//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: alobha & adosa  (Read 22034 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #60 on: 04 May 2009, 04:41:57 PM »
apa tolok ukurnya sesuatu keinginan itu dikatakan lobha atau tidak?
setiap keinginan menolak sesuatu keadaan sekarang adalah lobha ataupun dosa.


kalo menolak, itu sifat dari dosa mula citta bro........ sifat dari lobha adalah melekati....

jika yg anda maksud adalah "kondisi saat ini" maka yg berperan adalah moha/ignorance, yang membuat kita tidak melihat kondisi saat ini sebagaimana apa adanya

semoga bs memperjelas

metta

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: alobha & adosa
« Reply #61 on: 04 May 2009, 10:27:49 PM »
apa tolok ukurnya sesuatu keinginan itu dikatakan lobha atau tidak?
setiap keinginan menolak sesuatu keadaan sekarang adalah lobha ataupun dosa.


kalo menolak, itu sifat dari dosa mula citta bro........ sifat dari lobha adalah melekati....

jika yg anda maksud adalah "kondisi saat ini" maka yg berperan adalah moha/ignorance, yang membuat kita tidak melihat kondisi saat ini sebagaimana apa adanya

semoga bs memperjelas

metta

kita bisa cek ke diri kita sendiri.
misal ada yg kita sukai, maka lawannya adalah hal yg kita tidak sukai.
lobha (melekati) dan dosa (menolak) bagaikan 2 sisi dalam 1 keping logam.
misal:
saya senang bertemu dg pacar
lawannya adalah: saya tidak senang berpisah dg pacar.

alobha dan adosa, justru adalah keadaan bukan kedua2nya dari yg tadi.

mengenai kondisi saat kini yg berperan kebodohan, saya setuju.
bahwa kebodohan kita adalah kita tidak pernah utk menerima apa yg ada saja.
selalu ada yg kita tidak puas dg keadaan sekarang.
« Last Edit: 04 May 2009, 10:32:43 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #62 on: 05 May 2009, 12:47:47 PM »
apa tolok ukurnya sesuatu keinginan itu dikatakan lobha atau tidak?
setiap keinginan menolak sesuatu keadaan sekarang adalah lobha ataupun dosa.


kalo menolak, itu sifat dari dosa mula citta bro........ sifat dari lobha adalah melekati....

jika yg anda maksud adalah "kondisi saat ini" maka yg berperan adalah moha/ignorance, yang membuat kita tidak melihat kondisi saat ini sebagaimana apa adanya

semoga bs memperjelas

metta

kita bisa cek ke diri kita sendiri.
misal ada yg kita sukai, maka lawannya adalah hal yg kita tidak sukai.
lobha (melekati) dan dosa (menolak) bagaikan 2 sisi dalam 1 keping logam.
misal:
saya senang bertemu dg pacar
lawannya adalah: saya tidak senang berpisah dg pacar.

alobha dan adosa, justru adalah keadaan bukan kedua2nya dari yg tadi.

bro tesla ini aneh....

diatas anda udah bikin statement yg bener secara buddhis :
1. alobha adalah lawan dari lobha
2. adosa adalah lawan dari dosa

sekarang bikin statement baru yang justru non buddhistik : lobha adalah lawan dari dosa

plis lah bro........ statement lobha >< dosa adalah kasus sehari2 bagi mereka yg tidak mengenal Dhamma....

ada yg menyenangkan, dilekati..... yg tidak menyenangkan, ditolak

Tapi secara buddhis, kita justru diajar bagaimana utk mengkondisikan agar batin kita dalam kondisi sobhana (alobha, adosa, sati, saddha, dsbnya),
bukan selalu dalam kondisi akusala (lotika dan/atau docatuka)

Inget2 kata guru Buddha : SATI..... itu aja udah menunjukkan agar kita selalu berusaha menjaga batin tetap sobhana........


mengenai kondisi saat kini yg berperan kebodohan, saya setuju.
bahwa kebodohan kita adalah kita tidak pernah utk menerima apa yg ada saja.
selalu ada yg kita tidak puas dg keadaan sekarang.

Kebodohan itu bukan dalam artian menerima yg ada melainkan sadar bhw segala sesuatu yg ada itu diliput oleh Tilakkhana

Itu kenapa bhs inggrisnya Moha adalah IGNORANCE (lalai), yang membuat kita mengabaikan sifat natural segala sesuatu yg diliputi Tilakkhana

Itu juga kenapa di abhidhamma disebut dengan jelas bhw penyebab dari Moha/Ignorance adalah ayonisomanasikara....

semoga bisa bermanfaat

metta  _/\_
« Last Edit: 05 May 2009, 12:51:28 PM by markosprawira »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: alobha & adosa
« Reply #63 on: 05 May 2009, 01:16:41 PM »
bro tesla ini aneh....

diatas anda udah bikin statement yg bener secara buddhis :
1. alobha adalah lawan dari lobha
2. adosa adalah lawan dari dosa

sekarang bikin statement baru yang justru non buddhistik : lobha adalah lawan dari dosa
sebenarnya justru itu inti pertanyaan dari thread ini.
sebagaimana kita tahu,

lobha = melekati; dosa = menolak

alobha = tidak melekati; adosa = tidak menolak
(justru alobha diartikan kemurahan hati, dan adosa diartikan cinta sudah lari dari artinya)

mengenai Buddhistik, di dhammapada jg tercantum kok
kebencian hanya berakhir dg tidak membenci (bukan mencintai)
dan tidak lebih mencintai/menyukai apapun ---> itulah yg dianjurkan dalam dhammapada

Quote
Tapi secara buddhis, kita justru diajar bagaimana utk mengkondisikan agar batin kita dalam kondisi sobhana (alobha, adosa, sati, saddha, dsbnya),
bukan selalu dalam kondisi akusala (lotika dan/atau docatuka)
alobha dan adosa, dimana keadaan dimana tidak ada yg dilekati dan juga tidak ada yg ditolak.

justru ingin bathin kita kusala melulu itu suatu lobha yg tidak diakui karena munafik.

Quote
Kebodohan itu bukan dalam artian menerima yg ada melainkan sadar bhw segala sesuatu yg ada itu diliput oleh Tilakkhana
yg jelas batin adalah suatu objek yg tak luput dari tilakkhana juga.
lantas kenapa malah ingin dipertahankan utk menjadi kusala? ---> ini justru tidak realistis lho.
bukankah lebih penting & urgent adalah menyadari bahwa batin itu bukan milikku (milikmu?)

metta _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: alobha & adosa
« Reply #64 on: 05 May 2009, 01:37:13 PM »
kita bisa cek ke diri kita sendiri.
misal ada yg kita sukai, maka lawannya adalah hal yg kita tidak sukai.
lobha (melekati) dan dosa (menolak) bagaikan 2 sisi dalam 1 keping logam.
misal:
saya senang bertemu dg pacar
lawannya adalah: saya tidak senang berpisah dg pacar.

Belum tentu, Bro tesla. "Senang bertemu dengan pacar" dan "tidak senang (jika maksudnya "dosa") berpisah dengan pacar" adalah dua objek yang sama sekali berbeda. "Tidak senang" di sini merujuk pada negasi dari senang (tidak adanya kesenangan), namun belum tentu adanya "kebencian".

Misalnya anda senang kalau dibelikan sesuatu oleh teman, kalau tidak dibelikan sesuatu, memang anda tidak menjadi senang, tapi belum tentu menjadi benci, bukan?

Begitu pula sebaliknya, kalau anda benci kebisingan, pada saat tidak bising, anda tidak benci. Tetapi belum tentu bahagia. (Ini yang biasa orang katakan, "You don't know what you got until it's gone".)



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #65 on: 05 May 2009, 01:53:22 PM »
bro tesla ini aneh....

diatas anda udah bikin statement yg bener secara buddhis :
1. alobha adalah lawan dari lobha
2. adosa adalah lawan dari dosa

sekarang bikin statement baru yang justru non buddhistik : lobha adalah lawan dari dosa
sebenarnya justru itu inti pertanyaan dari thread ini.
sebagaimana kita tahu,

lobha = melekati; dosa = menolak

alobha = tidak melekati; adosa = tidak menolak
(justru alobha diartikan kemurahan hati, dan adosa diartikan cinta sudah lari dari artinya)

mengenai Buddhistik, di dhammapada jg tercantum kok
kebencian hanya berakhir dg tidak membenci (bukan mencintai)
dan tidak lebih mencintai/menyukai apapun ---> itulah yg dianjurkan dalam dhammapada


Ok, berarti udah clear bhw dosa dan lobha TIDAK seperti dua sisi koin secara buddhis yah....... case closed

Quote
Tapi secara buddhis, kita justru diajar bagaimana utk mengkondisikan agar batin kita dalam kondisi sobhana (alobha, adosa, sati, saddha, dsbnya),
bukan selalu dalam kondisi akusala (lotika dan/atau docatuka)
alobha dan adosa, dimana keadaan dimana tidak ada yg dilekati dan juga tidak ada yg ditolak.

justru ingin bathin kita kusala melulu itu suatu lobha yg tidak diakui karena munafik.

Quote
Kebodohan itu bukan dalam artian menerima yg ada melainkan sadar bhw segala sesuatu yg ada itu diliput oleh Tilakkhana
yg jelas batin adalah suatu objek yg tak luput dari tilakkhana juga.
lantas kenapa malah ingin dipertahankan utk menjadi kusala? ---> ini justru tidak realistis lho.
bukankah lebih penting & urgent adalah menyadari bahwa batin itu bukan milikku (milikmu?)

metta _/\_

menyadari bhw segala sesuatu hanyalah merupakan proses timbul, berlangsung dan padam, bro.... termasuk pada batin yg anda sebut diliputi tilakkhana

Duit tesla yah tetap duit tesla, duit itu real, bisa disentuh, dipegang dsbnya
tapi dengan menyadari itu hanya proses yg timbul, berlangsung dan padam, tesla tidak akan stres jika kehilangan duitnya

Kalo duit tesla itu bukan milik tesla, markos dengan senang hati menerimanya kok....

Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

coba bro tesla kembali lihat, yg saya ulas di jalan mulia berunsur delapan di : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8410.0.html

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: alobha & adosa
« Reply #66 on: 05 May 2009, 02:10:20 PM »
Quote
Duit tesla yah tetap duit tesla, duit itu real, bisa disentuh, dipegang dsbnya
tapi dengan menyadari itu hanya proses yg timbul, berlangsung dan padam, tesla tidak akan stres jika kehilangan duitnya

Kalo duit tesla itu bukan milik tesla, markos dengan senang hati menerimanya kok....
kepemilikan itu justru permasalahannya.
bukan artinya "bukan milik tesla" lantas "milik siapa?"
sama juga halnya dg badan & batin, pemikiran bahwa ada kepemilikan harus berhenti.
kalau mikir ini milik orang lain atau yg lain yah sama aja...

Quote
Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

sorry bagi saya itu bukan kenyataan sehari-hari,
saya sih tidak mikirin jalanin JM8 atau tidak jalanin JM8. :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #67 on: 05 May 2009, 04:29:29 PM »
Quote
Duit tesla yah tetap duit tesla, duit itu real, bisa disentuh, dipegang dsbnya
tapi dengan menyadari itu hanya proses yg timbul, berlangsung dan padam, tesla tidak akan stres jika kehilangan duitnya

Kalo duit tesla itu bukan milik tesla, markos dengan senang hati menerimanya kok....
kepemilikan itu justru permasalahannya.
bukan artinya "bukan milik tesla" lantas "milik siapa?"
sama juga halnya dg badan & batin, pemikiran bahwa ada kepemilikan harus berhenti.
kalau mikir ini milik orang lain atau yg lain yah sama aja...

bukan "kepemilikan" yang HARUS berhenti bro.......  tapi kemelekatannya......

buddha ga pernah melarang org utk memiliki loh..... org diperkenankan utk mencari kekayaan dan keduniawian utk umat awam
tapi buddha juga mengingatkan bhw itu semua adalah LOBHA

tolong hal spt ini dilihat dengan jelas bhw kepemilikan itu berasal dari pembelian, pemberian, dsbnya..... tapi kemelekatan berasal dari batin

misal : saya tidak memiliki uang Rp 1 milyar, tapi saya melekat pada uang 1 milyar.... karena melekat, muncul bnyk akusala2 spt cara curang, dsbnya

Boleh tau sumber anda utk bilang bhw umat awam pun dilarang utk memiliki rumah, uang, mobil, dsbnya?

Quote
Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

sorry bagi saya itu bukan kenyataan sehari-hari,
saya sih tidak mikirin jalanin JM8 atau tidak jalanin JM8. :)

kalo anda ga mikirin jalanin atau ngga, yah berarti anda juga ga perlu mikirin lobha >< alobha, atau dosa, dsbnya......
bagi saya, lobha, alobha, dosa, adosa, dsbnya adalah kenyataan sehari2, suatu yg kita hadapi dari bangun sampai tidur lagi

Bahkan sati itu sendiri adalah salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, jadi kalau sati muncul, maka bersamaan akan muncul juga 18 sobhanasadharana cetasika lainnya seperti saddha, alobha, adosa, dsbnya

Kalo mo milih2 SATI thok, yah silahkan cuma jadi lucu..... anda bilang ga mikirin tapi bikin thread "alobha dan adosa"  :))



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: alobha & adosa
« Reply #68 on: 05 May 2009, 08:53:53 PM »
bukan "kepemilikan" yang HARUS berhenti bro.......  tapi kemelekatannya......
bagi saya cuma permainan kata2 aja tuh :)

Quote
buddha ga pernah melarang org utk memiliki loh..... org diperkenankan utk mencari kekayaan dan keduniawian utk umat awam
tapi buddha juga mengingatkan bhw itu semua adalah LOBHA
saya juga ga melarang kok :)

Quote
tolong hal spt ini dilihat dengan jelas bhw kepemilikan itu berasal dari pembelian, pemberian, dsbnya..... tapi kemelekatan berasal dari batin
kalau kemelekatan berasal dari batin
"batin ini milikku", berasal dari?

Quote
Boleh tau sumber anda utk bilang bhw umat awam pun dilarang utk memiliki rumah, uang, mobil, dsbnya?
saya tidak ada melarang tuh apalagi singgung2 umat awam, atau non-awam...
trus saya juga ga perlu sumber utk mewakili kata saya tuh...
suara saya, tulisan saya mewakili pernyataan saya sendiri
tidak membawa nama suatu kelompok atau golongan :)
mudah2an saja dapat bermanfaat bagi yg membaca

Quote
kalo anda ga mikirin jalanin atau ngga, yah berarti anda juga ga perlu mikirin lobha >< alobha, atau dosa, dsbnya......
bagi saya, lobha, alobha, dosa, adosa, dsbnya adalah kenyataan sehari2, suatu yg kita hadapi dari bangun sampai tidur lagi
tadi bahas tekad menjadi Buddha seperti pertapa sumedha & jalan mulia berunsur 8
lupa yah?

Quote
Bahkan sati itu sendiri adalah salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, jadi kalau sati muncul, maka bersamaan akan muncul juga 18 sobhanasadharana cetasika lainnya seperti saddha, alobha, adosa, dsbnya

Kalo mo milih2 SATI thok, yah silahkan cuma jadi lucu..... anda bilang ga mikirin tapi bikin thread "alobha dan adosa" 
saya tidak tau maksud anda mengungkit "sati" apa.
kemudian "mo milih2 SATI thok" ---> maksudnya siapa?
saya bilang ga mikirin tekad Boddhisatta dsb, kenapa janggal kalau bikin thread ini?

Quote
:))
:)
metta _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #69 on: 06 May 2009, 01:36:07 PM »
bukan "kepemilikan" yang HARUS berhenti bro.......  tapi kemelekatannya......
bagi saya cuma permainan kata2 aja tuh :)

Quote
buddha ga pernah melarang org utk memiliki loh..... org diperkenankan utk mencari kekayaan dan keduniawian utk umat awam
tapi buddha juga mengingatkan bhw itu semua adalah LOBHA
saya juga ga melarang kok :)

Padahal diatas anda bilang HARUS berhenti loh......

logika : anda bilang "kepemilikan harus berhenti", berarti tidak boleh ada kepemilikan/dilarang memiliki... cmiiw

atau itu permainan kata2 lagi bhw HARUS beda dgn melarang?


waduh saya nyerah deh kalo anda bilang KEPEMILIKAN = KEMELEKATAN

Padahal org bisa saja memiliki tanpa melekat
Dan bisa juga melekat tapi tidak memiliki
Walau yg parah adl memiliki dan melekatinya

Quote
tolong hal spt ini dilihat dengan jelas bhw kepemilikan itu berasal dari pembelian, pemberian, dsbnya..... tapi kemelekatan berasal dari batin
kalau kemelekatan berasal dari batin
"batin ini milikku", berasal dari?

ya dari batin anda sendiri juga...... yg karena moha, menganggap batin ini adl milikku... ini khan udah disebut di depan bhw moha di bhs inggris disebut dengan IGNORANCE

tolong dibaca lagi yah


Quote
Boleh tau sumber anda utk bilang bhw umat awam pun dilarang utk memiliki rumah, uang, mobil, dsbnya?
saya tidak ada melarang tuh apalagi singgung2 umat awam, atau non-awam...
trus saya juga ga perlu sumber utk mewakili kata saya tuh...
suara saya, tulisan saya mewakili pernyataan saya sendiri
tidak membawa nama suatu kelompok atau golongan :)
mudah2an saja dapat bermanfaat bagi yg membaca

Kalau pernyataan anda ga punya sumber, berarti anda buat niyama baru..... ada vipaka tapi tidak ada asalnya  :P

Quote
kalo anda ga mikirin jalanin atau ngga, yah berarti anda juga ga perlu mikirin lobha >< alobha, atau dosa, dsbnya......
bagi saya, lobha, alobha, dosa, adosa, dsbnya adalah kenyataan sehari2, suatu yg kita hadapi dari bangun sampai tidur lagi
tadi bahas tekad menjadi Buddha seperti pertapa sumedha & jalan mulia berunsur 8
lupa yah?

Tlg dilihat lagi keseluruhannya :

Quote
Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

dan sudah saya tulis juga di bawah
Quote
kalau anda ga mikirin JM8, sedangkan spt yg udah saya kasih link JM8, bahwa itu adalah latihan kondisi2 yg membuat batin sobhana termasuk adosa dan alobha (silahkan anda liat kembali link itu)
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......

Semoga jadi jelas yah  _/\_


Quote
Bahkan sati itu sendiri adalah salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, jadi kalau sati muncul, maka bersamaan akan muncul juga 18 sobhanasadharana cetasika lainnya seperti saddha, alobha, adosa, dsbnya

Kalo mo milih2 SATI thok, yah silahkan cuma jadi lucu..... anda bilang ga mikirin tapi bikin thread "alobha dan adosa" 
saya tidak tau maksud anda mengungkit "sati" apa.
kemudian "mo milih2 SATI thok" ---> maksudnya siapa?

Loh diatas khan udah jelas bhw sati termasuk salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, sama seperti adosa dan alobha yg anda pertanyakan diawal thread ini

kalo anda ga cocok dengan kata sati, saya bisa ganti dengan SADDHA thok
Sati dipilih karena ini yg bnyk disebut.
Tapi kalo ga cocok utk diskusi dgn anda, saya ganti SADDHA, ok?  ;) atau Kaya-Kamananta?

saya bilang ga mikirin tekad Boddhisatta dsb, kenapa janggal kalau bikin thread ini?

anda ga bilang tekad bodhisatta loh, berikut saya perjelas yg anda sebut sebelumnya :
Quote
saya sih tidak mikirin jalanin JM8 atau tidak jalanin JM8

JM8 bukan semata tekad bodhisatta, umat awam atau siapapun yg mau menjadi arya puggala, yang mau mencapai nibbana, HARUS melalui jalan itu...

kalau anda ga mikirin JM8, sedangkan spt yg udah saya kasih link JM8, bahwa itu adalah latihan kondisi2 yg membuat batin sobhana termasuk adosa dan alobha (silahkan anda liat kembali link itu)
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......

metta  _/\_

« Last Edit: 06 May 2009, 01:48:26 PM by markosprawira »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: alobha & adosa
« Reply #70 on: 06 May 2009, 09:27:47 PM »
Padahal diatas anda bilang HARUS berhenti loh......

logika : anda bilang "kepemilikan harus berhenti", berarti tidak boleh ada kepemilikan/dilarang memiliki... cmiiw
yup, saya memang menggunakan kata harus, disini kan tujuannya adalah lenyapnya dukkha.
semoga jelas yah.

Quote
waduh saya nyerah deh kalo anda bilang KEPEMILIKAN = KEMELEKATAN

Padahal org bisa saja memiliki tanpa melekat
Dan bisa juga melekat tapi tidak memiliki
Walau yg parah adl memiliki dan melekatinya
katanya berbeda, tetapi dapat dipakai dalam porsi setara.

Quote
Kalau pernyataan anda ga punya sumber, berarti anda buat niyama baru..... ada vipaka tapi tidak ada asalnya  :P
hahaha... pernyataan sendiri aja kalau tidak bergantung pada yg lain harus jadi 'niyama'?
lucu sekali.
trus langsung mo bahas vipaka tanpa sebab?

Quote
Tlg dilihat lagi keseluruhannya :

Quote
Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

dan sudah saya tulis juga di bawah
Quote
kalau anda ga mikirin JM8, sedangkan spt yg udah saya kasih link JM8, bahwa itu adalah latihan kondisi2 yg membuat batin sobhana termasuk adosa dan alobha (silahkan anda liat kembali link itu)
oh maksud anda latihan JM8 membuat batin menjadi sobhana termasuk adosa & alobha...
silahkan saja anda berpegang pada pemikiran demikian.
tujuan saya buka thread ini adalah memberikan pemikiran lain saya yg berbeda pada pemikiran umumnya.
alobha = tidak adanya lobha, justru diartikan sebagai kemurahan hati, dsb adalah tidak tepat
adosa = tidak adanya dosa, diartikan sbg cinta, jg adalah tidak tepat

Quote
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......
maaf yah, JM8 anda membawa anda pada sesuatu yg indah atau baik, saya tidak membahas soal sesuatu yg baik atau indah disini. kalau anda mau kategorikan itu sbg JM8, artinya JM8 anda dan saya berbeda :)

JM8 anda membawa hasil yaitu batin yg indah
JM8 saya, kalaupun itu disebut JM8, hanya konsen pada hilangnya lobha dosa & moha.

Quote
Loh diatas khan udah jelas bhw sati termasuk salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, sama seperti adosa dan alobha yg anda pertanyakan diawal thread ini

kalo anda ga cocok dengan kata sati, saya bisa ganti dengan SADDHA thok
Sati dipilih karena ini yg bnyk disebut.
Tapi kalo ga cocok utk diskusi dgn anda, saya ganti SADDHA, ok?  ;) atau Kaya-Kamananta?
oh jadi maksud anda apabila orang membahas alobha & adosa yg adalah kelompok cetasika, maka artinya kita sedang membicarakan cetasika lain?
ketika guru di SD sedang ngajar aljabar, karena masih kelompok matematika, maka anda bicara soal kalkulus (topik matematika lain)?
hahaha... waktu sekolah dulu begitu yah?

yah boleh2 saja sih, jadi yg anda sebut pilih sati thok itu siapa yah? apakah anda? apakah saya? atau masih ada orang lain dalam komunikasi ini?

Quote
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......
hahaha... jadi kalau udah bahas tidak-serakah (alobha) & tidak-benci (adosa) itu sudah masuk dalam JM8 yg dalam ajaran Buddhist yah? emang cuma Buddhist yg bisa alobha dan adosa yah?
« Last Edit: 06 May 2009, 09:30:24 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: alobha & adosa
« Reply #71 on: 07 May 2009, 09:19:54 AM »
Padahal diatas anda bilang HARUS berhenti loh......

logika : anda bilang "kepemilikan harus berhenti", berarti tidak boleh ada kepemilikan/dilarang memiliki... cmiiw
yup, saya memang menggunakan kata harus, disini kan tujuannya adalah lenyapnya dukkha.
semoga jelas yah.

Quote
waduh saya nyerah deh kalo anda bilang KEPEMILIKAN = KEMELEKATAN

Padahal org bisa saja memiliki tanpa melekat
Dan bisa juga melekat tapi tidak memiliki
Walau yg parah adl memiliki dan melekatinya
katanya berbeda, tetapi dapat dipakai dalam porsi setara.

Quote
Kalau pernyataan anda ga punya sumber, berarti anda buat niyama baru..... ada vipaka tapi tidak ada asalnya  :P
hahaha... pernyataan sendiri aja kalau tidak bergantung pada yg lain harus jadi 'niyama'?
lucu sekali.
trus langsung mo bahas vipaka tanpa sebab?

Quote
Tlg dilihat lagi keseluruhannya :

Quote
Kalau bertekad kondisi batin yg selalu sobhana adalah munafik, berarti tekad pertapa sumedha utk menjadi sama seperti buddha dipankara, itu juga munafik?

Kalau saya bertekad utk menjadi baik, dan saya berusaha utk selalu menjadi baik dengan berusaha menjalankan jalan mulia berunsur 8, apa yg munafik yah?

dan sudah saya tulis juga di bawah
Quote
kalau anda ga mikirin JM8, sedangkan spt yg udah saya kasih link JM8, bahwa itu adalah latihan kondisi2 yg membuat batin sobhana termasuk adosa dan alobha (silahkan anda liat kembali link itu)
oh maksud anda latihan JM8 membuat batin menjadi sobhana termasuk adosa & alobha...
silahkan saja anda berpegang pada pemikiran demikian.
tujuan saya buka thread ini adalah memberikan pemikiran lain saya yg berbeda pada pemikiran umumnya.
alobha = tidak adanya lobha, justru diartikan sebagai kemurahan hati, dsb adalah tidak tepat
adosa = tidak adanya dosa, diartikan sbg cinta, jg adalah tidak tepat

Quote
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......
maaf yah, JM8 anda membawa anda pada sesuatu yg indah atau baik, saya tidak membahas soal sesuatu yg baik atau indah disini. kalau anda mau kategorikan itu sbg JM8, artinya JM8 anda dan saya berbeda :)

JM8 anda membawa hasil yaitu batin yg indah
JM8 saya, kalaupun itu disebut JM8, hanya konsen pada hilangnya lobha dosa & moha.

Quote
Loh diatas khan udah jelas bhw sati termasuk salah satu dari 19 sobhanasadharana cetasika, sama seperti adosa dan alobha yg anda pertanyakan diawal thread ini

kalo anda ga cocok dengan kata sati, saya bisa ganti dengan SADDHA thok
Sati dipilih karena ini yg bnyk disebut.
Tapi kalo ga cocok utk diskusi dgn anda, saya ganti SADDHA, ok?  ;) atau Kaya-Kamananta?
oh jadi maksud anda apabila orang membahas alobha & adosa yg adalah kelompok cetasika, maka artinya kita sedang membicarakan cetasika lain?
ketika guru di SD sedang ngajar aljabar, karena masih kelompok matematika, maka anda bicara soal kalkulus (topik matematika lain)?
hahaha... waktu sekolah dulu begitu yah?

yah boleh2 saja sih, jadi yg anda sebut pilih sati thok itu siapa yah? apakah anda? apakah saya? atau masih ada orang lain dalam komunikasi ini?

Quote
jadi saya mau memperjelas bhw yg anda tanya adl termasuk dalam latihan2 JM8, yang anda tidak pikirkan tapi anda tanyakan......
hahaha... jadi kalau udah bahas tidak-serakah (alobha) & tidak-benci (adosa) itu sudah masuk dalam JM8 yg dalam ajaran Buddhist yah? emang cuma Buddhist yg bisa alobha dan adosa yah?

dear tesla,

perlu dijelaskan bhw disini adalah sub forum mengenai Abhidhamma, yg sudah disebutkan dengan jelas diatas :
Quote
Diskusi Abhidhamma


Jika anda ingin membuat pernyataan tersendiri seperti yg anda sebut :
Quote
tujuan saya buka thread ini adalah memberikan pemikiran lain saya yg berbeda pada pemikiran umumnya.
alobha = tidak adanya lobha, justru diartikan sebagai kemurahan hati, dsb adalah tidak tepat
adosa = tidak adanya dosa, diartikan sbg cinta, jg adalah tidak tepat

Padahal secara abhidhamma sudah dijelaskan bahwa :
- alobha cetasika = kemurahan hati
- adosa cetasika = metta/cinta kasih yg universal

Itu juga mengapa anda keliru dalam menanggapi penjelasan bhw alobha & adosa itu termasuk dalam sobhanasadharana cetasika 19 atau 19 cetasika sobhana indah yg SELALU MUNCUL bersamaan, dimana di dalamnya termasuk SATI, SADDHA, dsbnya

Berarti anda tidak ingin membuat diskusi Abhidhamma melainkan hanya melontarkan pernyataan..... silahkan anda buat thread di tempat yg lebih cocok seperti
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain

atau di

Diskusi Umum : Diskusi umum tentang Buddhisme yang tidak spesifik pada sebuah tradisi

maaf thread saya closed karena anda tidak ingin berdiskusi dengan sudut pandang abhidhamma  _/\_