUKAN dari lembaga berwenang. Maksud saya disini, sebelum kita tahu jelas sumber data valid, mohon di rinci jelas supaya ga ada lagi perdebatan2 model bro gurkha dan bro sumedhong wkwkwk.
kalau lupa data, sebaiknya jgn posting. Soal kepercayaan konghucu disahkan, itu di sahkan oleh presiden Gus Dur. dengan Keppres no 27 tahun 2000.bukan 2006. Implementasi dan publikasinya mungkin betul anda 2006. Coba anda cek yang benar.
kalau ada data berbeda tetap 1 lembaga berwenang yg dijadikan acuan. thanks
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
ada data statistik pendukung?
Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha. Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha
[at] johan
Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.
Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Bro Gurkha,
terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi. ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.
jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha
tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati
Aduuuh Sumedha....gini hari kok ributin ARAHAT sehhh? mending urusin ARAHAN syahwat kalee wkwkwk atau mungkin lo mending main gundu di grogol atau di sumehang aja ...wkwkwkpizzz. ^:)^
Suatu data ga bisa dibilang valid kalau diambil dari data wikipedia. suatu data dikatakan valid HANYA BILA dikeluarkan oleh SUATU BADAN RESMI. kalau hanya ambil copas dr wikipedia atau internet itu namanya OPINI. Jadi mungkin betul bahwa bro Gurkha mengatakan harus ada data dari BPS atau mungkin badan lain yang BERWENANG, sehingga validitasnya BENAR dan dapat dipertanggungjawabkan.
jadi bro sumedhong eh salah sumedha maksud saya, pengalaman memang mahal, tapi kalau kebodohan adalah faktor keturunan wkwkwwk piizzz
jadi sekali lagi kalau bicara data, mohon yg benar jgn asal posting, kalo asbun manaya penggiriingan opini. kalau opini katakan opini, kalau data valid katakan siapa lembaga berwenangnya. seringkali kita lihat misal data dan fakta berbeda. contoh: misalnya skr mungkin di situs2 internet bilang penduduk indo 250 juta, itu kan asumsi , tp FAKTAnya adalah kalau BPS / data sensus bil data nya 267,658,765 jiwa..nah itu valid, ada yg berwenang..
Ini hanya saran saya aja supaya masing2 bs berpikir jernih jgn pake emosi..kl pake emosi ya itu main gundu aja deh wkwkwk thx all
Boleh banyak lembaga survei..beoleh banyak data TAPI YG VALID hanya ada 1 lembaga berwenang. Kita ga bisa klaim kalau BUKAN dari lembaga berwenang. Maksud saya disini, sebelum kita tahu jelas sumber data valid, mohon di rinci jelas supaya ga ada lagi perdebatan2 model bro gurkha dan bro sumedhong wkwkwk.
kalau lupa data, sebaiknya jgn posting. Soal kepercayaan konghucu disahkan, itu di sahkan oleh presiden Gus Dur. dengan Keppres no 27 tahun 2000.bukan 2006. Implementasi dan publikasinya mungkin betul anda 2006. Coba anda cek yang benar.
kalau ada data berbeda tetap 1 lembaga berwenang yg dijadikan acuan. thanks
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah naik atau turun secara kuantitas penganut Budha.Ini benar. Memang siapa pula yang tahu kepercayaan orang sebenar-benarnya. Tetapi dalam diskusi, alangkah baiknya mengatakan sumbernya ketika mengatakan sesuatu, misalnya "menurut yang saya lihat di vihara saya", "menurut perhitungan sensus tahun xxxx".
Kalau anda bertanya pada saya punya data atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.Ini jelas opini subjektif. Kalau orang nikah lalu pindah agama lain (ikut pasangan), pertumbuhannya jelas minus. Saya tidak ingin mempermasalahkan faktor2 tersebut juga bukan mencari tahu secara ilmiah pertumbuhannya. Saya hanya ingin menyampaikan kalau mau beropini, beropinilah yang baik.
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.Bertambah banyaknya wihara berarti bertambah banyaknya daya tampung orang yang ke wihara. Namun itu belum tentu berarti bertambahnya umat Buddha.
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:Jika Bro gurkha juga mengatakan hal serupa, saya akan menghargainya karena mengakui keterbatasan, bukan menggunakan sikap defensif yang menyuruh orang mencari di BPS.
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn logically memang harusnya bertambah wkwkwkSaya pun beropini bahwa Umat Buddha kuantitasnya bertambah. Sekali lagi bukan masalah opininya, tetapi cara menyampaikannya.
Nih saya mau menguji KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.Tolong kembali ke topik.
Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah naik atau turun secara kuantitas penganut Budha.Ini benar. Memang siapa pula yang tahu kepercayaan orang sebenar-benarnya. Tetapi dalam diskusi, alangkah baiknya mengatakan sumbernya ketika mengatakan sesuatu, misalnya "menurut yang saya lihat di vihara saya", "menurut perhitungan sensus tahun xxxx".
Kalau anda bertanya pada saya punya data atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
Dan juga sikap yang tidak mau memberikan penjelasan, tidak mau mengakui bahwa tidak memiliki data, malah menyuruh orang mencari sendiri datanya, adalah sikap yang tidak baik. Saya sering mengutip sutta tetapi lupa di mana. Maka ketika ditanya, saya jujur mengakui, "saya lupa," bukan berkelit dengan menyuruh orang lain cari sendiri di Tipitaka. Bukan masalah ilmiah-statistika di sini, namun masalah sikap dalam diskusi. Anda saja yang tidak menangkap maksudnya dengan baik.Quotepertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.Ini jelas opini subjektif. Kalau orang nikah lalu pindah agama lain (ikut pasangan), pertumbuhannya jelas minus. Saya tidak ingin mempermasalahkan faktor2 tersebut juga bukan mencari tahu secara ilmiah pertumbuhannya. Saya hanya ingin menyampaikan kalau mau beropini, beropinilah yang baik.
Tidak subjektif. pendapat anda yg scopenya subjektif hanya melihat secara per keluarga. harus liat makro pak. lalu bagaiman juga yg dari agama lain pindah ke budha? wkwkwk banyak tuh..di keluarga saya aja ada tuh 5 org dari agama lain pindah ke budha.QuoteWihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.Bertambah banyaknya wihara berarti bertambah banyaknya daya tampung orang yang ke wihara. Namun itu belum tentu berarti bertambahnya umat Buddha.
pertambahan wihara JELAS menunjukan pertambahan umat. Mengapa? karena manusianya bertambah, sumber daya pendanaan logistik dan lain2 bertambah. indikator palingjelas nih: dulu di wihara banyak orang tua, sekarang sudah mulaibanyak muda mudi remaja, JELAS FAKTA menunjukan ad anya pertambahan. indikator lain: yang saya amati, jumlah donatur tiap wihara dan atau kegiatan ibadah pada hari raya budha.. setiap wihara cenderung penambahan peserta yang berdoa. bagaimana mungkin kalau umatnya ga bertambah wiharanya bertambah wkwkwk dari mana dananya kalau gitu dan untuk siapa wihara itu wkwkkw ..maap saya hanyalah org bodoh ..tp ya sudah..saya terima aja dehpendapat anda wkwkwkw capek debat soalnya wkwkw ^:)^Quotejadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:Jika Bro gurkha juga mengatakan hal serupa, saya akan menghargainya karena mengakui keterbatasan, bukan menggunakan sikap defensif yang menyuruh orang mencari di BPS.
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
Tapi kalau mau jujur memang BPS lah kemungkinan yang paling mendekati untuk tahu maslah itu. Dan saya pikir ga ada yg salah kalau toh si gurkha minta cari di BPS, cukup bil ogah ah kan selesai wkwkwk. sama halnya misal saya tidak mempercayai data sumedha, ya paling saya bil salah tuh , ga valid selesai.yang saya heran malah urusan BPS aja digede2inQuote2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn logically memang harusnya bertambah wkwkwkSaya pun beropini bahwa Umat Buddha kuantitasnya bertambah. Sekali lagi bukan masalah opininya, tetapi cara menyampaikannya.
kalau anda setuju umat bertambah, artinya jelas juga anda mempunyai pendapat yg berlawanan dengan data sumedhang...mana nih sumedhang wkwkwkQuoteNih saya mau menguji KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.Tolong kembali ke topik.
Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong
Nih saya mau menguji KEJUJURANNah kalo mau jujur-jujuran dan menyerang kepribadian..
ANDA semua khususnya bro
sumedhang.
Saya mohon dijawab jujur
ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk
danmohon diikuti bro upasaka dan
lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI
KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG
SENIOR DI FORUM INI APALAGI
MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya
begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN
HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH
DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN
KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ),
DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN
HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya
dulu: Saya pernah dan sudah tobat
sekarang, bagimana dengan anda bro
sumedhang? Ingat kalau anda bohong
kita tidak bisa tahu, tapi ingat hati
anda tidak bisa mebohongi anda
wkwkwwk DOSA dan KARMA akan
selalu menyertai anda kalau bohong
wkwkwk
thanks
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
nah dari logika org bodoh aja kita tahu kuantitas umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan mungkin sumedhang o
rg jenius wkwkwk ^:)^ :
:P ^:)^
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah naik atau turun secara kuantitas penganut Budha.
Kalau anda bertanya pada saya punya data atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
kalau pendapat bung sumedhang yang bilang lebih baik ada data daripada ga ada data sama sekali , KESIMPULAN SAYA ADALAH: ANDA TERMASUK ORANG yang berusaha mempertahankan argumen TANPA OBJEKTIFITAS. Kalau memang ga ada data, katakan tidak ada, kalau data tidak valid, katakan ini tidak valid. TAPI JANGAN JUGA KLAIM data uda valid wkwkwk
Kalau saya ditanya apakah saya tahu umat budha makin banyak atau tidak ,maka saya jawab tidak tahu, menurut saya HANYA DEWI KWAN IM yang tau wkwkwkwk.
Saya mau tanya juga nih, org dengan KTP Budha, tapi ga pernah sembhayang budha bukan? wkwkw, atau org yang KTP nya kr****n, tapi suka aktif di vihara itungannya apa? makanya saya bilang hanya Dewi Kwan Im yang tau.wkwkwkw ^-^
Dan perlu saya sampaikan, bahwa satu2nya negara di dunia yang mencantumkan agama pada kartu identitas hanya di Indonesia. Oleh karena itulah persoalan diskusi soal KUANTITAS ini ada. Dah ah capek juga ngurusi debat kusir.
Tapi kalau pake logika...LOGIKA org bodoh ya..maap saya org yg IQ rendah , tidak seperti bro2 sumedhang yg IQ nya jenius atau upasaka yang mungkin masuk dalam daftar MENSA ( organisasi org ber IQ >164 di singapura), ..logika bangtoyib yang org bodoh gini:
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
nah dari logika org bodoh aja kita tahu kuantitas umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan mungkin sumedhang org jenius wkwkwk ^:)^ :
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn logically memang harusnya bertambah wkwkwk
3. kita ga pernah nyari ribut cuma nyari makan aja wkwkwk yg ribut2 kan situ kaleee.
4. [at] hatred:maap saya org bodo jd ga baca dr awal, tapi kalau soal analisa persoalan dari satu posting saya bs tahu akar amslah wkwkwk.
Nih saya mau menguji KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.
Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong wkwkwk
thanks
ini adalah tes kejujuran. kalau ga mau jawab ga apa2...karena jelas nantinya jawaban ini akan saya lanjutkan korelasinya dengan topik. saya hanya mau tahu... apakah kita yg ada disini berani membuka diri objektifitas, keberanian memikul responsibility atas apa yg disampaikan, dan untegritas atas suatu honesty. kalau yg banyak cuap2 aja ga berani jujur at least pada diri sendiri, bagaimana mungkin kita sebagai umat lainnya/sesama umat mempercayai apa yg disampaikan ?Kejujuran pada diri sendiri adalah ketika seseorang tidak membenarkan dirinya dan mengakui kesalahannya. Sikap tersebut bisa ditunjukkan ke luar, bisa juga tidak. Dalam hal ini, saya tidak melihat anda, saya, ataupun member lain di sini sebagai orang yang cukup pantas bagi orang lain untuk "mengaku dosa" di hadapannya. Apakah anda punya alasan khusus sehingga merasa pantas, ataukah sedang memproklamasikan diri sebagai orang suci?
Biarkan upasaka dan sumedhang yang menjawab ...yg lain kalau mau jawab silakan jawab kalau ga mau jawab ga usah banyak komentar. intropeksi diri dulu baru ngomong,
justru disini kita perlu org yg bener2 berhati bersih . Saya pernah ke hangzhou di suatu gunung ..disana kuil vihara benar2 dipimpin oleh yg berhati bersih dan bijak dan pemimpin disana tidak mewajibkan pemikiran harus sesuai si pemimpin ..kalau disini kan kalau ada yg tidak berkenan bisa di banned wkwwk ..kacian deh...Di sini tidak mewajibkan orang memiliki hati bersih total, minimal berusaha bersikap sopan dan baik dalam diskusi. Kalau dalam diskusi saja sikapnya tidak baik, apalagi bathinnya.
Udah gini aja teman2...ada yg berani jawab gak pertanyaan saya diatas? mana nih yg ngaku as leader? come on show me your honesty and your integrity. yang ga mau jawab ga apa2..diam aja ga usah banyak komentar. Saya hargai yang diam, tapi kalau banyak yg komentar ga berani jawab, ya kita2 bisa nilailah.Ingat member sini yang menilai bukan saya bukan anda.Ketimbang menyuruh semua orang diam, lebih baik anda saja yang diam.
Quote from: bangtoyib:P ^:)^
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah naik atau turun secara kuantitas penganut Budha.
Betul. Cuma Bro gurkha yang bisa memastikan apakah kuantitas umat Buddha di Indonesia naik atau turun. Dan cuma Bro bangtoyib yang setuju dengannya.Quote from: bangtoyibKalau anda bertanya pada saya punya data atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
Wikipedia (contoh sumber yang saya cantumkan) misalnya, menyajikan data yang cukup valid. Mungkin tidak bisa langsung diyakini sebagai yang paling tepat, namun setidaknya data yang disajikan dari Wikipedia bisa dipertanggung-jawabkan; daripada komentar orang yang tidak punya data dan justru malah mendukung pernyataan orang lain yang juga tidak didukung dari data yang dapat dipertanggung-jawabkan.Quote from: bangtoyibkalau pendapat bung sumedhang yang bilang lebih baik ada data daripada ga ada data sama sekali , KESIMPULAN SAYA ADALAH: ANDA TERMASUK ORANG yang berusaha mempertahankan argumen TANPA OBJEKTIFITAS. Kalau memang ga ada data, katakan tidak ada, kalau data tidak valid, katakan ini tidak valid. TAPI JANGAN JUGA KLAIM data uda valid wkwkwk
Sekali lagi, Wikipedia merupakan ensiklopedia dunia maya. Ini merupakan referensi yang jelas. Sama saja dengan buku ensiklopedia yang dijual di toko buku, demikian pula kredibilitas Wikipedia. Pernyataan yang dikemukakan dengan sumber dari Wikipedia lebih baik daripada asal cuap-cuap tidak jelas. Sebab orang yang dewasa bisa mempertanggung-jawabkan pernyataan dan sumber pernyataannya jika memang salah. Sedangkan orang yang melindungi dirinya dengan cara berlaga "polos" karena tidak punya sumber, sebenarnya adalah "anak hijau".Quote from: bangtoyibKalau saya ditanya apakah saya tahu umat budha makin banyak atau tidak ,maka saya jawab tidak tahu, menurut saya HANYA DEWI KWAN IM yang tau wkwkwkwk.
Anda tidak konsisten. Anda menyatakan persetujuan tentang pendapat Bro gurkha bahwa kuantitas umat Buddha meningkat. Ini buktinya: "2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn logically memang harusnya bertambah wkwkwk".
Anda tidak tahu tapi Anda mendukung pernyataan Bro gurkha? Anda sering sekali mengucapkan pernyataan kontradiksi, yah...Quote from: bangtoyibSaya mau tanya juga nih, org dengan KTP Budha, tapi ga pernah sembhayang budha bukan? wkwkw, atau org yang KTP nya kr****n, tapi suka aktif di vihara itungannya apa? makanya saya bilang hanya Dewi Kwan Im yang tau.wkwkwkw ^-^
Kan dari halaman-halaman sebelumnya secara implisit juga sudah dibahas... Kalau data statistik umat Buddha di Indonesia didapatkan dari sensus / survei, maka yang tercatat sebagai umat Buddha adalah semua orang yang teridentifikasi sebagai penganut Agama Buddha di identitasnya. Selain itu, di Indonesia ini banyak sekali kepercayaan yang mengaku sebagai bagian dari Agama Buddha. Jadi sebenarnya agak sulit untuk mendapatkan data statistik berapa jumlah umat Buddha sesungguhnya (Theravadin + Mahayanis + Tantrayanis).
Quote from: bangtoyibDan perlu saya sampaikan, bahwa satu2nya negara di dunia yang mencantumkan agama pada kartu identitas hanya di Indonesia. Oleh karena itulah persoalan diskusi soal KUANTITAS ini ada. Dah ah capek juga ngurusi debat kusir.
Anda keliru. Selain Indonesia, Arab Saudi juga merupakan negara yang mencantumkan identitas "agama" di kartu tanda penduduknya. Selain itu, beberapa negara di Timur Tengah misalnya Mesir, menetapkan hanya orang Islam, kr****n dan Yudaisme yang bisa mendapatkan kartu tanda penduduk (ID Card).
Anda sepertinya keliru lagi. Survei statistik agama ada bukan hanya dilakukan karena ada kolom "agama" di KTP. Tetapi karena jumlah umatnya ingin diidentifikasi. Tidak hanya di Indonesia, ada negara lain pun yang juga mengadakan survei statistik agama. Makanya data statistiknya bisa kita baca di Buku Pintar, dan bahkan persentase jumlah penganut agama di seluruh dunia pun bisa diidentifikasi.
Yang membuka topik diskusi ini adalah S. Dhammasiri. Beliau membuka topik ini karena mendapat info bahwa jumlah umat Buddha di Indonesia makin merosot, dan mengajak semua teman-teman di sini untuk berdiskusi. Pembahasan mengenai kuantitas ini ada karena berkaitan dengan pertanyaan dari S. Dhammasiri. Yang merasa ini adalah debat kusir yah Anda. Dari awal semua teman-teman di sini berdiskusi dengan baik, lalu muncullah Bro gurkha dan Anda yang memancing ikan di air keruh. Sebelumnya Anda tahu tidak arti dari "debat kusir"? Sebaiknya jangan sering memakai istilah konotatif kalau artinya saja kurang Anda pahami. :)Quote from: bangtoyibTapi kalau pake logika...LOGIKA org bodoh ya..maap saya org yg IQ rendah , tidak seperti bro2 sumedhang yg IQ nya jenius atau upasaka yang mungkin masuk dalam daftar MENSA ( organisasi org ber IQ >164 di singapura), ..logika bangtoyib yang org bodoh gini:
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
nah dari logika org bodoh aja kita tahu kuantitas umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan mungkin sumedhang org jenius wkwkwk ^:)^ :
Anda keliru lagi. Seperti yang ditulis Bro andrew, bahwa mortalitas (kematian) pun berlaku di kalangan umat Buddha. Jadi kalau ada pertambahan kuantitas umat Buddha karena kelahiran dan peralihan kepercayaan, maka penurunan kualitas pun bisa terjadi bila ada mortalitas (kematian) dan peralihan kepercayaan. Selain itu, kuantitas umat Buddha ini dihitung berdasarkan perentase. Bila 1000 orang umat Buddha beranak-pinak sekitar 1-2 anak, sedangkan 10.000 orang dari agama lain beranak-pinak 3-5 anak; maka jelas kuantitas umat Buddha secara persentase pun merosot dari sebelumnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan kuantitas umat dari agama lain lebih pesat daripada pertumbuhan kuantitas umat Buddha.
Ya, saya maafkan karena kekurangan Anda ini.Quote from: bangtoyibWihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.
Belum tentu. Jumlah vihara meningkat bisa saja karena daya tampung orang yang ke vihara semakin banyak; seperti yang dijelaskan Bro Kainyn_Kutho. Misalnya dulu orang-orang malas ke vihara, namun generasi sekarang mayoritas jadi rajin ke vihara, padahal secara kuantitas tidak terlalu berbeda jauh.Quote from: bangtoyibjadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn logically memang harusnya bertambah wkwkwk
3. kita ga pernah nyari ribut cuma nyari makan aja wkwkwk yg ribut2 kan situ kaleee.
4. [at] hatred:maap saya org bodo jd ga baca dr awal, tapi kalau soal analisa persoalan dari satu posting saya bs tahu akar amslah wkwkwk.
Tidak punya data valid soal kuantitas tapi setuju dengan pernyataan Bro gurkha? Anda tahu apa arti logika? Sebaiknya Anda mulai belajar membedakan arti tiap kosakata; bedakan arti logika dengan logis. :)
Saya juga tidak mencari ribut. Saya harap semuanya damai-damai saja. Tapi saya agak ragu, soalnya Anda sendiri merasa ada debat kusir di sini. Dan ternyata Anda malah ikut terjun di sini dengan memanaskan suasana dan menyerang beberapa personil di sini; dan salah satunya saya.
Semoga batin Anda terpuaskan.Quote from: bangtoyibNih saya mau menguji KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.
Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong wkwkwk
thanks
Pertanyaan ini sudah di luar topik. Kalau Anda beritikad baik, silakan jelaskan apa hubungannya dengan topik ini. Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan ini, tapi pertanyaan ini sepertinya tendensius. Lagipula pertanyaan ini bukan pertanyaan yang cocok untuk dipertanyakan di depan umum, kecuali Anda bisa menjelaskan kaitannya dengan pembahasan topik.
[at] bangtoyib, sebenarnya saya ingin menjawab, tapi karena bukan ditujukan kepada saya, ntar dianggap kepo, biar sumedhang dan upasaka aja deh yg jawab
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
nah dari logika org bodoh aja kita tahu kuantitas umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan mungkin sumedhang o
rg jenius wkwkwk ^:)^ :
iyaaa... gw maklum... kan logika orang bodoh :) kalo logika orang pinter yang meninggal juga diitung ngurangi.. :)
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.Bang toyib agama apa? koq semakin OOT aja? Koq ada zaman nabi adam hawa? itu bukan kepercayaan Budhisme.
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.Bang toyib agama apa? koq semakin OOT aja? Koq ada zaman nabi adam hawa? itu bukan kepercayaan Budhisme.
Dan pembahasanmu koq semakin membingungkan.
Bisa lebih logika kah, agar saya atau pembaca lainnya bisa lebih mengerti apa yang bang toyip sampaikan.
Kalo Bang toyip berasal dari agama tetangga, gw saranin bangtoyip bisa buat thread baru di board ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html)
Arah positif di masa yang akan datang bagi perkembangan Buddha Sasana akan terjadi bila Sangha dengan konsisten menjaga Vinaya sebagai pedoman, sebagai pagar, sebagai perlindungan, dengan memberi contoh yang baik, yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat, karena sebagian besar umat Buddha masih cenderung mengkultuskan indvidu, bukan mengkultuskan Tiratana.
Kasus keluarga saya tersebut belum parah, bahkan kita tahu ada mantan bhikkhu yang memiliki pengikut (pengetahuan Dhammanya cukup luas), berusaha memperkenalkan ajaran atau filosofi dari filosofer non-Buddhist terkenal yang dikatakan sejalan dengan Buddhist.
Aduh banyak amat bang wkwkwk saya yg pokok aja ya jawabnya:
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.
Kalau vihara makin banyak tapi org nya makin dikit...dananya dari mana? wkwkwkapakah iya donatur cuma 1-2 org bs bangun 10 vihara misalnya wkwkwk
Ah saya ga nyerang anda, anda aja merasa terserang...cuci muka dulu deh wkwkwk makanya saran saya santai aja, ohya soal arab pake KTP ada tanda agama, maap saya ga pernah ke arab jadi saya ga tau, yg saya tau Amerika Australia Singapura China... mungkin anda sering ke arab kali makanya punya sifat arab yg sensi wkwkwk.
OK saya akan jelaskan hubungan pertanyaan saya wkwkwk: Hal itu untuk menguji apakah kita yg ada di forum ini memiliki sikap munafik atau tidak. dari anda tidak mau jawab tp banyak koar2 soal pertanyaan saya aja uda jelas MUNA wkwkwk. kalau di agama kr****n anda tau cerita orang Farisi? nah kira2 gitulah. wkwkwkw. Jadi korelasinya adalah: Janganlah selalu merasa benar, selalu merasa suci, kalau ditanya belit2 muter2, just YES or NO jawabnya..very simple kok...Kalau saya salah ya saya minta maaf, dari awal saya sudah bilang IQ saya rendah dan saya hanyalah orang bodoh tidak seperti anda yg jenius2 wkwwk. Saya membuat pertanyaan itu bertujuan untuk mengetes sejauh mana keberanian, kematangan, anda-anda yg dipandang sebagai leader disini untuk dapat meberikan contoh baik. PRESIDEN CLINTON AJA BERANI MENGAKUI . ITU CONTOH NYATA. SEORANG PRESIDEN BESAR LOH. Nah saya yakin anda2 lebih religius dari clinton wkwkwk. sayangnya sejak kemarin ga ada berani 1 pun jawab yes or no...malah menghindar bil tendensius lah, bla bla bla...ya uda kalau ga mau jawab diam aja getu loh..gitu aja kok repot ..ini uda jawab tp ga berai YES OR NO wkwkwk PUBLIK menilai bro. Saya mengajukan pertanyaan karena saya liat disini semua kalao bicara agama kesucian moralitas ....wuiiihhhhh TOP BANGET...maslahnya OMDO gak? wkwkwk kebayang gak seh.... di depan forum bilang A kelakuan B? nah itu yang saya mau tau..sejauh MANA ANDA punya integritas dalam ceramah agama...kalau ga berani uda main gundu aja di grogol mendingan wwkkwwkk
Sekali lagi saya minta maaf kepada semua rekan2 bila ada statement saya yg tidak berkenan, saya hanyalah seorang umat manusia biasa..yang bodoh dan masih belajar tentang kehidupan sesuai ajaran Budha, dan dalam melaksanakan ajarannya pun saya masih seringpenuh kesalahan, saya hanyalah orang biasa..tidak seperti bro2 disini yang hebat2 sekali dalam memberikan ceramah / argumen. Saya hanyalah org yg terbatas pengetahuannya tidak seperti anda yang bisa mencari tahu semua data padahal datanya copas dr google wkwkkwk.
Ya sudah saya juga capek.. nanti kalau ada topik bagus lagi yang anda2 khususnya upasaka dan sumedhang saya akan reply di topik lain. Saya hanya mau 2 org itu upasaka dan Sumedha menjawab pertanyaan saya: Pernahkan anda bla bla bla...pernah atau tidak aja. kalau ga mau jawab ya uda. santai aja..ga usah berdalih macam2. Anda diam / berdalih justru SUDAH MENUNJUKAN anda pasti pernah wkwkwkwk kalaupernah maka kok disini anda keliatan suci sekali wkwkwkwk ( moga2 jawaban anda NO ya ) . wwkwkwkwk byeeee
Saya setuju Samanera, umat awam yang sudah tahu Vinaya bhikkhu tetapi memancing-mancing memang patut dicela, tetapi kadangkala umat juga tidak tahu mengenai Vinaya, bila sudah begini saya rasa bhikkhu juga harus memberitahu. ^:)^
Arah positif di masa yang akan datang bagi perkembangan Buddha Sasana akan terjadi bila Sangha dengan konsisten menjaga Vinaya sebagai pedoman, sebagai pagar, sebagai perlindungan, dengan memberi contoh yang baik, yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat, karena sebagian besar umat Buddha masih cenderung mengkultuskan indvidu, bukan mengkultuskan Tiratana.
Saya setuju sekali dengan anda. Tapi umat awam pun harus mendukung / memberikan kondisi yang baik supaya bhikkhusaṅgha bisa mempraktikkan dan menjaga vinaya dengan baik.
QuoteKasus keluarga saya tersebut belum parah, bahkan kita tahu ada mantan bhikkhu yang memiliki pengikut (pengetahuan Dhammanya cukup luas), berusaha memperkenalkan ajaran atau filosofi dari filosofer non-Buddhist terkenal yang dikatakan sejalan dengan Buddhist.
Kalau boleh tahu ajaran apa ya? :) Terimakasih.
Quote from: bangtoyibAduh banyak amat bang wkwkwk saya yg pokok aja ya jawabnya:
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.
Bukan hanya faktor mortalitas yang perlu diperhitungkan. Saya sudah jelaskan di postingan sebelumnya. Coba Anda tengok kembali dan baca perlahan-lahan.Quote from: bangtoyibKalau vihara makin banyak tapi org nya makin dikit...dananya dari mana? wkwkwkapakah iya donatur cuma 1-2 org bs bangun 10 vihara misalnya wkwkwk
Dana yang banyak juga belum tentu menandakan bahwa umat Buddha semakin banyak. Bisa saja umat Buddha sekarang sudah lebih makmur, sudah lebih aktif berdana, atau mungkin saja donasi juga datang dari simpatisan Buddhis.
Perlu dijelaskan sedikit, bahwa semua komentar saya dinyatakan bukan untuk menentang persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha meningkat. Namun semua komentar saya dinyatakan untuk mengimbangi persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Apakah jumlah umat Buddha merosot atau meningkat, hanya bisa diketahui dari hasil sensus. Setidaknya hasil sensus lebih bisa dipercaya daripada "percaya meskipun belum melihat".Quote from: bangtoyibAh saya ga nyerang anda, anda aja merasa terserang...cuci muka dulu deh wkwkwk makanya saran saya santai aja, ohya soal arab pake KTP ada tanda agama, maap saya ga pernah ke arab jadi saya ga tau, yg saya tau Amerika Australia Singapura China... mungkin anda sering ke arab kali makanya punya sifat arab yg sensi wkwkwk.
Anda berbohong. :) Semua orang yang bisa berpikir sehat di sini tahu bahwa Anda menyerang saya. Dan bahkan pernyataan Anda di atas ini sudah menyerang saya dan menyerang orang Arab. Anda tahu apa yang Anda lakukan? Anda baru saja melakukan 5 perbuatan buruk:
- mengembangkan kebencian pada upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menyerang saya secara personal
- tidak mengakui apa yang Anda perbuat, dan malah berbohong (musavada)
- tidak menghentikan penyerangan, bahkan melanjutkan penyerangan kata-kata ke arah upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menjustifikasi orang Arab sebagai orang yang sensitif (mudah emosi); ini adalah bentuk penyerangan SARA
Tapi saya ragu Anda bisa berhenti setelah melakukan 5 perbuatan buruk ini. Ada kemungkinan Anda melakukan lebih banyak perbuatan buruk setelah membaca tulisan saya ini.Quote from: bangtoyibOK saya akan jelaskan hubungan pertanyaan saya wkwkwk: Hal itu untuk menguji apakah kita yg ada di forum ini memiliki sikap munafik atau tidak. dari anda tidak mau jawab tp banyak koar2 soal pertanyaan saya aja uda jelas MUNA wkwkwk. kalau di agama kr****n anda tau cerita orang Farisi? nah kira2 gitulah. wkwkwkw. Jadi korelasinya adalah: Janganlah selalu merasa benar, selalu merasa suci, kalau ditanya belit2 muter2, just YES or NO jawabnya..very simple kok...Kalau saya salah ya saya minta maaf, dari awal saya sudah bilang IQ saya rendah dan saya hanyalah orang bodoh tidak seperti anda yg jenius2 wkwwk. Saya membuat pertanyaan itu bertujuan untuk mengetes sejauh mana keberanian, kematangan, anda-anda yg dipandang sebagai leader disini untuk dapat meberikan contoh baik. PRESIDEN CLINTON AJA BERANI MENGAKUI . ITU CONTOH NYATA. SEORANG PRESIDEN BESAR LOH. Nah saya yakin anda2 lebih religius dari clinton wkwkwk. sayangnya sejak kemarin ga ada berani 1 pun jawab yes or no...malah menghindar bil tendensius lah, bla bla bla...ya uda kalau ga mau jawab diam aja getu loh..gitu aja kok repot ..ini uda jawab tp ga berai YES OR NO wkwkwk PUBLIK menilai bro. Saya mengajukan pertanyaan karena saya liat disini semua kalao bicara agama kesucian moralitas ....wuiiihhhhh TOP BANGET...maslahnya OMDO gak? wkwkwk kebayang gak seh.... di depan forum bilang A kelakuan B? nah itu yang saya mau tau..sejauh MANA ANDA punya integritas dalam ceramah agama...kalau ga berani uda main gundu aja di grogol mendingan wwkkwwkk
Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan Anda itu. Tapi apa hubungannya kejujuran dengan jawaban dari pertanyaan itu? Anda pasti menjustifikasi saya sudah pernah selingkuh dan berhubungan seks di luar nikah. Yah, karena itu Anda dengan semangatnya berusaha memojokkan saya untuk menjawab pertanyaan Anda. Ini dilakukan dengan harapan untuk mempermalukan saya. Saya tahu pemikiran Anda semua. Rupanya kelakuan Anda 100% mirip dengan apa yang diceritakan teman saya.
Sebenarnya setelah tahu tujuan dari pertanyaan Anda, saya tidak ingin menjawabnya di depan umum seperti ini. Anda tidak punya itikad baik. Tapi untuk memuaskan rencana Anda, baiklah saya akan jawab.
"Saya tidak pernah selingkuh. Saya juga tidak pernah berhubungan seks di luar nikah."
Saya tahu Anda tidak akan percaya dengan jawaban saya.
Sebelumnya, cobalah untuk memastikan suatu hal sebelum berusaha mempermalukan saya di depan umum. Anda belum pernah bertemu dengan saya, Anda belum pernah melihat cara saya bersosialisasi, bahkan Anda saja belum tahu kalau siapa saya sebenarnya. Karena saya baik, saya akan beri tahu kelemahan Anda. Anda seringkali menjustifikasi dan memfitnah seseorang tanpa ada dasarnya. Apa yang Anda kira ternyata tidak benar dengan kenyataannya. Makanya Anda sering mendapat malu. Cara Anda untuk ikut tertawa karena kelemahan Anda itu tidak efektif. Anda hanya semakin membuat diri Anda malu. Dan tampaknya Anda selalu terjatuh di lubang yang sama. Semoga rencana Anda untuk mempermalukan saya belum gagal.Quote from: bangtoyibSekali lagi saya minta maaf kepada semua rekan2 bila ada statement saya yg tidak berkenan, saya hanyalah seorang umat manusia biasa..yang bodoh dan masih belajar tentang kehidupan sesuai ajaran Budha, dan dalam melaksanakan ajarannya pun saya masih seringpenuh kesalahan, saya hanyalah orang biasa..tidak seperti bro2 disini yang hebat2 sekali dalam memberikan ceramah / argumen. Saya hanyalah org yg terbatas pengetahuannya tidak seperti anda yang bisa mencari tahu semua data padahal datanya copas dr google wkwkkwk.
Saya akui beberapa referensi saya cari di Google. Tapi tidak semuanya, karena saya sekalian melatih ingatan dan pengetahuan saya. Jadi apa yang mampu saya tuangkan tanpa membaca ulang suatu referensi, akan saya lakukan. Saya pikir beberapa teman-teman di sini mungkin juga melakukan hal yang sama.
Melakukan kesalahan itu masih wajar dalam tahap sekarang. Saya juga pernah melakukan kesalahan. Tetapi mengakui kesalahan itu yang sulit. Terbukti pada Anda dari dahulu sampai sekarang. Apa yang Anda lakukan pada saya, Indra dan sumedha (serta teman-teman lain; kalian perlu sadar, kalau bangtoyib juga mengincar yang lainnya), itu tidak baik. Anda hanya membuat hidup Anda sendiri menjadi tidak baik. Dan maaf, semoga keadaan Anda baik-baik saja setelah ini... Saya harap hal itu tidak datang terlalu cepat. :)Quote from: bangtoyibYa sudah saya juga capek.. nanti kalau ada topik bagus lagi yang anda2 khususnya upasaka dan sumedhang saya akan reply di topik lain. Saya hanya mau 2 org itu upasaka dan Sumedha menjawab pertanyaan saya: Pernahkan anda bla bla bla...pernah atau tidak aja. kalau ga mau jawab ya uda. santai aja..ga usah berdalih macam2. Anda diam / berdalih justru SUDAH MENUNJUKAN anda pasti pernah wkwkwkwk kalaupernah maka kok disini anda keliatan suci sekali wkwkwkwk ( moga2 jawaban anda NO ya ) . wwkwkwkwk byeeee
Betul. Membenci orang dan membalas dendam itu sangat meletihkan. Namun lucunya Anda mau bergumul dalam hal yang meletihkan ini.
Saya sudah jawab pertanyaan Anda di atas. Lalu apa rencana Anda selanjutnya? Pasti Anda tidak akan percaya dan memulai lagi dengan menjustifikasi saya. Yah, saya bisa melihat semua dengan jelas.
Thread ini dibuat oleh S. Dhammasiri untuk berdiskusi dengan baik. Semua komentar Anda tidak dikeluarkan untuk berdiskusi mengenai topik ini. Kalau Anda ingin "menantang" saya sebaiknya jangan dilakukan di thread ini. Tidak baik bagi Samanera, dan karena hal ini beliau jadi sulit melanjutkan diskusi. Saya pikir Anda sudah dewasa. Anda jauh lebih tua daripada saya. Karna itu cobalah "menantang" saya dengan cara yang lebih anggun.
ups. saya nggak salah baca? bhikkhu perusuh Thai? kategorinya apa, anda bisa komen seperti itu? setahu saya, belum pernah dalam sejarah di indo, bhikkhu Thai (yang notabene adalah pembabar Dhamma) melakukan kerusuhan.Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...
ups. saya nggak salah baca? bhikkhu perusuh Thai? kategorinya apa, anda bisa komen seperti itu? setahu saya, belum pernah dalam sejarah di indo, bhikkhu Thai (yang notabene adalah pembabar Dhamma) melakukan kerusuhan.Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...
Pembahasan : -Mengapa BHikkhu Ind yg di tabihskan di Thai, Tidak diajari Dhamma langsung pulang tangan Kosong..?
- Sudah Menjadi Peraturan Umum Apabila Bhikkhu Asing Harus Mengkonfirmasikan Kedatangan dan Harus Meminta Ijin utk Ceramah..dll Di Tempat yg ada Sangha....
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
-Saya Tidak Mau Berdebat....tapi...apa boleh buat.....
-Mengenai Nebiew ato bukan i don't care.... :)
-Anumodana...
Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...Setahu saya, dalam dhamma dikenal umat awam/perumah tangga dan bhikkhu. Bisa dijelaskan apa itu definisi "kami yang di lapangan" yang merupakan "bukan umat awam"?
Pembahasan : -Mengapa BHikkhu Ind yg di tabihskan di Thai, Tidak diajari Dhamma langsung pulang tangan Kosong..?
- Sudah Menjadi Peraturan Umum Apabila Bhikkhu Asing Harus Mengkonfirmasikan Kedatangan dan Harus Meminta Ijin utk Ceramah..dll Di Tempat yg ada Sangha....
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
-Saya Tidak Mau Berdebat....tapi...apa boleh buat.....
-Mengenai Nebiew ato bukan i don't care.... :)
-Anumodana...
_/\_ , Samanera!
Setahu saya, dalam dhamma dikenal umat awam/perumah tangga dan bhikkhu. Bisa dijelaskan apa itu definisi "kami yang di lapangan" yang merupakan "bukan umat awam"?
PS: Huruf besar hanya digunakan untuk kata pertama dalam kalimat atau kata yang merujuk pada nama tertentu. Kata lain dalam kalimat tidak diawali dengan huruf besar.
Haha. Maaf" Saya ngetiknya agak tergesa". Jadi besar kecilnya gak karuan.
Haha...maaf" Saya masih Samanera...cuma tertarik melihat topik ini jadi ikut"an post..gak taunya efeknya begini gak enak juga. Hahaha
Samanera, _/\_Kalau memang memaparkan fakta, tanpa ditambah-tambahi untuk maksud tertentu, saya pikir tidak masalah. Terutama jika memang memiliki bukti. Kalau mengatakan untuk kepentingan tertentu, untuk membangkitkan kebencian, maka jadi tidak sesuai dengan Ajaran Buddha.
Sebagai seorang Samanera, adalah wajar jika Samanera lebih mengetahui selak-beluk antara STI dengan bhikkhu Thai, tapi maaf, menurut saya tidaklah etis bila Samanera menjelek2kan bhikkhu lain di depan umum.
Anumodana.
Samanera, _/\_Hahaha...ya maaf". saya bermaksud hanya ingin memberitahu Anda agar hal itu tidak terulang kembali. Hanya itu maksud saya tidak ada maksud untuk menjelk-jelekkan. Terima kasih atas nasihat Anda saya mmang memerlukannya disebabkan usia yg masi sngat muda dan baru keluar hutan. Tidak perlu sungkan" untuk mengkritik saya. Hahaha...Anumodana
Sebagai seorang Samanera, adalah wajar jika Samanera lebih mengetahui selak-beluk antara STI dengan bhikkhu Thai, tapi maaf, menurut saya tidaklah etis bila Samanera menjelek2kan bhikkhu lain di depan umum.
Anumodana.
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
Samanera,Ya...Itu mekanisme di vihara yang bernaung di bawh Theravada. tapi tidak WALUBI...
setahu saya, mekanisme pemanggilan penceramah adalah pihak vihara menghubungi penceramah dan menyebutkan tanggal serta waktu. Saya belum pernah tahu ada penceramah yang tanpa diundang tiba2 nongol dan memberikan konfirmasi kalau dia mau ceramah hari ini juga di vihara ini (kecuali kalau gantiin penceramah yang seharusnya, karena berhalangan).
Inilah gunanya dibentuk organisasi" sperti Sangha Bhikkhu, MB, Patria, Wandani, dll. Untuk menjga para Umat agar selaras dengan Dhamma. Dhamma yg melenceng itulah yang menjadi point utama. Diperlukan kesadaran dari para Umat untuk tidak menerima apapun tanpa analisa seperti dalam "Kalama Sutta"...kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
ehm Walubi? walubi ini masuk persamuan sangha theravada atau persamuan sangha mahayana atau persamuan Budhayana? atau Sangha agung indonesia?Sangha Theravada Indo, Sangha Mahayana Indo, Sangha Agung Indo, semua bernaung dibawah KASI. Sedangkan WALUBI adalah organisasi pemerintahan, dan di dalamnya siapapun, organisasi apapun yang berlabel(menamakan diri) Buddha boleh masuk. Dan saat ini WALUBI sedang turun 'citranya' cth kasus waisak di Borobudur. Selama beberapa tahun ini Acara Waisak di Borobudur berjalan secara tenang dan semstinya. Tapi beberapa saat yg lalu entah apa motif dan alasan sebenarnya WALUBI dan KASI disuruh waisak bersama.
walubi organisasi pemerintahan? itu organisasinya bentukan baru oleh ibu hartati murdaya poh kan.Hahaha....ya hanya saja skarang organisasi itu lbih ke arah pemerintahan. Ada sebabnya yang pasti apabila WALUBI 'beres' Sangha" tidak akan pecah, jadi penyebab adanya KASI karena ad yg gak beres. Hihihi...^0^
coba tanya dulu dimana ada sangha theravada dan sangha mahayana kenapa mereka pecah dari walubi. kenapa ada KASI.
sudah ngerti kan tidak beres buat apa di panjangin lagi cerita lama, luka lama. pasti ada kammanya sendiri.Hahaha....Saya setuju dan menurut Saya sudah tidak ada lagi Sangha yg mau berurusan dengan mereka kecuali terpaksa. Sebab 'citra' mereka sudah terkenal(negatif). Hanya menunggu waktu Kamma Vipakanya, Hanya menunggu waktu..... :)
Masalah organisasi yang merupakan bentukan ibu hartati murdaya, wa rasa banyak orang yang tidak akan dan mau ikut campur lagi setelah pengalaman mereka dengan ibu hartati murdaya poh.
bro mau sedikiit menjawab mengenai tata cara n sertifikasi dhammaduta.kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
-Dalam organisasi memang begitu, maksud saya apakah utk membabarkan Dhamma atau menajdi Dhammaduta memerlukan suatu ijasah baku.
-Saya pikir hal itu hanya sebagai pembatas agar tidak sembarangan orang yg dapat menjadi Dhammaduta, agar Dhamma yang dibabarkan tidak melenceng dari yg seharusnya ( sesuai Tipitaka ).
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
Yang jimat ini bisa saya konfirm. Bahkan di kalangan bhikkhu Thai sendiri, bhikkhu semacam ini gak dianggap sebagai tamu. Ketika bhikkhu yang bagi-bagi jimat datang malah kepala viharanya pergi ke tempat umat.
-Dhammaduta di Jaman Buddha tidak menggunakan kartu anggota, maksud saya untuk membabarkan Dhamma siapa saja boleh tidak peduli status jabatan atau lainnya, jadi mereka yang memberitahukan Dhamma sudah dapat disebut Dhammaduta dan tidak perlu krtu anggota untuk memberitahukan Dhamma. Kartu anggota sprti itu memang saat ini digunakan namun hanya sebatas pembatas agar tidak sembarangan orang dapat menjadi Dhammaduta mengingat kesulitan dalam pemahaman Dhamma.-Dalam organisasi memang begitu, maksud saya apakah utk membabarkan Dhamma atau menajdi Dhammaduta memerlukan suatu ijasah baku.
-Saya pikir hal itu hanya sebagai pembatas agar tidak sembarangan orang yg dapat menjadi Dhammaduta, agar Dhamma yang dibabarkan tidak melenceng dari yg seharusnya ( sesuai Tipitaka ).
Ada koq sertifikat dan kartu resmi Dhammaduta.. saya pernah kongkow2 oleh seorang Dhammaduta.. dan beliau memperlihatkan saya kartu anggotanya _/\_
Ikutan ah.,,belum tentu ah ! anda hanya mereka2. :))
teman-teman perlu belajar sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia.
Semua hiruk pikuk ini tidak akan terjadi jika tidak ada sekelompok Biksu yang memisahkan diri dari Sangha yang didirikan pertama kali kembali oleh Mendiang Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (Sukong)
Beliau mengirim mereka ke Thailand untuk belajar dan ketika kembali malah memisahkan diri (singkatnya). Nah, dari sana cikal bakal agama Buddha Indonesia pecah berantakan n hancur-hancuran kayak gini. Semangat sektarian kalau dipupuk dan dilestarikan akhirnya mengacaukan.
Sukong yang nyata-nyatanya berjasa ternyata oleh segelintir orang dicoba dihapuskan perannya. Sejarah beliau dilupakan tetapi malah lebih menyebut peran biksu Narada Thera (tanpa bermaksud untuk merendahkan biksu Narada).
Kita tunggu waktunya saja kalau nanti umat Buddha tinggal kita-kita saja yang ada di forum ini
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
hehehe ikut nusuk ah..Ga ada yang perlu untuk bertanggung jawab kali,
:?? soale kalo mau dimintain pertanggung jawaban yang paling tepat ya kemungkinan pemimpin umat yang kena ;D tapi ngeri ah gw kalo mau ngomong begitu,alih2 nanti kena kamma buruk :o
Mumpung gw baru mulai/masuk ke forum n suka topik ini,gw ada saran khususnya buat umat2, mudah2an bisa terlaksana dan tercapai ^:)^
Masalahnya MuNgKiN cuma KuRaNg PrOmOsI,ga kaya tetangga yang sering mondar mandir ngenalin kebenaran mereka kesegala penjuru ^-^...Harusnya kita juga mungkin harus kaya begitu,itung2 bukan jualan tapi kita mengenalkan kebenaran(dhamma)yang kita pelajari juga ;D 1.Contoh mungkin bisa dimulai dari bazarrrr2 Buddhis karena suasananya agak ga terlalu kaku,,Di MALL kalo perlu yang dingin karena ber-AC :)) :)) :)) udah gt aja ;D ;D ;D
semoga semua makhluk berbahagia,sejahtera,dan damai
_/\_
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:Mungkin karena umatnya yang sebagian fanatik, tercerai berai. Agama lain pada bersatu, sebagian pengikut Buddhis malah saling beradu. Misalnya kelompok Theravada menyerang Mahayana, atau sebaliknya atau aliran lainnya. (Kalau reda, nanti muncul lagi.)
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks