[at] All... Sorry baru coba menjawab. Saya sendiri tidak tahu beberapa kata, tetapi coba saya jawab apa yang saya bisa.
Purentā = ketika memenuhi, pārami = kebajikan, sabbe = semua.
Sabbe = semua, pacceka = masing-masing, nāyakā = pemimipin ( bisa Buddha, bisa para aggasāvaka, juga bisa para bodhisatta, dan saya melihat).
Sivali = bhikkhu Sivali, guṇa = kwalitas, tejena = melalui kekuatan.
parittaṃ = paritta (syair2 yang memberikan proteksi), taṃ = itu, bhānamahe = mereka mengumandangkan (recite).
Sampai pada kalimat ini, sangat mudah untuk diterjemahkan.
purentā pārami sabbe
sabbe pacceka nāyakā
sivali guṇa tejena
parittaṃ taṃ bhanā mahe
Berarti:
"Sambil memenuhi semua kebajikan, semua pemimpin masing masing mengumandangkan paritta tersebut dengan kekuatan kwalitas bhikkhu Sivali". Bahasa Inggrisnya malah lebih enak, "While fulfilling all perfections, all each leader recite that protective verse with the power of Ven. Sivali's quality".
Untuk baris selanjutnya memang sulit diterjemahkan terutama dengan kalimat "nājaliti ti jālitāṃ' yang tampaknya ada kesalahan. Sebenarnya, kalimat selanjutnya merupakan paritta yang dikumandangkan oleh para leaders di atas. Buddhasāmi jelas berarti lordship of the Buddha (kepemilikan Sang Buddha), Buddhasatyāṃ adalah kebenaran Sang Buddha. Satyā beserta kata svāha mendapat pengaruh bahasa Sanskrit. Satya sama dengan kata sacca, sedangkan svāha adalah mantra yang digunakan oleh para brahmana terutama ketika mereka melakukan upacara api. Sementara itu, kata2 ā ī ū ām i merupakan bagian dari mantra yang tidak diketahui arti sesungguhnya. nājaliti ti jālitāṃ adalah kalimat yang sulit. Tetapi tampaknya karena ada kata2 svāha yang biasanya digunakan oleh para brahmana dalam upacara api, kata-kata ini berkaitan dengan api. Bisa juga kata jālitāṃ berasal dari kata jāleti atau jalati yang berarti ' membakar'. Kata kerja pasif dari jāleti adalah jālitaṃ / jalitaṃ yang berarti 'terbakar /di bakar'. Kemungkinan memang kata jālitāṃ adalah sebenarnya jālitaṃ / jalitaṃ. Yang membingungkan adalah kenapa di bagian taṃ itu tertulis tāṃ yang mana di bahasa Pāli tidak ditemukan terutama mengacu kepada kata kerja pasif. Jika jālitāṃ sebenarnya dari kata jāleti, hal yang sama juga bisa terjadi pada kata nājaliti yang bisa berarti 'tidak terbakar". Tetapi jika diterjemahkan, akan kedengaran aneh. Jadi paritta yang dikumandangkan oleh para pemimpin di atas, adalah:
"Apa yang terbakar, 'tidak terbakar' (melalui mantra) ā ī ū ām i svāhā adalah kepemilikan Buddha (ownership of the Buddha), kebenaran Buddha'.
Mettacittena,
Rev. yg sy hormati,
mo nanya lagi, krn menerjemahkan paritta itu biasanya setelah Pali sebelahnya arti kata, jadi klo dibuat baris per baris spt ini bagaimana ?
Padumuttaro nāma jino (the hero’s name Padumuttara)
Sabba dhammesu cakkhumā (all eye’s dhammas)
Ito sata sahassamhi (100.000 from here)
Kappe uppajji nāyako (a leader to be born to lead)
utk yg 2 baris ini klo digabung (100.000 kappas from here a leader to be born)
(seorang pahlawan yg bernama Padumuttara, yang memiliki mata semua dhamma, 100.000 kappa dari sekarang seorang pemimpin akan lahir).
jadinya utk bait syair diatas juga ingin sy buat baris per baris.
tapi ada satu lagi yg ingin sy tanyakan, yg benar yang mana ?
purentā pārami sabbe
sabbe pacceka nāyakā
(setelah semua masing2 memenuhi kebajikan dimasa lampaunya)
**arti purentā yg bener itu "fulfil" atau "formerly, earlier"?
mettacittena,