//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Teman", tlg di jawab ya pertanyaan berikut sesuai pandangan agama buddha..Thanks  (Read 74556 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
silakan memulai topik baru, karena di sini sedang asyik2nya, supaya tidak merusak keasyikan di sini.

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Supaya thread ini tidak terlupakan.

ini ada bukti lain bahwa atthasila juga dijalankan oleh non-buddhis

""And what is the Uposatha of the Jains? There are the contemplatives called the Niganthas (Jains). They get their disciple to undertake the following practice: 'Here, my good man. Lay down the rod with regard to beings who live more than 100 leagues to the east... more than 100 leagues to the west... more than 100 leagues to the north... more than 100 leagues to the south.' Thus they get the disciple to undertake kindness & sympathy to some beings, but not to others."

source: AN 3.70 Muluposatha Sutta
« Last Edit: 28 July 2012, 11:17:38 PM by Indra »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Supaya thread ini tidak terlupakan.

ini ada bukti lain bahwa atthasila juga dijalankan oleh non-buddhis

""And what is the Uposatha of the Jains? There are the contemplatives called the Niganthas (Jains). They get their disciple to undertake the following practice: 'Here, my good man. Lay down the rod with regard to beings who live more than 100 leagues to the east... more than 100 leagues to the west... more than 100 leagues to the north... more than 100 leagues to the south.' Thus they get the disciple to undertake kindness & sympathy to some beings, but not to others."

source: AN 3.70 Muluposatha Sutta

sepertinya mirip dengan yang pernah saya baca. :)

Quote
Dan, Wisakha, bagaimana dengan Uposatha Nigantha? Ada, Wisakha, golongan petapa yang disebut Nigantha. Demikianlah yang dianjurkan kepada pengikut mereka, ‘Datanglah, he manusia, terhadap makhluk hidup yang berada di luar seratus yojana di arah timur letakkanlah tongkat pemukul; terhadap makhluk hidup yang berada di luar seratus yojana di arah barat letakkanlah tongkat pemukul; terhadap makhluk hidup yang berada di luar seratus yojana di arah utara letakkanlah tongkat pemukul; terhadap makhluk hidup yang berada di luar seratus yojana di arah selatan letakkanlah tongkat pemukul.’ Demikianlah mereka menganjurkan beriba hati berbelas kasih terhadap makhluk hidup tertentu, [namun] tidak menganjurkan beriba hati berbelas kasih terhadap makhluk hidup yang lain. Demikianlah yang dianjurkan kepada pengikut mereka pada hari uposatha, ‘Datanglah, he manusia, setelah menanggalkan semua kain, katakanlah demikian, “Saya bukanlah apa-apa, pun bukan dari apa-apa, bukan sesuatu yang ada. Milik saya pun bukanlah apa-apa, pun bukan dari apa-apa, bukan sesuatu yang ada.”’ Namun ibu dan ayahnya mengenalinya, ‘Ini adalah putra kami’. Ia pun mengenali, ‘Mereka adalah orang tua saya.’ Putra dan istrinya pun mengenalinya, ‘Ini adalah suami kami’. Ia pun mengenali, ‘Mereka adalah putra dan istri saya.’ Budak, pekerja dan pelayannya pun mengenalinya, ‘Ini adalah tuan kami’. Ia pun mengenali, ‘Mereka adalah budak, pekerja dan pelayan saya.’ Pada saat di mana kebenaranlah yang seyogianya dianjurkan tetapi pada saat itu kebohonganlah yang dianjurkan. Saya katakan ini adalah ucapan bohong. Selewat malam hari, ia menggunakan aset yang tidak diberikan. Saya katakan ini adalah tindakan mencuri. Begitulah, Wisakha, Uposatha Nigantha. Kalau diamalkan secara demikian, Wisakha, Uposatha Nigantha baik pahala, manfaat, kegemilangan, maupun jangkauannya takkan besar.

A :
Golongan petapa : para petapa. Di luar seratus yojana : melewati seratus yojana, di atas itu. Terhadap ….letakkanlah tongkat pemukul : terhadap makhluk hidup yang berada di daerah di luar seratus yojana letakkanlah tongkat pemukul; hal meletakkan tongkat pemukul. Saya bukanlah apa-apa, pun bukan dari apa-apa, bukan sesuatu yang ada : saya bukan merupakan sesuatu milik pihak lain, bukan dari mana, bukan sesuatu yang ada. Sesuatu di sini dimaksudkan sebagai penghalang (palibodha). Dikatakan [itu] bukanlah penghalang. Milik saya pun bukanlah apa-apa, pun bukan dari apa-apa, bukan sesuatu yang ada : milik saya pun bukan dari apa-apa, dari mana, entah dari dalam atau dari luar; pun tidak ada sesuatu, satu benda pun; tidak ada penghalang, sebagaimana yang dikatakan “Terpotong sudah penghalang pada diri saya”. Aset : ranjang, bangku, bubur, nasi, dan sebagainya. Menggunakan … yang tidak diberikan : pada hari berikutnya ia berbaring di atas ranjang, duduk di atas bangku, menenggak bubur, menyantap nasi, ia menggunakan aset mereka yang tidak diberikan. Pahala…nya takkan besar : tidak berpahala. Secara harafiah di sini masih ada (pahala) yang tersisa namun secara makna tidak tersisa. Demikianlah buah pahala dari uposatha yang diamalkan hanya secuil, tidak sebagaimana yang diinginkan, yang disukai, yang menawan hati. Karena itu sia-sia belaka, itulah yang seyogianya dipahami. Kalimat lainnya pun dipahami secara demikian.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
sepertinya mirip dengan yang pernah saya baca. :)


cuma beda bahasa

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
ybs ndak mau nongol lagi.... :))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
ybs ndak mau nongol lagi.... :))
TS nya juga cuma mampir sekali dan belum kembali lagi :hammer:

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
cuma beda bahasa
iya, gara2 saking cintanya sama bahasa sendiri, jadi malas baca yang versi inggris.
baru tau pas baca satu paragraf yang diatas itu, ternyata. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline New Trio Jaya

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Main dengan pelacur belum tentu berzina, musti dilihat dulu faktornya apakah terpenuhi.  ::)


Pasti statement di atas jadi kontroversi lagi nih  :whistle:

ah ... engggaaaaachkhhh .,,,,,,  :o

Offline New Trio Jaya

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Jika seseorang telah melakukan perbuatan yang melanggar sila /  tidak baik, misalnya berzina dengan pelacur.
Apakah orang tersebut masih punya kesempatan untuk mengubah / memperbaikinya ? Bagaimana caranya ?


Di tunggu ya jawabannya. Thanks
>
>>
Andai saja bisa kukatakan pada Mu ... Betapa menderitanya diriku Kini ... Namun Hidup ini hanyalah "ANICCA(/+)DUKKHA(/+)ANATTA", Maka Kuterima semua duka dan derita di hatiku ini, Telah kulayangkan seluruh tetes air mata ku ... > ke seluruh penjuru semesta di 31 alam kehidupan hingga tiada sisa setetespun.... hujan - air mata kesedihan yang selalu kuungkapkan sebagai rasa terimakasihku dulu... kini telah tiada....., Ironisnya adalah Hati ku sepenuhnya berbahagia didalam ajaran Guru Junjungan Buddha Yang Terbahagia.... yang tak akan kutinggalkan meski hanya sekejap... Kini Hatiku milik Sang Buddha ... Jiwa raga ku Kupasrahkan Hanya Kepada Kepentingan Ariya Sanggha++>Dhamma++>Buddha.... Karena Aku lelah dan letih ... usiaku yg dulu muda... wajah cantik ku yg dulu mempesona... tubuh molek putih mulus bersih nan indah menggiurkan....ini juga PASTI akan berlalu... Namun Ada yang lebih indah dari yg kumiliki saat ini adalah ... ketika anak-anakku menjadi korban perkosaan, pelecehan, hinaan, cemoohan para tetangga bahkan hingga kini masih di teror jauh lebih keji dan lebih kejam dari paparazi yg pernah ada sekalipun begitu... aku tak lagi marah, tiada lagi ada rasa benci aku tak terusik oleh rasa dendam, kini anakku dulu pernah menjadi ... pelita hidupku yg kedua juga mulai meredup.... semua ini kusadari sebagi kebodohan ku sendiri.... Sekarang ini hanya ada satu hasrat tersisa yang hanya akan kuungkapkan lewat tanya.... yaitu... " APAKAH SEORANG PELACUR SEPERTI DIRIKU DAPAT DITERIMA SEBAGAI ANGGOTA SANGGHA ( MENJADI BIKKHUNI ), ... ??? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ >>KARENA MASIH ADA SATU HAL YG HARUS KAU TAU TAKDIR WANITA CANTIK LIKE ME ALWAYS BEING FREESEX TARGET UNDER VICTIM N CRIME ' with full pressure and gore of course and that is the truth'... IF YOU BELIEVE YOU WILL KNOW HOW TO PROTECT US, THAT WHAT YOU LOVE LIKE I HAVE YOU NOT AS MY HUSBAND BUT AS MY LOVE AS LIKE MY HEART... AS LIKE TRUE LOVE THAT IS MY UNIVERSAL LOVE, >>> # To: Admin :::::: " MOHON JANGAN DIHAPUS SEBELUM DIBACA YANG BERSANGKUTAN, PLEASE !# ) :'(

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
wow...  :|

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
>
>>
[...]
KARENA MASIH ADA SATU HAL YG HARUS KAU TAU TAKDIR WANITA CANTIK LIKE ME ALWAYS BEING FREESEX TARGET UNDER VICTIM N CRIME ' with full pressure and gore of course and that is the truth'... IF YOU BELIEVE YOU WILL KNOW HOW TO PROTECT US, THAT WHAT YOU LOVE LIKE I HAVE YOU NOT AS MY HUSBAND BUT AS MY LOVE AS LIKE MY HEART... AS LIKE TRUE LOVE THAT IS MY UNIVERSAL LOVE, >>> # To: Admin :::::: " MOHON JANGAN DIHAPUS SEBELUM DIBACA YANG BERSANGKUTAN, PLEASE !# ) :'(

menurutku itu adalah pilihan. :)
bukan takdir yang sudah digariskan dan tak bisa diubah.
banyak wanita cantik, tapi tidak semua memutuskan untuk menjalani pekerjaan itu. :)

Quote
Sirima
(Kisah pelacur wanita yang sangat cantik)

 

Saat itu di Rajagaha tinggal seorang pelacur yang sangat cantik bernama Sirima. Setiap hari Sirima Berdana makanan kepada delapan bhikkhu. Suatu ketika, salah seorang dari bhikkhu-bhikkhu itu mengatakan kepada bhikkhu lain batapa cantiknya Sirima dan setiap hari ia  mempersembahkan dana makanan kepada para bhikkhu.

Mendengar hal ini, seorang bhikkhu muda langsung jatuh cinta pada Sirima meskipin belum pernah melihat Sirima. Hari berikutnya bhikkhu muda itu bersama dengan para bhikkhu yang lain pergi ke rumah Sirima untuk menerima dana makanan, pada hari itu Sirima sedang sakit. Tetapi karena Sirima ingin berdana makanan maka ia menerima kehadiran para bhikkhu.

Begitu bhikkhu muda tersebut melihat Sirima lalu bhikkhu muda berpikir, “Meskipun ia sedang sakit, ia sangat cantik!”. Bhikkhu muda tersebut memiliki hawa nafsu yang kuat terhadapnya. Larut malam itu, Sirima meninggal dunia. Raja Bimbisara pergi menghadap Sang Buddha dan  memberitahukan bahwa Sirima, saudara perempuan Jivika, telah meninggal dunia. Sang Buddha menyuruh Raja Bimbisara membawa jenazah Sirima ke kuburan dan menyimpannya di sana selama 3 hari tanpa dikubur, tetapi hendaknya dilindungi dari burung gagak dan buruk hering.

Raja melakukan perintah Sang Buddha. Pada hari keempat jenazah Sirima yang cantik sudah tidak cantik dan menarik. Jenazah itu mulai membengkak dan mengeluarkan cairan dari enam lubang. Hari itu Sang Buddha bersama para bhikkhu pergi kekuburan untuk melihat jenazah Sirima. Raja Bimbisara dan pengawal kerajaan juga pergi ke kuburan untuk melihat jenazah Sirima.

Bhikkhu muda yang telah tergila-gila kepada Sirima tidak mengetahui bahwa Sirima telah meninggal dunia Sirima. Ketika ia mengetahui perihal itu dari Sang Buddha dan para bhikkhu yang pergi melihat jenazah Sirima, maka ia pun turut serta bersama mereka. Setelah mereka tiba di makam, Sang Buddha, para bhikkhu, raja, dan pengawalnya mengelilingi jenazah Sirima.

Kemudian Sang Buddha meminta kepada Raja Bimbisara untuk mengumumkan kepada penduduk yang hadir, siapa yng menginginkan tubuh Sirima satu malam boleh membayar 1.000 tail, akan tetapi tak seorang pun yang bersedia mengambilnya dengan membayar seharga 1.000 tail kemudian tawaran diturunkan menjadi 500, 250, 100 , 25 atau dengan cuma-cuam.

Kemudian Sang Buddha berkata, “Para bhikkhu, lihat Sirima! Ketika ia masih hidup, banyak sekali orang yang ingin membayar seribu tail untuk menghabiskan satu malam bersamanya, tetapi sekarang tak seorangpun yang ingin mengambil tubuhnya walau dengan cuma-cuma. Tubuh manusia sesungguhnya subjek dari kelapukan dan kehancuran.”

Bhikkhu muda itu kemudian mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah kotbah dhamma itu berakhir.

        Pandanglah tubuh yang indah ini,
        penuh luka terdiri dari rangkaian tulang,
        berpenyakit serta memerlukan banyak perawatan.
        Ia tidak kekal serta tidak tetap adanya.
        (Dhammapada 147)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Jawaban untuk pertanyaan TS sudah dijawab dan saya sepakat dengan oleh Sdr. Hemayanti. Saya ingin menanggapi silang pendapat mengenai sila. Cmiiw.

Saya berpendapat silang pendapat pada bagian tengah dari topik ini terjadi karena pengertian yang berbeda mengenai kata sila.

Di antara kita mungkin ada yang menganggap sila itu adalah Panca-sila semata. Sehingga saat ditanya apakah suatu perbuatan tertentu melanggar sila? Maka otomatis kita merujuk pada kelima sila pada Panca-sila.

Padahal tidak demikian karena selain Panca-sila, ada Attha-sila, Dasa-sila bahkan ada Adhi-sila. Dan jumlah serta urutan silanya ada yang berbeda.

Untuk itu ada baiknya ditanyakan terlebih dulu, dalam konteks sila yang mana, apakah Panca-sila, Attha-sila, Dasa-sila atau Adhi-sila.

Sila ke-3 dari Panca-sila agak berbeda dengan sila ke-3 dari Attha-sila meskipun keduanya mengandung pokok pembahasan mengenai seksualitas. Sila ke-3 dari Attha-sila adalah mengenai bertekad menghidari abrahmacariya (kehidupan tidak suci). Dengan kata lain menghindari perbuatan yang tidak menunjang kehidupan suci.
Dalam Methuna Sutta (Anguttara Nikaya 7.50), ada 7 perbuatan yang menghancurkan Brahmacariya:

1. Menikmati rabaan, sentuhan, pijatan seorang wanita - menikmati dan merindukannya.
2. Bercanda dan bermain dengan wanita - menikmati dan merindukannya.
3. Memandang mata wanita dengan api nafsu - menikmati dan merindukannya.
4. Mendengarkan wanita sedang tertawa, berbicara, menyanyi, dan menangis -menikmati dan merindukannya.
5. Mengingat-ingat wanita sedang tertawa, berbicara, menyanyi, dan menangis -menikmati dan merindukannya.
6. Melihat para perumah-tangga sedang menikmati kesenangan2 indrawi - menikmati dan merindukannya.
7. Menginginkan kehidupan dewa - menikmati dan merindukannya.
(penjelasan dari http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15527.0/message,250462.html)

Dengan demikian dengan melakukan ke-7 perbuatan tersebut berarti melanggar sila ke-3 dari Attha-sila mengenai menghindari diri dari perbuatan Abrahmacariya.

Dan jika, sekali lagi jika kita menganggap bahwa Brahmacariya (penghidupan suci) adalah melakukan pengembangan metta, karuna, mudita dan upekkha (Brahma Vihara), numun sebaliknya kita melakukan yang bertentangan dengan metta, karuna, mudita dan upekkha, maka kita melanggar sila ke-3 dari Attha-sila.

Dan apakah Adhi-sila (Sila Yang Lebih Tinggi)?

"And what is the training in heightened virtue? There is the case where a monk is virtuous. He dwells restrained in accordance with the Pāṭimokkha, consummate in his behavior & sphere of activity. He trains himself, having undertaken the training rules, seeing danger in the slightest fault. This is called the training in heightened virtue.Sikkha Sutta (Aguttara Nikaya 3.88)

Oleh karenanya Pāṭimokkha juga merupakan sila, tepatnya Adhi-sila.

Untuk itu, sekali lagi, ada baiknya kita bertanya terlebih dulu, dalam konteks sila yang mana yang ditanyakan, apakah Panca-sila, Attha-sila, Dasa-sila atau Adhi-sila. Saya pribadi beranggapan bahwa sila (kemoralan) itu bermakna luas, namun saat ini saya hanya bisa menyodorkan Panca-sila, Attha-sila, Dasa-sila dan Adhi-sila (di dalamnya ada Pāṭimokkha) sebagai sila. Jika kita menggali lagi Sikkha Sutta (Aguttara Nikaya 3.88) mengenai Adhi-Sila maka selain Pāṭimokkha ada hal-hal lainnya seperti :"...having undertaken the training rules, seeing danger in the slightest fault." yang bisa dikategorikan sebagai sila.

Demikian pendapat saya, cmiiw.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Daniel_Lim

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • I Know, But I Don't Know
ELING AND EHIPASSIKO

 

anything