PERJALANAN MENUJU TAMAN RUSA
Demikianlah Buddha memutuskan untuk pergi ke Taman Rusa dan memberikan kotbah Dhammacakka di sana kepada kelompok lima petapa (Pancavaggiya) yang pernah bersamanya saat melaksanakan dukkacariyaya selama enam tahun sebelum itu.
For English kindly refer to DHAMMPADA STORIES, continue scroll down to Verse 353.
Also interesting to read UPAKA.
Buddha memilih untuk berjalan kaki menuju Taman Rusa yang jauhnya 18 yojana dari Bodhgaya. Beliau sengaja berjalan kaki, karena mengetahui bahwa dalam perjalanan akan berjumpa dengan seorang petapa, Upaka.
Sebenarnya Upaka telah memiliki tumpukan karma baik yang luar biasa. Dalam kelahirannya yang sekarang, tumpukan karma tersebut matang dan ia akan menikmati kesempatan berjumpa dengan Buddha dalam perjalanan.
Petapa Upaka yang hari itu juga sedang dalam perjalanan, berpapasan dengan Buddha dan bertanya :
"Teman, tubuh dan pikiranmu begitu jernih. Engkau begitu bercahaya. Dari siapakah engkau belajar?Siapakah Gurumu? Ajaran siapakah yang engkau pelajari?"
Buddha pun menjawab : (lihat Dhammapada 353)
"Upaka, Aku adalah Buddha, yang telah menguasai pengetahuan Dhamma secara lengkap dan menyeluruh. Aku telah bebas dari semua noda, telah aman dengan terhentinya semua tanha. Tidak ada yang layak menjadi guru bagiKu.
Aku sendiri adalah seorang Guru yang luar biasa dan tiada taranya bagi para dewa dan manusia. Aku lah yang tertinggi, Yang Telah Mencapai Pencerahan Sempurna (Samma-sambuddho)."
Mendengar itu Upaka menjawab:
"Teman, jika apa yang kau katakan itu benar, tentulah engkau telah memiliki kebijaksanaan yang tanpa batas (ananta-nana) dan telah menaklukkan Mara."
Buddha menjelaskan:
"Ya, memang para Buddha dikenal juga sebagai penakluk (jina)."
Kata-kata Buddha ini diingat baik oleh Upaka dan ia menyimpulkan bahwa Buddha adalah seorang Ananta-Jina (Penakluk yang Tiada Tara). Namun saat itu ia harus segera meneruskan perjalanan dan berpamitan :
"Temanku, apa yang Engkau katakan pasti benar."
Demikianlah Buddha dan Upaka kemudian melanjutkan perjalanan ke arah tujuan mereka masing-masing.
Senja hari itu, tiba lah Buddha di Taman Rusa, dan pada malam harinya beliau membabarkan DHAMMACAKKA-PPAVATTANA SUTTA kepada lima petapa bekas muridNya.
SELAMAT HARI ASADHA 2009
CATATAN AKHIR :
Kesempatan untuk berjumpa an berdialog dengan Buddha ini memang sungguh merupakan buah jasa dari tumpukan karma baik yang telah dikumpulkan oleh Upaka.
Namun tiada yang dapat mencapai tingkat kesucian sebelum Buddha membabarkan kotbah Dhammacakka.
Karena itu Upaka hanya bisa memperoleh keinginan (vasana) untuk berusaha menembus Dhamma.
Kelak kemudian hari, ketika Buddha bersemayam di Jetavana, Upaka datang mencari Buddha. Sebelumnya Buddha telah berpesan kepada para siswa, bahwa kalau ada yang mencari Ananta-Jina, silakan diajak menghadap. Benar saja, Upaka datang dan berkata ingin menghadap Ananta-Jina. Upaka selanjutnya menjadi bhikkhu. Setelah berlatih dengan tekun, Thera Upaka mencapai tataran Anagami. Setelah wafat, beliau lahir kembali di Alam Aviha, yaitu tingkat pertama dari lima tingkat Alam Brahma Suddhavasa. Tidak lama di sana Thera Upaka mencapai tataran Arahat.
Sumber : Catatan Ki Ananda (Facebook)