//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 552165 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #405 on: 30 December 2010, 02:49:59 PM »
[...]
pada orang yg akunya gede, banyak sekali yg ada di dalam garis: tubuhku, mobilku, rumahku, karyaku, istriku, agamaku, doktrinku, viharaku, pencapaianku, dsb. dan diluar garis: tubuhmu, mobilmu, rumahmu, dsb.
nyenggol segala sesuatu yg ada di dalam garis, dia akan menderita.
kalo yg ada di luar garis kesenggol, dia santai2 aja.

pada orang yg tipis akunya, sedikit yg ada di dalam garis...
pada orang yg tercerahkan, garis ilusi ini lenyap...
[...]
Menurut saya tergantung pada kecenderungan "aku"-nya.
Jika berupa penolakan, maka banyak yang ada di luar garis: tubuh jelek ini bukan "aku", mobil butut gini seharusnya bukan "milikku", rumah gubuk ini adalah bukan milikku, dst.

Pada orang yang "aku"-nya gede, banyak hal yang terpisahkan oleh garis. Pada orang yang "aku"-nya cenderung melemah, maka garisnya semakin sedikit. Ia cenderung melihat objek sebagai objek saja, tidak di luar atau di dalam garis.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #406 on: 30 December 2010, 02:59:22 PM »
yg ini saya gak tau. masih perlu dibuktikan... apakah ini penting?
menurut anda?

sama kaga tau ;D

cuma kalau dalam pikiran aye, seharusnya pikiran itu tetap ada, tapi pikiran yang telah lepas dari duka atau menuju lepas dari duka dia tenang tidak tergoyahkan oleh LDM.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #407 on: 30 December 2010, 02:59:40 PM »
Keseharian seseorang terefleksi dalam samadhinya, dan apa yang diperoleh dalam samadhinya itu biasa terefleksi pula dalam kesehariannya. Walaupun kita tidak bisa benar-benar tahu samadhi seseorang, tapi bisa sedikit banyak dinilai dari kesehariannya.

Kalau (katanya) samadhinya bagus tapi kesehariannya berperilaku tidak baik, bukan berarti samadhinya sia-sia, tapi mungkin samadhinya tidak berhasil.
setuju ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #408 on: 30 December 2010, 03:00:14 PM »
Bagaimana proses-nya terjadi penggolongan di pikiran anda dalam melihat sesuatu?

Sekarang misalnya ada sebuah mobil yang terletak di pinggir jalan. Bagaimana bisa terjadi keputusan bahwa itu mobilku atau bukan mobilku?Di luar garis atau didalam garis?
saya gak tau persis.
mungkin dengan analogi komputer:
* cek array memory, apakah mobil itu terdaftar di list barangku?
* jika ada, kasih flag "aku", "milikku"
* jika tidak ada, kasih flag "bukan milikku"
* kalo barang ini barusan diklaim, dibeli, diterima, masukin ke dalam memori list barangku
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #409 on: 30 December 2010, 03:05:27 PM »
anda betul.  dari sankara, timbulah nama rupa. ketika nama rupa ini muncul, apakah penderitaan muncul bersamanya, ataukah muncul kemudian? jika muncul kemudian, maka seberapa tempo yang diperlukan dari nama rupa hingga penderitaan?
Penderitaan muncul dari ketidak puasan, ketidak puasan terhadap apa? Ketidak puasan terhadap perubahan.

Quote
dari mana asal muasal pengetahuan Anda ini?
:)
Quote
apakah keakuan timbul bersama munculnya kemelekatan. ataukah keakuan muncul beberapa waktu setelah munculnya kemelekatan?
Keakuan timbul karena kemelekatan.

Quote
jika "aku" tidak ada, maka apakah yang melekat pada objek?
Keserakahan dan kebencian disertai kegelapan batin yang menyebabkan kita melekat pada objek..

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #410 on: 30 December 2010, 03:12:10 PM »
Salah klik "quote" jadi "thanks". ;D

Penderitaan muncul dari ketidak puasan, ketidak puasan terhadap apa? Ketidak puasan terhadap perubahan.
Bagaimana dengan orang yang seumur hidup menderita, tidak puas dengan "keabadian" penderitaan ini? Bukankah sebetulnya ia mengharapkan perubahan?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #411 on: 30 December 2010, 03:14:07 PM »
Menurut saya tergantung pada kecenderungan "aku"-nya.
Jika berupa penolakan, maka banyak yang ada di luar garis: tubuh jelek ini bukan "aku", mobil butut gini seharusnya bukan "milikku", rumah gubuk ini adalah bukan milikku, dst.

Pada orang yang "aku"-nya gede, banyak hal yang terpisahkan oleh garis. Pada orang yang "aku"-nya cenderung melemah, maka garisnya semakin sedikit. Ia cenderung melihat objek sebagai objek saja, tidak di luar atau di dalam garis.
tepat sekali, tepat sekali.

pada kasus ekstrim, penolakan ini bisa berefek fatal.

bisa seseorang membaca secara intelek sebuah kondisi ideal, katakanlah mengenai marah, maka pada saat kemarahan muncul di diri, dia mencoba mengingkari dan menolak kenyataan dirinya yg sedang marah, karena inteleknya memaksakan paham "marah itu tidak baik". pada kasus yg sangat ekstrim, orang ini menjadi sangat menderita atas konflik ini... itulah awal dari split personality, menciptakan personality kedua untuk sifat2 yg ditolak tadi, karena dia tidak pengen "aku" memiliki sifat jelek, dia berpikir "aku tidak boleh marah".

disitulah bedanya meditasi dengan self help. buku2 self help mencoba memaksa, memanipulasi, mengekang, memoles bagaimana agar kita memiliki sifat2 baik, yg sukses, yg memiliki banyak teman, efisien walaupun berbeda dengan realitanya. sedangkan meditasi hanya mencoba sadar, melihat realita sehingga keburukan itu lenyap dengan sendirinya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #412 on: 30 December 2010, 03:17:16 PM »
Untuk menggambarkan "ilusi pikiran", Pak Hudoyo menggunakan istilah "aku"; Saya dalam contoh anak kecil menggambarkannya dengan "monster".
Sebelum memahami, "aku" ada dalam pikiran. Setelah memahami kebenarannya, "aku" itu hilang.
Sebelum memahami, "monster" ada dalam pikiran. Setelah memahami kebenarannya, "monster" itu hilang.

Mengapa Bro Fabian mengatakan itu pandangan salah? Apakah ketika saya mengatakan "monster" itu ada di dalam pikiran, berarti saya termasuk pada salah satu pandangan salah ("monster" identik/ada pada/terpisah/memiliki pikiran)?



bukankah karena pandangan salah maka ada "monster" dalam pikiran?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #413 on: 30 December 2010, 03:24:36 PM »
sama kaga tau ;D

cuma kalau dalam pikiran aye, seharusnya pikiran itu tetap ada, tapi pikiran yang telah lepas dari duka atau menuju lepas dari duka dia tenang tidak tergoyahkan oleh LDM.
dalam bahasa Sang Buddha, ia tidak lagi berpikir "ini aku, ini milikku, ini diriku".

mengenai pertanyaan anda, ph sering ngomong pikiran tetap diperlukan dalam survival sehari2...
mungkin jelasnya tanyakan yg bersangkutan.
saya memilih jawaban "gak tau" aja.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #414 on: 30 December 2010, 03:37:14 PM »
dalam bahasa Sang Buddha, ia tidak lagi berpikir "ini aku, ini milikku, ini diriku".

mengenai pertanyaan anda, ph sering ngomong pikiran tetap diperlukan dalam survival sehari2...
mungkin jelasnya tanyakan yg bersangkutan.
saya memilih jawaban "gak tau" aja.

karena pikiran diperlukan dalam survival, maka untuk apakah pikiran di "on" dan "off" kan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #415 on: 30 December 2010, 03:40:12 PM »
saya gak tau persis.
mungkin dengan analogi komputer:
* cek array memory, apakah mobil itu terdaftar di list barangku?
* jika ada, kasih flag "aku", "milikku"
* jika tidak ada, kasih flag "bukan milikku"
* kalo barang ini barusan diklaim, dibeli, diterima, masukin ke dalam memori list barangku


Kalau menurut saya:
- Yang awal terjadi,setelah kita mempunyai pandangan yang menyesatkan tentang tubuh dan pikiran.
Tubuh dan pikiran yang bisa diatur, sendiri kita namakan aku. Dan yang bukan diatur oleh kita, maka kita namakan kamu.
Disaat kita kecil, pengetahuan tentang itu telah dijejalkan dalam pikiran. Contoh:Ambil bajumu.Ini mainanmu.

Dan setelah kita lebih besar,pengetahuan kita bertambah. Salah satu contoh, apa yang kita dapatkan dari usaha sendiri itu adalah milikku. Uang yang kita dapat dari usaha sendiri adalah uangku. Dan barang apa yang kubeli dari uangku adalah milikku. Begitulah kecenderungan terbentuk.

Kecenderungan aku yang terbentuk ditambah dengan nafsu serakah, maka terjadi pengejaran dalam mengumpulkan harta. Bukan hanya dalam mengumpulkan, juga terjadi dalam mempertahankan hak milik. Sehingga dalam mempertahankan hak milik terkadang terjadi pembunuhan, pertengkaran,perang dll.

Nafsu serakah yang sangat besar disertai  ketidak-bijaksanaan(kebodohan batin) , maka membuat orang  terkadang tidak peduli dengan milik orang lain.Sehingga dia ingin menguasai yang bukan milik-nya.

Cara bekerja otak/pikiran bisa dilihat salah satu contohnya: seperti membawa sepeda motor.Saat baru pertama belajar,gigi satu untuk memulai awal.Kita merasakan bagaimana saat gigi satu terlalu besar di gas,maka motor bisa melompat.Jadi perlahan saja, setelah jalan sekian jauh, kita mendengar bunyi mesin dan merasakan,dan diberi tahu bahwa itu harus masuk gigi 2. Masuk gigi 3, dan seterusnya..

Setelah kita mahir, kita tidak memikirkan sama sekali.Kapan harus masuk atau memulangkan gigi/ Kapan harus pijak rem?
Contoh:Disaat kita lagi kencang,tiba-tiba ada seorang anak melintas dijalan.Kita bisa dengan begitu cepat melakukan gerakan memijak rem,mengurangi gas dan memulangkan gigi.Hanya dalam waktu beberapa detik,semua gerakan itu terjadi.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #416 on: 30 December 2010, 03:40:16 PM »
bukankah karena pandangan salah maka ada "monster" dalam pikiran?
Betul. Namun anak itu tidak akan memahaminya hanya dengan diberikan teori "monster tidak ada" atau "itu hanyalah pandangan salah." Satu-satunya cara adalah dengan menyelidiki "monster" itu sendiri.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #417 on: 30 December 2010, 03:44:05 PM »
saya gak tau gimana pemahaman ph, jadi saya jawab menurut pemahaman saya.

apa sih "aku" itu?
bagi saya, aku itu adalah sebuah garis ilusi. garis yg memisahkan antara aku (di dalam garis) dan lingkungan (di luar garis).
karena ada ilusi ini, segala sesuatu kita kelompokan sebagai aku dan bukan aku.
jadi pada saat saya melihat batu jelek di pinggir jalan, pikiran saya otomatis menggolongkannya sebagai bukan aku.

pada orang yg akunya gede, banyak sekali yg ada di dalam garis: tubuhku, mobilku, rumahku, karyaku, istriku, agamaku, doktrinku, viharaku, pencapaianku, dsb. dan diluar garis: tubuhmu, mobilmu, rumahmu, dsb.
nyenggol segala sesuatu yg ada di dalam garis, dia akan menderita.
kalo yg ada di luar garis kesenggol, dia santai2 aja.

pada orang yg tipis akunya, sedikit yg ada di dalam garis...
pada orang yg tercerahkan, garis ilusi ini lenyap...
Bro Morpheus yang baik, berdasarkan pertanyaan saya apakah pada waktu anda menghitung 700 X 5 timbul keakuan? Demikian juga apa reaksi anda melihat batu jelek di pinggir jalan apakah timbul keakuan? Jawaban terhadap dua pertanyaan ini mungkin bisa menjelaskan sikap saya terhadap konsep "aku" dari Jiddu Krishnamurti.

Quote
di sini lah cara pandang kita beda. bagi saya, dalam doktrin theravada, aku itu adalah avijja.
Setahu saya aku itu adalah sakkaya ditthi/atta ditthi, apakah bro Morpheus yakin ada bagian Tipitaka/doktrin theravada yang menyatakan bahwa aku adalah avijja?

Quote
nah itu dia. ph mengklaim dia juga berbasis tipitaka.
lebih tepatnya tiSutta

Quote
saya pikir tipitaka bukan harga mati.
segenggam sutta kalo itu bisa membawa pembebasan dan akhir dukkha, itu udah cukup.
Ya benar, di jaman Sang Buddha banyak yang mampu mencapai Kebebasan bahkan hanya dengan beberapa baris kalimat.
Tetapi jaman sekarang tak ada yang seperti itu, sekarang yang muncul adalah neyya puggala yang harus mendengarkan Dhamma panjang lebar dan berlatih dengan sungguh-sungguh baru bisa mencapai Kebebasan.

Quote
sah2 saja kalo orang diluaran menolak abhidhamma, tidak perlu memaksakan kepercayaan dan pemahaman kepada orang lain.
Agree.. bahkan menolak Tipitakapun tak apa-apa, tetapi bila mengatakan sesuatu sesuai dengan Tipitaka/Ajaran Sang Buddha padahal tidak, itulah yang saya tidak setujui, kalau beda ya terima saja perbedaannya, bila sama ya terima persamaannya, tak perlu disama-samakan atau dibeda-bedakan.

Quote
saya melihat delusi sang aku itulah avijja.
Saya menghargai pendapat bro walaupun tidak sependapat.
Quote
dalam kesehariannya, lebih mudah melihat sang aku yg membuat dukkha, ketimbang mencoba melihat lobha, dosa, moha.
Entahlah saya tak berusaha melihat aku, saya hanya melihat lobha dan dosa yang bagi saya mudah sekali dirasakan kehadirannya, walaupun masih sering terseret fenomena batin tersebut.

Quote
itulah perbedaan pandangannya. let ph keeps his view and om fabian keeps his view. serahkan sama pembaca.
Yup agree...
Quote
btw, saya jadi mau tau pendapat anda. menurut teori atau pengalaman anda, gimana caranya lobha bisa menjadi sebab aku?
Lobha (craving) adalah kecenderungan batin untuk mendapatkan (keinginan). Arus keinginan yang muncul terus- menerus terhadap sesuatu menyebabkan timbul keserakahan. Karena terus menerus ingin memiliki maka kemudian bisa timbul berbagai persepsi untuk mempertahankan sesuatu itu, dstnya. Semua proses inilah yang dianggap salah sebagai aku/keakuan, padahal semua itu hanya proses batin belaka. Yang timbul dari interaksi pancakhandha berdasarkan hukum sebab akibat yang saling bergantungan.

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #418 on: 30 December 2010, 03:51:11 PM »
Salah klik "quote" jadi "thanks". ;D
Bagaimana dengan orang yang seumur hidup menderita, tidak puas dengan "keabadian" penderitaan ini? Bukankah sebetulnya ia mengharapkan perubahan?

Bro Kainyn yang baik, mau dibalikin thanksnya...?  ;D  Coba renungkan baik-baik apakah benar ada orang yang sungguh-sungguh selalu menderita selama hidupnya...? Tidak pernah berubah? Sebaiknya coba amati sungguh-sungguh, mudah mengamatinya: bila ia tak pernah tertawa atau tersenyum selama hidupnya mungkin benar ia memang selalu menderita.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #419 on: 30 December 2010, 03:53:23 PM »
karena pikiran diperlukan dalam survival, maka untuk apakah pikiran di "on" dan "off" kan?
soal yg berhubungan pikiran yg diperlukan dalam survival, tanyakan langsung saja.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

 

anything