Saya coba kembalikan dengan pertanyakan dari sudut lain, biar bisa refleksi diri dan tidak standard ganda.
Setelah tahu masa Buddhisme awal? Lalu apa manfaatnya?kalau sekedar pengetahuan oklah, tetapi apakah pengetahuan itu sahih? dan apakah pengetahuan Buddhisme awal bisa menguidance merealisasi nibbana secara inti ajaran Sang Buddha? secara data or bukti otentik catatan tidak sepenuhnya ditemukan sehingga sejarah Buddhisme awal juga diragukan.
Secara catatan, yang ngomong Theravada otentik yah cuma dari Theravada doang. Jadi menggunakan Theravada untuk memvalidasi/membantah Theravada adalah
circular argument. Selain itu tidak ada data dari sumber lain untuk mendukung pernyataan tersebut. Jadi, jaminan apa belajar Theravada bisa mencapai nibbana?
Kalau Abhidhamma diragukan penelitiannya tidak bisa sekedar catatan. Apakah pengalaman spritual or meditasi itu tidak ilmiah dalam pembuktian kitab? ada sebagian pendapat mengatakan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan ada yang mengatakan bisa tetapi melalui pembuktian pengalaman pribadi.
Penelitian sejarah tidak bisa dijadikan patokan, harus lewat pengalaman spiritual. Jadi apakah para Theravadin telah praktik sesuai Abhidharma Sarvastivada, Dharmaguptaka, Vaibhasika, Mahasanghika, dan lain-lain, atau cuma ambil kesimpulan sepihak "cuma Abhidhamma Theravada yang bisa dibuktikan lewat pengalaman pribadi dan membawa pada nibbana "?
IMO bukannya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dengan teknik ilmuwan tetapi ketidakmampuan ilmuwan untuk membuktikan dengan 1001 peralatan duniawinya. Yang lainnya tidak mencoba metode lain setelah mentok pake cara ilmiah modern.
Salah, yang dibuktikan oleh ilmuwan adalah catatan sejarahnya, bukan nibbananya kok.
Dan kalau mau seperti itu, dengan argumen sama pihak lain juga bisa bilang: meditasi Buddhis manapun yang hanya sampai "nirodha-samapatti" adalah terbatas dan tidak mampu membuktikan Tuhan di agama saya.
Argumen begini tidak ada ujung pangkalnya. Kalo merasa satu ajaran cocok, yah jalani saja secara pribadi.
pertanyaan terakhir apakah ada manfaatnya untuk perkembangan batin dengan mengetahui Buddhisme awal saja?
Perkembangan batin adalah tergantung bagaimana individu menyikapi objek, bukan tergantung objeknya. Mau Buddhisme Awal atau sekte apapun, kalau disikapi salah sama saja "memegang ular di ekor".
Sepengetahuan saya sejarah tidak pernah bisa mengungkap sebuah misteri sepenuhnya. Kalau Buddhisme awal meragukan, Tipitaka jadi dwipitaka(tanpa abhidhamma or abhidharma) maka gak usah ada yang beragama Buddha, yuk ramai2 pindah ke kr****n dan Islam. karena Dwipitaka pun nantinya meragukan banyak yang hilang juga koq catatannya. . Sehingga muncul pertanyaan lagi penelitian macam apa yg sedang terjadi disini? oh no..
Tapussa & Bhallika dulu dwisarana, kaya' Musl1m aja yah syahadah-nya 2 baris, mendingan sholat aja tuh mereka. Pancavaggiya dulu juga ga ada vinaya, sutta cuma 2. Suruh jadi pandawa 5 aja kali yah?
Logika apa pula itu?
Buddhisme Awal tidak mengatur otoritas kitab, sangha, doktrin, tafsir, juga apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh umat/bhikkhu, namun hanya mengulas fakta saja: berdasarkan data ini, maka disimpulkan faktanya begini. Nah umat Buddha mau apa, tidak ada urusannya juga. Buddhisme Awal bukan sekte, bukan organisasi, bukan sangha, bukan apa-apa, hanya sebuah studi saja dari orang-orang yang tampaknya "tidak percaya begitu saja kata kitab".