Artikel ini saling berkaitan dengan artikel lainya yang saya posting
BAWANG MERAH :
KENYATAAN YANG HIDUP DAN KENYATAAN KEHIDUPAN SETIAP MANUSIA Dalam ruang kuliah terjadi tanya jawab tentang hidup dan kehidupan manusia.
Dan setiap mahasiswa-mahasiswi diminta membuat catatan nama “ 20 orang yang terpenting dalam sepanjang hidupnya”.
Dosen mengatakan pada mahasiswa/mahasiswinya:
"Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar."
Kemudian salah satu mahasiswi yang ditunjuk berjalan menuju pelataran papan tulis.
DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis.
Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.
DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting !
Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi !
Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.
Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya.
Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua mahasiswa/mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa dan mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu.
Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, "Silahkan coret satu lagi!"
Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
Hatinya menjadi bingung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.
Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, "Kenapa Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?
Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.
Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, "Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya."
Dalam keheningan yang menyedihkan setelah mendengar jawaban tersebut, Dosen meminta mahasiswi tersebut untuk menentukan pilihan terakhir , “ Silahkan coret satu lagi! “
Dengan menangis tersedu-sedu dan terpatah-patah berkata,” dan sebenarnya pilihan terakhir ini yang paling sulit untuk dipilih adalah saya duluan yang harus meninggalkan suami, atau suami duluan yang meninggalkan saya. Siapa yang terakhir itulah yang paling menderita.”
Semua mahasiswa dan mahasiswi diam seribu bahasa, tertegun, irama kesedihan berbunyi tidak beraturan, menangis terisak-isak sambil merenungkan KENYATAAN ini.
Cerita terakhir ini harus disusun urut dengan semua cerita sebelumnya, maka anda akan memahami dan mengerti kenapa banyak artikel yang dipaparkan, dan anda akan mengerti hakikat cinta itu sebenarnya