Salam,
Agama adalah pengalaman spiritual orang lain yang dijadikan ajaran/pedoman bagi orang lain. Sedangkan spiritual merupakan pengalaman sendiri. So, agama yang kita yakini saat ini merupakan pengalaman spiritual milik orang lain, yang kita anggap baik, benar dan berharap dengan menjalani ajarannya dapat memperoleh benefit spiritual sebagaimana yang dialami oleh orang lain tersebut.
Bahasa lain, jika Budi mampu mencapai penerangan sempurna, kemudian memiliki power untuk membantu orang lain dengan menggunakan teknik dan ajarannya sendiri, dan jika Budi menyebarkan teknik dan pengalaman yang dialaminya tersebut, maka akan munculah agama baru - agama Budi.
Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang hanya menghafal dan menelan bulat-bulat apa yang digariskan oleh suatu agama, tanpa mengaktifkan lagi tombol logika dalam posisi ON. Alhasil, orang-orang ini tidak bisa memahami manfaat dan alasan di balik munculnya ajaran agama tersebut. Sasaran mereka hanyalah agar bisa mencapai penerangan sempurna, memperoleh pahala dan sejenisnya. Namun harus diakui, ada juga yang merasakan ketenangan setelah mendengar dan meresapi ajaran suatu agama, walaupun tombol nalar dalam posisi OFF.
sampai di sini saya setuju dengan pendapat anda.
memahami ajaran yang membebaskan memerlukan "kecerdasan", bukan hafalan ataupun membeo.
Mengapa Siddharta berhasil mencapai penerangan sempurna saat meditasi di bawah pohon, sebenarnya merupakan pertanyaan yang banyak ditanyakan orang-orang. Namun bisa jadi mereka ini tidak mencoba memahami dan mencari jawabannya. Ini menurut pandangan saya :
Di bawah pohon, di alam terbuka membuat Siddharta melihat dan mengalami langsung bagaimana alam ini bekerja. Bagaimana Ia merasakan langsung cuaca panas, dingin, hujan, kegelapan malam, keheningan. Bagaimana Ia berkesempatan melihat mahkluk hidup (hewan/tumbuhan) tumbuh, hidup, sakit, bertahan hidup, saling membantu, saling membunuh dan mati. Pengalaman inilah yang sangat membantu beliau memahami dan menghayati makna kehidupan dan kematian, memahami how the nature works sehingga membawanya menuju pencerahan dan penerangan sempurna.
Seandainya beliau memililih meditasi di ruangan tertutup (apalagi ber-AC), kemungkinan mencapai pencerahan tidak akan sesempurna, atau bahkan tidak berhasil.
thanks opininya. saya merasa pendapat anda mengenai apa yang siddharta lihat dan rasakan itu adalah spekulasi.
bagi saya, sesuai yang diajarkan beliau, pencerahan itu didapat dengan melakukan pengamatan ke dalam, melihat dukkha dan akhir dukkha. apapun yang ada diluar (ruang ac, pohon bodhi, pohon beringin, pohon pisang, cuaca, dll) tidaklah berpengaruh pada proses ini.
Saya tahu ada yang mementingkan teknik meditasi dan menganggap teknik meditasilah yang membuat Siddharta berhasil. Ayolah, cobalah gunakan akal sehat sedikit. Pada otak manusia terdapat bagian besar yang disebut limbik. Fungsi limbik ini mengatur hal-hal yang sangat dasar/primitif dalam sifat manusia antara lain, rasa lapar, nafsu, rasa takut, ego dan seks. Fungsi utama dari meditasi, tak lebih tak bukan adalah mengatur kerja otak limbik.
setahu saya, orang yang sadar bukanlah orang yg bisa mengatur rasa lapar.
meditasi bukanlah mengatur dan mengontrol ini menjadi itu.
meditasi bukanlah perjuangan untuk memuaskan keinginan agar merasa nyaman, tidak lapar, tidak sakit, jadi berani, tidak takut, dsb.