//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cula-Saccaka Sutta  (Read 1923 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline steve19800

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 0
Cula-Saccaka Sutta
« on: 12 June 2016, 07:53:49 PM »
Alo semua,

Ada yang tau arti dari kalimat di bawah ini?

Quote
“Aggivessana, apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti engkau—seorang yang belum terbebas dari nafsu, belum terbebas dari kebencian, belum terbebas dari delusi—itu adalah untuk si pemberi. Dan apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti Aku—seorang yang telah terbebas dari nafsu, terbebas dari kebencian, terbebas dari delusi—itu adalah untuk engkau.”

Cula-Saccaka Sutta: https://suttacentral.net/id/mn35

Bukankah "engkau" disini adalah sama dengan "pemberi"?

Offline harlons

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cula-Saccaka Sutta
« Reply #1 on: 13 June 2016, 10:34:14 AM »
Bukankah "engkau" disini adalah sama dengan "pemberi"?
Iya.

Artinya, tidak peduli apakah subjek penerima adalah seseorang yg sudah terbebas dari nafsu ataupun belum maka apapun yang dihasilkan dari pemberian itu adalah untuk si pemberi.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Cula-Saccaka Sutta
« Reply #2 on: 13 June 2016, 11:15:48 AM »
Alo semua,

Ada yang tau arti dari kalimat di bawah ini?

Quote
“Aggivessana, apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti engkau—seorang yang belum terbebas dari nafsu, belum terbebas dari kebencian, belum terbebas dari delusi—itu adalah untuk si pemberi. Dan apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti Aku—seorang yang telah terbebas dari nafsu, terbebas dari kebencian, terbebas dari delusi—itu adalah untuk engkau.”

Cula-Saccaka Sutta: https://suttacentral.net/id/mn35

Bukankah "engkau" disini adalah sama dengan "pemberi"?

Ceritanya di sana Saccaka setelah "kalah" debat dengan Sang Buddha memutuskan utk menjamu Sang Buddha dg dana makanan. Dia mengumpulkan orang2 Licchavi agar menyiapkan hidangan makanan utknya utk kemudian diberikan kpd Sang Buddha. Pada saat selesai Sang Buddha dan para bhikkhu makan, Saccaka berusaha melimpahkan jasa itu kpd org2 Licchavi yg bantu dia jg dengan mengatakan:  “Guru Gotama, semoga jasa dan buah kebajikan dari persembahan ini adalah demi kebahagiaan si pemberi.”

Kemudian dijawab Sang Buddha dengan kalimat itu bahwa Saccaka akan mendapatkan jasa dari memberi kepada Sang Buddha, tetapi orang2 Licchavi mendapatkan jasa dari memberi kepada Saccaka. Jadi, tidak bisa jasa dilimpahkan kepada orang lain.

Dengan demikian, "pemberi" di sini berarti orang2 Licchavi yg sudah memberikan dana makanan kpd Saccaka, sedangkan "engkau" itu Saccaka yg sudah memberikan dana makanan tsb kepada Sang Buddha.

Kalo membandikan dengan versi paralelnya dalam SA 110 akan lebih jelas:

Kemudian para bhikkhu, yang bersama-sama sebagai satu kelompok pada jalan [pulang], mendiskusikan hal ini: “Lima ratus orang Licchavi masing-masing mempersiapkan makanan dan minuman untuk Saccaka, putra para Nigaṇṭha. Apakah jasa kebajikan yang diperoleh orang-orang Licchavi, apakah jasa kebajikan yang diperoleh Saccaka, putra para Nigaṇṭha?”

Pada waktu itu, [ketika] para bhikkhu telah kembali ke tempat kediaman mereka sendiri, meletakkan jubah dan mangkuk mereka, dan mencuci kaki mereka, mereka mendekati Sang Bhagavā, memberikan penghormatan dengan kepala mereka pada kaki Beliau, mengundurkan diri untuk duduk pada satu sisi, dan berkata kepada Sang Buddha:

“Sang Bhagavā, dalam perjalanan pulang kami mendiskusikan hal ini bersama-sama: ‘Lima ratus orang Licchavi mempersiapkan makanan dan minuman untuk Saccka, putra para Nigaṇṭha, yang ia persembahkan kepada Sang Bhagavā dan perkumpulan besar [para bhikkhu]. Apakah jasa kebajikan yang diperoleh oleh orang-orang Licchavi, apakah jasa kebajikan yang diperoleh Saccka, putra para Nigaṇṭha?”

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu: “Orang-orang Licchavi mempersiapkan makanan dan minuman untuk Saccaka, putra para Nigaṇṭha, maka mereka memperoleh jasa kebajikan bergantung pada Saccaka, putra para Nigaṇṭha. Saccaka, putra para Nigaṇṭha, memperoleh jasa kebajikan [bergantung] pada kebajikan dari Sang Buddha. Para Licchavi memperoleh buah bergantung pada pemberian kepada seseorang yang memiliki keinginan, kebencian, dan delusi. Saccaka, putra para Nigaṇṭha, memperoleh buah bergantung pada pemberian kepada seseorang yang bebas dari keinginan, kebencian, dan delusi.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline steve19800

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 0
Re: Cula-Saccaka Sutta
« Reply #3 on: 16 June 2016, 12:45:27 PM »
Terima kasih temen2 buat tanggapannya.

Oh iya ini Sutta yang dikatakan kontradiksi dengan Sutta yang lain yang mengatakan bahwa jasa kebajikan itu bisa dilimpahkan ya? Karena kedua dasar ini di support oleh Suttabagaimana jadi menurut teman2, apakah jasa kebajikan itu dapat dilimpahkan atau tidak dapat?

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Cula-Saccaka Sutta
« Reply #4 on: 16 June 2016, 06:29:18 PM »
Terima kasih temen2 buat tanggapannya.

Oh iya ini Sutta yang dikatakan kontradiksi dengan Sutta yang lain yang mengatakan bahwa jasa kebajikan itu bisa dilimpahkan ya? Karena kedua dasar ini di support oleh Suttabagaimana jadi menurut teman2, apakah jasa kebajikan itu dapat dilimpahkan atau tidak dapat?

Jasa kebajikan tidak dapat dilimpahkan/ditransfer ke siapa pun:

Pelimpahan jasa ini juga bertentangan dengan konsep bagaimana seseorang akan mendapatkan hasil dari Kamma atau perbuatannya. Dalam Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭhāna Sutta (AN 5.57) dikatakan bahwa,

Aku memiliki kammaku sendiri, mewarisi kammaku sendiri, terlahir karena kammaku sendiri, berhubungan dengan kammaku sendiri, terlindung oleh kammaku sendiri. Apapun kamma yang ku lakukan, baik ataupun buruk, aku akan mewarisinya.

Dalam Jāṇussoṇī Sutta (AN 10.177) dijelaskan bahwa kita dapat memberikan persembahan makanan kepada mereka yang terlahir dialam hantu kelaparan, bukan dialam lainnya.

“Seorang lainnya lagi membunuh … dan menganut pandangan salah. Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di alam hantu menderita. Ia memelihara dirinya dan bertahan di sana dengan makanan hantu menderita, atau jika tidak, maka ia memelihara dirinya di sana dengan apa yang teman-temannya, sahabat-sahabatnya, sanak-saudaranya, atau anggota keluarganya di dunia ini persembahkan kepadanya. Ini adalah kesempatan yang tepat, ketika pemberian itu bermanfaat bagi seseorang yang hidup di sana.

Dalam Nandamātā Sutta (AN 7.53), ada kejadian dimana seorang Deva meminta kepada manusia untuk melakukan persembahan makanan yang didedikasikan atas namanya. Dalam sutta tersebut tidak dikonfirmasi apakah terjadi proses transfer tetapi kita dapat memahaminya seperti orang yang meminta atau menyuruh seseorang melakukan perbuatan atas nama orang tersebut. Dan justru sebaliknya dalam Cūḷasaccaka Sutta (MN 35), Sang Buddha mengoreksi Saccaka ketika melimpahkan jasa dāna makanannya kepada Sang Buddha kepada rekan-rekannya para Licchavi, dan Sang Buddha mengatakan bahwa jasa itu tetap miliknya tidak terlimpahkan.


https://dhammacitta.org/definisi/pattidana.html
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

 

anything