//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - g.citra

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 92
1
Kalau belajar dan praktek ajaran Buddha, tentu-nya sudah tidak bisa menganut ajaran agama yang lain. apalagi yang berlawanan. Kalau sekedar status di KTP masih ok. Tetapi setidaknya dalam diri masing-masing, apakah setelah belajar dan praktek ajaran Buddha masih bisa menganut (belajar dan praktek ajaran agama lain) ? Kalau sejalan masih mungkin, kalau yang bertentangan ?

Yang telah belajar dan praktek ajaran Buddha bahkan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya ...
Tidak melekat dan tidak terpengaruh oleh label-label yang masih terkondisi oleh pertentangan satu dan lainnya ...

salam,

2
...
Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

Kalau umat agama lain :
1. tidak membunuh,
2. tidak mencuri,
3. tidak melakukan tindakan asusila,
4. tidak mengucapkan ucapan yang tidak bermanfaat dan
5. tidak makan/minum sesuatu yang dapat melemahkan kesadaran

Apakah orang itu secara Buddhism dapat disebut melaksanakan sila?

3
^ pikiran yg benar itu seperti apa? niat saya kan baik :D tp krn tindakan saya, saya malah membuat dia berfikir buruk? :-?

Pikiran yang bebas dari Keserakahan, Kebencian dan Kebodohan ...
Niat yang baik kalau di lakukan dengan cara yang benar, tidak akan menyebabkan orang lain berfikir buruk ... Jadi dalam hal ini, sebaiknya bijaklah dalam memberi pertolongan ...

Ingat! Orang yang sedang berada dalam posisi sulit, akan cenderung melakukan kesalahan-kesalahan yang membuatnya tetap terpuruk! Maka, bila ingin menolongnya keluar dari kesulitan, kita harus juga bisa menyelami karakter dari orang yang kita tolong ...

4
^ Pikiran Benarnya dari Jalan Mulia Berunsur 8 bro?

Iya, dari JMB 8 bro ...

Quote
Sepertinya hanya itu saja masih saja secara hanya baru 1 bagian dr sang jalan. Kan perlu komplit.

Sesuai dengan pertanyaan, begitu pula jawaban, jadi gak panjang dan bikin pusing ...

5
Quote
saya ingin tanya, adakah hubungan antara keakukan, pikiran dan karma? dimana hubungannya?

Pikiran yang wajar/biasa membentuk keakuan dan menghasilkan karma
Pikiran Benar tidak membentuk keakuan dan akan memutuskan karma

Quote
misal ... dalam kasus ini, apakah saya bersalah?

Rasa bersalah itu karena pikiran yang tidak mengerti hakikat sebab akibat yang masih diwarnai benar-salah ... Secara tak disadari, anda mengharapkan sesuatu dari sebuah 'pelepasan' yang anda lakukan ...

Diluar dari baik buruk, karma adalah sebuah kehendak yang menghasilkan akibat bermacam-macam ... Ada yang berbuah saat itu (misal pada kasus anda, dia berterima kasih/malah membenci), ada juga yang berbuah dalam jangka waktu yang panjang dalam kehidupan saat ini (misal anda bersekolah, anda menjadi pintar/malah jadi bodoh), ada yang berbuah dalam jangka waktu tak terbatas dalam kehidupan-kehidupan selanjutnya (misal tanpa sebab yang diketahui, anda terlahir sempurna/cacat, dsb)

Quote
karena saya yg menyebabkan dia berfikir negative thd saya. apakah teman saya akan mendapatkan karma dr sana karena buah pikirannya?

Orang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan kondisinya itulah yang saya sebut sebagai orang yang bijak ...
Maka ada baiknya hal ini dijadikan pengalaman agar 'niat baik' kita tidak menyebabkan orang lain berbuat karma buruk yang berakibat buruk pula baginya di kemudian hari ...

salam,

6
... dalam persoalan Sidharta sebagai nabi, Muslim punya argumentasi. akan tetapi, argumentasi ini tidak bisa dikompromikan dengan umat budha, karena hanya akan menjadi perdebatan yang tidak berujung. sebagiamana saya nyatakan bahwa yang dimaksud Allah dalam Islam adalah Nibbana dalam Budhisme. akan tetapi, tentu anda dan umat Budhis pada umumnya, akan membantah seribu kali membantah. bahkan lebih dari seribu kali, mungkin. padahal, saya merasa semua itu sudah berdasarkan argumentasi yang valid. tetapi, apa yang saya anggap valid, belum tentu dianggap valid oleh anda. demikian pula sebaliknya. sedangkan untuk persoalan agama ini, kita tidak memiliki pengadilan internasional untuk memutuskan perkara. oleh karena itu, cukuplah bagi saya untuk menghormati keyakinan anda bahwa Nibbana itu berbeda dengan Allah. adapun keyakinan saya bahwa Nibbana adalah Allah, pun tak bisa diganggu gugat. karena kebebasan berkeyakinan termasuk kepada suatu bentu yang dilindungi oleh hukum di Indonesia.

Persepsi adalah salah satu proses dari si Aku bro! Itu sah-sah aja selama dipergunakan didalam diri ... Dari sini, semoga anda sudah bisa menangkap apa yang terjadi kalau persepsi itu ditampilkan (di ekspose) keluar ? ... "Sebuah Rangkaian" (siklus/samsara) ... :)

Quote
diluar keyakinan, kita akan mendikusikan dasar-dasar dari keyakinan tersebut. boleh saja, selama ada kesedian dari kedua belah pihak untu berdiskusi. saya sendiri, tidak ingin mendiskusikan persoala ini lebi jauh, hanya menyampaikan sedikit saja dari yang saya fahami. menurut beberapa informasi, K.H Jalaludin Rakhmat telah mengundang beberapa orang Bikhu Budhis untuk menyampaikan sejarah keterkaitan Islam dengan agama Budha, serta menjelaskan ramalan-ramalan sang Budha akan kedatangan nabi Muhammad. saya tidak tahu, apakah informasi itu benar atau tidak, tetapi hal itu saya ceritakan untuk menggambarkan bahwa dalam literatur Islam terdapat argumentasi-argumentasi yang dianggap kuat oleh Muslimin untuk mengakui sang Budha sebagai nabi, yang tentunya argumentasi ini umumnya tidak akan diakui oleh umat Budha. persoalan ini menjadi sensitifisme agama. oleh karena itu, ulama-ulama Islam yang mengerti persoalan ini tidak secara gamblang mengungkap fakta-fakta yang mereka ketahui untuk menjaga kerukunan umat beragama. sama halnya seperti ulama-ulama syiah yang merahasiakan riwayat-riwayat lengkap Abu Bakar, sahabat nabi muhamad , dari public, karena bisa memicu konflik. oleh karena itu, diskusi tentang Sidharta sebagai nabi Allah, cukuplah sampai di sini saja.

Yup, itu langkah yang baik untuk nilai sebuah "toleransi" ... Saya mendukung dan menghargai itu ... :)

7
Hmm ... menurut Buddhis yah ... :))
"ada satu jalan ..." dan itu "jalan satu-satunya" bro!
Sebelum bahas lebih jauh, jawab pertanyaan saya ...

Untuk mencapai pembebasan adakah suatu jalan lain diluar JMB 8 yang tidak:
- dipikirkan?
- dilakukan?
- diucapkan?
Tolong di jawab!
Buddha mencapai pembebasan melalui JMB8 ?

Anda sudah menjawab pertanyaan saya belum?! Kalau belum, biar saya jawab dulu pertanyaan anda!

Saya jawab dengan tegas, 'YA', karena apapun yang Pangeran Sidharta pikirkan, usahakan dan ucapkan dalam mencapai pembebasan (walaupun hal itu hanya saya ketahui dari tulisan-tulisan saja), itu sesuai dengan JMB 8 !

Jangan coba-coba bahas apa yang Beliau pikirkan 'setelah' Beliau menjadi seorang Buddha. Saya tidak ingin ngobrolin pepesan kosong dimana saya belum sampai kearah itu !

Sekarang silahkan anda menjawab pertanyaan saya !
Semua pencerahan berhubungan dengan Pikiran, bro.

Ya, Itu salah satu ruas jalan dari JMB 8 ! Dari sini apa anda masih belum bisa melihat "JMB 8 sebagai satu-satunya jalan" ? Lalu bagaimana dengan perbuatan dan ucapan ? Apa menurut anda semua pencerahan tidak berhubungan dengannya ?

Silahkan lanjutkan menjawab dengan jelas dan jangan sepotong-sepotong!

8
Hmm ... menurut Buddhis yah ... :))
"ada satu jalan ..." dan itu "jalan satu-satunya" bro!
Sebelum bahas lebih jauh, jawab pertanyaan saya ...

Untuk mencapai pembebasan adakah suatu jalan lain diluar JMB 8 yang tidak:
- dipikirkan?
- dilakukan?
- diucapkan?
Tolong di jawab!
Buddha mencapai pembebasan melalui JMB8 ?

Anda sudah menjawab pertanyaan saya belum?! Kalau belum, biar saya jawab dulu pertanyaan anda!

Saya jawab dengan tegas, 'YA', karena apapun yang Pangeran Sidharta pikirkan, usahakan dan ucapkan dalam mencapai pembebasan (walaupun hal itu hanya saya ketahui dari tulisan-tulisan saja), itu sesuai dengan JMB 8 !

Jangan coba-coba bahas apa yang Beliau pikirkan 'setelah' Beliau menjadi seorang Buddha. Saya tidak ingin ngobrolin pepesan kosong dimana saya belum sampai kearah itu !

Sekarang silahkan anda menjawab pertanyaan saya !

9
Oke, saya duluan ...
Menurut saya, saya pilih keduanya, karena jalan apapun yang ditempuh manusia di muka bumi untuk mencapai pembebasan tak luput dari JMB 8 (apalagi kalau dipandang secara Buddhisme).

Apakah menurut anda ada jalan lain menuju pembebasan yang sama sekali tidak terdapat di JMB 8 bro ? Tolong dijelaskan!
bro g citra, tidak usah lagi ditunggu jawaban hasan teguh. karena dia tidak mampu menjawab.
 _/\_
Penekanan saya bukan mengenai jalan pembebasan di ajaran lain, bro.

Penekanan saya adalah JMB8 itu salah satu jalan atau satu2nya jalan menuju pembebasan.

Di dalam sutta ditulis "ada satu jalan ... ", artinya kemungkinan ada jalan lain juga bukan ?

Hmm ... menurut Buddhis yah ... :))
"ada satu jalan ..." dan itu "jalan satu-satunya" bro!
Sebelum bahas lebih jauh, jawab pertanyaan saya ...

Untuk mencapai pembebasan adakah suatu jalan lain diluar JMB 8 yang tidak:
- dipikirkan?
- dilakukan?
- diucapkan?
Tolong di jawab!

10
Menurut Anda, Buddha menyatakan :
1. ada satu jalan menuju pembebasan, yaitu JMB8 ?
atau
2. JMB8 adalah satu2nya jalan menuju pembebasan ?

Menurut anda ada jalan lain menuju pembebasan ? Tolong dipaparkan!
Yang kita bicarakan disini bernuansa Buddhisme dulu.

Anda belum memilih jawaban atau komentar untuk pertanyaan di atas ?

Oke, saya duluan ...
Menurut saya, saya pilih keduanya, karena jalan apapun yang ditempuh manusia di muka bumi untuk mencapai pembebasan tak luput dari JMB 8 (apalagi kalau dipandang secara Buddhisme).

Apakah menurut anda ada jalan lain menuju pembebasan yang sama sekali tidak terdapat di JMB 8 bro ? Tolong dijelaskan!

11
Menurut Anda, Buddha menyatakan :
1. ada satu jalan menuju pembebasan, yaitu JMB8 ?
atau
2. JMB8 adalah satu2nya jalan menuju pembebasan ?

Menurut anda ada jalan lain menuju pembebasan ? Tolong dipaparkan!

12
Meditasi / Re: mau tanya meditasi(pemula)
« on: 17 May 2010, 09:05:06 PM »
salam, semoga berbahagia

ada yang saya mo nanyakan :

meditasi untuk melepas
ketika kita mau belajar meditasi berarti ada keinginan yaitu "ingin" belajar meditasi
saya sedikit kacau dengan pemahaman ini
melepas maksudnya apa ? apa yang coba kita lepaskan ?

terima kasih atas jawabannya.


Ikut berpendapat ...

Kalau anda "ingin" belajar meditasi, yah meditasi aja, gak perlu terkonsep sama kata "saya harus melepas", "meditasi untuk melepas", dsb ... Akhirnya bingung sendiri kan ...

Kalau kita sendiri belum bisa untuk sadar setiap saat, hidup tuh akan selalu selalu belajar ... kontak indera kita itulah yang selalu menimbulkan "bahan pelajaran" ...

Kalau mau melatih konsenterasi, usahakan kita menutup celah-celah indera kita dengan obyek diluar tubuh dan hanya "fokus" pada obyek yang dipilih ... Sewaktu jasmani diam dalam sikap meditasi (duduk, berdiri atau jalan), tentuya pikiran akan "bermain", saat teringat (eling) pikiran kita sedang "bermain", kembali pada obyek yang dipilih semula (ini usahanya) ...

Kalau mau melepas, di setiap pergerakan pikiran saat bermeditasi, perhatiin aja setiap pergerakan pikiran dan juga perubahannya tanpa dibahas lebih lanjut (oleh pikiran lain), sebab kalau dikomentari lagi nantinya akan terjadi sebuah proses baru dalam pikiran (kalo dah gini kapan lepasnya?)...

Lama kelamaan dengan seringnya berbuat hal demikian, kita semakin peka akan proses-proses yang terjadi didalam diri kita dan akan terlihat sendiri bahwa yang disebut diri itu seperti apa (bukan hanya berdasarkan konteks yang telah dituliskan)

13
Diskusi Umum / Re: manusia hidup untuk apa?
« on: 17 May 2010, 02:42:12 PM »
Manusia terlahir dan hidup untuk apa?
Saya menanyakan dalam kontes kehidupan manusia dibumi ini.

Untuk menuju apa yang INGIN dituju ...
untuk memilih apa yang INGIN diplih ...
untuk mendapat apa yang INGIN didapat ...
untuk mengetahui apa yang INGIN diketahui ...

14
^ :)) ... saya tambahin yah,

Dari apa yang tertulis di tipitaka, emangnya HARUS diikuti semuanya oleh semua umat Buddha ? :))

15
_/\_.....semoga semua mahkluk berbahagia.maaf ya intan numpang nanya nih,manusia tersusun dari jasmani dan rohani(nama dan rupa).tolong jelaskan hubungan antara ke 2 hal tersebut.terima kasih atas bantuan dan informasinya.salam Metta       ^:)^     _/\_


Jasmani = Sarana merangkap pelaksana,  Batin = Perencana

Akibat dari jasmani sebagai pelaksana, diterima kembali oleh Jasmani (sarana) dan di proses oleh batin (dicerap, dirasa dipikirkan) lalu terlaksana lagi oleh jasmani ...  Begitu seterusnya sebagai proses yang selalu berputar ...


Menurut saya itu simpelnya...

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 92
anything