//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Penerjemahan potongan DN16 - Setelah makan makanan terakhir  (Read 10373 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerjemahan potongan DN16 - Setelah makan makanan terakhir
« Reply #15 on: 01 February 2010, 07:30:28 AM »
sdh diteruskan ke milisnya
There is no place like 127.0.0.1

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Penerjemahan potongan DN16 - Setelah makan makanan terakhir
« Reply #16 on: 01 February 2010, 08:10:20 AM »
Bro peacemind, mungkin tahu tuh?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerjemahan potongan DN16 - Setelah makan makanan terakhir
« Reply #17 on: 02 February 2010, 06:58:35 AM »
respon dari bro Wirajhana Eka

Quote
Bro Sumedho, Tks sudah berkenan membawa kemari. Berikut dibawah ini adalah
tanggapan saya atas tulisan Bro kelana:

Tentang pakkha..

Saya menterjemahkan dengan memutar2?
Dari sekian terjemahan PAKKHA salah satu artinya disebutkan dengan JELAS
adalah PECTUS...untuk itu harus tau arti PECTUS, bukan?!

Sebelumnya sudah saya tuliskan PANJANG LEBAR maksud/Arti PECTUS..diantaranya
adalah WING, DADA, PAYUDARA..dipertegas dengan DEFINISI yaitu antara LEHER
dan diagfrahma [sekat, rongga badan antara dada dan perut]

Ini saja sudah menjelaskan 1 hal penting yaitu 100% BUKAN di area perut
kebawah!

***

KELANA:
* Jika kita menengok kebelakang, bahasa Hindustan adalah perkembangan dari
bahasa Sanskserta/Sanskrit. Dari kata Hindustan sendiri bisa kita pahami
bahasa ini adalah bahasa Hindu yang tidak lain adalah Sankserta, bahasa
Veda.[..]*

SAYA:
Biasakan dalam menulis memahami apa yang ditulis..sehingga tidak memberikan
informasi yang menyesatkan!

coba cari tau arti ALIF [yang merupakan satu suku kata/kata dalam bahasa
arab] dan itu ada di kamus HINDUSTANI!

Hah..koq bisa? dan mengapa bisa demikian?

Hindustani incorporates a large vocabulary taken from several source
languages of South <http://en.wikipedia.org/wiki/South_Asia>,
Central<http://en.wikipedia.org/wiki/Central_Asia>and Western
Asia <http://en.wikipedia.org/wiki/Western_Asia>, such as
Sanskrit<http://en.wikipedia.org/wiki/Sanskrit>,
Persian <http://en.wikipedia.org/wiki/Persian_language>,
Arabic<http://en.wikipedia.org/wiki/Arabic_language>and
Turkic <http://en.wikipedia.org/wiki/Turkic_languages>.[5]<http://en.wikipedia.org/wiki/Hindustani_language#cite_note-geomag1935jsh-4>A
close parallel has been observed with the English
language <http://en.wikipedia.org/wiki/English_language>, which has
developed an extensive vocabulary by similarly drawing upon
Germanic<http://en.wikipedia.org/wiki/Germanic_languages>,
Latin <http://en.wikipedia.org/wiki/Latin> and
Celtic<http://en.wikipedia.org/wiki/Celtic_languages>sources.
[6]<http://en.wikipedia.org/wiki/Hindustani_language#cite_note-jrsa1948hae-5>

[..]

Hindustani emerged from the Middle
Indo-Aryan<http://en.wikipedia.org/wiki/Middle_Indo-Aryan_languages>
*apabhramsha <http://en.wikipedia.org/wiki/Apabhramsha>*
vernaculars<http://en.wikipedia.org/wiki/Vernacular>of North
India <http://en.wikipedia.org/wiki/North_India> in the 7th-13th centuries
CE.[11]<http://en.wikipedia.org/wiki/Hindustani_language#cite_note-brown2008-10>
Amir
Khusro <http://en.wikipedia.org/wiki/Amir_Khusro>, in the late 13th century,
used the Hindustani linuga franca in his writings and referred to the
language as Hindavi
<http://en.wikipedia.org/wiki/Hindavi>.[11]<http://en.wikipedia.org/wiki/Hindustani_language#cite_note-brown2008-10>

[source: Wikipedia]
Jadi argumentasi kelana sangat memaksakan diri.

kemudian,
Ada satu fakta menarik yaitu TEGAS-TEGAS dipertanyakan SUMBER dari kata
PRASKHANDIKA:

Pakkhandaka (adj.)=pakkhandin SnA 164. -- f. pak- khandikā [*Ved. (?)
praskandikā, BR. without refs.*] diarrhoea, dysentery


SEMAKIN jelas BAHWA diartikan sebagai DIARE dan DYSENTRI tidak mempunyai
dasar apapun!

Untuk itu,  lihatlah artinya di kamus SANSKRIT bukan dikamus
HINDUSTANI...disamping keliru juga MENYESATKAN.

***

Kelana:
*1 pakvAtIsAra ,m. chronic dysentery
1 jvarAtIsAra,m. diarrhoea with fever
2 atisAra, or m. purging , dysentery

Kesimpulan bahwa atisāra (Pali) = jvarAtIsAra (Sanskrit) sepertinya tidak
tepat. Yang satu hanya menjelaskan dysentery, sedang yang lain diarrhoea
dengan demam. Begitu juga akvAtIsAra dan juga jvarAtIsAra. Yang satu tidak
ada penjelasan kronik sedang yang satu kronik. Jadi tidak ada kesesuaian.

[..]

Menurut saya [KELANA]:
atisāra lebih mengacu pada dysentery yang secara langsung berhubungan
langsung pada penyebabnya yaitu infeksi karena bakteri.

Sedangkan

pakkhandikā lebih mengacu pada diarrhoea yaitu hasil dari penyakit tertentu
berupa cahar, dalam kasus Sang Buddha adalah keram perut (bukan bakteri).

Jadi ada perbedaan antara dysentery dengan diarrhoea
* -------

*saya:
*Apakah anda tidak mengetahui arti purging?

lihat disini:
http://books.google.co.id/books?id=rkHNAYVVspAC&pg=PA956&lpg=PA956&dq=purge,+kamus+kedokteran&source=bl&ots=cN8l1Ev3JG&sig=H1oGx00QGEj-_F1z6azZhgWUF9Y&hl=id&ei=TzdmS5OeOIqOkQWo2oHrDw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CA0Q6AEwAQ#v=onepage&q=purge&f=false

Sehingga jika anda mengetahui dan memahami kapan disebut DISENTRI dan kapan
disebut DIARE..maka anda akan tidak menuliskan kalimat2 seperti diatas.

Untuk menambah wawasan anda, berikut saya temukan satu bahasan sederhana
yang menyajikan satu paket definisi kapan disebut diare dan kapan disebut
disentri:

[..]
KAPAN DISEBUT DIARE ?
Diare menurut definisinya adalah, keluarnya tinja yang lunak atau cair
sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari. Tetapi definisi tidak bisa
dipakai pada bayi umur beberapa minggu, ini dikarenakan bayi yang hanya
minum air susu ibu (ASI), berak atau buang air besarnya bisa 6-8 kali
sehari, dengan kondisi tinja yang lunak atau agak cair. Pada bayi, ini
sesuatu yang normal. Berdasarkan hal tersebut, secara praktis diare pada
anak bisa didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau
konsistensinya menjadi lebih lunak dari biasanya, sehingga hal itu dianggap
tidak normal oleh ibunya. Secara klinik, diare bisa dibedakan menjadi 3
macam yaitu, diare cair akut, disentri, dan diare persisten.

Diare cair akut.
Adalah diare yang terjadi secara akut, dan berlangsung kurang dari 14 hari
(bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan tinja yang lunak atau cair
yang sering dan tanpa darah, terkadang bisa disertai muntah dan panas. Diare
ini sering disebabkan karena rotavirus. Kuman yang lain misalnya E. Coli, V.
Cholera,dll.

Disentri.
Adalah diare yang disertai darah dalam tinja. Hal ini disebabkan karena
adanya kerusakan dinding bagian dalam usus karena adanya bakteri yang mampu
menembus dinding usus. Disentri ini sering disebabkan karena adanya bakteri
Sigella, Amoeba, E.Coli.

Diare Persisten.
Adalah diare yang mula-mula bersifat akut, namun berlangsung lebih dari 14
hari. Dapat dimulai sebagai diare cair akut atau disentri. Diare persisten
sering disebabkan oleh beberapa bakteri/ kuman yang masuk dalam tubuh
seorang anak.
[..]

[
http://majalahkasih.pantiwilasa.com/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemid=74,
Ditulis oleh Dr. Sedyo Wahyudi, SpA, dimuat di Majalah kasih edisi pertama]

Arti purging pada atisara diatas tentunya anda sudah tau dan tidak perlu
lagi saya jelaskan, bukan?!

Jadi, jelas sudah bahwa PENDAPAT ANDA keliru.

Kemudian,
jika anda benar2 cermat..maka PASTI anda temukan PERSAMAAN KATA YANG MELEKAT
di bahasa pali dan bahasa Sanskrit diatas...yaitu ATISARA!

Saya rasa tidak ada hal baru yang dapat saya tambahkan kecuali mempertegas
kesimpulan saya dan sekali lagi...lohitapakhandika sangatlah tidak berdasar
jika
diartikan diare/mencret darah/dysentery

tks.

note:
Bro Sumedho, mohon berkenan disampikan di forum dammacitta.tks
There is no place like 127.0.0.1

 

anything