yang satu menahan napsu, yang satu 'melepas' napsu...
Ya, itu bedanya. Tapi persamaannya : sama-sama bernafsu.
Trus, saya kasih tau lagi perbedaan lainnya :
Yang satu hanya mikir sekali lalu "just do it".
Yang satunya lagi mikir berkali-kali sepanjang hari-harinya.
So....
siapa yang lebih baik?
Just do it:
tiap kepengen: just do it, begitu terus.....
Pertama2 seminggu sekali, lama kelamaan setiap hari just do it nya.
Menahan nafsu:
Pas kepengen ditahan, dialihkan ke kegiatan lain. Mungkin dalam sehari akan muncul beberapa kali keinginan tsb, tapi lama kelamaan akan beralih. Mungkin setelah beberapa hari akan jebol juga. Ini wajar. Tapi, besoknya dicoba untuk menahan lagi, sehingga semakin lama semakin kuat ketahanan kita. Pikiran tidak lagi mudah dikuasai oleh nafsu rendah. Pikiran telah mulai gampang dialihkan. Mula-mula kepengennya seminggu sekali, lama kelamaan sebulan sekali,
akhirnya begitu keinginan tsb muncul, langsung terdeteksi disadari, dan keinginan tsb malu untuk muncul lagi .
Sifat pikiran adalah '
Up to date'. Pikiran yg ada selalu berpadu degnan kamma yg terakhir dilakukan,
berakumulasi membentuk 'tren batin' / kecenderungan batin yg baru.
Ini memang 'teori', tetapi mengetahui teori ini akan membuat kita memaklumi sifat pikiran dan dapat mengantisipasinya disetiap kesempatan.
Ibarat melihat jam emas, seseorang akan berpikir seribu kali untuk mencuri jam emas itu: ambil... tidak... ambil... tidak... Jika diambil, Tap! Maka jika orang tersebut dihadapi kesempatan yg sama kedua kalinya: misalnya melihat dompet tergeletak di atas meja, dia hanya perlu memikir dua kali saja, lalu...Tap! diambil!... Kesempatan ketiga dan seterusnya semakin mudah, tidak perlu berpikir lagi... SUDAH JADI KEBIASAAN, bahkan bisa menjadi profesinya sebagai pencuri.
Jika dia tidak mengambilnya dikesempatan pertama, maka batinnya akan terpoles semakin kuat. Jika tidak, masih ada kesempatan kedua untuk memperkuat batinnya, tapi tentu saja tantangannya menjadi lebih kuat dibanding kesempatan pertama.
Pada saat kita akan mengambil keputusan, pada detik2 yg menentukan itulah sebenarnya kesempatan kita untuk mengangkangi kamma yg telah kita kumpulkan berkalpa-kalpa.
::