//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 568112 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1650 on: 22 January 2009, 11:19:01 AM »
dll, silahkan lihat kembali om Jinaraga ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1651 on: 22 January 2009, 11:23:04 AM »
wah,pertanyaan saya sudah pindah beberapa halaman....
lupa dijawab ya? atau tidak bisa dijawab?

hehehe... beberapa lembar halaman tersebut "mempertanyakan" eksistensi dan identitas MMD.... apakah ada jawaban di dalamnya ?

pertanyaan saya sederhana....ketika atau menurut MMD seseorang mengalami ke-eling....dan ditanya oleh seseorang...."apakah sopan-santun dalam ucapan,menjaga tingkah,memelihara Sila,menjaga pikiran...bisa dikatakan perbuatan baik atau buruk?

jika dijawab ya....coba tanya pada diri sendiri..mengapa "ya"
jika dijawab tidak...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak"
jika tidak dijawab...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak dijawab"


sy tidak melihat adanya perkembangan panna/kebijaksanaan disini.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1652 on: 22 January 2009, 11:55:12 AM »
wah,pertanyaan saya sudah pindah beberapa halaman....
lupa dijawab ya? atau tidak bisa dijawab?

hehehe... beberapa lembar halaman tersebut "mempertanyakan" eksistensi dan identitas MMD.... apakah ada jawaban di dalamnya ?

pertanyaan saya sederhana....ketika atau menurut MMD seseorang mengalami ke-eling....dan ditanya oleh seseorang...."apakah sopan-santun dalam ucapan,menjaga tingkah,memelihara Sila,menjaga pikiran...bisa dikatakan perbuatan baik atau buruk?

jika dijawab ya....coba tanya pada diri sendiri..mengapa "ya"
jika dijawab tidak...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak"
jika tidak dijawab...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak dijawab"


sy tidak melihat adanya perkembangan panna/kebijaksanaan disini.
Istilahnya menghilangkan dualitas, dan jangan berpikir harus begini atau begitu, yang terpenting sadari.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1653 on: 22 January 2009, 01:02:05 PM »
wah,pertanyaan saya sudah pindah beberapa halaman....
lupa dijawab ya? atau tidak bisa dijawab?

hehehe... beberapa lembar halaman tersebut "mempertanyakan" eksistensi dan identitas MMD.... apakah ada jawaban di dalamnya ?

pertanyaan saya sederhana....ketika atau menurut MMD seseorang mengalami ke-eling....dan ditanya oleh seseorang...."apakah sopan-santun dalam ucapan,menjaga tingkah,memelihara Sila,menjaga pikiran...bisa dikatakan perbuatan baik atau buruk?

jika dijawab ya....coba tanya pada diri sendiri..mengapa "ya"
jika dijawab tidak...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak"
jika tidak dijawab...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak dijawab"


sy tidak melihat adanya perkembangan panna/kebijaksanaan disini.

ada tapi anda sendiri yang tidak bisa melihat karena belum "sadar" itu.
Dalam pikiran yang sadar terotomatisasi penjagaan sila ,dari sila yang sadar,otomatis mendukung terciptanya samadhi di setiap waktu,dan akhirnya berkembang panna karena sadar akan dalam dan luar sekeliling.
sepertinya pemikiran MMd harus kembali diluruskan yaitu fenomena anggapan Arahat, kekuatan(bala) dan segala macamnya baru anda bisa melihat maksud dari 2 Sutta yang digunakan Hudoyo.

Sopan santun adalah garis kewajaran masyarakat. dalam Buddhisme ,bukan sopan santun tapi sati(perhatian).jika anda menggunakan kata sopan santun,berarti yang anda ikuti adalah garis sosialnya.

Rekan marcedes,kira2 mengikuti perbincangan awal Hudoyo dengan rekan DC?kalo anda memulai dari pertengahan,mungkin wajar kalo terpancing emosinya.
« Last Edit: 22 January 2009, 01:04:52 PM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1654 on: 22 January 2009, 01:06:39 PM »
PASADIKA SUTTA (29)

Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya XI
Oleh : Tim Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : CV. Dewi Kayana Abadi, 2002

1- Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu waktu Bhagava dalam perjalanan di antara suku Sakya, dan sedang berada di Taman Mangga seorang Sakya yang bernama Vedhanna.
Waktu itu, Nigantha Nathaputta baru saja meninggal di Pava. Kematiannya menyebabkan para Nigantha (para pengikut Nigantha) pecah dan menjadi dua kelompok yang dalam usaha masing-masing muncul konflik, pertengkaran dan saling melukai dengan menggunakan kata-kata:
'Anda tidak mengerti dhamma-vinaya ini, tetapi saya mengerti. Bagaimana anda dapat mengerti itu?
Anda salah; 'Saya benar ! Saya berbicara langsung ke pokok pembicaraan, anda tidak'.
'Anda mengatakan bagian terakhir bagi hal yang seharusnya dipertanyakan', anda mengatakan dahulu bagi hal yang seharusnya diuraikan dibagian akhir.'
'Apa yang anda telah lama renungkan berakhir kekecewaan!'
'Tantangan anda diterima, hal ini membuktikan anda salah!'
'Pergi dan hilangkan pandangan anda, atau bukalah kekusutan anda jika dapat! '
Nampaknya para Nigantha, pengikut Nathaputta akan saling membunuh. Begitu pula para siswa awam berjubah putih pengikut Nigantha nampak kaget, terpukul dan marah kepada para Nigantha, karena dhamma dan vinaya mereka buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efekfif dan sedikit sekali yang membimbing kearah perdamaian, mengajar bagaikan oleh seorang yang bukan sammasambuddha dan sekarang seperti stupa hancur serta tanpa pelindungan.

2- 'Sementara itu Samanera Cunda telah menyelesaikan vassa di Pava, pergi menemui Bhikkhu Ananda di Samagama, memberi hormat dan duduk di tempat yang tersedia. Setelah duduk ia berkata kepada Bhikkhu Ananda: 'Bhante, Nigantha Nathaputa baru saja meninggal di Pava. Setelah beliau meninggal para Nigantha (para pengikut Nigantha) pecah dan menjadi dua kelompok yang dalam usaha masing-masing muncul konflik, pertengkaran dan saling melukai dengan menggunakan kata-kata:
'Anda tidak mengerti dhamma-vinaya ini, tetapi saya mengerti. Bagaimana anda dapat mengerti itu?
Anda salah; Saya benar! Saya berbicara langsung ke pokok pembicaraan, anda tidak.
Anda mengatakan bagian terakhir bagi hal yang seharusnya dipertamakan, anda mengatakan dahulu bagi hal yang seharusnya diuraikan dibagian akhir'.
'Apa yang anda telah lama renungkan berakhir dengan kekecewaan!'
'Tantangan anda diterima, hal ini membuktikan anda salah!'
'Pergi dan hilangkan pandangan anda, atau bukalah kekusutan anda jika dapat!'
Nampaknya para Nigantha, pengikut Nathaputta akan saling membunuh. Begitu pula para siswa awam bejubah putih pengikut Nigantha nampak kaget, terpukul dan marah kepada para Nigantha, karena dhamma dan vinaya mereka buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efektif dan sedikit sekali yang membimbing kearah perdamaian, mengajar oleh seorang yang bukan sammasambuddha dan sekarang seperti stupa hancur serta tanpa perlindungan'.

Kemudian Bhikkhu Ananda berkata kepada samanera Cunda: 'Avuso Cunda, hal ini perlu disampaikan kepada Bhagava. Mari kita pergi dan mengatakan hal ini kepada beliau'.
'Baiklah, bhante,' jawab Samanera Cunda
Bhikkhu Ananda dan Samanera Cunda pergi menemui Bhagava, setelah bertemu mereka memberi hormat dan duduk di tempat tersedia. Setelah duduk Bhikkhu Ananda berkata kepada Bhagava : 'Bhante, Samanera Cunda mengatakan bahwa, Nigantha Nathaputa baru saja meninggal di Pava. Setelah beliau meninggal para Nigantha (para pengikut Nigantha) pecah dan menjadi kelompok yang dalam usaha masing-masing muncul konflik, pertengkaran dan saling melukai dengan menggunakan kata-kata: 'Anda tidak mengerti dhamma-vinaya ini, tetapi saya mengerti. Bagaimana anda dapat mengerti itu?'
Anda salah; Saya benar! Saya berbicara langsung ke pokok pembicaraan, anda tidak. Anda mengatakan bagian terakhir bagi hal yang seharusnya dipertamakan, anda dahulu bagi hal yang seharusnya diuraikan dibagian akhir'.
'Apa yang anda telah lama renungkan berakhir dengan kekecewaan!'
'Tantangan anda diterima, hal ini membuktikan anda salah!'
'Pergi dan hilangkan pandangan anda, atau bukalah kekusutan anda jika dapat!'
Nampaknya para Nigantha, pengikut Nathaputta akan saling, membunuh. Begitu pula para siswa awam berjubah putih pengikut Nigantha nampak kaget, terpukul dan marah kepada para Nigantha, karena dhamma dan vinaya mereka buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efektif dan sedikit sekali yang membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang yang bukan sammasambuddha dan sekarang seperti stupa hancur serta tanpa perlindungan'.
'Cunda, begitulah dhamma dan vinaya yang buruk, bimbingan tidak efektif dan selikit sekali yang membimbing ke arah perdamaian, yang di ajarkan oleh seorang yang bukan
sammasambuddha'.

4- 'Cunda, dalam hal ini kita memiliki seorang guru yang bukan sammasambuddha, dhamma diterangkan secara buruk, buruk membabarkannya, tidak efektif membimbing, tidak mengarah pada perdamaian, diajarkan oleh seorang yang bukan sammasambuddha. Dalam dhamma seperti itu, para siswa tidak dapat menguasai ajaran kecil bagian dari dhamma besar, tidak memiliki prilaku yang baik, tidak berprilaku sesuai dengan dhamma, tetapi anda tetap dalam dhamma seperti itu. Baginya seseorang dapat berkata: 'Kawan, anda telah mendapat ajaran, dan anda telah mendapat kesempatan.
Guru anda bukan seorang sammasambuddha; dhamma diterangkan secara buruk, buruk membabarkannya, tidak efektif membimbing, tidak mengarah pada perdamaian, diajarkan oleh seorang yang bukan sammasambuddha. Dalam dhamma seperti itu, para siswa tidak dapat menguasai ajaran kecil bagian dari dhamma besar, tidak memiliki prilaku yang baik, tidak berprilaku sesuai dengan dhamma, tetapi anda tetap dalam dhamma itu.
Cunda, guru dan ajarannya perlu dikritik, sedangkan siswanya dapat dipuji'. Seseorang dapat berkata kepada siswa seperti itu: 'Saudara, laksanakan sesuai dengan ajaran yang diajarkan dan dibabarkan oleh gurumu!. Dia yang mengajar dan dia yang diajar, dan bagi dia yang diajar, melaksanakannya sesuai ajarannya, mereka semua akan mendapat banyak hasil buruk. Mengapa demikian?
Karena dhamma dan vinaya mereka buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efektif dan sedikit sekali yang membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang yang bukan sammasambuddha.

5- 'Cunda, pertimbangkan bilamana seorang guru bukan sammasambuddha, dhamma diterangkan secara buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efekfif dan sedikit sekali membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang yang bukan sammasambuddha, para siswa mematuhi dhamma seperti itu, melaksanakan ajaran kecil dari bagian ajaran besar, dapat berperilaku baik dan berperilaku sesuai dengan dhamma, dan tetap dalam dhamma itu. Kepadanya seseorang dapat berkata: 'Kawan, anda tidak mujur (karena guru anda) dalam kesempatan anda; guru anda bukan seorang sammasambuddha; dhamma anda diterangkan secara buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efektif dan sedikit sekali yang membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang yang bukan sammasambuddha, namun anda tetap dalam dhamma seperti itu. Cunda, dengan kata-kata ini, guru, dhamma dan siswa, semuanya pantas dikritik. Seseorang dapat berkata kepadanya: 'Sesungguhnya ia yang telah menguasai sistem akan melaksanakannya hingga sukses! - maka ia yang memuji, ia yang dipuji dan ia yang memuji seperti itu - mereka semua akan mendapat banyak hasil buruk. Mengapa demikian? Karena dhamma dan vinaya mereka buruk, begitu pula bimbingan mereka tidak efektif dan sedikit sekali yang membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang yang bukan sammasambuddha.

6- 'Cunda, pertimbangkan bilamana seorang guru adalah sammasambuddha, dhamma diterangkan secara baik, begitu bimbingan mereka efektif dan membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang samma-sambuddha, namun para siswa dhamma itu tidak menguasai ajaran kecil dari bagian ajaran besar, tidak belajar untuk dapat berperilaku baik dan tidak berperilaku sesuai dengan dhamma, namun tetap dalam dhamma itu. Kepadanya seseorang dapat berkata: 'Kawan, anda tidak berhasil, anda telah membuang kesempatan, guru anda seorang sammasambuddha; dhamma diterangkan secara baik, begitu pula bimbingannya efektif dan membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang sammasambuddha, tetapi anda tidak menguasai ajaran kecil dari bagian ajaran besar, tidak belajar untuk dapat berperilaku baik dan tidak berperilaku sesuai dengan dhamma, namun tetap dalam dhamma itu. Cunda, dengan kata-kata ini, guru dan dhamma dipuji, tetapi siswanya pantas dikritik. Bilamana ada seseorang yang berkata kepada siswa tersebut: 'Saudara, marilah, laksanakanlah dhamma seperti yang diajarkan guru anda! Penganjur dan yang dianjur serta dia yang dianjur melakukan sesuai anjuran, mereka semua akan mendapat banyak hasil pahala. Mengapa? Karena dhamma telah diterangkan secara baik, begitu pula bimbingannya efektif dan membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang sammasambudda.'

7- 'Cunda, pertimbangkan bilamana seorang guru adalah sammasambuddha, dhamma diterangkan secara baik, begitu pula bimbingan mereka efektif dan membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang sammasambuddha, dan para siswa dhamma itu telah menguasai ajaran kecil dari bagian ajaran besar, dapat berperilaku baik dan berperilaku sesuai dengan dhamma, serta tetap dalam dhamma itu. Kepadanya seseorang dapat berkata:
'Kawan, anda telah berhasil, anda telah menggunakan kesempatan dengan baik, guru anda seorang sammasambuddha; dhamma diterangkan secara baik, begitu pula bimbingannya efektif dan membimbing ke arah perdamaian, dan yang mengajar adalah seorang sammasambuddha, anda telah menguasai ajaran kecil dari bagian ajaran besar, dapat berprilaku baik dan berperilaku sesuai dengan dhamma, serta tetap dalam dhamma itu.
Cunda, dengan kata-kata ini, guru dan dhamma serta siswa adalah tiga hal pantas dipuji. Bilamana ada seseorang berkata kepada siswa: 'Sesungguhnya anda telah menguasai ajaran dan melaksanakannya hingga berhasil, ia yang memuji, ia yang dipuji dan ia yang memuji, meningkatkan dua kali usahanya melakukannya semua akan menghasilkan banyak pahala. Mengapa? Karena dhamma telah diterangkan secara baik, begitu pula bimbingannya efektif dan membimbing ke arah perdamaian dan yang mengajar adalah seorang sammasambuddha'.

8- 'Cunda, pertimbangkan misalnya seorang guru arahat sammasambuddha muncul di dunia ini, dhamma telah dibabarkan dengan baik, telah diterangkan dengan baik, efektif membimbing, mengarah pada perdamaian, diterangkan oleh sammasambuddha, tetapi para siswa beliau tidak menguasai dhamma kebenaran (sadhamma) yang telah dibabarkan kepada umat manusia, penghidupan suci (brahmacariya) belum mereka realisasikan, dan terbukti bagi mereka sesuai dengan logika itu dibabarkan, juga tidak menggunakannya sebagai pembimbing yang efektif, ketika guru mereka meninggal dunia'.
'Cunda, bilamana guru seperti itu meninggal dunia maka ini merupakan kesedihan besar dari para siswanya. Mengapa? Karena mereka akan berpikir: 'Guru kami telah muncul di dunia bagi kami, ia arahat sammasambuddha, dhamma telah dibabarkan dengan baik, telah diterangkan dengan baik, efektif membimbing, mengarah pada perdamaian, diterangkan oleh sammasambuddha, tetapi kami tidak menguasai dhamma kebenaran (sadhamma) yang telah dibabarkan kepada umat manusia, penghidupan suci (brahmacariya) belum kami realisasikan dan terbukti bagi kami sesuai dengan logika itu dibabarkan, juga tidak kami menggunakannya sebagai pembimbing yang efektif, sekarang guru telah meninggal dunia'.
Itulah sebabnya, kematian guru merupakan kesedihan besar bagi para siswanya'.

9- 'Cunda, pertimbangkanlah, misalnya seorang guru arahat sammasambuddha muncul di dunia ini, dhamma telah dibabarkan dengan sempurna, telah diterangkan dengan baik, efektif membimbing, mengarah pada perdamaian, diterangkan oleh sammasambuddha, dan para siswa beliau menguasai dhamma kebenaran (sadhamma) yang telah dibabarkan kepada umat manusia, penghidupan suci (brahmacariya) telah mereka realisasikan dan terbukti bagi mereka sesuai dengan logika itu dibabarkan, juga telah menggunakannya sebagai pembimbing yang efektif, ketika guru mereka meninggal dunia'.
'Cunda, bilamana guru seperti itu meninggal dunia maka ini tidak merupakan kesedihan besar bagi para siswanya. Mengapa? Karena mereka akan berpikir: 'Guru kami telah muncul di dunia bagi kami, ia arahat sammasambuddha, dhamma telah dibabarkan dengan baik, telah diterangkan dengan baik, efektif membimbing, mengarah pada perdamaian, diterangkan oleh sammasambuddha, dan kami telah menguasai dhamma kebenaran (sadhamma) yang telah dibabarkan kepada umat manusia, penghidupan suci (brahmacariya) telah kami realisasikan dan terbukti bagi kami sesuai dengan logika itu dibabarkan, juga kami telah menggunakannya sebagai pembimbing yang efektif, walaupun sekarang guru telah meninggal dunia'. Itulah sebabnya, guru tidak merupakan kesedihan besar bagi para siswanya'.

10- 'Cunda, bilamana penghidupan suci (brahmacariya) sebagai tujuan samana, namun tidak ada guru senior, yang telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, maka berdasarkan hal itu penghidupan suci akan tidak sempurna. Tetapi bilamana ada guru seperti itu, maka penghidupan suci akan sempurna'.

11- 'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu, telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara para bhikkhu tidak ada siswa senior yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma karena kurang mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci sempurna'.

12- 'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu, telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara para bhikkhu tidak ada siswa tingkat menengah (majjhima bhikkhu) yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma karena kurang mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci tidak sempurna'.
'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu, telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara para bhikkhu tidak ada siswa baru (nava bhikkhu) yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), yang dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma, mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci tidak sempurna'.
'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu, telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara bhikkhuni tidak ada siswi senior (thera bhikkhuni)' yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), yang dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma, mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci tidak sempurna'.
'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara bhikkhuni tidak ada siswi tingkat menengah (majjhima bhikkhuni), yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), yang dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma, mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci tidak sempurna'.
'Cunda, bilamana dalam hal ini ada guru senior seperti itu, telah lama pabbajja, telah lama ditahbiskan, matang dan maju dalam kesenioritasan, tetapi jikalau di antara bhikkhuni tidak ada siswi baru (nava bhikkhuni) yang telah berpengalaman, terlatih, ahli, yang telah mencapai kebebasan dari ikatan (patta-yogakhema), yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), yang dapat menjawab siapa saja yang menentang dhamma, mengerti tentang saddhamma dan karena hal itu ia dapat memberikan keterangan jelas tentang dhamma, sehingga kehidupan suci tidak sempurna'.
tetapi jikalau di antara para upasaka (umat Buddha pria) yang hidup berumah-tangga tidak ada upasaka, upasika (umat Buddha wanita), selibat atau yang lainnya, atau bilamana dhamma tidak maju dan berkembang, tidak disiarkan, tidak diketahui secara luas, tidak diumumkan jauh dan luas, ... atau (walaupun keadaan ini dapat dipenuhi) tetapi tidak ada yang mendapat tempat utama dalam dukungan masyarakat, maka penghidupan suci tidak sempurna'.

13- 'Sebaliknya, dengan adanya semua kondisi itu, maka penghidupan suci adalah sempurna'.

14- 'Cunda, tetapi sekarang saya arahat sammasabuddha telah muncul sebagai guru di dunia, dhamma telah dibabarkan dengan sempurna, telah diterangkan dengan baik, efektif membimbing, mengarah pada perdamaian, diterangkan oleh sammasambuddha, dan para siswa beliau menguasai dhamma kebenaran (sadhamma) yang telah dibabarkan kepada umat manusia, penghidupan suci (brahmacariya) telah mereka realisasikan dan terbukti bagi mereka sesuai dengan logika itu dibabarkan, juga telah menggunakannya sebagai pembimbing yang efektif, 'Cunda, tetapi saya sebagai guru telah bertambah tua, telah banyak malam saya lalui, telah lama sejak saya meninggalkan kehidupan berumahtangga (pabbajja), saya telah mencapai usia tua, kehidupanku akan berahir'.

15- 'Cunda, ada para siswa bhikkhu-thera yang telah terlatih dengan baik, siap dan terpelajar, telah mencapai ke-arahat-an yang dapat membabarkan dhamma kebenaran (sadhamma), yang bilamana ada seseorang mengajarkan ajaran lain, itu dengan mudah dilawan oleh kebenaran maka mereka akan mampu meluruskannya dengan mengajarkan dhamma dan itu diselesaikan dengan baik.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1655 on: 22 January 2009, 01:11:45 PM »
Istilahnya menghilangkan dualitas, dan jangan berpikir harus begini atau begitu, yang terpenting sadari.

selama ini anda baru berputar2 melihat dari luar...bukan begitu,anda telah salah konsepsi.sori saya mencari padanan kata yang lebih halus untuk memberi tahu anda agak susah,karena realisasi bukan seperti yang anda bayangkan.tidak ada penyetopan pikiran.
tampaknya anda sering memposting Sutta,bolehkah saya bertanya apa arti dan makna dari Sutta yang anda postingkan tersebut?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1656 on: 22 January 2009, 01:17:54 PM »
Istilahnya menghilangkan dualitas, dan jangan berpikir harus begini atau begitu, yang terpenting sadari.

selama ini anda baru berputar2 melihat dari luar...bukan begitu,anda telah salah konsepsi.sori saya mencari padanan kata yang lebih halus untuk memberi tahu anda agak susah,karena realisasi bukan seperti yang anda bayangkan.tidak ada penyetopan pikiran.
tampaknya anda sering memposting Sutta,bolehkah saya bertanya apa arti dan makna dari Sutta yang anda postingkan tersebut?
Ya saya memposting Sutta untuk memberikan perbandingan dengan MMD ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1657 on: 22 January 2009, 01:23:30 PM »
ow jadi 2 Sutta dikeroyok banyak Sutta. :P tak heran...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1658 on: 22 January 2009, 01:27:31 PM »
ow jadi 2 Sutta dikeroyok banyak Sutta. :P tak heran...

ow iya hampir lupa, sutta yang lain khan tidak valid, cuma dua yang asli :P
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1659 on: 22 January 2009, 01:28:44 PM »
Sutta vs ary sutta :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1660 on: 22 January 2009, 01:32:09 PM »
masih tersesat....
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1661 on: 22 January 2009, 01:35:15 PM »
masih tersesat....
and still......... =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1662 on: 22 January 2009, 01:37:08 PM »
ow jadi 2 Sutta dikeroyok banyak Sutta. :P tak heran...

ow iya hampir lupa, sutta yang lain khan tidak valid, cuma dua yang asli :P
wah valid ga valid jadi inget SPSS waktu skripsi :))
:outoftopic:
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1663 on: 22 January 2009, 02:16:37 PM »
pertanyaan saya sederhana....ketika atau menurut MMD seseorang mengalami ke-eling....dan ditanya oleh seseorang...."apakah sopan-santun dalam ucapan,menjaga tingkah,memelihara Sila,menjaga pikiran...bisa dikatakan perbuatan baik atau buruk?

jika dijawab ya....coba tanya pada diri sendiri..mengapa "ya"
jika dijawab tidak...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak"
jika tidak dijawab...coba tanya pada diri sendiri mengapa "tidak dijawab"


sy tidak melihat adanya perkembangan panna/kebijaksanaan disini.

Dalam keadaan 'sati/perhatian murni', ditanya tentang sopan santun = perbuatan baik/buruk?
Itu seperti menanyakan 'perbuatan tertentu etis atau tidak bagi kaum homoseksual' kepada seorang heteroseksual.
Seperti anak kecil bertanya pada orang dewasa, "Batman sama Superman itu lebih hebat yang mana?". 


Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1664 on: 22 January 2009, 04:37:10 PM »
Saya membaca di milis tetangga dimana pendiri MMD mengkonfrontir salah seorang rekan kita dengan seorang Bhante Pannavaro yang sangat terhormat dengan dalih rekan kita itu tidak mengakui MMD sebagai meditasi buddhis sedangkan Bhante Pannyavaro dalam wejangannya itu menyatakan secara TERBUKA bahwa "meditasi ini dikenal dengan nama Meditasi Mengenal Diri (MMD), atau meditasi Vipassana ..."

Pertama, saya sangat menyayangkan tindakan yang tidak simpatik tersebut. Urusan administrasi duniawi tidak sepantasnya membawa-bawa anggota Sangha.

Kedua, bila membaca secara seksama apa yang disampaikan oleh bhante dalam sambutan tersebut tidak ada pernyataan secara eksplisit, bahkan terbersit keraguan dari bhante untuk memberikan atribut bagi meditasi ini. Berikut saya sampaikan petikan dari sambutan bhante yang saya kutip dari situs resmi MMD.

...
Tetapi, Ibu, Bapak & Saudara, selama Ibu, Bapak & Saudara tujuh hari mengikuti meditasi di vihara ini—meditasi yang kita kenal dengan nama Meditasi Mengenal Diri, atau boleh juga disebut meditasi Vipassana, atau hanya meditasi saja, karena nama tidaklah penting—Ibu, Bapak & Saudara bisa berlatih dan mengalami, untuk membuang hampir semua keinginan. Tidak perlu memikirkan besok masak apa, apa yang harus disiapkan, apa yang harus dikerjakan, karena semua sudah disiapkan oleh vihara ini, sederhana sudah tentu, sesuai dengan kemampuan kami, untuk membantu agar Ibu, Bapak & Saudara mempunyai latihan dan mengalami kondisi atau dimensi membuang keinginan secara maksimal. Tentu masih ada keinginan, tetapi keinginan itu keinginan yang fungsional, seperti ingin ke belakang, ingin melangkahkan kaki, makan pagi sebagai kebutuhan untuk kelangsungan fisik kehidupan ini, makan siang, berbaring—keinginan-keinginan fungsional yang sangat terbatas. Keinginan yang lain ditiadakan.
...