berapa persen kemungkinan, lebih besar mana orang yang sudah diberi peta dengan orang yang mencari2, apalagi jalannya berbeda?
perumpamaan itu bertolak dari asumsi ada perjalanan yg petanya sama dengan kenyataannya dan asumsi hanya ada satu jalan sempit ke tujuan.
namun penembusan itu bukanlah perjalanan kemana2, bukanlah pengumpulan sesuatu.
penembusan itu adalah pelepasan yg tidak memerlukan peta.
*ini saya berbicara dalam konteks meditasi*
Berbeda dengan bro morph, saya mengatakan 'tanpa pengetahuan, seseorang TIDAK BISA menembus'. Namun saya mengatakan bahwa pengetahuan itu BUKAN eksklusif hanya ada di Agama Buddha. Pengetahuan itu ada di manapun dan bisa disadari siapapun terlepas dari apakah agamanya. Jadi kalau ditanya "apakah seseorang bisa menembus tanpa kenal Agama Buddha?" maka saya menjawab bisa saja.
bagi saya, "pengetahuan" di sini bukanlah hasil dari akumulasi sesuatu (belajar, mikir, dst).
"pengetahuan" di sana adalah semacam realisasi kesadaran, kebenaran yg ada di luar pengetahuan buku.
membaca dan mengerti anicca secara intelektual, tidaklah sama dengan memahami "pengetahuan" anicca.
apakah dengan ngomong "o iya iya, segala sesuatu tidak kekal, tubuh saya akan rusak, bumi akan kiamat" itu berarti pengetahuan anicca?
paham seperti itu hanyalah pemahaman intelektual. ntar beberapa jam setelah "pencerahan" intelek itu, tetep dia melakukan kejahatan dan berlobha-ria.
jadi kalo pertanyaannya "tanpa pengetahuan (dari buku) mengenai anicca, bisakah seseorang menembus anicca?"
jawab saya: bisa! contohnya culapathaka.
*ntar pasti ada yg bilang: tapi kehidupan lampaunya kan blablablabla....*
sepertinya jawaban kita berbeda, tapi sepertinya esensinya sama saja. cmiiw.