//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72602 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #60 on: 24 May 2010, 12:52:16 PM »
tambahan:
dalam ajaran Buddha (at least menurut pemahaman saya) anatta adalah jalan/praktek yg ditekankan utk menghancurkan rasa haus/keserakahan yg menghasilkan pemikiran "ini aku", "ini milikku".

Quote
Itulah sebabnya Bhante Pannavaro menekankan, janganlah melawan kotoran batin dengan konsep anatta.

setau saya bhante Pannavaro bukan melarang kita mengendalikan diri dg konsep anatta, namun beliau memberikan beberapa alternativ...

dan kalau Pak Hudoyo pernah baca essay anatta dari bhikkhu Thanissaro, jelas2 bahwa anatta "memang hanyalah sebuah konsep" utk membantu kita kok.
« Last Edit: 24 May 2010, 12:53:48 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #61 on: 24 May 2010, 01:02:41 PM »
Kesimpulannya, Hudoyo benar atau salah ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #62 on: 24 May 2010, 01:42:19 PM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D
Jika demikian, bhante yang mendukungnya juga mempunyai pandangan salah ?

Bang Hasan, sudah dijelaskan ama Bang Fabian,
Pda intinya Kekotoran batin jangan dilawan dengan Konsep !
tapi di praktekkan langsung.
Jadi pernyataan Bhante tidak salah, yang salah mereka yang menterjemahkan arti yang dimaksud Bhante.
kam sia

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #63 on: 24 May 2010, 01:45:25 PM »
Kesimpulannya, Hudoyo benar atau salah ;D
maklum masih puthujana,
jika melakukan suatu kesalahan adalah hal biasa
kalau udah salah masih ngeyel, itu yang namanya BODOH
kamsia

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #64 on: 24 May 2010, 02:01:33 PM »
Bro Sumedho, kalau dari mail itu, pak Hudoyo masih tetap konsisten pada pernyataannya, yaitu :
di dalam batin orang biasa (orang awam, puthujjana) anatta itu tidak lebih daripada sekedar kepercayaan/iman.

Dari mana muncul pernyataan bro bahwa :
1. Pak Hudoyo mengakui pernyataannya salah ?
2. Seharusnya puthujjana bukan arahant ? Maksudnya ngimana ?

Jadi pernyataan yang benar ngimana bunyinya ?

Saya tuliskan yah yg awalnya

Quote
***
Kutipan

Hudoyo Hupodio :
Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman
eksperiensial.
Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai
kepercayaan/iman belaka.
***

Puthujana adalah orang awam yg bukan dalam kategori (8 pasang) mahluk suci.

Pernyataannya yg benar sudah disounding oleh bro Ronald kembali bahwa seorang sotapanna sudah memahami sebagai pengalaman experential, tidak perlu sampai arahant.
There is no place like 127.0.0.1

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #65 on: 24 May 2010, 04:17:27 PM »
Pak Hud menuduh bahwa saya tidak mengalami anicca, dukkha anatta adalah spekulasi disebabkan ketidak tahuan, ...
Bro Fabian C,

Saya pikir pak Hudoyo tidak menuduh, tapi menilai bahwa :
- baik kamu maupun dia sendiri batinnya masih sebagai puthujjana.

Bro setuju dengan penilaian itu ?

Bro Hasan yang baik, ada orang yang memang suka berspekulasi, saya tak mau berspekulasi mengenai pencapaian teman-teman karena saya tidak tahu, kalau pak Hud mengakui dia puthujana ya sudah, pencapaian spiritual saya adalah untuk diri sendiri bukan untuk di share atau dipamerkan pada orang lain.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #66 on: 24 May 2010, 04:20:19 PM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D

Terima kasih bro... bales timpuk ah....   :)
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #67 on: 24 May 2010, 04:26:09 PM »
***
Kutipan

Hudoyo Hupodio :
Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman
eksperiensial. Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai
kepercayaan/iman belaka.
***

Ini FAKTA nya bukan ?

Ada yang mampu menyangkalnya ?

ya mungkin situnya sudah arahat makanya kita juga tidka bisa memberikan judgement apa2 ke dalam setiap kata seorang arahat karena dijamin "BENAR" dan kita akan "SALAH"
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #68 on: 24 May 2010, 04:54:57 PM »
Bro Tuhan yang baik, memang demikianlah seharusnya. Pernyataan pak Hudoyo disebabkan bahwa beliau beranggapan bahwa ada aku/diri yang kemudian lenyap/hancur dengan pencapaian Arahatta Magga-phala. Menurut Tipitaka ini adalah pandangan salah ucheda-ditthi/nihilisme, yaitu diri/aku yang ada kemudian menjadi lenyap.
Sebelum mencapai kesucian ada aku = ada atta
Setelah mencapai kesucian tak ada aku = anatta

Sang Buddha jelas mengatakan,
melekat pada rupa, aku ada
melekat pada vinanna, aku ada
dst utk... sanna, sankhara, vedana


Bro Tesla yang baik, baca dimana terjemahan tersebut? Terjemahan versi pak Hudoyo ya?
Untuk menyegarkan kembali ingatan bro Tesla, coba bro Tesla membaca kembali terjemahan anattalakkhana Sutta berikut ini:
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/mendis/wheel268.html

Quote
"atta (diri)" sendiri memiliki makna yg lebih luas daripada "aku".
atta disini pada zaman Bhramanisme dikatakan atau diidentifikasikan sebagai roh/inti... oleh karena itu ajaran Sang Buddha tentang anatta, tidak dapat diartikan sebagai "tidak ada diri".
sejauh yg saya tahu, Sang Buddha tidak pernah ingin menjawab pertanyaan tentang diri "ada" ataupun "tidak ada". sebab kedua kepercayaan ini telah ada sebelumnya...
Maaf saya kurang jelas, jadi bro Tesla berpandangan sebelum Arahat atta ada atau tidak?

Quote
arti anatta (bukan diri) telah dijelaskan oleh Mahasi Sayadaw dg baik di buku terbitan DC (promosi).
singkatnya setiap praktisi hendaknya selalu mengerti bahwa panca khandha ini "bukan aku" atau "bukan milikku".
Nah pandangan beliau juga sama dengan pandangan saya, selain itu juga tidak ada yang disebut roh yang kekal abadi (atman/atta) seperti yang ada di ajaran tetangga.

Quote
memang kita sering mendengar dalam komunitas Buddhist yg mengartikan anatta sbg "tidak ada aku/diri/roh", tetapi menurut saya penerjemahan demikian sudah meleset jauh.
ajaran "tidak ada aku"/"tidak ada roh"/"tidak ada inti", sama sekali tidak masuk dalam ajaran Buddha.

Jadi Ajaran Buddha menurut anda bagaimana?

 _/\_

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #69 on: 24 May 2010, 06:34:55 PM »
 [at] Bro Riky,


cara elegan ya..namanya juga Dhammacitta gitu loch..cara kotor juga dianggap bersih.. :)

hihihi...menurut persepsimu juga koq,itu adalah pernyataan kebenaran,mungkin saja tidak benar toh?haha..

Terima kasih juga atas tuduhan bahwa DC, cara kotor dianggap bersih _/\_

diskusi model ini yg tidak sehat, dimulai dari niat tidak baik, nanti bakal debat tidak berujung.

Maap nyela diskusi Saudara berdua.. Saya setuju dengan Suhu Medho kalau sebaiknya kita semua member DC menghindari diskusi yang tidak sehat. Sebaliknya mempelajari dan mengembangkan diskusi sehat yang diajarkan Sang Buddha, dapat dibaca di: Kathavatthu Sutta.

Sejak awal kemunculan Bro Riky di thread ini spontan dengan tudingan langsung terhadap pihak terkait DC atau forum DC itu sendiri. Kalau boleh, tolong tunjukkan darimana munculnya kesimpulan2 Bro Riky tersebut. Ini saran saya sbg pihak yang mungkin "kepo" hendak menengahi. Dan tentunya lebih baik membuka topik baru yang membahas hal2 terkait tudingan tsb, agar thread ini tetap berjalan on topic.


Kalian semua yang berKTP Buddhist,mempercayai Buddha Gotama,percaya dengan kata Buddha bahwa,"Hidup adalah dukkha.."

Saya berharap semua rekan di sini yang membaca agar berhati-hati dalam mempelajari Dhamma. Jika ada Buddha atau siswa Buddha yang menyatakan bahwa "Hidup adalah dukkha.." Maka jangan langsung percaya dan menerima! Tolong investigasi kembali apakah benar hidup adalah dukkha?

Mengatakan hidup adalah kegembiraan (sukha) adalah 1 sisi ekstrim. Sebaliknya mengatakan hidup adalah penderitaan (dukkha) adalah sisi ekstrim lainnya.. Dan mereka yang meyakini yang mana pun tidak akan pernah terbebas dari perdebatan.
Sejauh yang saya mengerti, apa yang dinyatakan Sang Buddha mengenai dukkha adalah:
"Kelahiran adalah dukkha. Usia tua adalah dukkha. Kematian adalah dukkha. Kesedihan adalah dukkha. Ratap-tangis adalah dukkha. Penderitaan fisik adalah dukkha. Penderitaan batin adalah dukkha. Keputus-asaan adalah dukkha. Perpisahan dengan yang disenangi adalah dukkha. Pertemuan dengan yang tidak disenangi adalah dukkha. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya, lima kelompok kemelekatan adalah dukkha."

Tidak pernah saya temukan di mana pun dan jika memang pernah Sang Buddha menyatakan "Hidup adalah dukkha." Saya minta tolong kemurahan hatinya untuk menunjukkan pernyataan tsb, dan secara lengkap.

Sukhi hotu,
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #70 on: 24 May 2010, 10:03:12 PM »
[at] Bro Riky,


cara elegan ya..namanya juga Dhammacitta gitu loch..cara kotor juga dianggap bersih.. :)

hihihi...menurut persepsimu juga koq,itu adalah pernyataan kebenaran,mungkin saja tidak benar toh?haha..

Terima kasih juga atas tuduhan bahwa DC, cara kotor dianggap bersih _/\_

diskusi model ini yg tidak sehat, dimulai dari niat tidak baik, nanti bakal debat tidak berujung.

Maap nyela diskusi Saudara berdua.. Saya setuju dengan Suhu Medho kalau sebaiknya kita semua member DC menghindari diskusi yang tidak sehat. Sebaliknya mempelajari dan mengembangkan diskusi sehat yang diajarkan Sang Buddha, dapat dibaca di: Kathavatthu Sutta.

Sejak awal kemunculan Bro Riky di thread ini spontan dengan tudingan langsung terhadap pihak terkait DC atau forum DC itu sendiri. Kalau boleh, tolong tunjukkan darimana munculnya kesimpulan2 Bro Riky tersebut. Ini saran saya sbg pihak yang mungkin "kepo" hendak menengahi. Dan tentunya lebih baik membuka topik baru yang membahas hal2 terkait tudingan tsb, agar thread ini tetap berjalan on topic.

Nah,karena Anda yang memulai ajang "kepo" ini,maka saya akan melayani Anda,sebagaimana tamu menyuguhkan "teh hangat" kepada saya.. :)

Maaf sekali,ada baiknya,pihak "kepo" terlepas dari tudingan apapun tentang saya yang menjadi member DC selama ini..Karena sungguh "kurang tepat" bilaman sudah muncul "persepsi" dari Anda sendiri tentang "siapa saya",dan mungkin "kesetiaan" anda kepada forum semacam ini.. :D

Tunjukan dikalimat mana saya "menunding" secara langsung kepada "pihak DC" atau "forum DC",saya pingin membacanya,biar ada "azas seimbang" dan "praduga tak bersalah" dari saya.. :)

Apakah Membuka "topic" baru ,untuk hal-hal licik selanjutnya?dan "usaha" untuk "mendepak" saya secara elegan agar DC dianggap sebagai "forum yang bersih" dan tindakan yang tepat?Cerita tentang gereja tua.. :D


Quote
Saya berharap semua rekan di sini yang membaca agar berhati-hati dalam mempelajari Dhamma. Jika ada Buddha atau siswa Buddha yang menyatakan bahwa "Hidup adalah dukkha.." Maka jangan langsung percaya dan menerima! Tolong investigasi kembali apakah benar hidup adalah dukkha?

Lebih bagus lagi "investigasi" diri Anda terlebih dahulu.. :)
Apakah Anda sendiri sudah berhati-hati dalam mempelajari "dhamma",sehingga harus pakai kalimat "minta tolong"?

Dhamma itu datang ke dalam batin masing-masing,tidak perlu pakai kata "tolong" "harus" "wajib" dan seterusnya.. :D

Quote
Mengatakan hidup adalah kegembiraan (sukha) adalah 1 sisi ekstrim. Sebaliknya mengatakan hidup adalah penderitaan (dukkha) adalah sisi ekstrim lainnya.. Dan mereka yang meyakini yang mana pun tidak akan pernah terbebas dari perdebatan.
Nah,Anda sendiri yang "memilah-milah"nya ya,saya tidak bilang tentang "sukha" maupun "dukkha",Anda sendiri yang menggunakan "dualisme" untuk memilah-milahnya.. :D
Jadi "tolong" hentikan persepsi liar Anda..


Quote
Sejauh yang saya mengerti, apa yang dinyatakan Sang Buddha mengenai dukkha adalah:
"Kelahiran adalah dukkha. Usia tua adalah dukkha. Kematian adalah dukkha. Kesedihan adalah dukkha. Ratap-tangis adalah dukkha. Penderitaan fisik adalah dukkha. Penderitaan batin adalah dukkha. Keputus-asaan adalah dukkha. Perpisahan dengan yang disenangi adalah dukkha. Pertemuan dengan yang tidak disenangi adalah dukkha. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya, lima kelompok kemelekatan adalah dukkha."
Opss..sori... :D

Hidup = kelahiran ,kelahiran= hidup..Ven Ajahn Chah berkata,"Jangan menangisi batangnya,tetapi tangisilah akarnya..."


Quote
Tidak pernah saya temukan di mana pun dan jika memang pernah Sang Buddha menyatakan "Hidup adalah dukkha." Saya minta tolong kemurahan hatinya untuk menunjukkan pernyataan tsb, dan secara lengkap.

Sukhi hotu,
_/\_

Nah,"Tidak pernah Anda temukan" bukan berati "tidak ada kan"?

kemurahan hati saya?tidak perlu,amati saja kehidupan mu,jika kamu menemukan "sukha" dan kamu anggap sebagai kebahagian,maka itu urusanmu,karena hidup dipenuhi oleh dukkha sama seperti yang kamu tuliskan tadi diatas :

"Kelahiran adalah dukkha. Usia tua adalah dukkha. Kematian adalah dukkha. Kesedihan adalah dukkha. Ratap-tangis adalah dukkha. Penderitaan fisik adalah dukkha. Penderitaan batin adalah dukkha. Keputus-asaan adalah dukkha. Perpisahan dengan yang disenangi adalah dukkha. Pertemuan dengan yang tidak disenangi adalah dukkha. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya, lima kelompok kemelekatan adalah dukkha."

kecuali Anda telah merealisasikan Nibbana,oleh karena itu Buddha berkata dia hanya mengajar tentang "dukkha dan lenyapnya dukkha"... :)

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #71 on: 24 May 2010, 10:10:12 PM »
bah oot nieh
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #72 on: 24 May 2010, 10:10:22 PM »
Dikatakan bahwa orang yg meyakini bahwa pancakhanda bukan diri adalah dalam jalan pemasuk arus. Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.
Disini menyakini = kepercayaan/iman belaka juga diperlukan ya?
dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi
Ada kemungkinan dengan Sutta yang sama, membuat si pendengar makin tersesat ?
(cuman minta pendapat saja) :D

Ikut nimbrung juga ah.... :)
Bro Hasan yang baik, pengalaman anatta sudah diterangkan oleh penguasa jagad Dhammacitta yaitu tidak harus arahat karena pengalaman ini berkaitan dengan pengalaman lain yang merupakan satu kesatuan, yaitu pengalaman anicca dan pengalaman dukkha.

Banyak siswa meditasi Vipassana mengalami hal ini. Jadi pengalaman membuktikan secara langsung mengenai anicca, dukkha dan anatta ini.

Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Demikian pentingnya praktek dan pengalaman ini, sehingga mereka yang belum mengalami kebenaran tertinggi (Ultimate Truth/Nibbana) bahkan belum dianggap siswa yang sesungguhnya (belum sekha). Mereka yang belum mengalami Kebenaran Tertinggi masih dianggap umat awam, walau ia mampu menghafal Tipitaka (yang berjumlah 41 buku) beserta komentar dan subkomentar yang jumlahnya bahkan lebih banyak dari Tipitaka.

 _/\_

Nimbrung juga ah..Maksud Bro Fabian apa ya?Tidak perlu menjadi Arahat untuk "memahami" Anatta..Memahami apa maksudnya?
Bro Ricky yang baik, kulminasi dari pengalaman anatta adalah lenyapnya sakkaya ditthi (pandangan salah mengenai diri/adanya atta/roh yang kekal). Sakkaya ditthi lenyap pada pencapaian tingkat kesucian pertama. (Sotapanna).

Bro fabian yang baik,Sakkaya ditthi itu mencakup apa saja kah?Sakkaya ditthi mengatakan tentang "pandangan salah akan kepercayaan adanya roh yang kekal",apakah sakkaya ditthi menyentuh pada esensi anatta bahwa tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja?bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran? :)


Quote
Pertanyaannya kurang tepat diterapkan bro, ada "degree" pengalaman anatta yang berbeda-beda pada setiap praktisi Vipassana, semakin tinggi pencapaian semakin jelas pengalaman anatta (tentunya juga pengalaman anicca dan dukkha karena ketiganya berkaitan) bagaimanakah pengalaman anatta? semakin mengalami berbagai macam fenomena semakin melihat ia bahwa tak ada aku, tak ada jiwa, tak ada roh, yang ada hanya bentuk-bentuk pikiran, perasaan, ingatan, kesadaran dll.

Menurut Bro fabian,sebagai praktisi meditasi,apakah pengalaman anatta itu mengalami suatu proses yang berkelanjutan?Kalau begitu,saya jadi bertanya-tanya tentang "pencapaian" instan murid-murid Buddha Gotama,dan pencapaian dari YM Ananda..Menurut saya malah sebaliknya bahwa,sesungguhnya pemahaman akan esensi itu muncul "begitu" saja.. :)

Quote
Vipassana adalah proses pematangan pengalaman terhadap ketiga karakteristik ini (tilakkhana), bila pada meditasi Vipassana pengalaman terhadap ketiga karakteristik tak berkembang ada dua kemungkinan, yaitu sang meditator belum siap Vipassana atau meditasi yang diikutinya bukan Vipassana.

 _/\_


Setahu saya vipasanna itu penyederhananya adalah kesadaran dalam gerak gerik,disebut sebagai "sati-sampajana"...Apakah perlu pematangan,apakah perlu pelatihan dan seterusnya? :)

May All Being Happy
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #73 on: 24 May 2010, 10:17:03 PM »
tidak harus arahat untuk merasakan pengalaman anatta

tapi semua arahat pasti paham anatta

jangan diubah...merasakan atau memahami..itu beda..

pertanyaan,apakah seseorang yang bukan arahatta bisa memahami esensi dari Anatta?

ehm mgkn tlg bro riky bisa melihat secara buddhism dimana vedana ada dalam setiap citta yah

karena ini yang seringkali rancu dimana merasakan dalam artian mengikuti apa yang menyenangkan/menolak apa yg tidak menyenangkan disamakan dengan vedana dalam artian sabbacitta sadharana cetasika

ini yang sering membuat diskusi jadi ga nyambung karena sudut pandang awam, dijadikan landasan utk diskusi buddhism

kembali ke pernyataan "pengalaman" bukan "paham anatta" loh, jadi tlg ini dibedakan loh........

Quote
Bro Hasan yang baik, pengalaman anatta sudah diterangkan oleh penguasa jagad Dhammacitta yaitu tidak harus arahat karena pengalaman ini berkaitan dengan pengalaman lain yang merupakan satu kesatuan, yaitu pengalaman anicca dan pengalaman dukkha.

Banyak siswa meditasi Vipassana mengalami hal ini. Jadi pengalaman membuktikan secara langsung mengenai anicca, dukkha dan anatta ini.

Saya tahu bahwa ada fenomena "anicca" "dukkha" dan "anatta",dan rasanya Anda juga tahu bahwa walau sudah "mengetahui" fenomena tersebut,toh banyak yang belum terbebaskan atau merealisasikan "nibbana" seperti yang direalisasikan oleh Buddha Gotama sendiri..

Bro Riky yang baik, memang benar tahu fenomena anicca, dukkha dan anatta tidak membawa seseorang pada kebebasan, karena untuk tahu kita tak perlu memiliki pra kondisi yang diperlukan misalnya perhatian dan konsentrasi (sati dan samadhi). Hanya dengan mengalami membawa seseorang pada kebebasan, dan untuk mengalami seseorang harus memiliki pra kondisi yang diperlukan, yaitu perhatian dan konsentrasi yang cukup. Pernyataan bro Riky bahwa banyak yang belum terbebaskan (belum merealisasikan Nibbana) memang benar, tetapi yang terbebaskan (sudah merealisasi) juga sangat banyak.

permasalahannya adalah isi substansinya sama yaitu "dukkha",tetapi kemudian muncul permasalahan lainnya adalah "esensi" dukkha itu sendiri.. :)

Lihat kisah "kisagotami",kisah "bhikkhuni utama" Buddha,kisah YM Ananda,kisah YM Cula,disana akan terlihat bahwa mereka semua "mengalaminya" sendiri tentang "dukkha" dan "padamnya dukkha",sedangkan kebanyakan orang saat ini?Mereka tahu dukkha itu apa,tetapi hanya sebatas "pengetahuan tentang dukkha",bukan "pengalaman tentang dukkha",apakah itu tidak dikategorikan sebagai "iman" belaka?

Saya tidak paham sama sekali soal yang Bro Fabian sebutkan sebagai "konsentrasi" dan "perhatian",yang saya tahu adalah soal "aha"..
Quote
Saya setuju percaya tidak membawa pada esensi dukkha,dan padamnya dukkha, melainkan pengalaman langsung (direct experience) yang akan membawa kita pada esensi dukkha,dan padamnya dukkha.
Tetapi percaya merupakan langkah awal yang akan memotivasi kita untuk mengalami sendiri esensi dukkha,dan padamnya dukkha.
Tilakkhana (anicca, dukkha dan anatta) adalah teori bagi yang belum pernah mengalami dan merupakan pengalaman langsung bagi mereka yang pernah mengalami.

Kalau Bro Fabian setuju,mari kita duduk disini dengan santai,dan berkata bahwa sesungguhnya semua kepercayaan kita saat ini adalah kepercayaan berdasarkan persepsi kita masing-masing,bukan kepercayaan yang sesungguhnya,bukan merupakan Saddha yang dimaksud oleh Bhagava...setuju?


Quote
Semoga saya tidak menjadi sombong, semoga saya tidak menjadi angkuh semoga saya semakin dekat pada Dhamma dan tujuan akhir, semoga saya  tidak semakin menjauh dari Dhamma dan tujuan akhir.

 _/\_

Sadhu.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #74 on: 24 May 2010, 10:20:44 PM »

cara elegan ya..namanya juga Dhammacitta gitu loch..cara kotor juga dianggap bersih.. :)

hihihi...menurut persepsimu juga koq,itu adalah pernyataan kebenaran,mungkin saja tidak benar toh?haha..

Terima kasih juga atas tuduhan bahwa DC, cara kotor dianggap bersih _/\_

diskusi model ini yg tidak sehat, dimulai dari niat tidak baik, nanti bakal debat tidak berujung.

Terima kasih kembali atas tuduhan Anda tentang "diskusi model tidak sehat dan bla bla bla bla.."


Quote
kalau begini, kita harus melihat apa definisi nibbana itu.

Nibbana adalah tanpa diri -> ini pernyataan tepat dimana sabbe dhamma anatta, tapi bukan berarti melihat dan memahami anatta itu adalah merealisasikan nibbana.

Nibbana != (tidak sama dengan) merealisasikan/melihat/memahami anatta itu

Nibbana = Padamnya kemelekatan/tanha

Proses merealisasikan Nibbana itu dimulai ketika "pintu terbuka" atau masuk ke dalam prosesnya itu ketika "memasuki arus" dimana dia melihat bahwa tidak ada diri.


Wow..ternyata nibbana itu juga banyak macemnya ya?
Buddha berkata "Rasa kebebasan hanya satu"

ternyata Bro Sumedho mengatakan ada bermacam-macam,nano kali ya? :)

Mohon Master Suhu Sumedho,menjelaskan mengapa nibbana menjadi begitu banyak? :)

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

 

anything