//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Motivasi dan Inspirasi  (Read 217717 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
A Good Story
« Reply #165 on: 26 March 2008, 09:09:22 PM »
Di sebuah kaki gunung terdapat sebuah biara kecil yang hanya dihuni seorang biksu tua. Biksu ini sangat tekun mengamalkan sila-sila yang diajarkan dalam Kitab Suci, sehingga sinar wajahnya terlihat tenang dan damai. Suatu malam, saat perjalanan pulang ke biaranya, sang biksu menatap sang bulan, “Ah, bulan purnama malam ini sungguh indah, terang benderang!”. Biksu itu berhenti sesaat menikmati indahnya sinar rembulan tersebut, kemudian ia melanjutkan perjalanannya.

Setiba di biara, biksu tua melihat bayangan yang bergerak kian kemari, “Eh, kok ada suara di dalam kuil? Di sini, khan hanya ada saya yang tinggal”, pikirnya heran. Setelah lebih mendekat, biksu melihat bayangan manusia, hatinya berkata, “Apa mungkin ada pencuri? Aduh, pencuri ini sungguh salah tempat.  Saya adalah biksu miskin, mana ada barang untuknya?”

Setelah berpikir sejenak, biksu tua itu memutuskan menunggunya di depan pintu. Dibawah sinar bulan, pencuri itu mengendap-ngendap keluar, tentu kaget bukan kepalang melihat sang biksu telah berdiri di depannya, “Wa..aaah!”

Biksu tua menenangkannya, “Jangan takut, jangan takut !”. Pencuri ketakutan berkata, “Ssssaya tidak mengambil apa-apa! Sungguh tidak ambil apapun!”. Biksu tua menjawabnya, “Saya tahu, saya tahu”. Ketika si pencuri sedang berpikir apa yang akan diperbuat biksu kepadanya, tanpa disangka si biksu tua melepaskan mantel hangatnya dan memberikan kepada si pencuri, “Di atas gunung, udara amat dingin, kenakanlah mantel ini”. Sang pencuri berlalu sambil berkata, “In…iniiii … anda sendiri yang memberikan padaku lho ya!”

“Hati-hatilah di jalan!”, biksu memandang tubuh pencuri hilang di kegelapan malam. Saat membalikkan tubuh hendak masuk ke biara, biksu melihat sejenak ke arah rembulan, sambil menghela nafas dia berkata, “Hmmm, … ingin rasanya memberikan juga sebuah rembulan untuknya.”

 _/\_
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #166 on: 27 March 2008, 12:17:52 PM »
Subject: Fw: Pertapa Muda dan Kepiting
 
Semoga Artikel dari Andrie Wongso di bawah ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi Anda.

 


Pertapa Muda dan Kepiting

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai.
Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan  gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya.
Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal.
Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya  untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh
arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan.
Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya.
Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda.
Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan  si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya.
Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai.
Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama.
Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi  membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi.
Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan  capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda,
"Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik.  Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu  hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda.
Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih.
Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain,
walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting.
Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai.
Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.
"Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan.
Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan  diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"

Seketika itu, si pemuda tersadar.
"Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. 
Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan.
Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Pembaca yang budiman,
Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia,
entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.   
Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak.

Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan
pula bagi kita yang membantu.

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
 _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #167 on: 28 March 2008, 07:00:18 AM »
"Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan Anda telah tersentuh gairah kemenangan."

George S Patton (1885-1945) Jenderal AS di Perang Dunia I dan II


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #168 on: 29 March 2008, 11:27:15 PM »
Kehidupan Warren Buffet dan Nasihat beliau kepada pengusaha muda.

There was a one hour interview on CNBC with
Warren Buffet, the richest man who has donated $31 billion to charity.

Here are some very interesting aspects of his life:

1. He bought his first share of stock at age 11 and he now regrets that he started too late!
2. He bought a small farm at age 14 with savings from delivering newspapers.
3. He still lives in the same, small 3-bedroom house in midtown Omaha that he bought after he got married 50 years ago. He says that he has everything he needs in that house. His house does not have a wall or a fence.
4. He drives his own car everywhere and does not have a driver or security people around him.
5. He never travels by private jet, although he owns the world's largest private jet company.
6. His company, Berkshire Hathaway, owns 63 companies. He writes only one letter each year to the CEOs of these companies, giving them goals for the year. He never holds meetings or calls them on a regular basis. He has given his CEO's only two rules.
1. Rule number 1: Do not lose any of your shareholder's money.
2. Rule number 2: Do not forget rule number 1.
7. He does not socialize with the high society crowd. His pastime after he gets home is to make himself some popcorn and watch television.
8. Bill Gates, the world's richest man, met him for the first time only 5 years ago. Bill Gates did not think he had anything in common with Warren Buffet. So, he had scheduled his meeting only for half hour. But when Gates met him, the meeting lasted for ten hours and Bill Gates became a devotee of Warren Buffet.
9. Warren Buffet does not carry a cell phone, nor has a computer on his desk.


His advice to young entrepreneurs:

'Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:

1. Money doesn't create man, but it is the man who created money.
2. Live your life as simple as you are.
3. Don't do what others say. Just listen to them, but do what makes you feel good.
4. Don't go on brand name. Wear those things in which you feel comfortable.
5. Don't waste your money on unnecessary things. Spend on those who really are in need.
6. After all, it's your life. Why give others the chance to rule your life?'


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
LOVING U
« Reply #169 on: 31 March 2008, 12:47:43 PM »
LOVING YOU

Mencintaimu....
Bukanlah bagaimana aku melupakan....
Melainkan bagaimana aku memaafkan
Bukanlah bagaimana aku mendengarkan....
Melainkan bagaimana aku mengerti
Bukanlah apa yang aku lihat....
Melainkan  apa yang aku rasakan
Bukanlah bagaimana aku melepaskan...
Melainkan bagaimana aku bertahan.

Ada saatnya dimana aku harus melupakan seseorang
bukan karena aku berhenti mencintainya
Melaikan karena aku menyadari
" orang itu akan lebih bahagia 'pabila aku melepaskannya"
kadangkala orang yang sangat kita cintai adalah
orang yang " Paling " menyakiti hati kita
memang luka dapat disembuhkan
namun kenangan bersamanya akan sulit dilupakan.

 _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Cinta ..kisah yang takkan habis untuk diceritakan
« Reply #170 on: 31 March 2008, 12:52:26 PM »
Cinta ..kisah yang takkan habis untuk diceritakan

Cinta adalah suatu kisah yang takkan
habis untuk diceritakan. Setiap orang
pasti pernah merasakan jatuh cinta dalam
kehidupannya. Cinta adalah sesuatu yang
sangat indah yang tiba-tiba muncul
kepermukaan, entah pada pandangan
pertama atau pertemuan yang sering
terjadi. Cinta bisa ditumbuhkan dalam
hitungan detik atau bahkan kita sendiri
tidak tau sudah berapa lama cinta itu
bersemayam dihati kita. Cinta itu memang
aneh, kata orang cinta itu menyakitkan
tapi juga bisa membuat dunia ini menjadi
indah.
Kita kadang terbuai dengan perasaan
cinta yang melambungkan kita bahkan
membawa setiap langkah kita kemanapun
kita pergi. Kita bahkan terhanyut dengan
perasaan ini sehingga tanpa sadar bila
kita mengingatnya kita akan tersenyum
sendiri, membuat kita tidak konsentrasi
karena bayangnya tidak akan lepas dari
ingatan kita. Cinta adalah perasaan yang
membuat dirinya begitu berharga bagi
kita. Cinta kita yang tulus bukan
jaminan bahwa cinta dia juga tulus.
Cinta itu bukan balasan karena kita
telah mencintainya, tetapi cinta adalah
sesuatu yang tumbuh karena kita
memupuknya. Biarkan cinta tumbuh dengan
sendirinya, bukan karena paksaan dan
keharusan.

Bahkan bila kita telah menyerahkan
segenap cinta kita pada seseorang
bersiaplah untuk sakit hati. Karena
kadang kita harus melepas mereka pergi
walaupun kita masih mengharapkannya.
Sangat menyedihkan memang saat kita
harus membiarkan cinta itu pergi dan
harus menutup hati itu rapat-rapat.
Kadangkala kita terlalu lama menatap
pintu tersebut dan tidak menyadari pintu
lain yang terbuka. Mungkin Tuhan sengaja
mempertemukan kita dengan cinta yang
telah pergi itu sebelum mempertemukan
kita dengan soulmate sesungguhnya karena
dengan itulah kita kan merasa bahwa
betapa berharganya anugrah itu. Cinta
itu tidak untuk dilupakan karena kita
tidak akan memperoleh masa depan yang
cerah bila melupakan masa lalu yang
menyakitkan.

Jangan pernah ucapkan selamat tinggal,
bila kamu masih ingin mencoba. Jangan
pernah lelah mencintai, bila kamu masih
punya harapan. Jangan pernah ucapkan
tidak mencintainya lagi bila kamu tidak
bisa membiarkannya pergi. Cinta itu
milik mereka yang mempercayai walaupun
pernah dikhianati, masih memiliki
harapan walaupun pernah disakiti dan
bagi mereka yang mempunyai keberanian
untuk mempercayai kembali cinta. Cinta
bukanlah untuk mencari seseorang yang
sempurna tetapi seseorang yang membuat
kita menjadi sempurna. Hanya WAKTU lah
yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari
CINTA itu...
 _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #171 on: 01 April 2008, 08:44:05 AM »
Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku."

Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #172 on: 03 April 2008, 01:34:50 PM »
Cerita ttg tukang ledeng

Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya.
Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh . Atas
rekomendasi seorang temannya , Mr. Benz menelpon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya . Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk . Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman .

Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz , pak tukang ledeng menghubungi mr.Benz
untuk menyampaikan
terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi . Bos Mercy-pun
kagum atas pelayanan
dan cara berbicara pak tukang ledeng .

Pada hari yang telah disepakati , si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz
untuk memperbaiki
kran yang bocor . Setelah kutak sana kutak sini , kranpun selesai
diperbaiki dan pak tukang ledeng
pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya .

Sekitar 2 minggu setelah hari itu , si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz
untuk menanyakan apakah kran
yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah ? Mr.
Benz berpikir pasti orang ini
orang hebat walaupun cuma tukang ledeng . Mr. Benz menjawab di telepon
bahwa kran dirumahnya sudah
benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan pak tukang
ledeng ..

Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian mr. Benz merekrut si tukang
ledeng untuk bekerja di
perusahaannya ? Ya , namanya Christopher L.Jr . Saat ini beliau adalah
General manager Customer Satisfaction
and Public Relation di Mercedez Benz !


Jangan lupa dan aplikasikan dalam tingkah laku sehari hari :
1. Masukkan hanya informasi dan nasehat bergizi untuk otak kita . Jangan
pernah memberinya sampah .
2. Jangan sampai rasa takut mengalahkan kita . Hadapi dia face to face !
3. Tersenyumlah dengan tulus hingga gigi kita terlihat dan Jadilah orang
yang menyenangkan .
4. Selalu tambahkan keju dan pelayanan terbaik walaupun itu tidak diminta




Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Berbagi Kisah / Kata-kata Motivasi dan Inspirasi
« Reply #173 on: 03 April 2008, 06:59:29 PM »
Seember Susu

Dua ekor katak berlompatan dengan riangnya di sebuah halaman
rerumputan sebuah peternakan sapi. Seorang ibu yang sedang
membersihkan halaman kandang yang melihat kedua katak itu berusaha
mengusir dengan sebuah gagang sapu dan membuat kedua katak itu lari
ketakutan.

"Cepat, kearah sana", kata salah seekor katak itu "Saya melihat tempat
persembunyian yang baik dan pasti sulit dijangkau oleh gagang sapu
itu" kata si katak menunjuk arah kandang sapi perah yang ada didalam
peternakan tsb.

"Ayo, cepat" seru si katak pertama dan keduanya melompat-lompat
melompat tinggi, lebih tinggi, semakin tinggi lompatannya dan sangat
tinggi kearah pagar kandang menuju tempat dimana mereka akan bersembunyi.
"Plung" pada lompatan terakhir, keduanya serentak mendarat di sebuah
ember yang berisi susu segar dan segera mereka berenang ke tepi ember
dan berusaha untuk naik keluar dari ember itu sambil sesekali
melompat, tapi tidak berhasil. "Oh kawan, habislah kita kali ini,
ember aluminium ini sungguh sangat licin, rasanya tidak mungkin
memanjatnya, habislah kita kali ini, kita tak bisa kemana-mana lagi,

kita akan mati tenggelam disini" kata katak kedua.
"Teruslah berusaha, teruslah berenang, teruslah mendayung" kata katak
pertama, pasti ada cara untuk bisa keluar dari tempat ini, ayo kita
pikirkan, jangan menyerah. Mereka berduapun mendayung dan berenang
kesana kemari sambil sesekali melompat berusaha melewati bibir ember.
Setelah sekian jam mereka mendayung katak kedua mulai mengeluh lagi:

"Ugh, saya sungguh lelah sekali, saya benar-benar kehabisan tenaga,
susu ini kental sekali dan dan terlalu licin untuk keluar dari tempat
ini."
"Ayo, teruslah berusaha, jangan menyerah" kata katak pertama memberi
semangat.
"Percuma saja, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup dari tempat
ini, kita pasti mati disini keluhnya makin lemah" dan gerakan katak
kedua itu makin lama makin lambat dan akhirnya tidak bergerak lagi, mati.

Sementara itu katak pertama tidak putus asa, dengan sisa-sisa
tenaganya masih berenang dan terus mengayunkan tangan dan kakinya
sambil sesekali tetap membuat lompatan terus mencoba melewati ember
yang mengurungnya.

Saat malam menjelang pagi udara terasa sangat dingin, lamat-lamat
terdengar ayam berkokok dan tanpa disadari kaki-kaki katak kedua itu
serasa mendapat pijakan. Katak itu sudah tidak mendayung lagi karena
kakinya terasa berdiri diatas setumpuk mentega hasil karyanya semalaman.

Dan "Plop" katak itupun membuat lompatan terakhir untuk keluar dan
bebas dari ember yang mengubur temannya.
Ketika anda berpikir anda `bisa' atau ketika anda berpikir anda "tidak
bisa", maka anda benar !!


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Motivasi dan Inspirasi
« Reply #174 on: 04 April 2008, 07:25:33 AM »
"Cinta dan keajaiban memiliki persamaan besar. Keduanya memperkaya jiwa dan mencerahkan hati."

Nora Roberts, Novelis Cinta AS


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Motivasi dan Inspirasi
« Reply #175 on: 04 April 2008, 04:17:37 PM »
"Waktu akan selalu tersedia bagi mereka yang mau memanfaatkannya."

Leonardo Da Vinci, Pelukis


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Motivasi dan Inspirasi
« Reply #176 on: 06 April 2008, 11:45:42 AM »
Niccolo Paganini, seorang pemain biola terkenal di abad 19 tengah memainkan konser tunggalnya yang dipadati oleh para penggemarnya. Di tengah suasana konser yang kian menghangat, celaka, tiba-tiba salah satu senar biolannya putus! Keringat dingin mulai membasahi dahi Paganini, tapi dia tetap meneruskan permainan lagunya dengan senar yang tersisa.

Kejadian selanjutnya sangat mengejutkan. Senar biola yang lainnyapun mulai putus satu per satu, hingga hanya tertinggal satu senar… Ketika para penonton melihat dia tetap memainkan lagunya dengan satu senar, merekapun berdiri, bertepuk tangan, & berujar "hebat... hebat...".
Namun para penonton menyadari bahwa tidak mungkin Paganini dapat memainkan bagian akhir lagunya hanya dengan satu senar yang tersisa. Dan Paganini pun tahu betul akan hal itu, namun senar-senar yang putus tadi tidak mungkin tersambung kembali.

Akhirnya Peganini menarik napas dalam-dalam, memberi hormat pada penonton dan memberi isyarat kepada dirigen orchestra. Ia telah memutuskan untuk memainkan bagian akhir lagunya hanya dengan satu senar! Dengan mata berbinar ia berteriak "Paganini dengan satu senar.!!!" Kemudian ia menaruh biola di dagunya, dan ….ia berhasil memainkan bagian akhir lagu tersebut dengan sangat indah…..

Hidup kita terkadang bagai senar yang putus, dipenuhi oleh persoalan, kekhawatiran, kekecewaan & kegagalan. Dan kita seringkali mencurahkan banyak waktu untuk memikirkan kembali senar yang putus tadi.

Apakah Anda masih memikirkan "senar-senar" yang putus dalam hidup Anda? .
Apakah senar terakhir nadanya tidak merdu lagi??

Moral of thes story:

Jangan melihat ke belakang, majulah terus, mainkan senar satu-satunya tadi.
Mainkanlah senar terakhir itu semerdu mungkin……


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Motivasi dan Inspirasi
« Reply #177 on: 06 April 2008, 11:11:30 PM »
"Jadilah orang yang lebih baik setiap saat.."

Kaga tau quote dari sapa.. :P
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Motivasi dan Inspirasi
« Reply #178 on: 07 April 2008, 01:43:41 PM »
"Impian adalah ilustrasi... dari sebuah buku yang ditulis jiwa tentang diri."

Marsha Norman, Penulis Drama AS-Peraih Pulitzer 1983


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
CINTA LAKI-LAKI BIASA (True Story)
« Reply #179 on: 07 April 2008, 06:42:53 PM »
Copas dari tetangga
Advanced
CINTA LAKI-LAKI BIASA (True Story)      Message List 
Reply | Forward       Message #46957 of 46962 < Prev | Next >
Re: CINTA LAKI-LAKI BIASA (True Story)

Aku biasanya males baca cerita panjang2 begini...
tapi kali ini ada rekomended dari Bro Markos...

Ternyata ceritanya memang bagus...

kalo dihubungkan dengan Buddhism: ...Pedulilah dengan orang2 yg
berada disekitarmu setiap saat, cintailah orang2 dekatmu,
bahagiakanlah mereka, soalnya hari esok belum tentu akan datang...

Metta,
Willibordus


--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "markos
prawira" <markosprawira [at] ...> wrote:
>
> sangat bagus untuk dibaca
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: sulistiyo sulis <ayahnyatasya [at] ...>
> Date: Apr 7, 2008 4:36 PM
> Subject: [panther-mania] CINTA LAKI-LAKI BIASA (True Story)
> To: IListeners [at] yahoogroups.com,
cibuburmoge_community [at] yahoogroups.com,
> panther-mania [at] yahoogroups.com
>
>
> Dari milist tetangga ......semoga bermanfaat
>
> CINTA LAKI-LAKI BIASA (True Story)
>
>
> Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan
> kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu.
> Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui,
> gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata
miliknya,
> melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak,
tetangga,
> dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.
>
> Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
>
> Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati
hari-hari
> sidang
> yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.
> Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
>
> Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah,
> lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt.
> Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak
melebihi
> kapasitas.
> Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang
keluar dari
> sana.
> Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya
> kata-kata!
>
> Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan
detil dan
> spesifik,
> kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu.
> Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar
berbicara
> mendadak gagap.
> Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan
keinginan Rafli
>
> untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat
karena
> semua berkumpul,
> bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya
> yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.
>
> Kamu pasti bercanda!
>
> Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak
tertua,
> disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari
Papa
> dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira
Nania
> bercanda.
>
> Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania
yang
> balita melongo
> dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
>
> Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli
memang
> melamarnya.
>
> Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira
Rafli berani
> melamar
> anak Papa yang paling cantik!
>
> Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah
pertanda
> baik.
> Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-
pasang
> mata
> kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi
ruang
> pengadilan
> pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.
>
> Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif
bicara,
> masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa,
> maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun,
> tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
>
> Nania terkesima.
>
> Kenapa?
>
> Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
>
> Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang
busana,
> sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara
baca
> puisi seprovinsi.
> Suaramu bagus!
>
> Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.
> Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang,
> kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!
>
> Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa,
> kakak-kakak,
> dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka
> atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.
>
> Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di
kelopak.
>
> Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka,
> melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai
stadium
> empat. Parah.
>
> Tapi kenapa?
>
> Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan
pendidikan
> biasa,
> berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.
>
> Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
>
> Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!
>
> Cukup!
>
> Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi
> menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia.
> Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa
depan
> seseorang
> dengan melihat pencapaiannya hari ini?
>
> Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli.
> Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus
membelanya.
> Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli
tampak
> 'luar biasa'.
> Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun
Nania
> menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima
Rafli.
> Di sampingnya Nania bahagia.
>
> Mereka akhirnya menikah.
>
> ***
>
> Setahun pernikahan.
>
> Orang-orang masih sering menanyakan hal itu,
> masih sering berbisik-bisik di belakang Nania,
> apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli.
> Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-
kelebihan Rafli
>
> agar tampak di mata mereka.
>
> Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli,
> begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan
tangan,
> tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania.
> Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.
>
> Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
>
> Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
>
> Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak
> percaya.
>
> Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami
yang tak
> hanya cantik,
> tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan
punya
> kehidupan sukses!
>
> Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes.
> Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh
meremehkan
> Rafli.
>
> Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
>
> Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
> Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?
>
> Rafli juga pintar!
> Tidak sepintarmu, Nania.
>
> Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania.
Bukan sukses.
>
> Tidak sepertimu.
>
> Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya,
> bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-
lagi
> percuma.
>
> Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli!
> Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk
menghidupimu.
>
> Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua.
> Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.
>
> Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti.
> Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki
dan satu
> perempuan.
> Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka
memiliki
> anak-anak.
> Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk
hidup
> senang.
> Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak
terlalu
> memforsir diri.
> Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.
>
> Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu.
> Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya
> yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..
>
> Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga.
> Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut.
> Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan
membuat
> pikiran Nania cerah.
>
> Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!
>
> Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa,
> dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa,
> dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa,
> tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia,
> alasan-alasan menjadi tidak penting.
>
> Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin
gemilang,
>
> uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan
lucu,
> an Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu
berada di
> puncak!
>
> Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan
> bergandengan mesra.
> Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik
> saudara-saudara Nania,
> bisik Papa dan Mama.
>
> Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
> Cantik ya? dan kaya!
>
> Tak imbang!
>
> Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih,
> tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli.
> Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari
ke hari.
>
> Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari
puncak.
> Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun
waktu
> itu,
> tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.
>
> ***
>
> Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua
minggu dari
> waktunya.
>
> Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera
> dikeluarkan!
>
> Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat
ke dalam
> rahim Nania.
> Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu
merasakan
> sakit
> yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam,
> mereka akan segera melihat si kecil.
>
> Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit.
> Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke
kamar mandi,
>
> dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur.
> Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang
datang.
>
> Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat
> pertama,
> Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.
> Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu
tiga
> menit.
> Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.
>
> Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah
sedikit,
> kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.
>
> Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan.
> Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of
humor yang
> tinggi.
>
> Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan
pecah,
> didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu
> kelahiran
> akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.
>
> Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas.
> Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup
lagi
> ditanggungnya.
> Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun
bisa
> ditelannya.
>
> Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan
dua
> kehidupan.
>
> Dokter?
>
> Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.
>
> Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau
begitu?
> Bagaimana jika terlambat?
>
> Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran.
> Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga
ke pintu
> kamar operasi.
> Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.
>
> Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih.
> Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan
> ketrampilan dokter-dokter
> itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang
diguncang
> ombak.
> Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir,
> telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di
sekitarnya,
> dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak
sadarkan
> diri.
>
> Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya.
> Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.
>
> Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
>
> Pendarahan hebat!
>
> Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.
> Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah
bagaimana pecah!
> Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.
>
> Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.
> Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua
mereka.
>
> Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda.
> Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di
> pembuluh-pembuluh
> darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti
kanker.
>
> Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
>
> ***
>
> Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari
> kediamannya
> ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-
anak.
> Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh
> menakjubkan,
> fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari,
> mereka sudah boleh membawanya pulang.
>
> Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania
di rumah
> sakit,
> sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau
tak
> banyak,
> mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.
>
> Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan
rumah
> sakit,
> kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak
perusahaan tempat
> Rafli bekerja
> mengerti dan memberikan izin penuh.
> oh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.
>
> Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah
Quran kecil,
>
> dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.
Kadang perawat
>
> dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka,
> melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan
bercanda
> mesra..
>
> Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan
kehadirannya.
>
> Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang
sambil
> mencium tangan,
> pipi dan kening istrinya yang cantik.
>
> Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan
berfikir
> untuk pasrah,
> Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit,
> mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra.
> Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah
sakit dan
> membacanya
> dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu.
> Sambil tak bosan-bosannya berbisik,
>
> Nania, bangun, Cinta? Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam
sujud dan
> permohonan.
> Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal.
> Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di
bibir
> Nania,
> semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya,
bagi
> Rafli.
>
> Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan
ibunya.
> Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang
lama tak
> bercukur,
> atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.
>
> Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di
mata, gerak
> bibir,
> kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang
cantik.
> Nania sudah tidur terlalu lama.
>
> Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab.
> Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap
matanya.
>
> Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania
> dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang
dengan
> airmata
> yang meleleh.
>
> Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.
>
> Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam
doa.
> Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun
> terakhir.
> Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah
satu per
> satu.
> Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju
rumah
> dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil
memangku Nania
> seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.
>
> Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur.
> Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun
tidur.
> Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania
mengatakan itu
> tak perlu.
> Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?
>
> Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah
selalu
> meyakinkan Nania,
> membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik
dan
> sempurna di dunia.
> Setidaknya di mata Rafli.
>
> Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan
keluar.
> Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di
restoran,
> nonton bioskop,
> rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli,
> melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-
tahun.
>
> Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-
orang di
> sekitarnya.
> Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli
> yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari.
> Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik
keringat.
>
> Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya
di
> jalan,
> juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas
hanya
> memberi pandangan iba,
> namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.
>
> Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan
kedua!
>
> Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa
adanya.
>
> Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana
suaminya
> memandang
> penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!
>
> Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa
dan Mama.
>
> Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin
frustrasi,
> merasa tak berani, merasa?
>
> Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian.
> Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik,
> barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja,
> bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?
>
> Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah
> mereka..
> Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.
>
> Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua,
> anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati,
> kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak
> berfungsi sempurna.
> Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia,
> meski karir telah direbut takdir dari tangannya.
>
> Waktu telah membuktikan segalanya.
> Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah,
untuk Nania
>
> ayahnyatasya
> palingkerendimilis
>
> .
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





   

Samma Vayama