[...]Pengertian saya, ketika sudah mencapai tahap itu, sudah pasti ada faktor2x jhana disana. Tetapi bukan definisi jhana ala visudhimagga atau lainnya, definisi dari sutta.
Itu disebabkan karena sudah ada ASUMSI lebih dulu dalam pikiran Anda bahwa
jhana harus ada dalam batin yang mencapai Pencerahan.
Cobalah baca Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta itu tanpa asumsi apa-apa ... tanpa dihubung-hubungkan dengan sutta-sutta lain dari Tipitaka. ...
Pada waktu itu Tipitaka belum ada ... para bhikkhu tidak belajar Tipitaka ... mereka langsung mendapat tuntunan meditasi dari Sang Buddha ... yang sering kali bersifat individual, khusus ditujukan untuk bhikkhu yang bersangkutan.
Jadi, sutta-sutta meditasi, terutama yang khusus ditujukan kepada bhikkhu perorangan, harus dibaca berdiri sendiri. ... Saya berpendapat bahwa
Sang Buddha TIDAK mengajarkan SATU metode meditasi yang BAKU yang berlaku untuk semua orang--sebagaimana kita pelajari belakangan sebagai "meditasi Buddhis"--melainkan menyesuaikan tuntunan beliau dengan kebutuhan masing-masing pemeditasi.
Sudah pernah dibahas di sini sih http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,157.0.html
memang topik ini dari dulu selalu tidak ada habis2xnya.
Saya sudah melihat-lihat thread itu. ... Tampaknya teman-teman yang berdiskusi di situ tidak ada yang pernah mengalami jhana itu sendiri (entah apa pun definisinya) ... jadi saya teringat akan cerita tentang orang-orang buta yang berdiskusi tentang gajah ...
Di situ ada yang mengacu semata-mata pada Sutta (dengan mengabaikan uraian Visuddhimagga) ... ada yang menggunakan Visuddhimagga ... dan ada yang mengacu pada Master jhana yang hidup sekarang (Pa-Auk Sayadaw dan muridnya Sayalay Dipankara) ...
Menurut saya, sih, ketiga sumber informasi itu tidak bisa dipisahkan: (1) Sutta - (2) Visuddhimagga (yang ditulis seribu tahun setelah zaman Sang Buddha), sebagai rekaman pengalaman meditasi para bhikkhu yang mencoba menerapkan Sutta - (3) Master jhana yang hidup ...
Justru menurut hemat saya, Master jhana yang hidup inilah yang penting, kalau memang mau belajar jhana, dan bukan sekadar memuaskan intelek belaka ... orang tidak bisa bertanya kepada Sutta dan Visuddhi-magga, tetapi orang selalu bisa mengecek pengalaman meditasinya dengan Master jhana yang hidup.
Coba kita baca sutta, teliti dan 'ehipassiko' kan
Mengapa hanya baca Sutta? ... Kalau mau 'ehipassiko', belajarlah melalui ketiga-tiganya: Sutta, Visuddhimagga, dan Master jhana yang hidup.
Salam,
hudoyo