//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada  (Read 36492 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #45 on: 03 December 2012, 02:17:03 PM »
 [at] Bro Sunya,

Makanya saya tidak mau menjawab pertanyaan bro sunya. Kalau tidak bisa melihat percuma juga dijelaskan. Terus dibawa kemana mana


 :)) :)) :))
 :'( :'( :'(
« Last Edit: 03 December 2012, 02:19:14 PM by djoe »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #46 on: 03 December 2012, 02:23:58 PM »
Jangan mencampuradukkan kebenaran mutlak dan kondisional.

Salam.
Kebenaran mutlak ada karena kebenaran kondisional, kebenaran kondisional ada karena kebenaran mutlak. Kebenaran mutlak adalah kondisional dan kebenaran kondisional adalah kebenaran mutlak. Tidak ada sesuatu yg bisa dibedakan atau disamakan karena adalah tanpa inti diri.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #47 on: 03 December 2012, 02:24:51 PM »
Bugil tidak benar2 bugil, berpakaian juga tidak benar2 berpakaian.
Tidak ada yang benar2 bugil, dan tidak ada yang benar2 berpakaian.
Bugil & berpakaian adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka bugil = berpakaian, berpakaian = bugil.

Mau lebih ekstrem?
Spoiler: ShowHide
Buddha tidak benar2 Buddha, penipu juga tidak benar2 penipu.
Tidak ada yang benar2 buddha, dan tidak ada yang benar2 penipu.
Buddha & penipu adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka Buddha = penipu, penipu = Buddha.

 :|



Iya, betul. "Terpisah" nampaknya lebih tidak ambigu. Terlepas dari itu pun, yang bikin aneh adalah ketidaksesuaian konteksnya, bahwa (sehubungan dengan rupa,) rupa tidak terpisah dari sunya dan sunya tidak terpisah dari rupa, dan juga keliru memahami sunya (kosong) di sini yang bukan lawan kata dari rupa, sehingga muncul pola pikir berikut:

-kosong (sunya) itu isi (rupa), isi (rupa) itu kosong (sunya) [a =  b,  b =  a]
E.g. Gelas setengah kosong = setengah isi; bukit = lembah.

Kemudian keluar dari konteks, 2 objek yang berbeda disamakan dengan menghilangkan persepsi (x).
E.g. Karena melihat pisik (ada persepsi, x), maka pria beda dengan wanita (b != !b).
Tapi menutup mata (!x), maka pria dan wanita sama (b = !b).

Dengan demikian, kosong/tidak kosong juga ditentukan persepsi.
Karena persepsi, maka kosong beda dengan tidak kosong (a != !a)
kalau tanpa persepsi, maka kosong sama dengan tidak kosong (a = !a)

Ringkasan.
Jika telah memahami "sunyata" (tanpa x):
* a = b ;  b =  a
* a = !b; !b =  a
*!a = b ;  b = !a
*!a = !b; !b = !a

Tinggal diaplikasikan:
* Gorilla adalah mamalia; mamalia adalah gorilla
* Gorilla adalah kadal; kadal adalah gorilla
* Ubur-ubur adalah mamalia; mamalia adalah ubur-ubur
* Ubur-ubur adalah kadal; kadal adalah ubur-ubur

Penjelasan:
-Gorilla bergantung pada mamalia, mamalia bergantung pada gorilla.
Ubur-ubur adalah mamalia; Gorilla pun kadal.
Gorilla, ubur2, kadal, mamalia, semua bergerak silih berganti, saling mempengaruhi.


-Gorilla dan ubur2 terpisahkan hanyalah karena masalah penamaan.


-Gorilla ga bener2 gorilla, ubur-ubur juga ga bener2 ubur2.


dan terakhir, Mendebatkan gorilla terpisah atau tidak terpisah dari ubur2 atau kadal adalah pandangan terdelusi.



Filosofi tingkat tinggi ini memang luar biasa sulit dipahami.

Logikanya KK
 :)) :)) :))
 :'( :'( :'(

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #48 on: 03 December 2012, 02:34:39 PM »
Baik menggunakan kata berbeda atau terpisah ke dua duanya juga mengandung arti yg ambigu juga.
 :)) :)) :))
 :'( :'( :'( :'

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #49 on: 03 December 2012, 02:35:03 PM »
Bugil tidak benar2 bugil, berpakaian juga tidak benar2 berpakaian.
Tidak ada yang benar2 bugil, dan tidak ada yang benar2 berpakaian.
Bugil & berpakaian adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka bugil = berpakaian, berpakaian = bugil.
Spoiler: ShowHide

Mau lebih ekstrem?
[spoiler]Buddha tidak benar2 Buddha, penipu juga tidak benar2 penipu.
Tidak ada yang benar2 buddha, dan tidak ada yang benar2 penipu.
Buddha & penipu adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka Buddha = penipu, penipu = Buddha.

 :|



Iya, betul. "Terpisah" nampaknya lebih tidak ambigu. Terlepas dari itu pun, yang bikin aneh adalah ketidaksesuaian konteksnya, bahwa (sehubungan dengan rupa,) rupa tidak terpisah dari sunya dan sunya tidak terpisah dari rupa, dan juga keliru memahami sunya (kosong) di sini yang bukan lawan kata dari rupa, sehingga muncul pola pikir berikut:

-kosong (sunya) itu isi (rupa), isi (rupa) itu kosong (sunya) [a =  b,  b =  a]
E.g. Gelas setengah kosong = setengah isi; bukit = lembah.

Kemudian keluar dari konteks, 2 objek yang berbeda disamakan dengan menghilangkan persepsi (x).
E.g. Karena melihat pisik (ada persepsi, x), maka pria beda dengan wanita (b != !b).
Tapi menutup mata (!x), maka pria dan wanita sama (b = !b).

Dengan demikian, kosong/tidak kosong juga ditentukan persepsi.
Karena persepsi, maka kosong beda dengan tidak kosong (a != !a)
kalau tanpa persepsi, maka kosong sama dengan tidak kosong (a = !a)

Ringkasan.
Jika telah memahami "sunyata" (tanpa x):
* a = b ;  b =  a
* a = !b; !b =  a
*!a = b ;  b = !a
*!a = !b; !b = !a

Tinggal diaplikasikan:
* Gorilla adalah mamalia; mamalia adalah gorilla
* Gorilla adalah kadal; kadal adalah gorilla
* Ubur-ubur adalah mamalia; mamalia adalah ubur-ubur
* Ubur-ubur adalah kadal; kadal adalah ubur-ubur

Penjelasan:
-Gorilla bergantung pada mamalia, mamalia bergantung pada gorilla.
Ubur-ubur adalah mamalia; Gorilla pun kadal.
Gorilla, ubur2, kadal, mamalia, semua bergerak silih berganti, saling mempengaruhi.


-Gorilla dan ubur2 terpisahkan hanyalah karena masalah penamaan.


-Gorilla ga bener2 gorilla, ubur-ubur juga ga bener2 ubur2.


dan terakhir, Mendebatkan gorilla terpisah atau tidak terpisah dari ubur2 atau kadal adalah pandangan terdelusi.



Filosofi tingkat tinggi ini memang luar biasa sulit dipahami. [/spoiler]



Kesimpulannya jika isi=kosong:

Puthujjana = Buddha

Saya adalah Buddha ...keren kan. :))
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #50 on: 03 December 2012, 02:40:03 PM »


Coba lihat yang di bold,

Yang berbingung ria dan berakhir berparadoks ria sudah jelas lewat tulisan tersebut.
 :)) :)) :))

Well..well. well. siapa yang mengatakan tidak ingin melanjutkan agar tidak mengumbar ego? Nampaknya anda tidak tahan terhadap ego anda ya?
(Sudahkah anda mulai telanjang hari ini?)

Dan nampaknya anda hanya bisa berkomentar demikian saja. Ini bukti anda hanya mementingkan bahasa lain yang bias dibanding dengan bahasa induk. Good luck kalau begitu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #51 on: 03 December 2012, 03:40:24 PM »
Kesimpulannya jika isi=kosong:

Puthujjana = Buddha

Saya adalah Buddha ...keren kan. :))

Tidak demikian, ini pemahaman keliru. Kosong dan isi bukan berlawanan, tapi kosong ada dalam setiap fenomena.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #52 on: 03 December 2012, 03:46:06 PM »
Well..well. well. siapa yang mengatakan tidak ingin melanjutkan agar tidak mengumbar ego? Nampaknya anda tidak tahan terhadap ego anda ya?
(Sudahkah anda mulai telanjang hari ini?)

Dan nampaknya anda hanya bisa berkomentar demikian saja. Ini bukti anda hanya mementingkan bahasa lain yang bias dibanding dengan bahasa induk. Good luck kalau begitu.

Si lalat sangat menyukai bau "kotoran"  =))

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #53 on: 03 December 2012, 03:47:07 PM »
Well..well. well. siapa yang mengatakan tidak ingin melanjutkan agar tidak mengumbar ego? Nampaknya anda tidak tahan terhadap ego anda ya?
(Sudahkah anda mulai telanjang hari ini?)

Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang. <--- Ini bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki.

Saya membaca beberapa analogi seperti Pelajaran adalah Biologi, dan Biologi adalah pelajaran, ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana. Semoga yang menulis tiada niat untuk melecehkan konsep dari Yang Agung Buddha Gautama.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #54 on: 03 December 2012, 03:56:31 PM »
When we talk about dependent arising, emptiness and the two truths we are really talking about the same thing. All are just devices to rid people of attachment. (Cheng 1991:39) We label them differently for convenience of discussion, but they are one and the same. Therefore, one cannot place one higher than another or assert one to the exclusion of another. (Winters, 1994:131) Furthermore, the relationship between pratityasamutpada and emptiness is empty and therefore the relationship does not have any intrinsic, inherent essence. Emptiness itself is dependent — dependent on conventional reality, dependent on pratityasamutpada. It is emptiness which allows dependent arising and which allows change and which allows ignorance to be eradicated. Hence,understanding conventional reality to be something other than what it is, is false understanding: nirvana and ‘this very place’ are one and the same.

The implications of Nagarjuna’s teachings are wide-ranging, startling and, at first reading, contradictory, even incomprehensible. For example, if all things are empty, does this mean that emptiness and dependent arising is the Ultimate Truth, in the sense that emptiness is the ‘essence’ of all things? Not at all. Nagarjuna said that ‘everything’ is empty. Therefore, emptiness itself must be empty or else emptiness would be the ‘essence’ of everything and Nagarjuna asserted that there is no ‘essence’ to anything, even emptiness itself. Madhyamika Buddhism refutes all ‘truths’ as being but provisional: “One should be empty of all truths and lean on nothing.” (Cheng, 1991:46) Emptiness, pratityasamutpada, the Four Noble Truths, all of the Tathagata’s teachings are just upaya; none should be asserted as ‘the truth’. As Nagarjuna said, “Empty, non-empty, both, or neither —these should not be declared [as they] are expressed only for the purpose of communication.” (quoted in Winters, 1994:133)

So, what does the emptiness of emptiness mean? Where does it lead us? It leads us back to ‘conventional’ reality. If ultimate reality is itself empty, ultimate reality can be nothing more than conventional reality. The two are identical. The Vimalakirtinirdesa Sutra says: “To say this is conventional and this is ultimate is dualistic. To realise that there is no difference between the conventional and the ultimate is to enter the Dharma-door of nonduality.” (quoted in Garfield and Priest, 2003) The Heart Sutra, the heart of Zen Buddhism, says the same thing: “Form is emptiness; emptiness is form; form is no different from emptiness; emptiness is no different from form.” This links the ‘two truths’ together; conventional reality and ultimate reality are not different; rather, they are two views of the same thing. Without the emptiness of emptiness, Nagarjuna would be preaching some kind of self-evident ultimate truth and he clearly is not doing that. As he said, “no truth has been taught by a Buddha for anyone, anywhere.” However, it is important to point out that nothing Nagarjuna teaches denies the conditional, ordinary world; it is just our clinging to it as an absolute that causes the problem. (MacFarlane, 1995; Cheng, 1991:42; Abe, 1997:99; Schroeder, 2000) Understanding and living in this realization is what.

http://www.thezensite.com/ZenEssays/Nagarjuna/zenteachingsofnagarjuna.pdf

not distinct
« Last Edit: 03 December 2012, 04:16:27 PM by djoe »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #55 on: 03 December 2012, 04:04:50 PM »
Kesimpulannya jika isi=kosong:

Puthujjana = Buddha

Saya adalah Buddha ...keren kan. :))

Wah... gimana yah? Karena Buddha itu juga puthujjana. Jadi tidak keren sekaligus keren, sebab keren adalah tidak keren. ;D

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #56 on: 03 December 2012, 04:10:46 PM »
Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang. <--- Ini bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki.

Saya membaca beberapa analogi seperti Pelajaran adalah Biologi, dan Biologi adalah pelajaran, ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana. Semoga yang menulis tiada niat untuk melecehkan konsep dari Yang Agung Buddha Gautama.


tepat sekali
Sangat disayangkan
 :'( :'( :'(

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #57 on: 03 December 2012, 04:11:26 PM »
Telanjang = Berpakaian, Berpakaian = Telanjang. <--- Ini bukan analogi yang tepat untuk pemahaman bahwa semua fenomena sunya dari sifat hakiki.

Saya membaca beberapa analogi seperti Pelajaran adalah Biologi, dan Biologi adalah pelajaran, ini benar-benar penurunan/degradasi dari pemahaman Sunyata dalam Mahayana. Semoga yang menulis tiada niat untuk melecehkan konsep dari Yang Agung Buddha Gautama.
Tidak perlu bersikap seolah-olah komentar anda mewakili Buddha Gautama.
Kalau mau bahas yah bahas saja, kita berdiri sama tinggi. Kalau sudah memberikan argumen, maka argumen itu harus siap dipertanyakan dan diuji.

Jika mampu, silahkan jelaskan. Jika tidak mampu, mungkin berdiam diri adalah pilihan yang baik.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #58 on: 03 December 2012, 04:12:49 PM »

tepat sekali
Sangat disayangkan
 :'( :'( :'(
Waduh, master lalat, paling mahir menunjuk orang lain yah? ;D
Kok ga berkaca yah kalau anda menjelaskan dengan sangat amburadul? Saya babarkan logika itu berdasarkan quote anda lho.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« Reply #59 on: 03 December 2012, 04:18:36 PM »
Waduh, master lalat, paling mahir menunjuk orang lain yah? ;D
Kok ga berkaca yah kalau anda menjelaskan dengan sangat amburadul? Saya babarkan logika itu berdasarkan quote anda lho.

Lebih tepatnya berdasarkan pikiran yang bro lihat. Karena tidak mungkin bro bisa melihat pikiran saya
 _/\_

 

anything