//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 565194 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #30 on: 21 April 2008, 10:05:42 AM »
apakah aktivitas itu menimbulkan
kekotoran batin???

O, jadi sekarang ditambah rumusannya, mana yang "bisa" dan mana yang "tidak bisa"? Kalau aktivitas itu "menimbulkan kotoran batin", jadi "tidak bisa" dilakukan sambil ber-vipassana, sedang kalau aktivitas itu "tidak menimbulkan kotoran batin", atau malah menimbulkan kebaikan, "bisa" dilakukan sambil ber-namaskara?

Kalau begitu vipassana tidak berbeda dengan Sila, dong? Yang "tidak baik" tidak boleh, yang "baik" boleh? :) ... Padahal setahu saya, vipassana itu bukan Sila, vipassana itu termasuk Samadhi.

Salam,
hudoyo

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #31 on: 21 April 2008, 10:09:37 AM »
Tapi, marilah kita melangkah dengan hati-hati sekali. Penjelasan Anda menimbulkan pertanyaan baru: bisakah orang, misalnya, menyembelih ayam dengan ber-vipassana? Bukankah menyembelih ayam itu suatu aktivitas juga?

menurut saya bisa saja,
vipassana dalam pandangan saya adalah 'menyadari' (termasuk upaya menyadari).
tidak terikat pada kondisi 'diam' ataupun 'bergerak' (beraktifitas). jg tidak terikat pada perbuatan baik atau buruk.

apabila seseorang terperangkap dalam kondisi utk melakukan perbuatan buruk, vipassana di sana adalah sekedar 'menyadari', perbuatan yg dilakukan adalah dorongan kondisi, niat tetap saja ada, tetapi dg sadar (belum sepenuhnya seperti arahat) niat tsb sebenarnya sudah menjadi lebih kecil dibanding perbuatan yg dilakukan dg tidak sadar.

itu versi vipassana saya,
saya sendiri masih pemula.
jadi mohon bimbingannya :)

terima kasih,
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #32 on: 21 April 2008, 10:11:40 AM »
Tapi, penutupan Buddharupang itu juga dimaksudkan untuk umat Buddha sendiri yang ikut retret; malah saya rasa jauh lebih penting maksud penutupan itu bagi umat Buddha daripada bagi umat non-Buddhis yang ikut retret, karena umat non-Buddhis bisa mengabaikan saja adanya Buddharupang itu tanpa mengganggu batinnya. Kira-kira apa maksud penutupan itu bagi umat Buddha yang ikut retret, ya?

Apakah bahwa seorang Buddhist sendiri,kita kadang melekat pada objek patung itu sendiri? contohnya:setiap Buddhist melihat sebuah patung atau lambang apa aja,dalam dirinya merasa ingin hatur sembah.jadi mungkin dalam vipassana ini akan melencengkan dasar latihannya karena objek yang harus diketahui bukan itu?
apakah menurut Pak Hudoyo,bernamaskara juga menjadi sebuah kemelekatan yang harus dihindari?
Sori,aku masih awam soal gini-ginian Pak.... _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #33 on: 21 April 2008, 10:17:51 AM »
wah benar juga yah....
rumus nya salah....vipasanna itu menyadarin semua
yang timbul...baik oleh jasmani maupun batin...
tidak ada pertanyaan dan tidak ada jawaban
yang ada hanya mengamatin saja....gitu dah yang aku lakukan...
btw...tread ini aku suka
seperti tergali....pikiran kita ;D

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #34 on: 21 April 2008, 10:19:14 AM »
Sadar setiap saat
Satu hal yang menarik yang saya lihat pada sebuah retreat adalah Sayadaw yang mengajar meditasi tidak bernamaskara pada Rupang Buddha, melainkan hanya berdiri dan beranjali.

_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #35 on: 21 April 2008, 10:22:27 AM »
 _/\_ saya menunggu jawaban dari para senior mengenai namaskara dan baca paritta,trus satuhal lagi,kalo Muslim yang ikut,mereka boleh sholat 5 waktu....kalo yan Buddhist tidak diharapkan baca paritta dan namaskara.....aku makin bingung. apakah termasuk semacam penghalang, mengurangi rasa terikat, atau tabu dalam vipasana?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #36 on: 21 April 2008, 10:23:35 AM »
aku vipassana nya hanya diam dan mengamatin gerakan jasmani dan batin
dalam namaskara dan baca paritta aku pernah...
kalau potong ayam aku belum pernah....
jangan kan potong lihat orang potong ayam aja aku engak pernah ^-^

ternyata meditasi ku masih jauhhhhhhhhhh  banget...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #37 on: 21 April 2008, 11:06:02 AM »
apa adanya....
toh pada awalnya semua rupang simbol....dan lain - lain itu tidak ada
kalau kita melihat sebuah simbol
kita akan terpengaruh dengan simbol itu
terpengaruh maksudnya pikiran kita akan membentuk sosok simbol atau apapun itu...
hingga untuk melihat batin lebih dalam lagi kita jadi terhambat
gitu dah menurut ku
aku seh belum pernah ikut seh retred ginian....bedasarkan pikiran ku aja neh
Tapi, penutupan Buddharupang itu juga dimaksudkan untuk umat Buddha sendiri yang ikut retret; malah saya rasa jauh lebih penting maksud penutupan itu bagi umat Buddha daripada bagi umat non-Buddhis yang ikut retret, karena umat non-Buddhis bisa mengabaikan saja adanya Buddharupang itu tanpa mengganggu batinnya. Kira-kira apa maksud penutupan itu bagi umat Buddha yang ikut retret, ya?

Apakah bahwa seorang Buddhist sendiri,kita kadang melekat pada objek patung itu sendiri? contohnya:setiap Buddhist melihat sebuah patung atau lambang apa aja,dalam dirinya merasa ingin hatur sembah.jadi mungkin dalam vipassana ini akan melencengkan dasar latihannya karena objek yang harus diketahui bukan itu?
apakah menurut Pak Hudoyo,bernamaskara juga menjadi sebuah kemelekatan yang harus dihindari?
Sori,aku masih awam soal gini-ginian Pak.... _/\_

Nah, mulai dari sini tanggapan saya untuk Rekan Evo dan Rekan Nyanadhana saya satukan saja, karena kedua rekan itu sekarang sudah menampilkan pemahaman yang kurang lebih sama. :)

Rekan Evo mengatakan, "kita akan terpengaruh dengan simbol itu ... hingga untuk melihat batin lebih dalam lagi kita jadi terhambat".

Rekan Nyanadhana mengatakan, "kita kadang melekat pada objek patung itu sendiri ... dalam dirinya merasa ingin hatur sembah ... mungkin dalam vipassana ini akan melencengkan dasar latihannya."

Lalu, Rekan Nyanadhana bertanya, "apakah menurut Pak Hudoyo,bernamaskara juga menjadi sebuah kemelekatan yang harus dihindari?"

'Melekat" atau "tidak melekat" bukan terletak pada perbuatan namaskara itu sendiri, melainkan tergantung pada motivasi (dorongan batin) apa yang mendorong seseorang melakukan namaskara. Saya rasa kita semua sepakat bahwa namaskara itu suatu perbuatan baik (kusala kamma), bukan? -- berbeda sekali dengan menyembelih ayam, yang merupakan perbuatan buruk (akusala kamma). Kalau menyembelih ayam, saya rasa tidak ada umat Buddha yang mau melakukannya, entah ia ber-vipassana atau tidak. Sebaliknya, dengan bernamaskara, baca paritta dsb orang bisa terlahir dalam alam dewa yang rendah (bukan alam dewa Brahma), atau sebagai manusia yang mempunyai kehidupan yang baik. Begitulah kira-kira diajarkan dalam Agama Buddha. - Nah, tidak mungkinkah orang melekat kepada ritualisme (namaskara, baca paritta), dengan harapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik seperti itu?

Nah, sekarang tentang vipassana. Apakah "tujuan" orang melakukan vipassana? "Tujuan" orang melakukan vipassana adalah untuk mengamati secara pasif gerak-gerik badan & batinnya sendiri, termasuk menyadari segala keinginan, harapan & kelekatan-kelekatan yang paling halus, sehingga pada akhirnya batin akan bebas dari aku/atta, sumber dari semua itu. "Tujuan" vipassana bukan untuk berbuat baik, vipassana bukan kusala-kamma; melainkan "tujuan" vipassana adalah untuk bebas dari kamma apa pun, buruk & baik, sehingga orang tidak lahir kembali, itulah yang dinamakan "padam" (nibbana).

Kembali kepada pertanyaan Rekan Nyanadhana, pertanyaan Anda saya ubah sedikit: apakah ada orang ber-namaskara tanpa melekat kepada namaskara itu sendiri? ... Ada. ... Misalkan Rekan Evo adalah siswa Sang Buddha yang telah jauh berkembang vipassana-nya. Ia menyadari gerak-gerik batinnya, termasuk kelekatannya terhadap namaskara, baca paritta dsb, sehingga ia bebas dari kelekatan itu, bebas dari dorongan untuk melakukan namaskara & baca paritta. Satu-satunya minat Rekan Evo adalah terus-menerus mengamati gerak-gerik batinnya sendiri, agar tercapai pembebasan dari aku/atta, tercapai pemadaman (nibbana) dalam hidup ini juga. Tetapi, Rekan Evo sudah keburu berkeluarga. Ia punya kewajiban membesarkan dan mendidik anaknya. Ketika anaknya sudah berumur 2-3 tahun, diajaknya anaknya itu ke vihara, dan kepada anaknya diajarkannya ber-namaskara di depan Buddharupang; tetapi Rekan Evo sendiri--karena vipassana-nya sudah jauh berkembang--sama sekali tidak melekat pada perbuatan namaskara itu sendiri. Bagi dia sendiri, namaskara itu tidak ada artinya sama sekali, karena "tujuan" hidupnya bukan untuk lahir di alam dewa, melainkan untuk mencapai kepadaman (nibbana) dalam hidup ini juga.

Jadi masalahnya bukan ber-namaskara atau tidak, tetapi menyadari apa motivasi kita untuk ber-namaskara kalau kita melakukannya. Untuk menyadari motivasi inilah, maka dalam retret-retret MMD disarankan untuk tidak ber-namaskara, baca paritta dsb selama menjalankan retret. Maksud yang sama pula kita lihat mengapa dalam retret-retret vipassana versi Goenka semua Buddharupang ditutup kain atau kertas.

Salam,
hudoyo


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #38 on: 21 April 2008, 11:10:16 AM »
 _/\_ hooh penjelasan yang jelas, Terima kasih Pak Hudoyo,hatur nuwun...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #39 on: 21 April 2008, 11:15:27 AM »
Sadar setiap saat
Satu hal yang menarik yang saya lihat pada sebuah retreat adalah Sayadaw yang mengajar meditasi tidak bernamaskara pada Rupang Buddha, melainkan hanya berdiri dan beranjali.

_/\_

Mungkin tradisi di Burma memang begitu. Tetapi Sayadaw itu tetap memberikan attha-sila, membaca paritta metta dll ritualisme Buddhis SETIAP HARI selama retret berlangsung dari awal sampai akhir. Untuk apa minta attha-sila setiap hari selama retret berlangsung? Setiap yogi yang mau interview harus namaskara kepada Sayadaw tiga kali sebelum dan sesudah interview. - Saya rasa, itu pun tradisi vipassana yang sudah turun-temurun di Burma.

Tetapi, umat Buddha yang diajar Kalama-sutta, patut bertanya, relevankah itu dengan vipassana?

Salam,
hudoyo

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #40 on: 21 April 2008, 12:17:39 PM »
Yang disini yang sudah pernah ikut retreat MMD siapa ajah yah?

kalo boleh pak Hudoyo sharing dong langkah2 meditasinya.

Thanks.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #41 on: 21 April 2008, 12:42:59 PM »
RUNTUHNYA TUHAN BAGI SEORANG PENGANUT MONOTEISME

_/\_ saya menunggu jawaban dari para senior mengenai namaskara dan baca paritta,trus satuhal lagi,kalo Muslim yang ikut,mereka boleh sholat 5 waktu....kalo yan Buddhist tidak diharapkan baca paritta dan namaskara.....aku makin bingung. apakah termasuk semacam penghalang, mengurangi rasa terikat, atau tabu dalam vipasana?

Kalau teman Muslim saya larang sholat 5 waktu dalam retret MMD, jelas tidak ada yang mau ikut retret MMD. :D Bagi teman Muslim, melanggar kewajiban sholat 5 waktu berarti dijamin masuk neraka.

Sebaliknya, teman Buddhis yang saya sarankan untuk tidak melakukan ritual Buddhis dalam retret vipassana, hampir semuanya langsung menyadari maksudnya; kecuali satu dua orang yang tetap saja ber-namaskara ketika masuk dan keluar Dhammasala di dalam retret, yang saya biarkan saja, sebagai urusannya sendiri.

Langkah yang terpenting--untuk teman-teman Buddhis dan non-Buddhis--adalah membawa orang mengalami bagaimana rasanya mengenali diri sendiri. Itu saja yang perlu; itulah "seluruh perjalanan". Runtuhnya ritualisme adalah urusan belakang, bahkan mungkin urusan yang PALING BELAKANG.

Kalau orang sudah bisa mengenali dirinya sendiri, maka semua yang lain akan berproses sendiri tanpa si aku campur tangan lagi.

Tujuan spiritual seorang penganut monoteisme (Muslim atau Keristen), adalah untuk "menyatu dengan Tuhan". (Ini sangat berbeda dengan tujuan kebanyakan orang Muslim atau kebanyakan orang Keristen, yakni "masuk sorga".) Di dalam pengertian "penyatuan dengan Tuhan" masih tersisa adanya aku/diri/ego, sekalipun sudah begitu "suci" tanpa "noda" lagi, sehingga "pantas berada bersama Tuhan".

Sekalipun "penyatuan dengan Tuhan" ini--di mana aku berada bersama Tuhan tanpa terpisahkan lagi--dipandang sebagai tujuan tertinggi yang bisa dicapai manusia dalam dunia mistisisme Islam & Keristen, namun satu-dua orang mistikus Islam dan Keristen mengalami "perjalanan" yang lebih jauh lagi, yakni mengalami runtuhnya "aku". Dan yang lebih menarik dalam pengalaman segelintir orang ini ialah bahwa ketika "aku" runtuh, pada saat itu runtuh pula "Tuhan"! Kenapa? ... Karena, ketika subyek runtuh, maka obyek pun runtuh. -- Hal ini terjadi pada akhir perjalanan mistikal para penganut monoteisme itu. - Jadi, mengenai "kewajiban" sholat 5 waktu itu--yang ancaman bagi pelanggarannya adalah neraka--biarkan saja; pada waktunya akan runtuh sendiri.

Di lain pihak, kita umat Buddha sudah harus bersyukur karena Sang Guru tidak mengajarkan kewajiban ritual ini-itu kepada kita dengan ancaman ini-itu bagi pelanggarnya; alih-alih yang diajarkan oleh beliau hanyalah sadar/eling. Yang membuat kita MERASA "wajib" namaskara, MERASA "wajib" baca paritta, sebenarnya adalah batin kita sendiri, yang melekat. - Apakah kita akan membuat ritual Buddhis kita menjadi semacam "kewajiban" pula, dengan ancaman neraka, sebagaimana dalam Islam? Tentu tidak, bukan? :)

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #42 on: 21 April 2008, 12:44:59 PM »
Yang disini yang sudah pernah ikut retreat MMD siapa ajah yah?

kalo boleh pak Hudoyo sharing dong langkah2 meditasinya.

Thanks.

Yang jelas: Benny Sumedho. Tanya, tuh, langkah-langkah MMD sama dia. :)

Salam,
hudoyo

PS: Apa saja "langkah-langkah" MMD dapat Anda baca pada posting kedua page 1 thread ini. :)
« Last Edit: 21 April 2008, 01:17:15 PM by hudoyo »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #43 on: 21 April 2008, 12:49:21 PM »
 _/\_ berarti MMD adalah mengajarkan kita meditasi vipasana sama seperti pada saat Guru Buddha sedang berada di dunia,saat itu belum ada campur tangan simbol ini dan simbol itu,bentuk meditasinya seperti apa adanya Sang Buddha ajarkan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #44 on: 21 April 2008, 12:52:24 PM »
Tapi, marilah kita melangkah dengan hati-hati sekali. Penjelasan Anda menimbulkan pertanyaan baru: bisakah orang, misalnya, menyembelih ayam dengan ber-vipassana? Bukankah menyembelih ayam itu suatu aktivitas juga?

menurut saya bisa saja,
vipassana dalam pandangan saya adalah 'menyadari' (termasuk upaya menyadari).
tidak terikat pada kondisi 'diam' ataupun 'bergerak' (beraktifitas). jg tidak terikat pada perbuatan baik atau buruk.

apabila seseorang terperangkap dalam kondisi utk melakukan perbuatan buruk, vipassana di sana adalah sekedar 'menyadari', perbuatan yg dilakukan adalah dorongan kondisi, niat tetap saja ada, tetapi dg sadar (belum sepenuhnya seperti arahat) niat tsb sebenarnya sudah menjadi lebih kecil dibanding perbuatan yg dilakukan dg tidak sadar.

itu versi vipassana saya,
saya sendiri masih pemula.
jadi mohon bimbingannya :)

terima kasih,

Rekan Tesla,

Sebenarnya sederhana sekali:

Kalau di dalam vipassana orang menyadari niatnya ingin menyembelih ayam, dia tidak jadi menyembelih ayam.
Kalau di dalam vipassana orang benar-benar menyadari niatnya bernamaskara, dia tidak jadi bernamaskara untuk dirinya sendiri.

Kalau di dalam vipassana, orang terus saja ber-namaskara, berarti dia tidak menyadari motivasi di dalam batinnya yang mendorongnya ber-namaskara itu, dia tidak menyadari bahwa ia sudah melekat kepada ritual itu.

Salam,
hudoyo