Ah Bro Merc bisa aja.. Tau drmn banyak detektor kesucian di sana? Detektor kesucian paling sahih ya 1 doang, tp dah hilang dikremasi setelah Maha-parinibbana. Selain itu, Agga-savaka seperti YM Sariputta Thera dan YM Maha-moggallana Thera aja ngga bisa deteksi kesucian, apalagi yg sekarang2.
Tambahan sedikit dari blognya S.Dhammika:
Here’s an interesting fact for you. In Thailand it is illegal to wear a monk’s robe if you have not been properly ordained. The only people who do this are those who think (correctly as it happens) that they can more easily solicit money or cigarettes from people or sell them magical amulets if they are thought to be a monk. If the police stop someone they suspect of being a fake monk and he cannot produce his monk’s ID card, they’ll arrest him. But here’s the interesting part. If he can show that he has an ID card and that he is therefore a ‘real’ monk, they'll bow to him and let him go to continue to trying to cadge money off people. Undergoing the legally valid ordination makes you a monk (or nun). Whether you’re genuinely committed to the spiritual life or not, whether you’re learned or not, whether you spend all day sleeping or meditating, doesn’t seem to interest most people, even the Eccesiastical Council. Just as clothes make the man, the ceremony makes the monk (or nun). These verses, attributed to the Buddha, must have been inserted into the Tipitaka at a later date.
Although adorned in fine clothes if he cultivates equanimity and is calm, disciplined, restrained, living the holy life, harmless to all living beings, he is a priest, he is an ascetic, he is a bhikkhu. Dhammapada 142.
One is not a bhikkhu simply by begging alms from others while living a lay-like life. Begging does not make a bhikkhu. But whoever is unconcerned with good and evil, a liver of the holy life, wandering carefully in the world, he is a real bhikkhu. Dhammapada 266-7
The above picture is of Lungpo Jumnean, one of the most esteemed of Thailand’s many amulet-selling monks. His amulets, which can cost up to $5000, are bigger than most and therefore more ‘potent’. Dear old Lungpo has become very wealthy through his amulet business. But its quite alright because he has been properly ordained - unlike those disgraceful nuns.
Ini fenomena di salah 1 aliran Buddhisme juga, di negara tertentu.
P.S
What do you guys think about the pic above?
Kalau gambar diatas gue ada cerita lucu....
Waktu baca tentang profilenya mantap, ditulis murid Ajahn Lee Dhammadaro. Terus pas searching2 ketemu foto itu , bikin penasaran
Trus pas datang ke bali, sebenarnya gua mo kesana mo liat, tapi ada acara lain. Akhirnya gue suruh temen coba liat dan minta ceritakan apakah situasinya masih sama dengan yang difoto. Ternyata cerita2..astaga Trus chat di YM oleh salah satu momod, malah ketawa bareng...malah ketawaiin gue gara2 ngak jadi datang. Sebenernya kalo tuh acara ngak ikut juga bisa sih....
Dan sempet gue coba mantra die juga...tapi manjur juga lho, temen gue juga,dan ada satu anak DC katanya juga gitu --> jangan ditiru ya, nanti kalo ngak manjur gua disalahin
Ngomong2 aliran apa Luangpu itu ?
Saudara Bond yang baik,
luar biasa ya Luangpo Jumnean... saya juga salah sangka karena melihat
profile beliau sungguh mengesankan, nggak tahunya.... bawa jimat 50 kg...
dan teman-teman yang mengenalkan dan beberapa teman yang lain mencari pembenaran dengan mengatakan, bahwa membawa jimat itu adalah merupakan suatu latihan. (Dalam hati saya bertanya) Latihan kok caranya begitu? Apa nggak ada cara lain?
Menurut saya sikap di foto itu adalah sikap
silabata paramasa bukan sikap seorang bhikkhu yang telah mencapai kesucian, Tetapi sesudah saya renungkan lagi, menurut saya sikap tidak percaya saya (tidak percaya ia telah memiliki pencapaian kesucian tertentu) kepada beliau adalah hal yang wajar, karena saya tidak bisa membaca tingkat kemajuan batinnya ya kan?
Saya rasa saya masih beruntung tidak menganggap ia sudah mencapai tingkat kesucian tertentu, karena bila saya percaya bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian tertentu, saya rasa tidak tepat, karena sejujurnya saya tak dapat membaca batinnya, sehingga apapun kata orang atau kata pengikutnya bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian tertentu saya tetap tak percaya, Saya rasa bahkan ia sendiri mungkin tahu, atau mungkin juga tidak tahu mengenai tingkat pencapaian batinnya.
Dalam visuddhi magga ada disebutkan ceritera mengenai seorang Bhikkhu yang "menganggap" dirinya telah mencapai kesucian Arahat. Suatu ketika murid beliau yang memang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan memiliki Abhinna melihat bagaimanakah pencapaian gurunya? Beliau
surprise setelah mengetahui ternyata gurunya belum mencapai tingkat kesucian Arahat.
Lalu beliau memberi petunjuk kepada guru beliau sendiri (yang juga memiliki abhinna) untuk menciptakan gajah yang menyeramkan dan akan menyerang beliau.
Gajah itu diciptakan dan guru beliau kaget dan takut melihat gajah ciptaannya sendiri tersebut. Lalu murid beliau bertanya apakah seorang Arahat memiliki rasa takut?
Guru beliau lalu sadar kemudian bermeditasi lagi hingga mencapai tingkat kesucian Arahat.
Dari ceritera ini kita tahu bahwa sejak jaman dahulu ada bhikkhu yang menganggap dirinya telah mencapai tingkat kesucian Arahat, ternyata belum.
Lalu bagaimana bila seorang bhikkhu mengaku Arahat? apakah kita akan percaya? Mengaku telah mencapai tingkat kesucian tertentu kepada umat awam (walaupun benar) sudah merupakan pelanggaran
vinaya pacittiya apalagi bila ternyata belum mencapai tingkat kesucian Arahat.
Jadi "umpamanya" Luangpo Jumnean mengaku telah mencapai tingkat kesucian Arahat, saya jelas tidak akan percaya, berdasarkan tingkah laku yang diperlihatkannya. Sikap saya untuk memilih tidak percaya saya rasa lebih memiliki landasan kuat dibandingkan sikap percaya, karena sikap percaya terhadap sesuatu seperti pencapaian batin, hanya memiliki landasan yang kuat bila kita bisa melihat ke dalam batinnya seperti ceritera diatas ya kan?
Dan untuk bisa memastikan ia Arahat hanya seorang Buddha atau Arahat lain yang memiliki abhinna yang mampu melakukannya, dan sejujurnya saya tak memiliki kemampuan itu.
Jadi melihat sikap Luangpo Jumnean demikian, saya rasa lebih aman bagi saya untuk mengatakan tak percaya bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian.
Di foto beliau hanya senyum, tetapi bila beliau tertawa sampai terlihat gigi maka saya bisa memastikan (sesuai pelajaran Abhidhamma yang saya terima) bahwa ia bukan Arahat.