//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - hemayanti

Pages: 1 2 [3] 4 5 6
31
Arsitektur Buddhis / Vihara Terbesar di Eropa
« on: 08 August 2012, 08:17:24 AM »
Mari mengintip penampakan vihara di Eropa, kesannya benar2 berbeda. :)
-----

Paris, Perancis – Sebuah vihara terbesar di Eropa yang kini dalam tahap penyelesaian akhir akan resmi dibuka di luar kota Paris di sebuah zona ramah lingkungan pada 22 Juni 2012.

Bangunan vihara yang dibangun dengan luas 8000 meter persegi tersebut dibangun di Bussy-Saint-Georges di wilayah Île-de-France di utara-tengah Perancis. Konstruksi bangunan terdiri dari kaca, kayu, batu alam, dan beton mentah berburik dengan atap berupa taman. Vihara yang juga digunakan sebagai pusat kebudayaan Buddhis tersebut didesain oleh perusahaan arsitektur Frédéric Rolland dan menelan biaya sekitar 16 juta euro. Delapan puluh persen pembiayaan berasal dari Vihara Fo Guang Shan dari Taiwan dan sisanya berasal dari sumbangan dana.

Vihara di Bussy-Saint-Georges,Perancis: ShowHide



Tampak dari luar, bangunan vihara tesebut memiliki gaya yang netral, tidak nampak pernak-pernik Buddhis seperti stupa atau relief-relief bernuansa tradisional. Meskipun demikian, arsitektur bangunan vihara tersebut sangat terasa bergaya minimalis dengan mencerminkan semangat Zen saat di lihat dari dalam. Dalam banguan vihara bertingkat tiga ini terdapat ruang untuk puja bakti, ruang meditasi, ruang konferensi, perpustakaan, kelas, ruang rapat, kantin, dan aula memorial.

Area vihara ini dibagi menjadi tiga bagian area. Bagian pertama tediri dari ruang masuk utama, aula ekshibisi, ruang kelas yang dapat digunakan untuk pelatihan kaligrafi, ruang minum teh dan restoran vegetarian. Bagian kedua terdiri dari aula puja bakti, ruang meditasi, dan aula memorial. Sedangkan bagian ketiga terdiri dari ruang-ruang kamar sebanyak 36 buah yang digunakan untuk para bhiksu dan tamu yang singgah pada waktu retret. Selain itu terdapat pula empat ruang besar untuk puja bakti dengan kapasitas seribu orang dan dua selasar panjang yang menuju sekitar empat puluh kamar tidur yang dapat digunakan saat retret.

Bagian depan Aula Puja Bakti: ShowHide


Pada aula utama terdapat rupang Buddha setinggi 5 meter dengan berat 8 ton yang terbuat dari giok putih yang berasal dari Birma.
“Rupang tesebut digali langsung dari sebuah gunung di Birma, dan kemudian diangkut ke pelabuhan Marseilles, yang pada saat itu terjadi aksi mogok,” kata Polly Rolland salah satu arsitek yang dikutip dari RFI. “Kami harus mengatur konvoi khusus, dan mengatur derek untuk meletakkan rupang Buddha ke dalam vihara sebelum menyelesaikan atap, karena rupang tersebut tidak akan muat melalui pintu.”

Pembangunan vihara yang didesain ramah lingkungan ini dimulai pada akhir tahun 2010. Vihara ini dibangun di sebuah area kompleks ramah lingkungan di Bussy-Saint-Georges yang juga terdapat gereja, masjid, dan sinagoga.
[Bhagavant, 29/5/12, Sum]
-----

32
Kesehatan / Teh dan Kopi Bisa Kurangi Jatah Kalsium
« on: 07 August 2012, 07:34:44 AM »
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Teh dan kopi sebaiknya tidak diminum pada saat sedang makan, karena dapat mengurangi jatah kalsium yang seharusnya diserap usus, kata dokter spesialis gizi klinik dari FKUI, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK.

"Hal ini disebabkan oleh efek kafein yang terkandung di dalam teh dan kopi, sehingga tubuh tidak bisa menyerap banyak kalsium," ujar Fiastuti sebelum memberikan paparan mengenai nutrisi buah di Jakarta, Kamis.

Kafein yang terkandung dalam teh dan kopi menghalangi penyerapan kalsium dan mineral di usus, sehingga tubuh tidak mendapatkan cukup kalsium yang seharusnya imbang dengan kandungan kalsium dalam makanannya, jelas Fiastuti.

Fiastuti melanjutkan, hal ini menyebabkan kalsium keluar lebih banyak daripada yang seharusnya dan dikeluarkan lewat urin. "Jatah untuk tubuh menjadi berkurang dari yang seharusnya diserap," pungkas dia.

Sementara itu, untuk mengimbangi kalsium yang terbuang, Fiastuti mengimbau agar asupan makanan tinggi kalsium terus dikonsumsi.

"Tidak hanya susu, tapi ikan, sayuran hijau, kacang kedelai, tahu dan tempe, merupakan makanan kaya kalsium yang sangat dibutuhkan tubuh, untuk menjaga kesehatan tulang," demikian Fiastuti.

------------------------------------

betulkah om forte?

33
Studi Sutta/Sutra / [ask] Rathavin?ta Sutta Barisan Kereta
« on: 03 August 2012, 02:03:01 PM »
Rathavinīta Sutta: ShowHide
24  Rathavinīta Sutta
Barisan Kereta

1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai.

2. Kemudian sejumlah bhikkhu yang berasal dari negeri asal [Sang Bhagavā],  yang melewatkan musim hujan di sana, menghadap Sang Bhagavā, dan setelah bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi. Sang Bhagavā bertanya kepada mereka: ‘Para bhikkhu, siapakah yang di negeri asal[Ku] yang dihormati oleh para bhikkhu si sana, oleh teman-temannya dalam kehidupan suci, sebagai berikut: ‘Memiliki sedikit keinginan, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang keinginan yang sedikit; puas terhadap dirinya sendiri, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang kepuasan; hidup terasing, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang keterasingan; jauh dari pergaulan, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang menjauhi pergaulan; bersemangat, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang membangkitkan semangat; mencapai moralitas, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang pencapaian moralitas; mencapai konsentrasi, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang pencapaian konsentrasi; mencapai kebijaksanaan, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang pencapaian kebijaksanaan; mencapai kebebasan, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang pencapaian kebebasan; mencapai pengetahuan dan penglihatan kebebasan, ia berbicara kepada para bhikkhu tentang pencapaian pengetahuan dan penglihatan kebebasan;  ia adalah seorang yang menasihati, memberitahu, memberi instruksi, mendesak, [146] membangkitkan, dan mendorong teman-temannya dalam kehidupan suci’?”

“Yang Mulia, Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta sangat dihormati di negeri asal [Sang Bhagavā] oleh para bhikkhu di sana, oleh teman-temannya dalam kehidupan suci.”

3. Pada saat itu Yang Mulia Sāriputta sedang duduk di dekat Sang Bhagavā. Kemudian Yang Mulia Sāriputta berpikir: “Suatu keuntungan bagi Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta, suatu keuntungan besar baginya bahwa teman-temannya yang bijaksana dalam kehidupan suci memujinya dalam segala hal di hadapan Sang Guru. Mungkin suatu saat kami dapat bertemu dengan Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta dan berbincang-bincang dengannya.”

4. Kemudian, ketika Sang Bhagavā telah menetap di Rājagaha selama yang Beliau inginkan, Beliau melakukan perjalanan secara bertahap menuju Sāvatthī. Dengan mengembara secara bertahap, Beliau akhirnya sampai di Sāvatthī, dan di sana Beliau menetap di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.

5. Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta mendengar: “Sang Bhagavā telah tiba di Sāvatthī dan menetap di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.” Kemudian Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta merapikan tempat kediamannya, dan membawa jubah luar dan mangkuknya, melakukan perjalanan secara bertahap menuju Sāvatthī. Dengan melakukan perjalanan secara bertahap, ia akhirnya sampai di Sāvatthī dan pergi ke Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika, untuk menjumpai Sang Bhagavā. Setelah bersujud pada Sang Bhagavā, ia duduk di satu sisi dan Sang Bhagavā memberikan instruksi, menasihati, membangkitkan semangat, dan mendorongnya dengan khotbah Dhamma. Kemudian Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta, setelah menerima instruksi, dinasihati, dibangkitkan semangatnya, dan didorong oleh khotbah Dhamma dari Sang Bhagavā, senang dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā, bangkit dari duduknya, dan setelah bersujud pada Sang Bhagavā, dengan Beliau tetap di sisi kanannya, ia pergi ke Hutan Orang Buta untuk melewatkan hari itu.

6. Kemudian seorang bhikkhu mendatangi Yang Mulia Sāriputta dan berkata kepadanya: “Teman Sāriputta, Bhikkhu Puṇṇa Mantāṇiputta yang sering engkau puji [147] baru saja diberi instruksi, dinasihati, dibangkitkan semangatnya, dan didorong oleh Sang Bhagavā dengan khotbah Dhamma; setelah senang dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā, ia bangkit dari duduknya, dan setelah bersujud pada Sang Bhagavā, dengan Beliau tetap di sisi kanannya, ia pergi ke Hutan Orang Buta untuk melewatkan hari.

7. Kemudian Yang Mulia Sāriputta segera mengambil alas duduk dan mengikuti persis di belakang Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta, dengan tetap mempertahankan kepalanya dalam jarak pandangan. Kemudian Yang Mulia Puṇna Mantāṇiputta memasuki Hutan Orang Buta dan duduk  di bawah sebatang pohon untuk melewatkan hari. Yang Mulia Sāriputta juga memasuki Hutan Orang Buta dan duduk di bawah sebatang pohon untuk melewatkan hari.

8. Kemudian, Pada malam harinya, Yang Mulia Sāriputta bangkit dari meditasi, mendatangi Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta, dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika ramah tamah itu berakhir, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta:

9. “Apakah kehidupan suci dijalankan di bawah Sang Bhagavā kita, teman?” – “Benar, teman.” – “Tetapi, teman, apakah demi pemurnian moralitas maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah demi pemurnian pikiran maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” - “Kalau begitu apakah demi pemurnian pandangan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” -  “Kalau begitu apakah demi pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” - “Kalau begitu apakah demi pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” - “Kalau begitu apakah demi pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.” - “Kalau begitu apakah demi pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?” – “Bukan, teman.”

10. “Teman, ketika ditanya: ‘Tetapi, teman, apakah demi pemurnian moralitas maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?’ engkau menjawab: ‘Bukan, teman.’ Ketika ditanya: ‘Kalau begitu apakah demi pemurnian pikiran … pemurnian pandangan  … pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?’ engkau menjawab: ‘Bukan, teman.’ Kalau begitu demi apakah, teman [148] kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā?”

“Teman, adalah demi Nibbāna akhir yang tanpa kemelekatan maka kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā.”

11. “Tetapi, teman, apakah pemurnian moralitas adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian pikiran adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian pandangan adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Kalau begitu apakah pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?” – “Bukan, teman.” – “Tetapi, teman, apakah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan dicapai tanpa kondisi-kondisi ini?” – “Tidak, teman.”

12. “Ketika ditanya: ‘Tetapi, teman, apakah pemurnian moralitas adalah Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?’ engkau menjawab: ‘Bukan, teman.’ Ketika ditanya: ‘Kalau begitu apakah pemurnian pikiran … pemurnian pandangan … pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan?’ engkau menjawab: ‘Bukan, teman.’ Tetapi bagaimanakah, teman, makna dari pernyataan-pernyataan ini dipahami?”

13. “Teman, jika Sang Bhagavā menjelaskan pemurnian moralitas sebagai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan, maka Beliau juga menjelaskan apa yang masih disertai dengan kemelekatan sebagai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan. Jika Sang Bhagavā menjelaskan pemurnian pikiran … pemurnian pandangan … pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan merupakan jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan … pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan sebagai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan, maka Beliau juga menjelaskan apa yang masih disertai dengan kemelekatan sebagai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan.  Dan jika Nibbāna akhir tanpa kemelekatan dicapai tanpa kondisi-kondisi ini, maka seorang biasa juga mencapai Nibbāna akhir, karena orang biasa tidak memiliki kondisi-kondisi ini.

14. “Sehubungan dengan hal tersebut, teman, aku akan memberikan sebuah perumpamaan, karena orang-orang bijaksana memahami makna dari suatu pernyataan melalui perumpamaan. Misalkan bahwa Raja Pasenadi dari Kosala sewaktu menetap di Sāvatthī [149] menghadapi suatu urusan yang harus diselesaikan segera di Sāketa, dan bahwa antara Sāvatthī dan Sāketa tujuh kereta telah dipersiapkan untuknya. Kemudian Raja Pasenadi dari Kosala, meninggalkan Sāvatthī melalui pintu istana dalam, menaiki kereta pertama, dan dengan mengendarai kereta pertama ia akan tiba di kereta ke dua; kemudian ia akan turun dari kereta pertama dan naik ke kereta ke dua, dan dengan mengendarai kereta ke dua, ia akan tiba di kereta ke tiga … dengan mengendarai kereta ke tiga, ia akan tiba di kereta ke empat … dengan mengendarai kereta ke empat, ia akan tiba di kereta ke lima … dengan mengendarai kereta ke lima, ia akan tiba di kereta ke enam … dengan mengendarai kereta ke enam, ia akan tiba di kereta ke tujuh, dan dengan mengendarai kereta ke tujuh, ia akan tiba di pintu istana dalam di Sāketa. Kemudian, ketika ia telah sampai di pintu istana dalam, teman-teman dan kenalannya, kerabat dan sanak saudaranya, akan bertanya: ‘Baginda, apakah engkau datang dari Sāvatthī dengan mengendarai kereta ini?’ Bagaimanakah seharusnya Raja Pasenadi dari Kosala menjawabnya dengan benar?”

“Untuk menjawab dengan benar, teman, ia harus menjawab sebagai berikut: ‘Di sini, sewaktu menetap di Sāvatthī aku menghadapi suatu urusan yang harus diselesaikan segera di Sāketa, dan antara Sāvatthī dan Sāketa tujuh kereta telah dipersiapkan untukku. Kemudian, meninggalkan Sāvatthī melalui pintu istana dalam, aku menaiki kereta pertama, dan dengan mengendarai kereta pertama aku tiba di kereta ke dua; kemudian aku turun dari kereta pertama dan naik ke kereta ke dua, dan dengan mengendarai kereta ke dua, aku tiba di kereta ke tiga … ke empat … ke lima … ke enam … kereta ke tujuh, dan dengan mengendarai kereta ke tujuh, aku tiba di pintu istana dalam di Sāketa.’ Untuk menjawabnya dengan benar ia harus menjawab demikian.”

15. “Demikian pula, teman, pemurnian moralitas adalah demi untuk mencapai pemurnian pikiran; pemurnian pikiran adalah demi untuk mencapai pemurnian pandangan; pemurnian pandangan adalah demi untuk mencapai pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan; pemurnian dengan mengatasi keragu-raguan [150] adalah demi untuk mencapai pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan; pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan atas apa yang merupakan jalan dan apa yang bukan jalan adalah demi untuk mencapai pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan; pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan terhadap sang jalan adalah demi untuk mencapai pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan; pemurnian melalui pengetahuan dan penglihatan adalah demi untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan. Adalah demi untuk  mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan inilah kehidupan suci dijalani di bawah Sang Bhagavā.”

16. Ketika hal ini dikatakan, Yang Mulia Sāriputta bertanya kepada Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta: “Siapakah nama Yang Mulia, dan bagaimanakah teman-temannya dalam kehidupan suci mengenali Yang Mulia?”

“Namaku adalah Puṇṇa, teman, dan teman-temanku dalam kehidupan suci mengenalku sebagai Mantāṇiputta.”

“Sungguh menakjubkan, teman, sungguh mengagumkan! Semua pertanyaan yang mendalam telah dijawab, pokok demi pokok, oleh Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta sebagai seorang siswa terpelajar yang memahami Ajaran Sang Guru dengan benar. Suatu keuntungan bagi teman-temannya dalam kehidupan suci, suatu keuntungan besar bagi mereka bahwa mereka berkesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepada Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta. Bahkan jika dengan membawa Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta di atas alas duduk di atas kepala mereka agar teman-temannya dalam kehidupan suci memperoleh kesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepadanya, itu adalah keuntungan bagi mereka, keuntungan besar bagi mereka. Dan adalah keuntungan bagi kami, keuntungan besar bagi kami bahwa kami berkesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepada Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta.”

17. Ketika ini dikatakan, Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta bertanya kepada Yang Mulia Sāriputta: “Siapakah nama Yang Mulia, dan bagaimanakah teman-temannya dalam kehidupan suci mengenali Yang Mulia?”

“Namaku adalah Upatissa, teman, dan teman-temanku dalam kehidupan suci mengenalku sebagai Sāriputta.”

“Sungguh, teman, kami tidak mengetahui bahwa kami sedang berbicara dengan Yang Mulia Sāriputta, siswa yang menyamai Sang Guru sendiri.  Jika kami mengetahui sebelumnya bahwa engkau adalah Yang Mulia Sāriputta, maka kami tidak akan berbicara begitu banyak. Sungguh menakjubkan, teman, sungguh mengagumkan! Semua pertanyaan yang mendalam telah diajukan, pokok demi pokok, oleh Yang Mulia Sāriputta sebagai seorang siswa terpelajar yang memahami Ajaran Sang Guru dengan benar. Suatu keuntungan bagi teman-temannya dalam kehidupan suci, suatu keuntungan besar bagi mereka bahwa mereka berkesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepada Yang Mulia Sāriputta. Bahkan jika dengan membawa Yang Mulia Sāriputta di atas alas duduk di atas kepala mereka agar teman-temannya dalam kehidupan suci memperoleh kesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepadanya, [151] itu adalah keuntungan bagi mereka, keuntungan besar bagi mereka. Dan adalah keuntungan bagi kami, keuntungan besar bagi kami bahwa kami berkesempatan untuk bertemu dan memberi hormat kepada Yang Mulia Sāriputta.”

Demikianlah kedua manusia agung itu bergembira mendengar kata-kata baik masing-masing.

ref MN 24  Rathavin?ta Sutta


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
pertanyaanku:
 _/\_ apakah mungkin mencapai pemurnian pikiran tanpa melalui pemurnian moralitas?
seperti apakah mungkin menuju kereta kedua tanpa menaiki dan turun dan kereta pertama?
g mungkin ya om? :)

kereta kedua dapat dinaiki setelah turun dari kereta pertama, itu artinya pemurnian pikiran dapat dicapai setelah menyempurnakan moralitas?
tanpa penyempurnaan moralitas maka mustahil untuk melangkah ke pemurnian pikiran?

sebelum menjawab, wajib baca suttanya dulu ya. :)


34
Tolong ! / Lupa password yahoo
« on: 28 July 2012, 09:30:49 PM »
Tolong ;D
Bagaimana caranya bisa login ke yahoo.com tapi lupa passwordnya. hehehe
dan parahnya lagi juga lupa jawaban dari pertanyaan pengamanannya. :hammer:
udah puluhan kali coba tapi sepertinya nihil.

35
Quote
Jakarta (ANTARA) - Kampanye bertemakan "Stop Beri Uang dan Jadilah Sahabat Anak Jalanan", yang bertujuan agar masyarakat berhenti memberikan uang pada anak jalanan masih terus berlangsung di Jakarta.

"Jalanan bukan tempat yang layak untuk anak-anak. Ketika kita memberikan uang, maka mereka akan merasa betah di jalan karena bisa mendapatkan uang dengan cara yang instan," kata pengurus Yayasan Komunitas Sahabat Anak, Alles Saragi di Jakarta, Kamis.

Yayasan Sahabat Anak itu, yang merupakan sebuah komunitas peduli anak telah lama melangsungkan kampanye tersebut dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan.


Menurut Alles, sebagian besar anak jalanan memiliki pola pikir jangka pendek. Mereka cenderung memikirkan kehidupan mereka sehari-hari, bagaimana caranya mereka bisa mendapat uang untuk makan. Penghasilan mereka pun cukup tinggi, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan uang hingga Rp200.000.

"Ini yang membuat mereka senang berada di jalanan, sebulan mereka bisa memiliki penghasilan hingga Rp1,2 juta. Mereka jadi malas beranjak karena mereka sudah mengerti arti uang," katanya.

Menurut Alles, tempat mereka sebenarnya bukanlah di jalanan untuk bekerja. Mereka tidak tahu sebenarnya mereka memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan cita-cita. Jika masyarakat ingin membantu menyejahterakan anak-anak jalanan bukan dengan memberi mereka uang. Tetapi membantu mereka mencapai masa depan lebih baik.

"Jangan memberikan uang kepada anak jalanan, sebagian orang berfikir itu dapat membantu mereka, padahal itu bisa menimbulkan masalah baru bagi mereka." ucapnya.

Teladan


Aless juga mengatakan, anak-anak jalanan membutuhkan sosok teladan bagi mereka, bukan uang. Ketika mereka bertemu dengan voluntir Yayasan Komunitas Sahabat Anak, mereka menemukan sosok untuk dijadikan contoh, sehingga mereka bisa memiliki mimpi.

"Dari mimpi itu, mereka akan menemukan motivasi untuk sekolah. Sebenarnya tugas kita adalah memberikan mereka motivasi untuk mau belajar. Sosok teladan tidak bisa mereka temukan di jalanan," katanya.

Yayasan Komunitas Sahabat Anak menjangkau pada anak-anak jalanan untuk mau masuk ke sekolah informal dan belajar di sana. Anak jalanan banyak yang tidak sekolah, sebagian dari mereka mengalami putus sekolah.

"Ketika mereka masuk sekolah informal, banyak dari mereka yang tidak memiliki kemampuan calistung (baca, tulis, hitung, red) meski ada sebagian yang memiliki kemampuan calistung tetapi masih kurang," katanya.

Ia juga mengatakan, ada mata pelajaran pendidikan karakter untuk anak jalanan di sekolah informal yang dimiliki oleh Yayasan Komunitas Sahabat Anak.

"Jalanan memiliki dampak buruk bagi mereka, tetapi dengan adanya pendidikan karakter terlihat perubahan dari perilaku mereka," tambah Alles.(rr)

tapi kadang kasian juga kalo g dikasi.
nah cara terbaik mungkin berikan makanan atau keterampilan yang bermanfaat untuk mereka.
atau sekedar memberikan perhatian. ;D

36
Seremonial / Kopdar DC di Makassar
« on: 22 July 2012, 08:46:38 PM »
Kurang afdol rasanya kalo g disiarkan disini. ;D
Satu kebahagiaan bagi warga DhammaCitta di Makassar karena mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan salah satu tokoh yang rasanya sudah sangat terkenal di sini. Sejak menjadi warga DhammaCitta, ini adalah kopdar pertama buat dd Jo dan saya sendiri, yang jujur sebelumnya tak pernah terpikirkan akan ada momen seperti ini. 8->
Kehadirannya membuat kami lebih mencintai DhammaCitta. :x
Makasihhh ommm... ;D
intip fotonya :): ShowHide
[IMG]deleted


37
Lingkungan / Ngelem dari sudut pandang Buddhis dan Kesehatan
« on: 17 July 2012, 08:06:53 AM »
Quote
Sebuah pengalaman mengubah cara pandang saya terhadap para pengemis yang meminta-minta di lampu merah.

Para pengemis dan pengamen yang menghampiri kendaraan yang tengah berhenti di lampu merah adalah pemandangan sehari-hari yang bisa dijumpai di kota-kota besar, termasuk Jakarta.

Tak hanya penyandang cacat, sekarang banyak anak kecil, ibu-ibu, bahkan anak remaja yang menjadi peminta-minta. Sering saya merasa tersentuh dan akhirnya memberikan sedikit uang yang saya miliki.

(Apalagi saya banyak mendengar ajaran agama yang mengatakan bahwa kita harus memberikan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan.)

Tetapi beberapa hari yang lalu, sepulang saya beribadah, saya berada di sebuah lampu merah di daerah Sawah Besar, Jakarta Barat. Saya melihat seorang anak lelaki berumur sekitar 9-10 tahun sedang meminta-minta.

Pengemudi mobil di depan saya memberikan uang dalam jumlah yang cukup besar. Uang kertas yang berwarna merah. Dengan lima angka 0.

Seketika setelah mendapat uang, anak itu mendekati remaja lain yang lebih tua. Ia menyerahkan uang kertas merah itu kepada remaja yang memakai celana jins dan kaos oblong dan nampak seperti preman itu.

Tak berapa lama, remaja itu mengeluarkan sekaleng lem Aica Aibon, mengoleskannya pada selembar handuk, dan menyerahkannya kepada si anak lelaki. Lalu anak tersebut duduk di dekat pot, sambil menghirup handuk tersebut sampai teler.
Spoiler: ShowHide


Saya cukup terkejut dan berpikir. Tidak akan pernah lagi saya memberi sedekah kepada anak-anak kecil tersebut. Saya tidak mau lagi sedekah saya disalahgunakan.

Saya pernah mendengar sebuah teori yang diungkapkan oleh seorang dosen di kampus saya. Ia berkata, memberikan uang kepada anak kecil yang meminta-minta akan membuatnya terbiasa menjadi pengemis dan membentuk mentalitas yang buruk.

Hal ini tentu saja tidak baik karena akan membuat mereka memilih jalan yang jauh lebih mudah untuk mendapatkan uang, tanpa harus bekerja. Dan dalam jangka panjang, memberi sedekah terbukti tidak akan mengurangi jumlah pengemis di jalanan.

Kalau menurut Anda, bagaimana?

http://id.berita.yahoo.com

Nah, yang ingin saya bahas adalah Apakah aktifitas ngelem termasuk pelanggaran sila ke 5?
Apakah ngelem benar bisa mengakibatkan kecanduan? Bagaimana dampak ngelem terhadap kesehatan? :)

38
Sains / Dahsyat, Robot itu Bisa Digerakkan dengan Pikiran
« on: 17 July 2012, 07:46:50 AM »
VISTA - Peristiwa ini tak terjadi dalam film Avatar yang disutradarai James Cameron, bukan pula angan-angan penulis novel sains fiksi. Khayalan mengontrol gerak robot lewat pikiran kini semakin dekat dengan kenyataan.

Konsorsium peneliti yang tergabung dalam proyek Virtual Embodiment and Robotic Re-embodiment (VERE) telah membuktikan bahwa mengontrol gerak robot dengan pikiran itu mungkin dilakukan. VERE ini merupakan konsorsium para ilmuwan dari Italia, Spanyol, Jerman, Austria, Prancis, Swiss, Inggris, Portuga, dan Israerl.

Tirosh Shapira, mahasiswa Bar-Ilan University yang berada di Tel Aviv, Israel, berhasil menggerakkan robot seukuran manusia yang berada di Béziers Technology Institute, Prancis. Bagaimana caranya?

Dengan alat FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging), tim VERE memindai perubahan aliran darah dalam otak Tirosh. Untuk menerjemahkan setiap perubahan aliran darah di otak Tirosh, tim peneliti di proyek VERE meminta Advanced Virtuality Lab membuat aplikasi khusus.

Hasil pemindaian otak Tirosh beserta hasil intepretasinya itulah yang dikirim lewat internet ke Paris dan langsung tersambung dengan "otak" robot. Setiap kali Tirosh ingin memerintahkan robot itu bergerak atau melakukan sesuatu, dia tinggal konsentrasi memikirkannya. Beberapa puluh detik atau menit kemudian, sang robot akan mengikuti perintah otak Tirosh.

"Sungguh luar biasa...aku merasa seolah-olah ada di sana dan menggerakkannya sendiri," kata Tirosh, beberapa hari lalu, seperti dikutip PCMag. "Kalian perlu konsentrasi penuh dan berpikir beberapa langkah ke depan karena ada jeda waktu antara pikiranmu dengan saat gerakan itu terjadi. Tapi setelah terbiasa, kalian akan merasa seperti seorang dalang."

id.berita.yahoo.com

39
Dhammachamp untuk siswa-siswi Sekolah Minggu.
yang berminat ikut silahkan PM. :))

Yap, ini untuk yang ke 4 kalinya kami akan mengadakan DhammaChamp untuk siswa-siswi sekolah minggu se-Sulsel. :)
Kegiatan tahunan yang sudah berjalan selama 4 tahun terakhir ini.
Apa yang dikerjakan anak2 selama mengikuti DhammaChamp?
Yang telah berjalan selama ini adalah anak2 akan diajak untuk mengenal Ajaran Sang Buddha lebih jauh melalui materi2 yang dirangkaikan dengan games, melatih keterampilan dan kreatifitas mereka serta yang tidak pernah ketinggalan adalah bagaimana menumbuhkan kemandirian dan kebersamaan sesama siswa-siswi sekolah minggu dari wilayah yang berbeda. :)
Untuk tahun kita kami akan mengangkat tema "Meningkatkan Rasa Persaudaraan dan Cinta Kasih dalam Kebersamaan".

Nah berhubung warga DC pada kritis dan kreatif, boleh dong kasi saran dan ide-ide segar yang mendukung pada terwujudnya tema dalam kegiatan ini. ;D
materi serta games2 apa yang sebaiknya diberikan sehingga bisa meningkatkan rasa persaudaraan dan Cinta Kasih antar sesama peserta. :)

40
Sains / Brazil Kembangkan Nyamuk Rekayasa Genetik Untuk Perangi DB
« on: 12 July 2012, 07:42:33 AM »

AFP – Sel, 10 Jul 2012
Brasilia (AFP/ANTARA) – Brazil akan mengembangbiakan sejumlah besar nyamuk hasil rekayasa untuk membantu menghentikan penyebaran demam berdarah, sebuah penyakit yang menyerang hampir 500.000 orang tahun ini.

Demam berdarah menyerang sekitar 50 hingga 100 juta orang di daerah tropis dan sub tropis setiap tahunnya, menyebabkan demam, sakit di bagian otot dan sendi, serta demam berdarah dengue dan sindrom syok dengue yang berakibat fatal.

Penyakit itu disebabkan oleh empat jenis virus yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti. Hingga kini belum ada vaksin untuk mencegahnya, sehingga para ilmuwan mengalihkan fokus untuk mengendalikan pertumbuhan nyamuk tersebut.

Inisiatif di Brazil akan memproduksi nyamuk jantan Aedes aegypti yang dimodifikasi secara genetik dalam jumlah besar, yang akan dilepaskan ke alam untuk kawin dengan nyamuk betina, kata pihak kementerian kesehatan.

“Keturunan mereka tidak akan berkembang hingga dewasa, dan itu akan mengurangi populasi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Nyamuk-nyamuk baru itu akan diproduksi di sebuah pabrik yang diresmikan pada Sabtu, di bagian timur negara bagian Bahia, Brazil. Empat juta serangga akan dilepaskan setiap pekan.

Percobaan telah dilakukan di dua kota yang dipenuhi nyamuk di Bahia, dengan 3.000 nyamuk yang dilepaskan di masing-masing kota.

“Menggunakan teknik ini, kami mengurangi populasi nyamuk hingga sebesar 90 persen dalam enam bulan,” kata kementerian tersebut. (ai/pt)

41
Lingkungan / Ada 250 Pasang Manusia Kembar Dalam Satu Desa
« on: 10 July 2012, 07:39:00 PM »
Quote
Siapa saja yang datang ke Desa Kodinhi di Kerala, India pasti akan kesulitan mengenali setiap penduduk aslinya. Wajar saja, sebab sedikitnya terdapat 250 pasang manusia kembar di desa ini. Penasaran?
Tanpa rekayasa atau dibuat-buat, 250 pasang manusia kembar terlahir di Desa Kodinhi, Kerala, India. Desa ini memiliki tingkat anak lahir kembar paling besar di dunia, seperti yang dikutip dari situs Telegraph, Selasa (10/7/2012).
Fenomena ini kemudian menjadikan Desa Kedinhi sangat terkenal dan dikunjugi oleh banyak wisatawan mancanegara. Biasanya, wisatawan datang untuk melihat pemandangan atau pertunjukan, tapi ini justru ingin menyaksikan keunikan dari penduduk aslinya.
Jika Anda berkunjung ke desa ini, jangan heran bila menemukan banyak sekali orang dengan wajah yang mirip dan bahkan ada beberapa yang sangat sulit untuk dibedakan. Rata-rata dari mereka hanya bisa dibedakan dari belahan rambut saja. Pasti sangat sulit untuk menghapalnya.
Mayoritas penduduk Desa Kedinhi adalah umat muslim dan sebagian di antaranya mengenyam pendidikan formal. Adalah suatu pekerjaan yang sulit bagi setiap guru di desa ini untuk menghapal begitu banyaknya murid yang berwajah sama. Malah biasanya, setiap anak kembar di sini selalu menggunakan pakaian yang sama setiap harinya.
Menurut data dari rumah sakit setempat, setidaknya ada 100-150 anak yang lahir kembar setiap tahunnya. Bahkan, lima atau enam di antaranya kembar tiga. (Telegraph)


apakah Tuhan sengaja menciptakan manusia2 dengan wajah yang sama? :)
bagaimana menjelaskan kejadian ini jika melihat dengan kacamata Dhamma? :)

42
Kesempatan Berbuat Baik / Bakti sosial untuk ANAK JALANAN
« on: 01 July 2012, 08:06:54 PM »
Dalam rangka menyambut bulan ramadhan. ;D
Spoiler: ShowHide
semoga tidak salah alamat

saya dan beberapa teman-teman berniat untuk mengadakan baksos ke salah satu rumah singgah di kota kami.
baksosnya berupa:
1. pemberian pakaian bekas layak pakai, buku tulis dan buku bacaan.
2. bantuan tunai
3. pelatihan keterampilan berupa kreasi kerajinan flanel, sablon baju, gelas dan sepatu lukis

kesempatan untuk berbuat baik sahabat sedhamma :)
ayo bagi yang ingin berpartisipasi kami membuka kesempatan. rencana baksosnya akan diadakan tanggal 8 juli, hari minggu depan.
khusus untuk poin yang ke 3, itu akan dijual, dan penjualannya dibuka sebelum baksos, tapi barangnya akan dikirim setelah baksos karna proses penyelesaiannya adalah pada hari baksos, bersama anak-anak jalanan. :)
jadi teman2 akan mendapatkan barang fresh hasil kreasi anak jalanan, harap maklum kalo hasilnya tidak sebaik yang ditoko. ;D

untuk sample barangnya akan menyusul kemudian, semoga masih sempat.
seluruh hasil penjualan dan dana yang terkumpul dari kegiatan ini akan dikembalikan untuk keperluan anak-anak jalanan. :)

photo: ShowHide

43
Pembangunan Forest Dhamma Buddhist Monastery dipelopori olah Ajahn Dick Silaratano, salah seorang bhikkhu Buddha Theravada yang telah menghabiskan waktunya selama puluhan tahun untuk mempraktekkan Buddha Dhamma sebagai seorang bhikhu hutan sesuai tradisi hutan Buddha Thailand. Beliau adalah salah seorang murid senior dari Ajahn Maha Boowa. Ajahn Dick Sīlaratanolahir di Virginia, dan sesaat menjelang kematian Ajahn Maha Boowa, beliau memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas cabang sangha dari tradisi hutan Thailand di Virginia, tempat kelahirannya, dan berkat bantuan pendukung-pendukung di sana, maka terbentuklah “Forest Dhamma organization”  yang terdaftar sebagai organisasi keagamaan non-profit  untuk membantu mendirikan sebuah vihara hutan di Virginia saat ini.

Melalui kesempatan inilah, kami yang juga merupakan umat Buddha di Indonesia tergerak untuk berusaha membantu mewujudkan cita-cita luhur dari Ajahn Dick Sīlaratanountuk menumbuh-kembangkan Buddha dhamma di tempat kelahiran beliau melalui donasi untuk pembangunan vihara hutan di Virginia. Melalui informasi yang kami peroleh dari “Forest Dhamma organization” , lahan hutan telah tersedia untuk lokasi pembangunan vihara ini. Selanjutnya untuk pembangunan sala dan kuti akan segera dilaksanakan. Perkiraan untuk pembangunan 1 kuti akan menghabiskan dana sebesar $10,000 US. Ajahn Dick Sīlaratanojuga akan berada di Virginia dari semenjak akhir bulan April 2012 untuk membantu proses pembangunan vihara tersebut.

Pembangunan Forest Dhamma Buddhist Monastery terdiri dari vihara sebagai bangunan utama dan akan diperuntukkan bagi masyarakat umum dan 13 bhikku senior dan para samanera(i) yang menetap disana. Tujuan daripada vihara ini tidak lain adalah untuk mengembangkan ajaran dan praktek meditasi yang berkenaan dengan tradisi vihara hutan Thailand.

Untuk info penyaluran donasi
Informasi dan data lebih lanjut mengenai biografi Ajahn Dick Silaratano dan shop drawing dalam dilihat di web berikut ini, langsung ke sumbernya

Ayooo.... tanamlah kebajikan selagi masih ada kesempatan :)

44
Meditasi / 40 objek meditasi (diskusi)
« on: 11 February 2012, 03:15:26 PM »
[gmod]pindahan dari thread :40 objek meditasi  [/gmod]

[gmod]untuk diskusi di sini aja.[/gmod]


kasina tanah aja udah begitu panjang ya penjelasannya. :o
mandala itu artinya apa om?

45
Sekolah Buddhis dan Sekolah Minggu / membuat lampion imlek
« on: 15 January 2012, 06:49:14 PM »
Akhirnya bisa ada yang diupdate lagi  :).
walaupun kali ini agak berbau tradisi, tapi semoga tidak salah kamar ya, masih seputar kegiatan sekolah minggu kok. hehe.
menjelang imlek yang g lama lagi, hari minggu ini disekolah minggu kami diisi dengan kegiatan membuat lampion imlek, walaupun harapannya adalah hasil karya anak2, tapi tetap saja lebih banyak sentuhan tangan gurunya.
hehehe..
karena harus mempersiapkan bahan yang sudah hampir jadi, ini proses yang agak sulit karena butuh waktu persiapan yang cukup. :)
pertama2, siapkan kertas metalik dan kertas sejenis ariston, kebetulan karena lampion imlek jadi kami menggunakan warna merah dan kuning.
berikut sedikit penampakannya.
Spoiler: ShowHide



oh iya, karena kertas metaliknya tipis, makanya perlu dilapisi dengan karton dibagian dalamnya, kemudian untuk kertas merahnya bisa diiris2 bagian tengahnya seperti ketika ingin membuat anyaman begitu, bisa dilihat pada foto diatas. jangan lupa sediain sedikit kertas metalik yang dipotong memanjang, lebarnya sekitar 1cm untuk digunakan sebagai bis lampionnya.
sayangnya bahan yang ini saya g sempat foto. hehehe.
nah setelah semuanya siap, tinggal sediakan double tape, dan tali merah sebagai penggantung nanti setelah lampionnya jadi.
siap dibawa ke vihara deh. ;D

cara membuatnya cukup mudah, karena tinggal menyatukan bahan yang sudah ada dengan menggunakan doubletape. langsung saja deh kita liat anak2 yang lagi kerja.

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Pages: 1 2 [3] 4 5 6