//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !  (Read 23121 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #15 on: 13 January 2011, 06:12:04 AM »
haha iya.. menurut anda bagaimana ttg BBU? ato TBU?

sepertinya Bhante yang dimaksud dari Mahayana, jadi memang Bhiksu Mahayana tidak terlatih dengan kata 'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta' tapi terlatih kata2 Buddha Bless You (BBU).

IMO,
Biarin aja, mau BBU, TBU, DBU(dhamma atau dewa), SBU (Samgha), apa sajalah bless you ! ^:)^
Tidak usah dipermasahkan :)) :))
Lain kali ketemu ada orang lain yang mengucapkan kata Bless You kepada anda, langsung dibalas dengan kata 'Sadhu'  ;D

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #16 on: 13 January 2011, 07:08:51 AM »
pernah liat ga bhante bilang MIEYABI? =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #17 on: 13 January 2011, 09:06:30 AM »
Bro. kevin, tidak perlu bersifat "Tuhan" untuk bisa "bless".... hahah...

BBU tidak masalah, kalau perlu Triratna bless U....wkwkwk... Nah kalau dibilang BBU atau Triratna bless U, yang nge-bless siapa? Ya para Buddha dan Bodhisattva. Nah mereka ada di mana? Batin kita sendiri.  ;D

Hakikat sejkati kita, tidaklah terpisah dengan para Buddha dan Bodhisattva.

 _/\_
The Siddha Wanderer

IMO,

Penjelasan begini memang oke, bagi kita2 yg mengerti.
Tapi bagi umat awam? Sy yakin pengertiannya adalah: Ada sosok Buddha nun disana yg memberkati kita.

Akhirnya akan timbul pemahaman di benak umat awam bahwa ada sosok2 Buddha (entah Buddha Siddharta, Buddha Amitabha ataupun Buddha2 lainnya) yg mengawasi, menilai dan melindungi hidup kita...

Pengertian begini tentu menjauhkan mereka dari esensi ajaran Buddha, yakni 'diri sendiri' lah yg menentukan masa depan kita... 'diri sendiri' lah yg melindungi kita (melalui perbuatan, perkataan, dll)... Tidak ada perlindungan lain.

----

Buddha Bless You, menurut saya adalah blessing agama tetangga yg diadaptasi ke agama kita. Di Tipitaka tidak ada blessing begini. "God Bless You" diadaptasi menjadi "Buddha Bless You", yg kemudian penjelasannya logisnya dicari2...

Case ini hampir sama dengan 'Pelimpahan Jasa Baik' yg sedang kita diskusikan di thread lain, yg kemungkinan adalah tradisi lokal yg dicari2 penjelasan secara Buddhisnya...

 _/\_

::
« Last Edit: 13 January 2011, 09:10:11 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #18 on: 13 January 2011, 09:30:20 AM »
Bro. william, tetap saja, bagi saya tidak ada masalah.

Dalam Saddharmapundarika Sutra, bukankah Bodhisattva Avalokitesvara sungguh sungguh menolong / memberkati? ;D

Batin para Buddha dan Bodhisattva yang mencapai kondisi amala-vijnana / shunyata, seluruhnya memahami hakekat pratityasamutpada, sebab akibat dan inter-being, Beliau yang telah Tercerhakan telah memahami Hakekat Sejati yang tidak terpisahkan dengan semua makhluk dan fenomena, maka dari itu mereka mampu menolong kita semua. Kobun Chinno, guru Steve Jobs (Apple) mengatakan bahwa batin amala vijanana secara otomatis merefleksikan penderitaan makhluk lain dan secara otomatis memunculkan pikiran welas asih.

Justru karena Hakekat Sejati itu ada dalam diri kita sendiri, maka para Buddha dan Bodhisattva dapat menolong, dan ketika Buddha Bodhisattva menolong kita, sesungguhnya tidak berbeda dengan diri kita dan karma kita sendirilah yang sebenarnya menolong diri kita.

Buddha Bodhisattva menolong tentu tetap dalam ranah hukum sebab akibat dan tidak takhayul sama sekali. Buddha Bodhisattva bekerja pada prinsip Inter-Being / "ketersalinggantungan / koneksi". Buddha Bodhisattva menolong lewat diri kita sendiri dan orang lain. Maka dari itu dikatakan bahwa tubuh transformasi Bodhisattva atau Buddha adalah ayah ibu kita, atau kalyanamitra, atau bisa juga berbagai macam wujud seperti yang dsiebutkan dalam bab Avalokitesvara dalam Saddarmapundarika Sutra. Ini karena Sang Bodhisattva menolong lewat batin welas asih para makhluk. Bahkan ketika Avalokitesvara menolong dari bencana banjir dan kebakaran ,semuanya lewat cara-cara yang lumrah seperti: sang korban tiba" menemukan kapal hanyut dan menggandolinya, atau ketika kebakaran diam" ada pemadam kebakaran yang memiliki insting ada orang yang terjebak dalam satu kamar.

Buddha Bodhisattva memberkati dan menolong lewat mematangkan karma baik dan mendorong Bodhicitta dalam diri tiap makhluk.

Untuk berikutnya saya kutip dari web Kadam Choeling, pemababran Dharma oleh Suhu Bhadra Ruci:
Karma kita sendiri dan nenek menggugat Avalokiteshvara:

Poin-poin terakhir ini seraya menjelang berakhirnya seminar. Berangkat dari pertanyaan, apakah boleh memohon pertolongan Buddha yang berdiam di wihara atau klenteng, tanggapan peserta adalah boleh dan tidak. Masing-masing akan dijelaskan:

Tidak boleh, karena kita bergantung pada karma kita sendiri

Segelintir ceramah Dharma melarang kita memohon di hadapan altar Buddha untuk mendapatkan apa yang diinginkan semuanya berlandaskan pemikiran ”karma kita sendiri”. Hal ini sangat salah, karena jikalau permohonan tersebut berlandaskan keyakinan akan kualitas Buddha untuk menolong kita bahkan untuk masalah duniawi sekalipun tetap saja itu adalah sebuah kebajikan (keyakinan pada Tri Ratna). Justru dengan memohon bantuan kepada Tri Ratna atas dasar keyakinan, kita dapat mengumpulkan kebajikan dan melalui akumulasi kebajikan tersebutlah hal-hal yang baik akan dapat kita peroleh. Demikianlah ”karma kita sendiri” dipahami bukannya dengan melarang kita merendahkan hati untuk memohon di hadapan perwakilan Buddha.

Boleh,....... tetapi bagaimana cara Buddha menolong?

Suhu bertitah, ”Buddha menolong kita dengan cara yang misterius!”. Alkisah seorang nenek yang yakin kepada Bodhisattva Avalokiteshvara dikepung oleh banjir besar dan memohon pertolongan dari beliau. Sembari menunggu Avalokiteshvara, nenek itu didatangi tetangganya yang menawarkan tempat di rakit miliknya, tapi nenek itu menolak. Kemudian anggota SAR dengan perahu motor, mengajak nenek itu turut serta tapi lagi-lagi ditolak. Terakhir sebuah helikopter datang dan berkeras mengajak nenek itu ikut karena banjir semakin besar, tapi nenek itu menolak karena yakin Avalokiteshvara akan datang menolongnya. Akhirnya nenek itu tewas diterjang banjir besar. Di hadapan Raja Yama (penguasa alam kematian), nenek itu menggugat Bodhisattva Avalokiteshvara yang dianggap berbohong karena senantiasa berjanji menolong makhluk yang kesusahan tapi tidak datang ketika nenek tersebut memohon bantuan. Avalokiteshvara pun menjelaskan bahwa tiga kali beliau berusaha menolong tapi sang nenek menolak, tiga kali!

Apa yang dialami nenek tersebut adalah terjebak dalam tahayul, hal mana yang akan membuat Buddha dan Bodhisattva tidak dapat menolong kita (karena kita yang menutup diri). Penting sekali untuk menyadari bahwa Buddha tidak pernah ingkar untuk menolong kita kapanpun dimanapun dan siapapun, tapi kita perlu memiliki keyakinan terhadap Buddha serta hukum karma dan akibatnya. Tanpa hal tersebut kita justru tenggelam dalam kebodohan (tahayul) yang justru membuat kita tidak dapat ditolong oleh siapapun. Buddha ibarat bulan, jika banyak ember air berada di bawahnya dan air tersebut tenang, bulan akan nampak di semua ember tersebut. Tetapi pada air yang terus bergejolak, bulan tidak akan nampak. Siapkah kita menerima pertolongan dari Buddha?

Kendaraan boleh-boleh saja berbeda, tapi........

Dua paham daripada Hinayana dan Mahayana jelas berbeda, yang satu menganggap Buddha sudah mati, yang satu menganggap Buddha terus bekerja dengan banyak cara selama penderitaan berlangsung. Dua paham ini terwujud dalam contoh di atas mengenai ”karma kita sendiri” dan pertolongan misterius Buddha. Yang mana yang benar? Menurut Suhu, keduanya tidaklah salah. Yang salah adalah jika kemudian kita kehilangan keyakinan kita akan Buddha (Buddha hilang dalam batin kita) atau terjebak dalam tahayul sehingga membuat kita bermental peminta-minta. Semoga ketidak-salingpahaman bisa teratasi oleh karenanya.


 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #19 on: 13 January 2011, 09:48:34 AM »
Buddha Bless You itu sebenarnya asalnya dari dubbing film silat China
waktu ada Biksu bilang "Omitofo" sebagai salam, si penterjemah bingung mau terjemahin apa, karena orang barat mana ngarti Buddha Amitabha
akhirnya jadi Buddha Bless You
sampai menyebar luas sampai sekarang

referensi: Tayangan tengah malam princess Chen Ping di RCTI dulu
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #20 on: 13 January 2011, 10:09:44 AM »
Buddha itu yang dimaksud Sammasambuddha , Paccekabuddha atau Savakabuddha ? Kalau sammasambuddha sih sudah tidak bisa dispekulasi lagi keberadaannya... kalau paccekabuddha menurut konsep-nya tidak mungkin ada pada masa adanya ajaran/sasana... kemungkinkan yah savakabuddha (buddha siswa) yang mungkin ada...

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #21 on: 13 January 2011, 10:10:32 AM »
Buddha Bless You itu sebenarnya asalnya dari dubbing film silat China
waktu ada Biksu bilang "Omitofo" sebagai salam, si penterjemah bingung mau terjemahin apa, karena orang barat mana ngarti Buddha Amitabha
akhirnya jadi Buddha Bless You
sampai menyebar luas sampai sekarang

referensi: Tayangan tengah malam princess Chen Ping di RCTI dulu

Terjemahan sembarangan kalau OMITOFO jadi Buddha bless you...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #22 on: 13 January 2011, 10:15:40 AM »
Buddha Bless You itu sebenarnya asalnya dari dubbing film silat China
waktu ada Biksu bilang "Omitofo" sebagai salam, si penterjemah bingung mau terjemahin apa, karena orang barat mana ngarti Buddha Amitabha
akhirnya jadi Buddha Bless You
sampai menyebar luas sampai sekarang

referensi: Tayangan tengah malam princess Chen Ping di RCTI dulu

Yak ini benar juga... saya ingat tahun2 '80'n Omituofo di dubbing menjadi: Buddha Bless U

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #23 on: 13 January 2011, 10:29:34 AM »
Quote
karena orang barat mana ngarti Buddha Amitabha
akhirnya jadi Buddha Bless You

Hhahaha kalau jd Buddha Bless You mah jadi penyempitan makna. Arti dari Amitabha sendiri yah bukan hanya "Buddha Bless You" tp banyak macem bisa Prajna, Maitri, Nirvana dsb".. yah terjemahan zaman dulu...hahah

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #24 on: 13 January 2011, 10:39:34 AM »
soalnya disamain dengan counterpartnya di kebudayaan barat, god bless you...
ini masalah kebiasaan doang sih...

jadinya yg bener harusnya "Omitofo"
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #25 on: 13 January 2011, 06:48:43 PM »
Namo Buddhaya,

Bro. william, tetap saja, bagi saya tidak ada masalah.

Dalam Saddharmapundarika Sutra, bukankah Bodhisattva Avalokitesvara sungguh sungguh menolong / memberkati? ;D

Batin para Buddha dan Bodhisattva yang mencapai kondisi amala-vijnana / shunyata, seluruhnya memahami hakekat pratityasamutpada, sebab akibat dan inter-being, Beliau yang telah Tercerhakan telah memahami Hakekat Sejati yang tidak terpisahkan dengan semua makhluk dan fenomena, maka dari itu mereka mampu menolong kita semua. Kobun Chinno, guru Steve Jobs (Apple) mengatakan bahwa batin amala vijanana secara otomatis merefleksikan penderitaan makhluk lain dan secara otomatis memunculkan pikiran welas asih.

Justru karena Hakekat Sejati itu ada dalam diri kita sendiri, maka para Buddha dan Bodhisattva dapat menolong, dan ketika Buddha Bodhisattva menolong kita, sesungguhnya tidak berbeda dengan diri kita dan karma kita sendirilah yang sebenarnya menolong diri kita.

Buddha Bodhisattva menolong tentu tetap dalam ranah hukum sebab akibat dan tidak takhayul sama sekali. Buddha Bodhisattva bekerja pada prinsip Inter-Being / "ketersalinggantungan / koneksi". Buddha Bodhisattva menolong lewat diri kita sendiri dan orang lain. Maka dari itu dikatakan bahwa tubuh transformasi Bodhisattva atau Buddha adalah ayah ibu kita, atau kalyanamitra, atau bisa juga berbagai macam wujud seperti yang dsiebutkan dalam bab Avalokitesvara dalam Saddarmapundarika Sutra. Ini karena Sang Bodhisattva menolong lewat batin welas asih para makhluk. Bahkan ketika Avalokitesvara menolong dari bencana banjir dan kebakaran ,semuanya lewat cara-cara yang lumrah seperti: sang korban tiba" menemukan kapal hanyut dan menggandolinya, atau ketika kebakaran diam" ada pemadam kebakaran yang memiliki insting ada orang yang terjebak dalam satu kamar.

Buddha Bodhisattva memberkati dan menolong lewat mematangkan karma baik dan mendorong Bodhicitta dalam diri tiap makhluk.

Untuk berikutnya saya kutip dari web Kadam Choeling, pemababran Dharma oleh Suhu Bhadra Ruci:
Karma kita sendiri dan nenek menggugat Avalokiteshvara:

Poin-poin terakhir ini seraya menjelang berakhirnya seminar. Berangkat dari pertanyaan, apakah boleh memohon pertolongan Buddha yang berdiam di wihara atau klenteng, tanggapan peserta adalah boleh dan tidak. Masing-masing akan dijelaskan:

Tidak boleh, karena kita bergantung pada karma kita sendiri

Segelintir ceramah Dharma melarang kita memohon di hadapan altar Buddha untuk mendapatkan apa yang diinginkan semuanya berlandaskan pemikiran ”karma kita sendiri”. Hal ini sangat salah, karena jikalau permohonan tersebut berlandaskan keyakinan akan kualitas Buddha untuk menolong kita bahkan untuk masalah duniawi sekalipun tetap saja itu adalah sebuah kebajikan (keyakinan pada Tri Ratna). Justru dengan memohon bantuan kepada Tri Ratna atas dasar keyakinan, kita dapat mengumpulkan kebajikan dan melalui akumulasi kebajikan tersebutlah hal-hal yang baik akan dapat kita peroleh. Demikianlah ”karma kita sendiri” dipahami bukannya dengan melarang kita merendahkan hati untuk memohon di hadapan perwakilan Buddha.

Boleh,....... tetapi bagaimana cara Buddha menolong?

Suhu bertitah, ”Buddha menolong kita dengan cara yang misterius!”. Alkisah seorang nenek yang yakin kepada Bodhisattva Avalokiteshvara dikepung oleh banjir besar dan memohon pertolongan dari beliau. Sembari menunggu Avalokiteshvara, nenek itu didatangi tetangganya yang menawarkan tempat di rakit miliknya, tapi nenek itu menolak. Kemudian anggota SAR dengan perahu motor, mengajak nenek itu turut serta tapi lagi-lagi ditolak. Terakhir sebuah helikopter datang dan berkeras mengajak nenek itu ikut karena banjir semakin besar, tapi nenek itu menolak karena yakin Avalokiteshvara akan datang menolongnya. Akhirnya nenek itu tewas diterjang banjir besar. Di hadapan Raja Yama (penguasa alam kematian), nenek itu menggugat Bodhisattva Avalokiteshvara yang dianggap berbohong karena senantiasa berjanji menolong makhluk yang kesusahan tapi tidak datang ketika nenek tersebut memohon bantuan. Avalokiteshvara pun menjelaskan bahwa tiga kali beliau berusaha menolong tapi sang nenek menolak, tiga kali!

Apa yang dialami nenek tersebut adalah terjebak dalam tahayul, hal mana yang akan membuat Buddha dan Bodhisattva tidak dapat menolong kita (karena kita yang menutup diri). Penting sekali untuk menyadari bahwa Buddha tidak pernah ingkar untuk menolong kita kapanpun dimanapun dan siapapun, tapi kita perlu memiliki keyakinan terhadap Buddha serta hukum karma dan akibatnya. Tanpa hal tersebut kita justru tenggelam dalam kebodohan (tahayul) yang justru membuat kita tidak dapat ditolong oleh siapapun. Buddha ibarat bulan, jika banyak ember air berada di bawahnya dan air tersebut tenang, bulan akan nampak di semua ember tersebut. Tetapi pada air yang terus bergejolak, bulan tidak akan nampak. Siapkah kita menerima pertolongan dari Buddha?

Kendaraan boleh-boleh saja berbeda, tapi........

Dua paham daripada Hinayana dan Mahayana jelas berbeda, yang satu menganggap Buddha sudah mati, yang satu menganggap Buddha terus bekerja dengan banyak cara selama penderitaan berlangsung. Dua paham ini terwujud dalam contoh di atas mengenai ”karma kita sendiri” dan pertolongan misterius Buddha. Yang mana yang benar? Menurut Suhu, keduanya tidaklah salah. Yang salah adalah jika kemudian kita kehilangan keyakinan kita akan Buddha (Buddha hilang dalam batin kita) atau terjebak dalam tahayul sehingga membuat kita bermental peminta-minta. Semoga ketidak-salingpahaman bisa teratasi oleh karenanya.


 _/\_
The Siddha Wanderer

Pada pokoknya saya setuju dengan saudara Gandalf tapi ada beberapa poin yang saya tidak sependapat yaitu tentang hukum karma. Sepengetahuan saya hukum karma hanya berlaku bagi semua mahluk yang ada pada Kamadatu, Rupadatu dan Arupadatu sedangkan bagi seorang Buddha hukum karma tidak berlaku karena Beliau telah "mengatasi" ketiga alam tersebut. Intervensi Seorang Buddha atau Boddhisattva Mahasattva terhadap hukum karma dalam lingkup 3 loka (Kamadatu, Rupadatu dan Arupadatu) dapat saja terjadi demi menyelamatkan semua mahluk.

Titip pesan sekalian : Saudara Gandalf  pertanyaan saya pada thread anda tentang sunyata,alaya mohon ditanggapi, sebelumnya terima kasih banyak buat atensinya.

 _/\_

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #26 on: 13 January 2011, 09:55:28 PM »
Bro. william, tetap saja, bagi saya tidak ada masalah.

Dalam Saddharmapundarika Sutra, bukankah Bodhisattva Avalokitesvara sungguh sungguh menolong / memberkati? ;D

Batin para Buddha dan Bodhisattva yang mencapai kondisi amala-vijnana / shunyata, seluruhnya memahami hakekat pratityasamutpada, sebab akibat dan inter-being, Beliau yang telah Tercerhakan telah memahami Hakekat Sejati yang tidak terpisahkan dengan semua makhluk dan fenomena, maka dari itu mereka mampu menolong kita semua. Kobun Chinno, guru Steve Jobs (Apple) mengatakan bahwa batin amala vijanana secara otomatis merefleksikan penderitaan makhluk lain dan secara otomatis memunculkan pikiran welas asih.

Justru karena Hakekat Sejati itu ada dalam diri kita sendiri, maka para Buddha dan Bodhisattva dapat menolong, dan ketika Buddha Bodhisattva menolong kita, sesungguhnya tidak berbeda dengan diri kita dan karma kita sendirilah yang sebenarnya menolong diri kita.

Buddha Bodhisattva menolong tentu tetap dalam ranah hukum sebab akibat dan tidak takhayul sama sekali. Buddha Bodhisattva bekerja pada prinsip Inter-Being / "ketersalinggantungan / koneksi". Buddha Bodhisattva menolong lewat diri kita sendiri dan orang lain. Maka dari itu dikatakan bahwa tubuh transformasi Bodhisattva atau Buddha adalah ayah ibu kita, atau kalyanamitra, atau bisa juga berbagai macam wujud seperti yang dsiebutkan dalam bab Avalokitesvara dalam Saddarmapundarika Sutra. Ini karena Sang Bodhisattva menolong lewat batin welas asih para makhluk. Bahkan ketika Avalokitesvara menolong dari bencana banjir dan kebakaran ,semuanya lewat cara-cara yang lumrah seperti: sang korban tiba" menemukan kapal hanyut dan menggandolinya, atau ketika kebakaran diam" ada pemadam kebakaran yang memiliki insting ada orang yang terjebak dalam satu kamar.

Buddha Bodhisattva memberkati dan menolong lewat mematangkan karma baik dan mendorong Bodhicitta dalam diri tiap makhluk.

Untuk berikutnya saya kutip dari web Kadam Choeling, pemababran Dharma oleh Suhu Bhadra Ruci:
Karma kita sendiri dan nenek menggugat Avalokiteshvara:

Poin-poin terakhir ini seraya menjelang berakhirnya seminar. Berangkat dari pertanyaan, apakah boleh memohon pertolongan Buddha yang berdiam di wihara atau klenteng, tanggapan peserta adalah boleh dan tidak. Masing-masing akan dijelaskan:

Tidak boleh, karena kita bergantung pada karma kita sendiri

Segelintir ceramah Dharma melarang kita memohon di hadapan altar Buddha untuk mendapatkan apa yang diinginkan semuanya berlandaskan pemikiran ”karma kita sendiri”. Hal ini sangat salah, karena jikalau permohonan tersebut berlandaskan keyakinan akan kualitas Buddha untuk menolong kita bahkan untuk masalah duniawi sekalipun tetap saja itu adalah sebuah kebajikan (keyakinan pada Tri Ratna). Justru dengan memohon bantuan kepada Tri Ratna atas dasar keyakinan, kita dapat mengumpulkan kebajikan dan melalui akumulasi kebajikan tersebutlah hal-hal yang baik akan dapat kita peroleh. Demikianlah ”karma kita sendiri” dipahami bukannya dengan melarang kita merendahkan hati untuk memohon di hadapan perwakilan Buddha.

Boleh,....... tetapi bagaimana cara Buddha menolong?

Suhu bertitah, ”Buddha menolong kita dengan cara yang misterius!”. Alkisah seorang nenek yang yakin kepada Bodhisattva Avalokiteshvara dikepung oleh banjir besar dan memohon pertolongan dari beliau. Sembari menunggu Avalokiteshvara, nenek itu didatangi tetangganya yang menawarkan tempat di rakit miliknya, tapi nenek itu menolak. Kemudian anggota SAR dengan perahu motor, mengajak nenek itu turut serta tapi lagi-lagi ditolak. Terakhir sebuah helikopter datang dan berkeras mengajak nenek itu ikut karena banjir semakin besar, tapi nenek itu menolak karena yakin Avalokiteshvara akan datang menolongnya. Akhirnya nenek itu tewas diterjang banjir besar. Di hadapan Raja Yama (penguasa alam kematian), nenek itu menggugat Bodhisattva Avalokiteshvara yang dianggap berbohong karena senantiasa berjanji menolong makhluk yang kesusahan tapi tidak datang ketika nenek tersebut memohon bantuan. Avalokiteshvara pun menjelaskan bahwa tiga kali beliau berusaha menolong tapi sang nenek menolak, tiga kali!

Apa yang dialami nenek tersebut adalah terjebak dalam tahayul, hal mana yang akan membuat Buddha dan Bodhisattva tidak dapat menolong kita (karena kita yang menutup diri). Penting sekali untuk menyadari bahwa Buddha tidak pernah ingkar untuk menolong kita kapanpun dimanapun dan siapapun, tapi kita perlu memiliki keyakinan terhadap Buddha serta hukum karma dan akibatnya. Tanpa hal tersebut kita justru tenggelam dalam kebodohan (tahayul) yang justru membuat kita tidak dapat ditolong oleh siapapun. Buddha ibarat bulan, jika banyak ember air berada di bawahnya dan air tersebut tenang, bulan akan nampak di semua ember tersebut. Tetapi pada air yang terus bergejolak, bulan tidak akan nampak. Siapkah kita menerima pertolongan dari Buddha?

Kendaraan boleh-boleh saja berbeda, tapi........

Dua paham daripada Hinayana dan Mahayana jelas berbeda, yang satu menganggap Buddha sudah mati, yang satu menganggap Buddha terus bekerja dengan banyak cara selama penderitaan berlangsung. Dua paham ini terwujud dalam contoh di atas mengenai ”karma kita sendiri” dan pertolongan misterius Buddha. Yang mana yang benar? Menurut Suhu, keduanya tidaklah salah. Yang salah adalah jika kemudian kita kehilangan keyakinan kita akan Buddha (Buddha hilang dalam batin kita) atau terjebak dalam tahayul sehingga membuat kita bermental peminta-minta. Semoga ketidak-salingpahaman bisa teratasi oleh karenanya.


 _/\_
The Siddha Wanderer

Itu kan cerita tetangga... SBR pandai juga ya :)
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #27 on: 13 January 2011, 10:19:46 PM »
Itu kan cerita tetangga... SBR pandai juga ya :)

Adaptasi bro.... keyakinan Kui Jin datang menolong jika memohon...  :)
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #28 on: 14 January 2011, 09:16:46 PM »
Adaptasi bro.... keyakinan Kui Jin datang menolong jika memohon...  :)

kalau Kui Jin datang masih mending jangan-jangan SIAU JIN !

kamsia

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seorang Bhante berkata : Buddha bless you !
« Reply #29 on: 14 January 2011, 09:59:48 PM »
Itu kan cerita tetangga... SBR pandai juga ya :)

SBR adalah ...?

 

anything