memang sudah di jelaskan di awal artikel, seperti yg sudah dikutip oleh Bro Kelana di atas
Nah, kalau memang “Penganut Nikāya murni” bukan Theravada (saja), lalu sebenarnya siapakah yang diklaim sebagai demikian?
Coba perhatikan, apa yang dimaksud oleh beliau sebagai "Buddhisme Awal" atau"Penganut Nikaya murni" pada pernyataan berikut:
"Yang saya maksudkan adalah jenis Buddhisme yang terwujud dalam Nikāya-nikāya kuno dari Buddhisme Theravada dan dalam teks-teks bersesuaian dari aliran lain di Buddhisme India yang
tidak berhasil bertahan dalam kehancuran Buddhisme di India."
Kalau "Penganut Nikaya murni" yag asli "tidak bertahan dalam kehancuran" di masa lalu, lantas sebenarnya siapa yang layak disebut sebagai "Penganut Nikaya murni" pada masa kini? Hal ini penting, karena beliau menyerukan kepada Umat Buddha untuk kembali ke "Nikaya murni". Lantas, jika demikian, dengan
tolak ukur apakah menentukan mana nikaya murni sedangkan mana yang tidak? Seberapa yakinkah Nikaya pali yang beredar pada masa kini adalah benar-benar murni??
Jika kemudian, ada umat Buddha yang sedang menamai dirinya sebagai "Penganut Nikaya murni" dan kemudian membedakan dirinya dari tradisi Theravada dan Mahayana yang ada pada masa kini, bukankah dirinya akan dianggap sedang mendirikan aliran Buddha yangbaru? Jangan-jangan, yang bersangkutan sedang terjebak membuat sekte baru yang dinamakannya sebagai “Penganut Nikāya murni.”