maksud saya, kepercayaan itu tidak sama dengan kebenaran.
kalo sesuatu yang dipercaya itu ternyata benar, maka bukan kepercayaan lagi namanya, melainkan pengetahuan.
tahu beda dengan percaya.
tahu itu pasti, percaya itu spekulatif.
mungkin ini perbedaan bahasa dan persepsi saja.
Pengetahuan-pun belum tentu adalah kebenaran. Orang-orang di jaman dulu memiliki "pengetahuan" bahwa bumi adalah pusat tata surya. Ini bukan hanya sekedar kepercayaan, mereka memanggap memiliki bukti empiris, yaitu "matahari terbit, dan matahari terbenam".
Intinya, didalam pengetahuan, bisa jadi ada kebenaran, dan di dalam kepercayaan bisa jadi ada kebenaran. Namun pengetahuan dan kepercayaan bukan
pasti adalah kebenaran.
Tetapi, ya, saya kira maksud kita adalah sama.
jadi banyak yang jadi kristian juga tetep gak selamet?
bagaimana tahu kristian yang mana yg selamet, kristian yang mana yg gak selamet?
kalo gak dijawab, gapapa, om...
Hal ini tentu tidak bisa dibahas di sini.
bukan tidak ingin memikirkan masalah doktrin atau tidak mau pusing mikirin doktrin, om.
bagi saya, buddhisme itu tidak dipelajari dengan percaya ataupun beriman. buddhisme itu dipelajari dengan kebebasan berpikir dan mengalami. buddhisme adalah sebuah problem solving yang diajarkan Buddha terhadap satu problem terbesar manusia. karena itulah saya tidak ambil pusing masalah doktrin ataupun kepercayaan yang spekulatif.
kalo boleh saya bilang, inilah perbedaan cara berpikir buddhis dengan cara berpikir samawi.
satu penyebab banyak yg tertarik dengan keindahan cara berpikir buddhis yang modern ini.
Agama lain juga banyak menjelaskan problem soving kehidupan.