//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: celoteh W.A.L (pribadi)  (Read 61297 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #90 on: 13 May 2011, 07:56:42 PM »
setuju banget bro, :jempol:
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #91 on: 13 May 2011, 07:59:14 PM »
kita bermula dari dasar..
kadang di saat kita di atas akan lupa menengok ke bawah..
tapi setelah kita berada di bawah..
maka akan terlihat oleh kita..
bahwa selama ini kita salah...
lebih banyak tempaan pada saat kita dibawah..
semua kembali nyata...
mengajarkan kita menjadi lebih bijaksana.. _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #92 on: 13 May 2011, 08:17:36 PM »
sadar....akan hati
sadar .. akan bathin..
sadar .. akan pikiran
sadar .. akan perbuatan
sadar .. akan tingkah laku
sadar .. akan perkataan
sadar .. akan dosa
sadar .. akan karma
sadar .. akan lobha
sadar .. akan moha.
sadar .. dan semakin sadar.. akan segala ke tidak kekalan  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #93 on: 13 May 2011, 09:51:49 PM »
- Percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan Ajaran Sang Buddha.
- Jadikanlah Ajaran Sang Buddha (Dharma) sebagai pencerahan hidup.
- Segala sesuatu tidak ada yang kekal abadi.
- Tujuan dari Ajaran Sang Buddha (Dharma) ialah untuk mengendalikan pikiran.
- Pikiran dapat menjadikan seseorang menjadi Buddha, namun pikiran dapat pula menjadikan seseorang menjadi binatang.
- Hendaknya saling menghormati satu dengan yang lain dan dapat menghindarkan diri dari segala macam perselisihan.
- Bilamana melalaikan Ajaran Sang Buddha, dapat berarti belum pernah berjumpa dengan Sang Buddha.
- Mara (setan) dan keinginan nafsu duniawi senantiasa mencari kesempatan untuk menipu umat manusia.
- Kematian hanyalah musnahnya badan jasmani.
- Buddha yang sejati bukan badan jasmani manusia, tetapi Pencerahan Sempurna.
- Kebijaksanaan Sempurna yang lahir dari Pencerahan Sempurna akan hidup selamanya di dalam Kebenaran.
- Hanya mereka yang mengerti, yang menghayati dan mengamalkan Dharma yang akan melihat Sang Buddha.
- Ajaran yang diberikan oleh Sang Buddha tidak ada yang dirahasiakan, ditutup-tutupi ataupun diselubungi.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #94 on: 13 May 2011, 09:54:33 PM »
" Penderitaanmu adalah penderitaanku, dan kegembiraanmu adalah kegembiraanku." Manusia adalah pancaran dari semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat menuntunnya kepada Pencerahan Sempurna.

Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, dimana telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan-batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, Beliau telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas,
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #95 on: 14 May 2011, 08:16:35 PM »
best day .. bisa bikin happy orang di sekitar.. becanda terus sampe gak inget waktu...  andai tiap hari seperti saat ini terus... pasti gak ada orang merasakan duka :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #96 on: 14 May 2011, 09:01:06 PM »
nah sekarang tinggal bingung, mau ngapain.. harus ngapain.. terus ngapain.. jadi inget postingan bro jw.. soal aneh...dan sangat aneh ya jawabannya aneh  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #97 on: 15 May 2011, 07:20:03 PM »
siang2 kepala udah pusing harus ke BSD serpong, ada aja masalah di kerjaan, untung masih bisa di atasi.. tinggal pasang atap gazebo, selese dah, semoga gak sampai 1 minggu bisa kelar dan pulang. [-o<
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #98 on: 16 May 2011, 04:15:09 PM »
ada bagusnya juga belajar meditasi, walau belum lama dan belum bisa sepenuhnya , dan berhubung tempat dan kondisi yang tidak memungkinkan. tapi setidaknya membantu saya untuk dapat mengontrol emosi, dan dapat lebih sabar serta bijak dalam menghadapi masalah.

hal yang saya dapat pada meditasi pertama hanya ketenangan, kedamaian. semoga saya dapat terus berlatih meditasi
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline PIKOCHAN RAPTOR

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 261
  • Reputasi: -2
  • Gender: Male
  • SSBS
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #99 on: 16 May 2011, 07:04:19 PM »
Tetaplah semangat berlatih meditasi Bro Wang  :)

 _/\_ SSBS
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
 [at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #100 on: 17 May 2011, 01:25:19 AM »
pada suatu tempat ada 2 orang sedang bercengkrama .
A mengatakan sayalah terpintar dan si A mengatakan saya lah yang benar , tapi si B hanya tersenyum, menjawab dengan santai mengalah, dengan berpikir dan berkata dalam hati "untuk apa saya memaksakan kehendak saya, dan untuk apa jika saya katakan lebih pintar, lebih bijak dari apa yang dia kemukakan, bukankah malah makin panjang .. bukan diskusi seperti yang saya harapkan yang saya dapat bukan tambahan wawasan yang ingin saya dapatkan  , tetapi sebaliknya yang saya dapat hanya debat kusir yang ada." sambil pergi meninggalkan si A 
dan si A ?? tidak tau apa yang dia pikirkan


seperti kata pepatah, diatas langit masih ada langit.

masih banyak orang yang lebih dan jauh lebih segalanya dari kita, hendaknya kita lebih intropeksi diri, di luar sana banyak orang lebih bijaksana daripada kita, banyak orang lebih pintar daripada kita, banyak orang lebih dan lebih dari pada kita.
saya pun akan malu jika saya mengaku saya lebih dari orang lain. setidaknya dari sini kita belajar untuk mengoreksi diri kita sendiri, belajar dari sekeliling kita akan berguna untuk mengisi kekurangan kita dan memperbaikinya
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #101 on: 17 May 2011, 01:34:51 AM »
pada suatu tempat ada 2 orang sedang bercengkrama .
A mengatakan sayalah terpintar dan si A mengatakan saya lah yang benar , tapi si B hanya tersenyum, menjawab dengan santai mengalah, dengan berpikir dan berkata dalam hati "untuk apa saya memaksakan kehendak saya, dan untuk apa jika saya katakan lebih pintar, lebih bijak dari apa yang dia kemukakan, bukankah malah makin panjang .. bukan diskusi seperti yang saya harapkan yang saya dapat bukan tambahan wawasan yang ingin saya dapatkan  , tetapi sebaliknya yang saya dapat hanya debat kusir yang ada." sambil pergi meninggalkan si A 
dan si A ?? tidak tau apa yang dia pikirkan


seperti kata pepatah, diatas langit masih ada langit.

masih banyak orang yang lebih dan jauh lebih segalanya dari kita, hendaknya kita lebih intropeksi diri, di luar sana banyak orang lebih bijaksana daripada kita, banyak orang lebih pintar daripada kita, banyak orang lebih dan lebih dari pada kita.
saya pun akan malu jika saya mengaku saya lebih dari orang lain. setidaknya dari sini kita belajar untuk mengoreksi diri kita sendiri, belajar dari sekeliling kita akan berguna untuk mengisi kekurangan kita dan memperbaikinya

manusia yang sombong bukan hanya orang yang gemar memamerkan kelebihannya pada orang lain, tapi juga orang yang tidak sanggup menerima kelebihan orang lain, itu lebih sombong lagi. sadarilah!

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #102 on: 17 May 2011, 01:59:17 AM »
Kebenaran Mulia Kedua adalah kehausan menyebabkan segala penderitaan. Ketika kita melihat pada penderitaan psikologi, sangat mudah untuk melihat bahwa hal itu disebabkan oleh kehausan. Ketika kita menginginkan sesuatu tetapi tidak bisa kita dapatkan, kita merasakan kekecewaan atau frustasi. Ketika kita mengharapkan orang lain sesuai ekspektasi kita dan mereka tidak sesuai, kita merasa sedih dan marah. Ketika kita orang lain untuk menyukai kita dan mereka tidak menyukai kita, kita merasa sakit hati. Bahkan ketika kita menginginkan sesuatu dan bisa mendapatkannya, ini tidak sering membawa pada kebahagiaan karena hal itu tidak lama sebelum kita merasa bosan dengan hal itu, tidak tertarik lagi pada hal itu dan mulai menginginkan hal lainnya. Secara sederhana, Kebenaran Mulia Ke-Dua mengatakan bahwa mendapatkan apa yang engkau inginkan tidak menjamin kebahagiaan. Daripada berjuang terus menerus mendapatkan apa yang engkau inginkan, coba untuk merubah keinginanmu. Keinginan itu menghilangkan kepuasan dan kebahagiaan
 _/\_
bagus buat pegangan kata2 diatas ini

adakalanya saya cenderung mengatakan iya daripada tidak, mengapa?... karena saya tidak mau larut dalam keterikatan yang tidak saya inginkan, dengan memilih kata iya dan diam akan lebih baik buat saya tentunya, tapi ini hal yang salah. kesalahan untuk tidak berusaha memberikan pikiran terang , pikiran benar. 
jika saya mengatakan salah.. saya salah.. secara tidak langsung membuat orang lain tidak senang. mengatakan benar walau itu salah.. saya akan lebih bersalah jika itu membuat orang lain semakin berpikir dia benar , walaupun kenyataannya salah.

kadang rasa ingin yang lebih dari diri saya ini membuat pikiran saya menjadi semakin terobsesi , yang akhirnya seperti yang saya copas dari perpustakaan. jika tidak terpenuhi saya akan semakin sakit, kecewa, dan menderita,yang akhirnya dapat membutakan mata hati saya dan saya pun tidak dapat lagi membedakan segala sesuatu yang biasa saya dapatkan.

hmm...semakin ngelantur sepertinya celoteh saya yang tidak karuan ini... sudah saatnya istirahat sejenak. semoga malam ini bisa nyenyak tidurnya..
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #103 on: 17 May 2011, 01:29:42 PM »
manusia yang sombong bukan hanya orang yang gemar memamerkan kelebihannya pada orang lain, tapi juga orang yang tidak sanggup menerima kelebihan orang lain, itu lebih sombong lagi. sadarilah!

nah bukannya anda sendiri yang bilang, seharunya anda lebih sadar lagi, dari sekian banyak tread yang anda munculkan dan setiap postingan anda. apakah tidak menunjukan bahwa diri anda yang memamerkan kelebihan pada orang lain, tapi anda sendiri tidak sanggup menerima kelebihan orang lain dan itu lebih dari lebih sombong lagi, coba anda membeli kaca dan berkaca, apakah anda sombong? apakah anda suka memamerkan kelebihan? bukannya anda sendiri bilang bisa meragah sukma (kalau saya bisanya merogoh kantong :P) bisa berkelahi lawan 15 orang, dan anda mempunyai jhana?... please deh berkaca dulu sebelum berkata  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: celoteh W.A.L (pribadi)
« Reply #104 on: 17 May 2011, 05:04:59 PM »
2.1. ‘Tetapi, Yang Mulia Gotama, apakah perilaku, apakah pengetahuan?’

‘Ambaṭṭha, bukan dari sudut pandang pencapaian pengetahuan-dan-perilaku yang tanpa tandingan, suatu reputasi yang berdasarkan kelahiran dan suku dinyatakan, juga bukan dari kesombongan yang mengatakan: “Engkau berharga bagiku, engkau tidak berharga bagiku!” Karena di mana ada memberi, menerima, atau memberi dan menerima dalam pernikahan, di sana selalu ada pembicaraan dan keangkuhan ini .... Tetapi mereka yang diperbudak oleh hal-hal demikian adalah jauh dari pencapaian pengetahuan-dan-perilaku yang tanpa tandingan, [100] yang dicapai dengan meninggalkan semua hal tersebut!’

2.2. ‘Tetapi, Yang Mulia Gotama, apakah perilaku, apakah pengetahuan?’

‘Ambaṭṭha, seorang Tathāgata muncul di dunia ini, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, memiliki kebijaksanaan dan perilaku yang sempurna, telah menempuh Sang Jalan dengan sempurna, Pengenal seluruh alam, Penjinak manusia yang harus dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan Terberkahi. Beliau, setelah mencapainya dengan pengetahuan-Nya sendiri, menyatakan kepada dunia bersama para dewa, māra dan Brahmā, para raja dan umat manusia. Beliau membabarkan Dhamma yang indah di awal, indah di tengah, dan indah di akhir, dalam makna dan kata, dan menunjukkan kehidupan suci yang murni dan sempurna.[17] Seorang siswa pergi meninggalkan keduniawian dan mempraktikkan moralitas (DN 2, paragraf 41-62); ia menjaga pintu-pintu indrianya, dan seterusnya (DN 2, paragraf 64-75); mencapai empat jhāna (DN 2, paragraf 75-82). Demikianlah ia mengembangkan perilaku. Ia mencapai berbagai pandangan terang (DN 2, paragraf 83-95), dan lenyapnya kekotoran (Sutta 2, paragraf 97) ... dan lebih dari ini, tidak ada lagi pengembangan yang lebih jauh dari pengetahuan dan perilaku yang lebih tinggi atau lebih sempurna.’

2.3. ‘Tetapi, Ambaṭṭha, dalam mengejar pencapaian pengetahuan-dan-perilaku yang tanpa tandingan [101] terdapat empat jalan kegagalan.[18] Apakah itu? Pertama, seorang petapa atau Brahmana yang belum berhasil mendapatkan[19] pencapaian tanpa tandingan ini, membawa pikulannya[20] dan masuk ke hutan dan berpikir: “Aku akan hidup dari buah-buahan yang jatuh tertiup angin.” Tetapi dengan cara ini, ia hanya menjadi seorang pelayan dari ia yang telah mencapai. Ini adalah jalan kegagalan pertama. Kemudian, seorang petapa atau Brahmana ..., karena tidak mampu hidup dari buah-buahan yang jatuh tertiup angin, mengambil sekop dan keranjang, dan berpikir: “Aku akan hidup dari umbi-umbian dan akar-akaran.”[21] .... Ini adalah jalan kegagalan ke dua. Kemudian lagi, seorang petapa atau Brahmana, karena tidak mampu hidup dari umbi-umbian dan akar-akaran, membuat api di perbatasan desa atau kota dan duduk memerhatikan kobaran api[22] .... Ini adalah jalan kegagalan ke tiga. Kemudian lagi, seorang petapa atau Brahmana, karena tidak mampu memerhatikan kobaran api, [102] mendirikan rumah dengan empat pintu di persimpangan jalan dan berpikir: “Petapa atau Brahmana mana pun yang datang dari empat penjuru, aku akan menghormatinya dengan segenap tenaga dan kemampuanku.” Tetapi dengan cara ini, ia hanya menjadi seorang pelayan dari ia yang telah mencapai pengetahuan dan perilaku yang tanpa tandingan. Ini adalah jalan kegagalan ke empat.’

2.4. ‘Bagaimana menurutmu, Ambaṭṭha? Apakah engkau dan gurumu hidup sesuai dengan pengetahun dan perilaku yang tanpa tandingan?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama! Siapakah guruku dan aku dibandingkan dengan mereka itu? Kami jauh dari sana!’ ‘Baiklah, Ambaṭṭha, dapatkah engkau dan gurumu, karena tidak mampu mencapai ini ..., pergi dengan membawa pikulanmu masuk ke dalam hutan, bermaksud untuk hidup dari buah-buahan yang jatuh tertiup angin?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

‘Baiklah, Ambaṭṭha, dapatkah engkau dan gurumu, karena tidak mampu mencapai ini ..., hidup dari umbi-umbian dan akar-akaran, ... duduk memerhatikan api, [103] ... mendirikan rumah ...?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

2.5. ‘Jadi, Ambaṭṭha, bukan saja engkau dan gurumu tidak mampu mencapai pengetahuan dan perilaku yang tanpa tandingan, tetapi bahkan empat jalan kegagalan pun masih diluar jangkauan kalian. Namun engkau dan gurumu, Brahmana Pokkharasāti, berani mengucapkan kata-kata ini: “Para petapa kecil gundul ini, rendah, kotoran dari kaki Brahma, pembicaraan apakah yang dapat mereka sampaikan kepada para Brahmana yang terpelajar dalam Tiga Veda?” – bahkan engkau tidak mampu melakukan tugas-tugas dari seorang yang gagal. Lihat, Ambaṭṭha, betapa gurumu telah mengecewakan engkau!’

2.6. ‘Ambaṭṭha, Brahmana Pokkharasāti hidup dari belas kasihan dan bantuan Raja Pasenadi dari Kosala. Tetapi Raja tidak mengizinkannya untuk menghadap secara langsung. Ketika ia berbicara dengan Raja, mereka dipisahkan oleh sehelai tirai. Mengapa Raja tidak mengizinkan pertemuan langsung dengan seorang yang telah ia anugerahi sumber penghasilan yang layak? Lihat bagaimana gurumu telah mengecewakan engkau!’

2.7. ‘Bagaimana menurutmu, Ambaṭṭha? Misalkan Raja Pasenadi sedang duduk di punggung seekor gajah atau kuda, atau sedang berdiri di atas keretanya, berdiskusi dengan para menterinya dan para pangeran mengenai sesuatu. [104] Dan misalkan ia harus menyingkir karena beberapa pekerja atau pembantu pekerja datang dan berdiri di tempatnya. Dan sambil berdiri di sana, ia berkata: “Ini adalah apa yang dikatakan oleh Raja Pasenadi dari Kosala!” Apakah ia mengucapkan kata-kata Raja, seolah-olah ia sama dengan Raja?’ ‘Tentu tidak, Yang Mulia Gotama.’

2.8. ‘Baiklah, Ambaṭṭha, ini adalah hal yang serupa. Mereka yang, seperti engkau katakan, para Brahmana kelas satu, pencipta dan pembabar mantra-mantra, yang syair-syair kunonya dibacakan, diucapkan, dan dikumpulkan oleh para Brahmana masa kini – Aṭṭhaka, Vāmaka, Vāmadeva, Vessāmitta, Yamataggi, Angirasa, Bhāradvāja, Vāseṭṭha, Kassapa, Bhagu[23] - yang mantranya dikatakan telah diwariskan kepadamu dan gurumu; namun engkau tidak serta merta menjadi seorang bijaksana atau seorang yang menjalankan praktik dari seorang bijaksana – hal demikian adalah mustahil.’

2.9. ‘Bagaimana menurutmu, Ambaṭṭha? Apa yang engkau dengar dari yang dikatakan oleh para Brahmana yang terhormat, tua, guru dari para guru? Para bijaksana kelas satu ..., Aṭṭhaka, ... Bhagu – apakah mereka bersenang-senang, mandi dengan baik, menggunakan wangi-wangian, rambut dan janggutnya terpotong rapi, berhiaskan karangan bunga dan kalung bunga, berpakaian jubah putih, menikmati lima kenikmatan-indria dan menyukainya, seperti yang dilakukan oleh engkau dan gurumu?’ [105] ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

2.10. ‘Atau apakah mereka memakan nasi khusus yang baik dengan noda-noda hitam yang telah dibersihkan, dengan berbagai sup dan kari, seperti yang dimakan oleh engkau dan gurumu?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

‘Atau apakah mereka menghibur diri dengan para perempuan dengan pakaian berlipat dan berumbai, seperti yang engkau dan gurumu lakukan?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

‘Atau apakah mereka berkeliling naik kereta yang ditarik oleh kuda betina dengan ekor dikepang, yang mereka kendalikan dengan tongkat-kendali panjang?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

‘Atau apakah mereka di kota-kota yang dibentengi dengan pagar dan barikade, dikawal oleh orang-orang berpedang panjang ...?’ ‘Tidak, Yang Mulia Gotama.’

‘Jadi, Ambaṭṭha, engkau dan gurumu bukanlah orang bijaksana atau orang yang berlatih di jalan seorang bijaksana. Dan sekarang, sehubungan dengan keraguan dan kebingunganmu sehubungan dengan-Ku, kita akan menjernihkan permasalahan ini dengan pertanyaanmu dan jawaban-Ku.’

2.11. Kemudian, turun dari tempat tinggalnya, Sang Bhagavā mulai berjalan mondar-mandir, dan Ambaṭṭha melakukan hal yang sama. Dan sewaktu ia berjalan bersama dengan Sang Bhagavā, Ambaṭṭha memerhatikan tiga puluh dua tanda Manusia Luar Biasa pada tubuh Sang Bhagavā. Dan ia dapat melihat seluruhnya kecuali [106] dua. Ia ragu-ragu dan bingung sehubungan dengan dua tanda ini; ia tidak dapat memutuskan atau yakin akan alat kelamin yang terselubung dan lidah yang panjang.

2.12. Dan Sang Bhagavā, menyadari keragu-raguannya, mengerahkan kekuatan batin-Nya sehingga Ambaṭṭha dapat melihat alat kelamin-Nya yang terselubung, dan kemudian, menjulurkan lidah-Nya, ia menjulurkan keluar untuk menjilat kedua telinga-Nya dan kedua cuping hidung-Nya, dan kemudian menutupi seluruh kening-Nya dengan lidah-Nya. Kemudian Ambaṭṭha berpikir: ‘Petapa Gotama ini memiliki seluruh tiga puluh dua tanda Manusia Luar Biasa, lengkap dan tidak ada yang kurang.’ Kemudian ia berkata kepada Sang Bhagavā: ‘Yang Mulia Gotama, bolehkah aku pergi sekarang? Aku mempunyai banyak urusan, banyak yang harus dilakukan.’ ‘Ambaṭṭha, lakukanlah apa yang engkau anggap baik.’ Maka Ambaṭṭha naik ke atas keretanya yang ditarik oleh kuda-kuda betina dan pergi.

2.13. Sementara itu, Brahmana Pokkharasāti berada di luar rumahnya dan sedang duduk di tamannya bersama banyak Brahmana, menunggu Ambaṭṭha. Kemudian Ambaṭṭha datang ke taman itu. Ia berkendara sejauh yang dimungkinkan oleh keretanya, kemudian turun dan melanjutkan dengan berjalan kaki ke tempat di mana Pokkharasāti berada, memberikan salam hormat, dan duduk di satu sisi. Kemudian Pokkharasāti berkata:

2.14. ‘Baiklah, anakku, apakah engkau bertemu dengan Yang Mulia Gotama?’ ‘Aku bertemu dengan-Nya, Guru.’

‘Dan apakah Yang Mulia Gotama seperti [107] yang diberitakan, dan bukan sebaliknya? Dan apakah ia memiliki ciri-ciri demikian, dan bukan sebaliknya?’ ‘Guru, Beliau adalah seperti yag diberitakan, dan ia memiliki ciri-ciri demikian, dan bukan sebaliknya. Ia memiliki tiga puluh dua tanda Manusia Luar biasa, semuanya lengkap, tidak ada yang kurang.’

‘Tetapi apakah terjadi pembicaraan antara engkau dengan petapa Gotama?’ ‘Ada, Guru.’

‘Dan tentang apakah pembicaraan itu?’ Maka Ambaṭṭha menceritakan kepada Pokkharasāti semua yang terjadi antara Sang Bhagavā dan dirinya.

2.15. Mendengar cerita ini Pokkharasāti berseru: ‘Baiklah, engkau murid kecil yang cerdas, seorang bijaksana yang pintar, seorang ahli dalam Tiga Veda! Siapa pun yang melakukan urusannya seperti itu akan, saat ia meninggal dunia, saat hancurnya jasmani, pergi menuju alam bawah, menuju jalan jahat, menuju kehancuran, menuju neraka! Engkau telah menumpuk hinaan pada Yang Mulia Gotama, sebagai akibatnya, Beliau akan memberikan lebih banyak lagi hal-hal yang melawan kita! Engkau murid kecil yang cerdas ...!’ Ia begitu marah dan murka sehingga ia menendang Ambaṭṭha, dan ingin segera pergi menjumpai Sang Bhagavā. [108]
http://dhammacitta.org/dcpedia/Sutta_Pitaka

dari sutta ini saya dapat merenung, mengkoreksi diri saya sendiri. tiada orang yang lebih rendah, tiada orang yang lebih hina, tiada orang yang lebih pintar dan tiada orang yang lebih ... semua sama. hanya karena ego kita sendiri yang membuat merasa lebih dari orang lain.  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

 

anything