//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 551963 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #465 on: 31 December 2010, 01:31:36 PM »
Ini namanya sesuatu yang menyenangkan(diinginkan/disukai/dicintai).

Bagaimana jika rumah yang diidam-idamkannya dan sudah menjadi miliknya terbakar?

Itu soal lain lagi sis. Yang jelas waktu mendapatkan rumah tersebut ia bahagia, tetapi perasaan bahagia inipun juga tidak kekal.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #466 on: 31 December 2010, 01:50:25 PM »
Itu soal lain lagi sis. Yang jelas waktu mendapatkan rumah tersebut ia bahagia, tetapi perasaan bahagia inipun juga tidak kekal.
Dari mana soal lainnya bro, bukankah ketika rumah-ku terbakar.Disitu ada pikiran AKU???
Saya tanya pada bro apa arti pikiran menurut mayoritas dan pemeditasi seperti bro?

Persepsi, kecenderungan, ide, konsep.Dimanakah prosesnya itu terjadi semua, dengan kata apakah kita sebut?
Apakah dimulut ? Apakah ditelinga? Atau dihidung mungkin?

Dan saya rasa bukan karena rangkaian sebab akibat seperti yang bro bilang, tapi lebih tepat rangkaian yang saling dukung mendukung.
Yang terjadi dalam diskusi ini, cuma bagaimana kata-kata siapa yang lebih tepat.

Bro, berkata sekarang, persepsi menghasilkan konsep. Dan bro berkata pandangan salah jika persepsi menghasilkan aku. Aku itu apa? Apa bukan konsep juga?

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #467 on: 31 December 2010, 02:00:46 PM »
Quote
bagi saya, dukkha itu selalu ada karena dukkha adalah gap antara realita dengan keinginan si aku.

kali ini gue setuju dengan pernyataan diatas. Referensinya dari kalama sutta. Secara akal sehat dan fakta rumus Dhamma memang begitu. Kalau tulisannya persis di tipitaka memang tidak ada  ^-^. Jika semua harus sesuai copy paste tipitaka berarti semua yang disini tidak sesuai ajaran Buddha  :)). Sebenarnya hal diatas pengertiannya sudah benar tidak perlu referensi macam-macam orang awam pun bisa mencerna dengan jelas secara intelektual pun mudah dicerna.

Aku = persepsi diri/ ilusion of belongingness/upadana( ini yang saya mengerti dari bhante Pannavaro ketika bicara "aku") dan tidak ada entitas disana.  kalau pak hudoyo sekarang menggunakan pengertian aku sama dengan pengertian diatas berarti ada kemajuan . 

Sepanjang yang saya tangkap aku disini = LDM CMIIW_/\_
« Last Edit: 31 December 2010, 02:10:02 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #468 on: 31 December 2010, 02:02:43 PM »
Dari mana soal lainnya bro, bukankah ketika rumah-ku terbakar.Disitu ada pikiran AKU???
Saya tanya pada bro apa arti pikiran menurut mayoritas dan pemeditasi seperti bro?

Persepsi, kecenderungan, ide, konsep.Dimanakah prosesnya itu terjadi semua, dengan kata apakah kita sebut?
Apakah dimulut ? Apakah ditelinga? Atau dihidung mungkin?

Dan saya rasa bukan karena rangkaian sebab akibat seperti yang bro bilang, tapi lebih tepat rangkaian yang saling dukung mendukung.
Yang terjadi dalam diskusi ini, cuma bagaimana kata-kata siapa yang lebih tepat.

Bro, berkata sekarang, persepsi menghasilkan konsep. Dan bro berkata pandangan salah jika persepsi menghasilkan aku. Aku itu apa? Apa bukan konsep juga?



menurut sis Sri, kesimpulan nya gimana ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #469 on: 31 December 2010, 02:05:50 PM »
Bagaimana jika rumah orang lain yang terbakar?

bertanya, kenapa terbakar ?

 ;D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #470 on: 31 December 2010, 02:18:46 PM »
 [at]  Bro Fabian

Hanya tambahan saja. Yang dimaksud si "aku" bukan berarti segala pikiran harus "membuat akunya dulu", tetapi semua "penilaian" berdasarkan kemelekatan yang 'lebih dari sebagaimana adanya'.

Contoh super sederhana: Cewek itu cakep.
Dalam pikiran itu, tidak ada pembentukan aku adalah di dalam/di luar cewek. Tetapi penilaian itu sendiri adalah berdasarkan "aku" yang menilai.

Kalau diuraikan adalah "Perasaan lampau yang menganggap itu menyenangkan dilekati sehingga menimbulkan kecenderungan suka pada objek tersebut, dan ketika bertemu kembali dengan objek serupa, ditangkap oleh indera dan diproses oleh pikiran, dibandingkan dengan ingatan masa lampau, dianggap sebagai menyenangkan."

Secara singkat: "keakuan."
:D

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #471 on: 31 December 2010, 02:23:44 PM »
bertanya, kenapa terbakar ?

 ;D

Saya yang bakar, karena saya ingin melihat, apakah orang itu bahagia atau tidak jika rumahnya dibakar. Karena saya harus ehipasiko dulu baru bisa belajar dengan benar. Dan hasilnya............
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #472 on: 31 December 2010, 02:25:32 PM »
Dear all,

Mungkin yang perlu diperjelas definisi " aku " kalau definisinya jelas maka barulah ada titik temu.

Kalau dianggap " aku " ada = benar-benar ada/adanya entitas----> false

Kalau dianggap "aku " persepsi diri/ilusion/LDM = hanya sebuah penyederhanaan kata dari berbagai macam kilesa  ----> benar .


keinginan------> tau ada kesan yang muncul dan tidak dilanjutkan maka tidak ada upadana dan lobha disana
Tetapi Keinginan---> ada kesan yang dilekati---> munculah lobha--> perbuatan yang diulang2/tidak puas

Metta.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #473 on: 31 December 2010, 02:28:22 PM »
[at]fabian

39. ‘Poṭṭhapāda, ada tiga jenis ‘diri’:17 diri yang kasar, diri yang ciptaan-pikiran, dan diri yang tanpa bentuk. Apakah diri yang kasar? Diri ini berbentuk, tersusun dari empat unsur utama, memakan makanan padat. Apakah diri yang ciptaan-pikiran? Diri ini berbentuk, lengkap dengan semua bagian-bagiannya, tidak cacat dalam semua organ-indria. Apakah diri yang tanpa bentuk? Diri ini tanpa bentuk, dan terbuat dari persepsi.’

Kalau membaca dari bro fabian, berarti Sang Buddha mengajarkan dengan cara ini tidak lah benar. Kata-kata Sang Buddha tidak tepat. Seharusnya Sang Buddha tidak menguraikan begitu. Kata diri harus diganti dengan serangkaian sebab akibat karena pancakhanda atau yang diluar pancakhanda.



Sis Sriyeklina yang baik, Pothapada sutta ini adalah mengenai konsep roh (atta) inilah yang saya katakan dalam diskusi ini bahwa atta tak ada, itu hanyalah pandangan (atta ditthi) konsep bentukan pikiran. Jadi disini Pothapada beranggapan ada roh dan sulit menerima bahwa yang dianggap roh tak ada, yang ada hanya kelompok batin (nama). Ini saya kutip dari "access to insight dan mettalanka.net".

http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/1Digha-Nikaya/Digha1/09-potthapada-e.html

access to insight:
Quote
"What self do you posit, Potthapada?"

"I posit a gross self, possessed of form, made up of the four great existents [earth, water, fire, and wind], feeding on physical food."

"Then, Potthapada, your self would be gross, possessed of form, made up of the four great existents, feeding on physical food. That being the case, then for you perception would be one thing and self another. And it's through this line of reasoning that one can realize how perception will be one thing and self another: even as there remains this gross self — possessed of form, made up of the four great existents, and feeding on food — one perception arises for that person as another perception passes away. It's through this line of reasoning that one can realize how perception will be one thing and self another."

mettalanka.net
Quote
21. `Is then, Sir, the consciousness identical with a man's soul, or is consciousness one thing, and the soul another [20]?

`But what then, Poññhapàda? Do you really fall back on the soul?'

[186] `I take for granted, [21] Sir, `a material soul, having [\q 253/] form, built up of the four elements, nourished by solid food [22]

`And if there were such a soul, Poññhapàda, then, even so, your consciousness would be one thing, and your soul another. That, Poññhapàda, you may know by the following considerations. Granting, Poññhapàda, a material soul, having form, built up of the four elements, nourished by solid food; still some ideas, some states of consciousness, would arise to the man, and others would pass away. On this account also, Poññhapàda, you can see how consciousness must be one thing, and soul another.'

22. `Then, Sir, I fall back on a soul made of mind, with all its major and minor parts complete, not deficient in any organ.' [23]

And granting, Poññhapàda, you had such a soul, the

same argument would apply.'

[187] 23. `Then, Sir, I fall back on a soul without form, and made of consciousness.'

`And granting, Poññhapàda, you had such a soul, still the same argument would apply.' [24]

[\q 254/] 24. `But is it possible, Sir, for me to understand whether consciousness is the man's soul, or the one is, different from the other?'

`Hard is it for you, Poññhapàda, holding, as you do, different views, other things approving themselves to you, setting different aims before yourself, striving, after a different perfection, trained in a different system of doctrine, to grasp this matter!'
[/b]


Perhatikan beda penerjemahan access to insight yang sering membuat orang salah mengerti disebabkan konsep "not self"nya bhikkhu Thanissaro. Mettalanka secara jelas dan tepat menerjemahkan roh (soul) bukan diri (self)

Disini Sang Buddha mengatakan jika roh (soul) bermaterial, memiliki bentuk, terdiri dari empat unsur dan perlu diberi makan maka, kesadaran dan roh berbeda.
(banyak orang yang bermeditasi dengan cara non-Buddhis mengalami yang mereka anggap out of body experience (pengalaman keluar tubuh), sehingga mereka beranggapan bahwa ada sesuatu yang keluar tubuh dan inilah yang mereka anggap "atta" atau roh atau jiwa atau suatu entitas dalam diri manusia yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain. Padahal menurut Buddhis tak ada.

Oleh karena itu Sang Buddha berkata kepada Potthapada, sulit bagi dia untuk mengerti hal ini, karena ia memiliki pandangan berbeda, menyetujui pemikiran-pemikiran yang lain, memiliki sasaran yang berbeda, berjuang dan setelah berbagai pencapaian, berlatih dalam sistem dan doktrin yang berbeda. jadi sulit baginya menyelami.

Sebagai tambahan menurut mettalanka penerjemahannya adalah sebagai berikut:
Quote
39. `The following three modes of personality, are common Poññhapàda, (are commonly acknowledged in the world): material, immaterial, and formless. [37] The [\q 260/] first has form, is made up of the four elements, and is nourished by solid food. The second has no form, is made up of mind, has all its greater and lesser limbs complete, and all the organs perfect. The third is without form, and is made up of consciousness only.
jadi yang dimaksud disini adalah tubuh yang bermateri, tanpa materi dan tanpa bentuk. Yang tanpa bentuk hanya terdiri dari kesadaran saja. Jadi bait ini bukan membahas atta tetapi jenis kehidupan mahluk.

mahluk bermateri (manusia, hewan dsbnya) yang kedua adalah dewa, brahma, dsbnya, dan yang ketiga adalah mahluk Arupa Brahma.
« Last Edit: 31 December 2010, 02:45:57 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #474 on: 31 December 2010, 02:33:06 PM »
Dear all,

Mungkin yang perlu diperjelas definisi " aku " kalau definisinya jelas maka barulah ada titik temu.

Kalau dianggap " aku " ada = benar-benar ada/adanya entitas----> false

Kalau dianggap "aku " persepsi diri/ilusion/LDM = hanya sebuah penyederhanaan kata dari berbagai macam kilesa  ----> benar .


keinginan------> tau ada kesan yang muncul dan tidak dilanjutkan maka tidak ada upadana dan lobha disana
Tetapi Keinginan---> ada kesan yang dilekati---> munculah lobha--> perbuatan yang diulang2/tidak puas

Metta.
Itu yang dari dulu hendak saya sampaikan, Bro bond. "Aku" yang hancur ketika pencapaian kesucian; "pikiran berhenti" dalam meditasi, semua hanyalah sebatas istilah. Makna dari istilah itu yang menentukan benar/salahnya satu pernyataan.
:)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #475 on: 31 December 2010, 02:47:24 PM »
Sis Sriyeklina yang baik, Pothapada sutta ini adalah mengenai konsep roh (atta) inilah yang saya katakan dalam diskusi ini bahwa atta tak ada, itu hanyalah pandangan (atta ditthi) konsep bentukan pikiran. Jadi disini Pothapada beranggapan ada roh dan sulit menerima bahwa yang dianggap roh tak ada, yang ada hanya kelompok batin (nama). Ini saya kutip dari "access to insight dan mettalanka.net".


http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/1Digha-Nikaya/Digha1/09-potthapada-e.html

access to insight:mettalanka.net

Perhatikan beda penerjemahan access to insight yang sering membuat orang salah mengerti disebabkan konsep "not self"nya bhikkhu Thanissaro. Mettalanka secara jelas dan tepat menerjemahkan roh (soul) bukan diri (self)

Disini Sang Buddha mengatakan jika roh (soul) bermaterial, memiliki bentuk, terdiri dari empat unsur dan perlu diberi makan maka, kesadaran dan roh berbeda.
(banyak orang yang bermeditasi dengan cara non-Buddhis mengalami yang mereka anggap out of body experience (pengalaman keluar tubuh), sehingga mereka beranggapan bahwa ada sesuatu yang keluar tubuh dan inilah yang mereka anggap "atta" atau roh atau jiwa atau suatu entitas dalam diri manusia yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain. Padahal menurut Buddhis tak ada.

Oleh karena itu Sang Buddha berkata kepada Potthapada, sulit bagi dia untuk mengerti hal ini, karena ia memiliki pandangan berbeda, menyetujui pemikiran-pemikiran yang lain, memiliki sasaran yang berbeda, berjuang dan setelah berbagai pencapaian, berlatih dalam sistem dan doktrin yang berbeda. jadi sulit baginya menyelami.

Sory bro....TIDAK NYAMBUNG karena saya tidak bisa bahasa Inggris.
Bagi saya arti atta bukan roh tapi diri. Saya mengerti dan terbantu dari cara sang Buddha ketika memisahkan itu menjadi 3.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang kasar, saya mengerti bahwa itu yang dimaksud 4 unsur.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang ciptaan pikiran, saya mengerti itu yang dimaksud kita selama ini tentang diri.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang tanpa bentuk, saya mengerti itu yang ada di pikiran saya.

Saat Sang Buddha menjelaskan tentang kesadaran, itulah yang selama ini saya pikir ROH.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #476 on: 31 December 2010, 02:59:16 PM »
Sory bro....TIDAK NYAMBUNG karena saya tidak bisa bahasa Inggris.
Bagi saya arti atta bukan roh tapi diri. Saya mengerti dan terbantu dari cara sang Buddha ketika memisahkan itu menjadi 3.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang kasar, saya mengerti bahwa itu yang dimaksud 4 unsur.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang ciptaan pikiran, saya mengerti itu yang dimaksud kita selama ini tentang diri.
Ketika Sang Buddha mengatakan diri yang tanpa bentuk, saya mengerti itu yang ada di pikiran saya.

Saat Sang Buddha menjelaskan tentang kesadaran, itulah yang selama ini saya pikir ROH.


Saya kutip ulang:
Quote
39. `The following three modes of personality, are common Poññhapàda, (are commonly acknowledged in the world): material, immaterial, and formless. [37] The [\q 260/] first has form, is made up of the four elements, and is nourished by solid food. The second has no form, is made up of mind, has all its greater and lesser limbs complete, and all the organs perfect. The third is without form, and is made up of consciousness only.
Terjemahannya:
Berikut adalah tiga bentuk personalitas, yang umum Potthapada, (anggapan umum di dunia): bermateri, tak bermateri dan tanpa bentuk.

- Yang pertama memiliki bentuk, tersusun dari empat unsur dan berlangsung ditopang makanan padat.
- Yang kedua tak memiliki bentuk, terdiri dari batin/pikiran, dan anggota tubuhnya yang besar maupun kecil lengkap dan semua organ sempurna.
- Yang ketiga tanpa bentuk, dan terdiri dari kesadaran saja.

Menurut saya yang pertama manusia, hewan
yang kedua adalah mahluk halus
dan yang ketiga adalah mahluk Arupa-Brahma.
Apakah aku ditopang makanan padat...? tentu tidak kan? Hanya tubuh yang ditopang makanan padat.
« Last Edit: 31 December 2010, 03:02:31 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #477 on: 31 December 2010, 03:07:48 PM »
pikiran saya tidak mungkin menghitung 700 x 5 seperti komputer. pikiran saya akan berkata "saya sedang menghitung 700 x 5 atas permintaan om fabi".
sampai di sini saya tidak meneruskan lagi.
percakapan ini sudah berubah menjadi perang referensi :)
saya udah gak ada energi untuk mencari referensi, tapi saya yakin pernyataan saya itu sejalan dengan pengertian ajaran Buddha.
kalo yg anda mengharapkan kata demi kata yg keluar dari keyboard saya 100% sama dari tipitaka, saya menyerah saja daripada jadi tukang copy paste tipitaka.
yg saya tuliskan di atas adalah pengertian paling dasar untuk memahami dukkha yg diajarkan Buddha yg akan selalu ditemukan siapapun yg belajar Buddha Dhamma. kebenarannya dibuktikan di dalam diri (oh ya, anda akan bilang gak ada diri. ini kata2 diperlukan untuk komunikasi, om) masing2 saja.
cukup sampai di sini ya, om.
saya ngeliat stamina dan fokus anda udah berkurang (maaf kalo salah), demikian juga dengan stamina saya.
cukup sampai di sini saja, om fabi.
terserah anda kalo merasa tipitaka kata demi kata adalah 100% asli dari mulut Buddha dan tidak ada perubahan, penambahan maupun pengurangan.
saya sendiri sependapat dengan ph kalo isi tipitaka perlu dicermati, dikritisi, direnungkan dan digali lebih dalam. tidak semuanya diterima dan ditelan bulat2.
bagi saya sah2 saja menyalahkan bagian2 tipitaka yg gak membawa kemajuan batin.
sampai di sini juga untuk topik ini, om.

:)
ada salah sambung dalam komunikasi kita, om. saya udah kecapean untuk meneruskan. saya serahkan pada pembaca saja. silakan kalo anda mau terus.
cukup sekian, om fabian. terima kasih and selamat tahun baru.

Bro Morpheus yang baik, anda benar... memang diskusi seperti ini melelahkan, lebih enak kita saling mengucapkan selamat tahun baru ya...? Selamat tahun baru juga untuk anda dan teman-teman semua...
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #478 on: 31 December 2010, 03:17:02 PM »
[at]  Bro Fabian

Hanya tambahan saja. Yang dimaksud si "aku" bukan berarti segala pikiran harus "membuat akunya dulu", tetapi semua "penilaian" berdasarkan kemelekatan yang 'lebih dari sebagaimana adanya'.

Contoh super sederhana: Cewek itu cakep.
Dalam pikiran itu, tidak ada pembentukan aku adalah di dalam/di luar cewek. Tetapi penilaian itu sendiri adalah berdasarkan "aku" yang menilai.

Kalau diuraikan adalah "Perasaan lampau yang menganggap itu menyenangkan dilekati sehingga menimbulkan kecenderungan suka pada objek tersebut, dan ketika bertemu kembali dengan objek serupa, ditangkap oleh indera dan diproses oleh pikiran, dibandingkan dengan ingatan masa lampau, dianggap sebagai menyenangkan."

Secara singkat: "keakuan."
:D
Bro Kai yang baik, menurut apa yang saya ketahui tak ada aku yang menilai, secara cepat batin membandingkan dengan pengalaman lalu mengenai persepsi wanita cantik, lalu ia mengatakan wanita itu cantik.
Orang lain melihat lalu membandingkan dengan pengalaman yang lalu, dan membandingkan dengan konsep kecantikan yang telah ada sebelumnya mungkin ia akan mengatakan jelek.

Sekali lagi yang bermain disini adalah persepsi/konsep, tak ada aku.
Ada orang yang mnenilai kecantikan wanita dari: kurus atau gemuknya, leher jenjang atau pendek, mancung atau pesek, bibir yang kecil atau dower, mata yang tajam atau sayu, dsbnya.

Sebagai perbandingan:
- kita menganggap wanita yang langsing cantik. Tapi ada satu suku di Afrika yang menganggap bahwa gemuk lebih cantik daripada kurus.
- Ada suku pegunungan di pegunungan Shan (Myanmar) yang menganggap bahwa leher yang semakin panjang (dihitung dari jumlah gelang di lehernya) semakin cantik. Tapi kita beranggapan mereka mahluk aneh.

Persepsi bro... tak lebih...
« Last Edit: 31 December 2010, 03:19:16 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #479 on: 31 December 2010, 03:36:34 PM »
Dari mana soal lainnya bro, bukankah ketika rumah-ku terbakar.Disitu ada pikiran AKU???
Saya tanya pada bro apa arti pikiran menurut mayoritas dan pemeditasi seperti bro?

Persepsi, kecenderungan, ide, konsep.Dimanakah prosesnya itu terjadi semua, dengan kata apakah kita sebut?
Apakah dimulut ? Apakah ditelinga? Atau dihidung mungkin?

Dan saya rasa bukan karena rangkaian sebab akibat seperti yang bro bilang, tapi lebih tepat rangkaian yang saling dukung mendukung.
Yang terjadi dalam diskusi ini, cuma bagaimana kata-kata siapa yang lebih tepat.

Bro, berkata sekarang, persepsi menghasilkan konsep. Dan bro berkata pandangan salah jika persepsi menghasilkan aku. Aku itu apa? Apa bukan konsep juga?


Sis Sriyeklina yang baik, jawabannya saya rangkum saja ya...?
Batin manusia seringkali mempersepsikan segala sesuatu yang diterima oleh pancainderanya, lalu dibandingkan dengan kesan yang lalu, kemudian mengkonsepkannya.
Dari contoh yang telah saya ungkapkan timbulnya pandangan yang disangka "aku" berasal dari kesan yang muncul, bila dianggap lebih baik maka kita cenderung ingin memiliki, bila dirasa lebih buruk atau tak berguna mungkin batin kita menolak.

Mungkin saya bisa tambahkan contoh lainnya:
Katakanlah sis Sri tak pernah tahu mengenai kotoran kelelawar, lalu seseorang membawa kotoran kelelawar satu truk dan memberikan kepada sis Sri, apa yang terjadi? kemungkinan marah, karena berpikir kok diberi tahi? karena konsep yang timbul pada manusia umumnya pemberian tahi adalah penghinaan.

Tetapi apakah yang terjadi bila orang yang sama tersebut memberikan kotoran kelelawar satu truk dan sis Sri kebetulan tahu bahwa harga kotoran kelelawar adalah 2,5 US dollar per lbs di pasar retail. (satu lbs adalah 0,42 kg) Apakah sis Sri akan marah?   :)

Sekali lagi hanya permainan persepsi sis....

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata