Author Topic: "Nya" (Read 10968 times)

Mr. Wei · « **on:** 30 May 2008, 08:28:55 PM »

$_/\_$

Kadang kalau kita nulis artikel Dhamma, ada kata2 berakhiran "nya" yang merujuk kepada Sidharta Gautama/Sang Buddha (contoh: "dirinya", maksudnya diri Sang Buddha), perlu gak sih ditulis dalam huruf besar, menjadi "diriNya"... karena ada beberapa buku2 atau artikel yang menggunakan nya huruf besar seperti itu. Apa tidak berlebihan ya? Atau teman2 ada pendapat lain, perlu gak sih?

(maaf bila topiknya gak nyambung dengan penyebaran Dhamma)

Lex Chan · « **Reply #1 on:** 30 May 2008, 08:33:46 PM »

Up to you...

Pertanyaan ini mirip dengan, sebaiknya menulis "Buddha" atau "buddha"?
Untung ngga ada "佛" gede dan "佛" kecil..

catatan: 佛 (fó) = Buddha

Sunkmanitu Tanka Ob'waci · « **Reply #2 on:** 30 May 2008, 08:38:51 PM »

Saya setuju kalau Buddha menggunakan huruf besar, karena Buddha adalah gelar. Gelar dalam ejaan yang disempurnakan harus menggunakan huruf besar.

Kalau akhiran nya, tidak tahu. Tapi saya biasa menggunakan akhiran -Nya karena rasa hormat.

Hendra Susanto · « **Reply #3 on:** 30 May 2008, 09:07:35 PM »

"Nya" menunjukkan rasa hormat

Mr. Wei · « **Reply #4 on:** 30 May 2008, 11:52:50 PM »

Jadi mendingan ada neh? Kalau gak pake huruf besar aneh gak ya? Habis menurut gw, hormat sih hormat, tapi knapa cuma Buddha/Bodhisatva yang digituin? Kenapa orang tua kita yang kita hormatin gak?

Hendra Susanto · « **Reply #5 on:** 31 May 2008, 09:52:11 AM »

Quote from: Wei on 30 May 2008, 11:52:50 PM

Jadi mendingan ada neh? Kalau gak pake huruf besar aneh gak ya? Habis menurut gw, hormat sih hormat, tapi knapa cuma Buddha/Bodhisatva yang digituin? Kenapa orang tua kita yang kita hormatin gak?

utk buddha lebih baik ada... umumnya penulisan utk orang tua kan kita sebut papa/mama/orang tua

Forte · « **Reply #6 on:** 31 May 2008, 10:11:24 AM »

IMO, misalnya hanya berupa gelar dan tanpa disertakan nama, saya rasa tidak menjadi masalah penulisan "buddha" menjadi huruf kecil.

Seperti contoh :

Saya bertemu dengan seorang jendral
Saya bertemu dengan Jendral Sudirman

Tetapi permasalahannya "buddha" itu tidak hanya mengacu pada gelar saja, tetapi juga merupakan
bentuk penghormatan pada agama yang bersangkutan.

Dalam agama samawi, bentuk penghormatan tertinggi diberikan kepada allah,
maka kata allah idealnya ditulis menjadi "Allah"
Dalam agama Buddha, bentuk penghormatan tertinggi diberikan kepada buddha
maka kata buddha idealnya ditulis menjadi "Buddha"

Jadi mengapa tulisan Buddha harus ditulis dalam bentuk title case, sama jawabannya dengan mengapa
penulisan Allah pada agama samawi harus title case.

williamhalim · « **Reply #7 on:** 31 May 2008, 12:25:58 PM »

Quote from: Wei on 30 May 2008, 08:28:55 PM

$_/\_$

Kadang kalau kita nulis artikel Dhamma, ada kata2 berakhiran "nya" yang merujuk kepada Sidharta Gautama/Sang Buddha (contoh: "dirinya", maksudnya diri Sang Buddha), perlu gak sih ditulis dalam huruf besar, menjadi "diriNya"... karena ada beberapa buku2 atau artikel yang menggunakan nya huruf besar seperti itu. Apa tidak berlebihan ya? Atau teman2 ada pendapat lain, perlu gak sih?

(maaf bila topiknya gak nyambung dengan penyebaran Dhamma)

IMO, tergantung diri masing2 yah.... mo pake 'nya' atau 'Nya'
Kadang batin sedang kumat mo menghormat maka menulisnya: Buddha, Beliau

kadang batin lagi males, mo nya cepat2 aja, nulisnya: beliau, buddha

::

Edward · « **Reply #8 on:** 31 May 2008, 02:17:41 PM »

Tapi, dari dulu jg diajarin d sekolah sudah seperti itu.
Kata guru, sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia, ada peraturan2 dimana penulisan harus menggunakan huruf besar.

Ada yang menarik jg nih, sewaktu lagi les d EF, guru les bilang kalau dalam tata cara penggunaan huruf besar dalam bahasa Inggris hampir sama dengan bahasa Indonesia, bedanya penulisan "I"(saya) selalu di-tulis dengan huruf besar walaupun berada d tengah atau akhir kalimat..Konon karena dalam budaya pengguna bahasa Inggris ada budaya egosentris yang selalu meninggikan diri sendiri.-->Kaga tau bener ato salah sih, cma denger dari guru les doank.

Riky_dave · « **Reply #9 on:** 31 May 2008, 08:06:47 PM »

Nya huruf besar sebagai penghormatan..
$_/\_$

Kelana · « **Reply #10 on:** 01 June 2008, 03:57:12 PM »

Quote from: Wei on 30 May 2008, 08:28:55 PM

$_/\_$

Kadang kalau kita nulis artikel Dhamma, ada kata2 berakhiran "nya" yang merujuk kepada Sidharta Gautama/Sang Buddha (contoh: "dirinya", maksudnya diri Sang Buddha), perlu gak sih ditulis dalam huruf besar, menjadi "diriNya"... karena ada beberapa buku2 atau artikel yang menggunakan nya huruf besar seperti itu. Apa tidak berlebihan ya? Atau teman2 ada pendapat lain, perlu gak sih?

(maaf bila topiknya gak nyambung dengan penyebaran Dhamma)

Tergantung kiblat anda kemana. Jika kiblat anda adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka gata ganti -nya untuk penghormatan tertinggi perlu menggunakan huruf besar.

Riky_dave · « **Reply #11 on:** 02 June 2008, 08:49:20 PM »

Kalau Kunyah gimana??^^
Huahaha...
$_/\_$

Kokuzo · « **Reply #12 on:** 02 June 2008, 09:43:45 PM »

gw nulis tuhan pake hurup kecil... boleh ga ya?

Edward · « **Reply #13 on:** 02 June 2008, 11:05:17 PM »

wah klo sama guru bahasa d sekolah sih isa dicoret

Riky_dave · « **Reply #14 on:** 03 June 2008, 08:50:03 PM »

Quote from: 7th on 02 June 2008, 09:43:45 PM

gw nulis tuhan pake hurup kecil... boleh ga ya?

Tar dibilang bahasa indo dpat brapa?
^^
$_/\_$

Kokuzo · « **Reply #15 on:** 03 June 2008, 09:08:18 PM »

wesh... kalo mau liat raport gw, bahasa indo gw selalu di atas 8... wakakaka...
cuma sejak 2 taon terakhir jadi berani nulis tuhan pake hurup kecil... ;-p

Riky_dave · « **Reply #16 on:** 04 June 2008, 12:38:19 PM »

Uda ^^ hehe...
Apalah arti sebuah kata?Sebuah nama?Sebuah huruf??
Besar Kecil manknya SB tau?
^^
$_/\_$

Sumedho · « **Reply #17 on:** 04 June 2008, 02:03:17 PM »

It's that within.. not the outside.. *zen mode*

Mr. Wei · « **Reply #18 on:** 05 June 2008, 07:09:26 PM »

Gw seh sependapat ama Riky, toh SB juga gak tahu, n apalah artinya sebuah nya.

(kayaknya penting gak seh neh topik... gw jadi swt ama diri g sendiri, ngapain ya g buka topik yg ngedebatin nya)

Riky_dave · « **Reply #19 on:** 05 June 2008, 09:18:18 PM »

[at]atas
Tdk ada salahnya kok bertanya...(Malu bertanya sesat sendiri)
^^
Tapi setelah tau jawabannya mesti diikuti ^^
jgn cuma nanya dan "pengen" tau truz da "tau" dilupain ^^
$_/\_$

Sumedho · « **Reply #20 on:** 26 June 2008, 01:35:01 PM »

Menurut teman2x apakah perlu kita merujuk kata pengganti pada Sang Buddha dengan "Nya" (huruf N besar) atau cukup biasa saja "nya" ?\

isi poll dan kasih alasannya yah

thanks

nyanadhana · « **Reply #21 on:** 26 June 2008, 01:36:55 PM »

Nya merupakan penggunaan EYD kok untuk meninggikan derajat. wel Nya aja deh, kalo nya, kesannya ga hormat.

Edward · « **Reply #22 on:** 26 June 2008, 01:41:37 PM »

Sesuai dengan EYD...

Mr. Wei · « **Reply #23 on:** 26 June 2008, 02:12:07 PM »

Sama dengan pertanyaan aye di help yg kata "Nya" yah...

aye juga bingung ko Medho...

Sumedho · « **Reply #24 on:** 26 June 2008, 03:05:04 PM »

dah digabung Mr. Wei

sampe lupa..

Hendra Susanto · « **Reply #25 on:** 26 June 2008, 06:23:48 PM »

Nya... bertujuan untuk menghormati

kiman · « **Reply #26 on:** 26 June 2008, 10:05:46 PM »

yah kirain penting ternyata begitu doank..

Sumedho · « **Reply #27 on:** 27 June 2008, 07:54:28 AM »

bagi yang nga terjemahin sih nga penting. kalo yang ketemu situasi sedang menerjemahkan, lumayan penting jg utk standard dalam menerjemahkan atau menulis artikel/buku.

Hendra Susanto · « **Reply #28 on:** 27 June 2008, 09:25:56 AM »

Quote from: Sumedho on 27 June 2008, 07:54:28 AM

bagi yang nga terjemahin sih nga penting. kalo yang ketemu situasi sedang menerjemahkan, lumayan penting jg utk standard dalam menerjemahkan atau menulis artikel/buku.

yeahh setuju boss tuhan...

penting banget untuk penulisan

Poll

Kata ganti utk sang Buddha

Author Topic: "Nya" (Read 10968 times)