//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana  (Read 38421 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Sorry OOT

gw ada pertanyaan neh buat mega projek..ini pertanyaan dari dulu gk kejawab..I mean ada yg jawab, but gk memuaskan..><"

setelah parinibbana..apakah kita hilang begitu saja? kemana?

anyway, nice job Kemenyan...
« Last Edit: 22 August 2007, 06:27:29 AM by Sumedho »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Kalau ini pertanyaannya erat dengan anatta (tanpa aku)/tanpa inti/roh.

Mahluk itu terdiri dari komponen2x penyusun yang selalu berubah2x dengan cepat. Ketika parinibbana, komponen penyusun itu tercerai berai dan tidak 'terlahir' lagi.

Kalau sebelum parinibbana sudah tidak ada atta/roh, pertanyaan setelah parinibbana kemana yah tidak bisa dijawab juga. lah wong nga ada roh/atta nya :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
hmm..berarti apakah hilang ?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
barang yg tidak ada, tidak bisa hilang
« Last Edit: 22 August 2007, 03:19:57 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
jadi gmana ko Sumedho? kemana? karena beberapa hari yg lalu gw ditanyain pertanyaan ini ama anak maitreya

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Sang Buddha sendiri ditanya pertanyaan ini, diam saja.......

Mending suruh mereka baca tentang ajaran dasar, tilakhana.
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
ow ok thx.... ;D

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
gak ada yg ilang, karena sebelumnya memang gak ada...
yg berhenti adalah prosesnya...

    Mere suffering exists, no sufferer is found,
    The deed is, but no doer of the deed is there.
    Nirvaana is, but not the man that enters it.
    The path is, but no traveller on it is seen'.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
 [at] elsol,
jawabnya disini: *berdasarkan sutra mahayana*
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php/topic,350.msg6809.html#new

*catatan admin:*
Karena ini adalah di bagian Theravada, respon diatas berdasarkan sutra Mahayana, jadi ditambahkan "berdasakan Sutra Mahayana"
Thanks
« Last Edit: 22 August 2007, 04:34:14 PM by Sumedho »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
^
atas gw sengaja neh...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
gak ada yg ilang, karena sebelumnya memang gak ada...
yg berhenti adalah prosesnya...

    Mere suffering exists, no sufferer is found,
    The deed is, but no doer of the deed is there.
    Nirvaana is, but not the man that enters it.
    The path is, but no traveller on it is seen'.

hmm..I think I get it...

seperti yg Ko Sumedho bilank tade...^^ thx..^^

Offline andre_golden

  • Teman
  • **
  • Posts: 77
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #11 on: 04 September 2007, 07:19:46 AM »
Buddha menjelaskan bahwa parinibbana bukanlah hilang dan juga bukanlah tak hilang.
so, gak terungkap oleh bahasa.
Buddha mengumpamakan sebuah lilin yang telah terpadamkan
tetapi untuk penjelasan mengenai pertanyaan2 tertentu tidaklah dijawab oleh Buddha.

krn Dalam sutta dapat diketahui adanya sepuluh pertanyaan yang tidak dijawab oleh Sang Buddha karena apapun jawabannya tidak akan membawa manfaat dan bahkan menimbulkan perdebatan yang berkepanjangan.

Kesepuluh pertanyaan yang tidak dijawab tersebut adalah:
1. Dunia kekal
2. Dunia tidak kekal
3. Dunia terbatas
4. Dunia tak terbatas
5. Jiwa sama dengan jasmani
6. Jiwa tidak sama dengan jasmani
7. Setelah meninggal, Tathagata ada
8. Setelah meninggal, Tathagata tidak ada
9. Setelah meninggal, Tathagata ada dan tidak ada
10. Setelah meninggal, Tathagata bukan ada dan bukan tidak ada


"to love is to understand.  amor es invincible.  inexplicable por palabras, invisible del ojos y ocultado en nuestro corazon. salam kasih buat semuanya. sabbe satta bhavantu sukhitata"

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #12 on: 04 September 2007, 12:28:00 PM »
Thanks atas sharing dr rekan2 sekalian. Nambah 1 pengetahuan lg nih  ^:)^  _/\_
your life simple or complex is depend on yourself

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #13 on: 04 September 2007, 01:41:13 PM »
7. Setelah meninggal, Tathagata ada
8. Setelah meninggal, Tathagata tidak ada
9. Setelah meninggal, Tathagata ada dan tidak ada
10. Setelah meninggal, Tathagata bukan ada dan bukan tidak ada

Nah, kalo istilah Matematika-nya, bisa dianalogikan dengan himpunan venn:

Misalnya:
A = ada
A' = bukan ada
B = tidak ada
B' = bukan tidak ada

maka
untuk butir 7, itu sama dengan A
untuk butir 8, itu sama dengan B
untuk butir 9, itu sama dengan A irisan B
untuk butir 10, itu sama dengan A' irisan B'

Semesta himpunan venn-nya adalah samsara.
Karena Tathagata (Arahat) terbebas dari samsara, maka tidak termasuk himpunan manapun.. Alias himpunan venn-nya tidak berlaku lagi, oleh karena itu Buddha diam ketika ditanya.

Analogi lain:
C = lulus
C' = tidak lulus
D = gagal
D' = tidak gagal
Semesta himpunan venn-nya adalah peserta ujian.

Jika si Z yang bukan peserta ujian ditanya:
apakah Z lulus?
apakah Z gagal?
apakah Z antara lulus dan gagal?
apakah Z antara tidak lulus dan tidak gagal?

Tentu saja pertanyaan itu tidak berlaku bagi Z, karena Z bukan peserta ujian. Bagaimana bisa lulus atau gagal, atau keduanya, atau bukan keduanya.. Lha wong si Z ngga ikut ujian...   ;)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #14 on: 04 September 2007, 01:59:19 PM »
Nah, kalo istilah Matematika-nya, bisa dianalogikan dengan himpunan venn:

Misalnya:
A = ada
A' = bukan ada
B = tidak ada
B' = bukan tidak ada

maka
untuk butir 7, itu sama dengan A
untuk butir 8, itu sama dengan B
untuk butir 9, itu sama dengan A irisan B
untuk butir 10, itu sama dengan A' irisan B'

Semesta himpunan venn-nya adalah samsara.
Karena Tathagata (Arahat) terbebas dari samsara, maka tidak termasuk himpunan manapun.. Alias himpunan venn-nya tidak berlaku lagi, oleh karena itu Buddha diam ketika ditanya.

Analogi lain:
C = lulus
C' = tidak lulus
D = gagal
D' = tidak gagal
Semesta himpunan venn-nya adalah peserta ujian.

Jika si Z yang bukan peserta ujian ditanya:
apakah Z lulus?
apakah Z gagal?
apakah Z antara lulus dan gagal?
apakah Z antara tidak lulus dan tidak gagal?

Tentu saja pertanyaan itu tidak berlaku bagi Z, karena Z bukan peserta ujian. Bagaimana bisa lulus atau gagal, atau keduanya, atau bukan keduanya.. Lha wong si Z ngga ikut ujian...   ;)

 ;D, kl saya sih singkat saja, yaitu telah terlepas dari dulaitas.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #15 on: 04 September 2007, 01:59:43 PM »
Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??
« Last Edit: 04 September 2007, 02:02:29 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #16 on: 04 September 2007, 08:37:37 PM »
Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??

Hm.. Kalau saya sih tanya balik..
Memangnya guru itu mengenali wajah Buddha Sakyamuni?  :P

Kalau tidak mengenali, bagaimana bisa mengatakan bahwa bertemu Buddha Sakyamuni?
Kalau mengenali, bagaimana bisa memastikan bahwa orang yang ditemui benar2 Buddha Sakyamuni?

Lha wong saya juga belum pernah lihat wajah yang sesungguhnya, soalnya zaman itu belum ada kamera sih..  ^-^
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #17 on: 06 September 2007, 11:14:58 AM »
Kalau mengenali, bagaimana bisa memastikan bahwa orang yang ditemui benar2 Buddha Sakyamuni?

Kalau dikatakan bahwa guru tersebut telah mencapai tingkat spiritual tertentu sehingga dikatkaan bisa memastikan, bagaimana Sdr. Lex?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #18 on: 06 September 2007, 11:44:09 AM »
Kalau orang lain mau percaya, ya silakan saja..
Atau orang lain mau menolak untuk percaya, ya juga silakan saja..
Itu pilihan mereka kok..

Di dalam Kalama Sutta, Buddha bilang: "Jangan semata-mata percaya..."
Saya tidak menyetujui atau menolak pernyataan tersebut sebelum dapat membuktikannya sendiri.
Ehipassiko dong...   ;)
Kalau saya sudah keburu meninggal sebelum dapat membuktikan, ya sudah risiko saya sendiri.  ^-^
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #19 on: 07 September 2007, 02:51:33 PM »
Kalau orang lain mau percaya, ya silakan saja..
Atau orang lain mau menolak untuk percaya, ya juga silakan saja..
Itu pilihan mereka kok..

Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

Quote
Di dalam Kalama Sutta, Buddha bilang: "Jangan semata-mata percaya..."
Saya tidak menyetujui atau menolak pernyataan tersebut sebelum dapat membuktikannya sendiri.
Ehipassiko dong...   ;)
Kalau saya sudah keburu meninggal sebelum dapat membuktikan, ya sudah risiko saya sendiri.  ^-^
Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #20 on: 07 September 2007, 04:10:32 PM »
Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

Untuk direnungkan: Apakah mungkin untuk melarang semua orang (kalau tidak salah, populasi manusia di bumi saat ini ada sekitar 6 miliar, CMIIW) untuk percaya atau mewajibkan untuk percaya?


Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Untuk direnungkan: Apakah ada cara lain untuk membuktikan tanpa melihat dengan mata sendiri? Jika ada, bagaimana caranya?
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #21 on: 09 September 2007, 10:55:01 AM »
Untuk direnungkan: Apakah mungkin untuk melarang semua orang (kalau tidak salah, populasi manusia di bumi saat ini ada sekitar 6 miliar, CMIIW) untuk percaya atau mewajibkan untuk percaya?[/i][/color]

Jadi, apakah ketidakmungkinan melarang semua orang adalah dasar kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya?

Quote
Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Untuk direnungkan: Apakah ada cara lain untuk membuktikan tanpa melihat dengan mata sendiri? Jika ada, bagaimana caranya?


Pembuktian argumentatif, mungkin??
Let’s see...
pendapat saya:
Jika yang dikatakan  oleh suhu Medho dan Sdr. Morph serta analogi matematika dari Sdr. Lex sendiri adalah benar, maka adalah suatu kemustahilan untuk melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Mengapa ?

Pertama. Karena Proses telah terhenti, proses pembentukan ”diri” sudah berhenti. Dengan berhentinya proses pembentukan ”diri” maka terhentilah penjelmaan, perwujudan. Dengan demikian tidak ada diri, wujud, penjelmaan dari Buddha Sakyamuni dalam bentuk apapun. Lalu bagaimana seseorang bisa melihat ketidakberwujudan, yang tidak menjelma?

Kedua, karena segala fenomena, suatu bentuk pekerjaan, secangkir kopi, sebuah kafe adalah milik samsara. Jika Buddha Sakyamuni berada di kafe, makan dan minum, maka Ia masih berada dalam himpunan samsara, masih ada dalam dunia dualitas. Dan ini bertentangan dengan pernyataan Tathagata (Arahat) terbebas dari samsara.
Karena inilah maka adalah suatu kemustahilan untuk melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi.

Demikian argumen saya. (cmiiw)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #22 on: 10 September 2007, 08:40:04 AM »
Rekan2 semua,
Hati2 terjebak pada penafsiran nihilisme.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #23 on: 10 September 2007, 01:59:10 PM »
Rekan2 semua,
Hati2 terjebak pada penafsiran nihilisme.

Salam,
Suchamda

Thanks atas warning Sdr. Suchamda dan saya pribadi dalam membahas hal ini selalu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan Nihilisme. Tapi, kita juga perlu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan eternalis yang selalu mengedepankan istilah perwujudan, penitisan, manifestasi, dsb.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #24 on: 10 September 2007, 02:05:23 PM »
Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??

Ini maksudnya Lu Shen Yen bukan?

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #25 on: 10 September 2007, 03:52:56 PM »
Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...
 _/\_
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #26 on: 10 September 2007, 05:03:25 PM »
Quote from: HokBen link=topic=413.msg8780#msg8780
Ini maksudnya Lu Shen Yen bukan?

Salah satu contoh.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #27 on: 10 September 2007, 05:03:37 PM »
Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...
 _/\_

Menurut Sdr. Lex, "Me" disini apakah mengacu pada diri Sang Buddha dengan fisik dan 32 tanda istimewa yang bisa bisa makan, minum dan sakit perut atau apa?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #28 on: 10 September 2007, 05:42:02 PM »
Quote
Thanks atas warning Sdr. Suchamda dan saya pribadi dalam membahas hal ini selalu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan Nihilisme. Tapi, kita juga perlu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan eternalis yang selalu mengedepankan istilah perwujudan, penitisan, manifestasi, dsb.

Tentu!
Tapi masalahnya apakah bisa menjelaskan sesuatu (apalagi secara singkat) tentang sesuatu yang diluar kemampuan kita untuk menjelaskannya? Menurut saya, pertanyaan awal di topik ini bersifat menjebak.

Apa yang bisa kita lakukan adalah memberi arahan, bagaikan memberikan jari untuk menunjuk bulan. Selanjutnya orang itu sendiri yang harus memahami dengan kebijaksanaannya untuk mengerti arah yang dimaksud. Oleh karena itu, tidak masalah bila dikedepankan istilah-istilah 'padam', 'tak bersisa' dsb demikian juga istilah2 'perwujudan', 'emanasi' dsb sebagai alat bantu penjelasan. Permasalahannya adalah bukan pada istilahnya, tetapi apabila dalam menjelaskan itu kita tidak seimbang, atau tidak mengutarakan bahaya dari kedua kecenderungan pandangan tersebut.

Jadi apa yang bisa kita respon dari pertanyaan awal itu adalah bukan memberi suatu jawaban definitif, melainkan memberikan dua buah (atau empat buah) ketidakmungkinan dari kemungkinan jawaban2 yg mungkin (berlandaskan pikiran). Biarkan orang itu bingung kita bisa tunjukkan cara utk memahaminya yaitu dengan : meditasi. Tapi bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru. :)

Catatan : saya tidak sedang membahas atau berkaitan dengan subtopik Lushengyen. Pendapat saya ini bersifat umum.
« Last Edit: 10 September 2007, 05:55:25 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #29 on: 10 September 2007, 08:03:26 PM »
Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...
 _/\_

Menurut Sdr. Lex, "Me" disini apakah mengacu pada diri Sang Buddha dengan fisik dan 32 tanda istimewa yang bisa bisa makan, minum dan sakit perut atau apa?

Maaf Bro Kelana,
Saya belum melihat Dhamma, maka saya belum melihat Buddha..

Saat ini cuma bisa menduga-duga.
Tapi dugaan itu adalah hasil pikiran, bukan realita. Oleh karena itu tidak perlu dipercaya..

Kalau sudah melihat Dhamma sekaligus Buddha, saya baru cerita ya..  ;)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #30 on: 11 September 2007, 02:57:07 PM »

Tentu!
Tapi masalahnya apakah bisa menjelaskan sesuatu (apalagi secara singkat) tentang sesuatu yang diluar kemampuan kita untuk menjelaskannya? Menurut saya, pertanyaan awal di topik ini bersifat menjebak.

Kita mungkin bisa menjelaskan berdasarkan “rambu-rambu” yang ada. Oleh karena itu penjelasannya pun bukan penjelasan biasa.

Quote
Apa yang bisa kita lakukan adalah memberi arahan, bagaikan memberikan jari untuk menunjuk bulan. Selanjutnya orang itu sendiri yang harus memahami dengan kebijaksanaannya untuk mengerti arah yang dimaksud. Oleh karena itu, tidak masalah bila dikedepankan istilah-istilah 'padam', 'tak bersisa' dsb demikian juga istilah2 'perwujudan', 'emanasi' dsb sebagai alat bantu penjelasan. Permasalahannya adalah bukan pada istilahnya, tetapi apabila dalam menjelaskan itu kita tidak seimbang, atau tidak mengutarakan bahaya dari kedua kecenderungan pandangan tersebut.

Setidaknya jari pun harus diarahkan setepat mungkin ke arah bulan. Bukankah demikian?

Quote
Tapi bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru. :)

Baru kemungkinan iya kan Sdr. Suchamda? Dan dasar apa yang anda gunakan untuk menyatakan bahwa bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru ?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #31 on: 11 September 2007, 02:58:03 PM »
Maaf Bro Kelana,
Saya belum melihat Dhamma, maka saya belum melihat Buddha..

Saat ini cuma bisa menduga-duga.
Tapi dugaan itu adalah hasil pikiran, bukan realita. Oleh karena itu tidak perlu dipercaya..

Kalau sudah melihat Dhamma sekaligus Buddha, saya baru cerita ya..  ;)

Sdr. Lex, perasaan, saya tidak menanyakan apakah anda sudah melihat Dhamma ataupun Buddha, yang saya tanyakan adalah kata "Me" dari kalimat “Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...” mengacu pada apa/siapa?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #32 on: 11 September 2007, 07:40:14 PM »
Quote from: kelana
Setidaknya jari pun harus diarahkan setepat mungkin ke arah bulan. Bukankah demikian?

Bukankah itu yang telah saya katakan sejak kemaren?

Quote from: kelana
Baru kemungkinan iya kan Sdr. Suchamda? Dan dasar apa yang anda gunakan untuk menyatakan bahwa bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru ?

Baru kemungkinan?......
Baiklah saya bertanya balik kepada anda: apakah anda (atau ada orang yg) pasti bisa menjelaskan tentang kondisi setelah parinibbana?
Setelah anda menjawab ini nanti akan saya kemukakan dasar2 mengapa saya mengatakan demikian.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #33 on: 12 September 2007, 11:45:18 AM »
Maaf Bro Kelana,
Saya belum melihat Dhamma, maka saya belum melihat Buddha..

Saat ini cuma bisa menduga-duga.
Tapi dugaan itu adalah hasil pikiran, bukan realita. Oleh karena itu tidak perlu dipercaya..

Kalau sudah melihat Dhamma sekaligus Buddha, saya baru cerita ya..  ;)

Sdr. Lex, perasaan, saya tidak menanyakan apakah anda sudah melihat Dhamma ataupun Buddha, yang saya tanyakan adalah kata "Me" dari kalimat “Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...” mengacu pada apa/siapa?

Maksud saya adalah: saya tidak tahu "Me" yang dimaksud oleh Lord Buddha karena saya belum melihat Dhamma. Jika saya tetap dipaksa untuk menjawab, maka apapun jawaban saya itu hanyalah dugaan yang berasal dari pikiran saya. Dan dugaan itu belum tentu merupakan realita. Jika bukan realita, apakah layak dipercaya?

Kalau saya sih lebih baik ragu2 daripada yakin pada hal yang bukan realita. Ragu2 di sini bukan berarti langsung percaya, dan juga bukan berarti menolak untuk percaya. Dan ragu2 hanya berlaku sebelum dapat membuktikan. Jika sudah dapat membuktikan maka ke-ragu2-an akan luntur dengan sendirinya..

Bro Morpheus, pinjam kutipan ya..
RAGU PANGKAL CERAH!  ;D
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #34 on: 12 September 2007, 01:47:24 PM »
Quote from: kelana
Setidaknya jari pun harus diarahkan setepat mungkin ke arah bulan. Bukankah demikian?

Bukankah itu yang telah saya katakan sejak kemaren?

Hanya untuk penegasan saja.

Quote from: kelana
Baru kemungkinan iya kan Sdr. Suchamda? Dan dasar apa yang anda gunakan untuk menyatakan bahwa bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru ?

Baru kemungkinan?......
Baiklah saya bertanya balik kepada anda: apakah anda (atau ada orang yg) pasti bisa menjelaskan tentang kondisi setelah parinibbana?
Setelah anda menjawab ini nanti akan saya kemukakan dasar2 mengapa saya mengatakan demikian.[/quote]

Sdr. Suchamda kemarin anda mengatakan: “Tapi bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru.”
Jadi, saya berpikir akan adanya kemungkinan kecil. Dengan kata lain, mungkin saja ketika kita menjelaskannya, orang tersebut menjadi tidak bingung lagi karena penjelasan kita memicu kebijaksanaannya untuk muncul. Terpicunya kebijaksanaan di sini bukan berarti langsung tercerahkan sempurna.

Saya pikir, sepanjang tidak diminta berdasarkan pada pengalaman pribadi umat awam, kita bisa menjelaskan tentang “kondisi” setelah parinibbana, kita tinggal baca saja di buku, perkataan-perkataan yang disabdakan oleh Sang Bhagava yang berhubungan dengan hal itu. Saya berpendapat bahwa perkataan Sang Bhagava seperti jari yang berusaha setepat mungkin menunjuk bulan. Dan tentu saja jari bukanlah bulan.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #35 on: 12 September 2007, 01:47:48 PM »
Maksud saya adalah: saya tidak tahu "Me" yang dimaksud oleh Lord Buddha karena saya belum melihat Dhamma. Jika saya tetap dipaksa untuk menjawab, maka apapun jawaban saya itu hanyalah dugaan yang berasal dari pikiran saya. Dan dugaan itu belum tentu merupakan realita. Jika bukan realita, apakah layak dipercaya?

Kalau saya sih lebih baik ragu2 daripada yakin pada hal yang bukan realita. Ragu2 di sini bukan berarti langsung percaya, dan juga bukan berarti menolak untuk percaya. Dan ragu2 hanya berlaku sebelum dapat membuktikan. Jika sudah dapat membuktikan maka ke-ragu2-an akan luntur dengan sendirinya..

Hmmm…so, Sdr. Lex, sepertinya anda menuliskan suatu pernyataan (kutipan) yang anda sendiri tidak tahu persis apa maksudnya. Bukankah ini agak sedikit aneh??

Quote
Bro Morpheus, pinjam kutipan ya..
RAGU PANGKAL CERAH!  ;D

Tergantung. ;)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #36 on: 12 September 2007, 02:53:30 PM »
Gampang... Ngga perlu bingung...
Nanti juga tahu sendiri dengan se-jelas2-nya kalau sudah tiba saatnya...
_/\_

Memang sangat sulit (baca: tidak mungkin) untuk menjelaskan hakikat dengan tepat melalui kata-kata..  ^-^
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #37 on: 12 September 2007, 03:06:11 PM »
Quote from: kelana
Setidaknya jari pun harus diarahkan setepat mungkin ke arah bulan. Bukankah demikian?

Bukankah itu yang telah saya katakan sejak kemaren?

Hanya untuk penegasan saja.

Quote from: kelana
Baru kemungkinan iya kan Sdr. Suchamda? Dan dasar apa yang anda gunakan untuk menyatakan bahwa bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru ?

Baru kemungkinan?......
Baiklah saya bertanya balik kepada anda: apakah anda (atau ada orang yg) pasti bisa menjelaskan tentang kondisi setelah parinibbana?
Setelah anda menjawab ini nanti akan saya kemukakan dasar2 mengapa saya mengatakan demikian.

Sdr. Suchamda kemarin anda mengatakan: “Tapi bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru.”
Jadi, saya berpikir akan adanya kemungkinan kecil. Dengan kata lain, mungkin saja ketika kita menjelaskannya, orang tersebut menjadi tidak bingung lagi karena penjelasan kita memicu kebijaksanaannya untuk muncul. Terpicunya kebijaksanaan di sini bukan berarti langsung tercerahkan sempurna.

Saya pikir, sepanjang tidak diminta berdasarkan pada pengalaman pribadi umat awam, kita bisa menjelaskan tentang “kondisi” setelah parinibbana, kita tinggal baca saja di buku, perkataan-perkataan yang disabdakan oleh Sang Bhagava yang berhubungan dengan hal itu. Saya berpendapat bahwa perkataan Sang Bhagava seperti jari yang berusaha setepat mungkin menunjuk bulan. Dan tentu saja jari bukanlah bulan.

[/quote]

Jadi, saya berpikir akan adanya kemungkinan kecil. Dengan kata lain, mungkin saja ketika kita menjelaskannya, orang tersebut menjadi tidak bingung lagi karena penjelasan kita memicu kebijaksanaannya untuk muncul. Terpicunya kebijaksanaan di sini bukan berarti langsung tercerahkan sempurna.

Me :
Kalo memang memicu kebijaksanaannya itu baik... tapi kalo ternyata nambah bikin bingung atau persepsinya salah gimana??

Contoh :
Sekarang buddha sidharta dimana ya setelah parinibana??

trus dijawabnya ;
Ow buddha ada di nibana

dari jawaban itu saja belum tentu menangkap nibana dengan baik.. sebab "di" bisa menujukan tempat padahal nibana bukan juga berarti tempat

dari jawaban tersebut pula bisa saja sang pendengar akan menangkap bahwa sosok buddha dengan wajah dan tubuh sidharta yg sering dilihat di patung-patung (hasil visualisasi pikiran) ada di sebuah tempat yg bernama nibana.. padahal belum tentu juga buddha sidharta masih berbentuk "sidharta"

sow.. jadi gimana??
« Last Edit: 12 September 2007, 03:08:21 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #38 on: 12 September 2007, 03:52:32 PM »
Sesuai dengan judulnya: Strange Questions, Weird Answers.. 
Pertanyaannya aja udah aneh, maka jawabannya lebih aneh lagi..

What do you expect anyway? =))
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #39 on: 13 September 2007, 01:58:27 PM »
Gampang... Ngga perlu bingung...
Nanti juga tahu sendiri dengan se-jelas2-nya kalau sudah tiba saatnya...
_/\_

Memang sangat sulit (baca: tidak mungkin) untuk menjelaskan hakikat dengan tepat melalui kata-kata..  ^-^

Hmmm… ada 2 kemungkinan dari pernyataan anda ini. Pertama Sdr. Lex mengetahui sesuatu tetapi tidak ingin memberitahu (dengan 2 kemungkinan alasan). Kedua. Sdr. Lex tidak mengetahui apapun yang disampaikannya. 8)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #40 on: 13 September 2007, 02:33:47 PM »
Me :
Kalo memang memicu kebijaksanaannya itu baik... tapi kalo ternyata nambah bikin bingung atau persepsinya salah gimana??

Baru kalo.

Quote
Contoh :
Sekarang buddha sidharta dimana ya setelah parinibana??

trus dijawabnya ;
Ow buddha ada di nibana

dari jawaban itu saja belum tentu menangkap nibana dengan baik.. sebab "di" bisa menujukan tempat padahal nibana bukan juga berarti tempat

dari jawaban tersebut pula bisa saja sang pendengar akan menangkap bahwa sosok buddha dengan wajah dan tubuh sidharta yg sering dilihat di patung-patung (hasil visualisasi pikiran) ada di sebuah tempat yg bernama nibana.. padahal belum tentu juga buddha sidharta masih berbentuk "sidharta"

sow.. jadi gimana??

Seperti yang saya sampaikan bahwa mengarahkan telunjuk setepat mungkin ke arah bulan. Dengan kata lain gunakan kata-kata (bahasa) sebaik, setepat  mungkin. Jawaban “Ow buddha ada di nibana” kurang menggunakan kata-kata sebaik, setepat mungkin. Dan berikutnya anda sendiri sudah menjelaskan bahwa kata depan ”di-“  bisa menujukkan tempat padahal Nibbana bukan juga berarti tempat. Ini berarti anda sedang menjelaskan Nibbana yang tidak bisa disamakan sebagai tempat lebih dari sepuluh kata.
Jadi bagaimana? Jelaskan sejelas mungkin pertanyaan yang memang membutuhkan penjelasan kepada yang memang membutuhkan. Dan akhirnya ada 2 faktor yang menentukan yaitu keahlian si penjawab dalam menjawab dan karakter si penanya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #41 on: 13 September 2007, 03:18:58 PM »
Hmmm… ada 2 kemungkinan dari pernyataan anda ini. Pertama Sdr. Lex mengetahui sesuatu tetapi tidak ingin memberitahu (dengan 2 kemungkinan alasan). Kedua. Sdr. Lex tidak mengetahui apapun yang disampaikannya. 8)

Sadhu..  _/\_

Tampaknya dari awal Bro Kelana memancing saya terus..  :-?

Menurut yang saya ketahui, cara menjawab itu ada 4 macam:
1. menjawab secara singkat
2. menjawab secara panjang lebar
3. menjawab dengan bertanya kembali
4. menjawab dengan diam

Secara kebetulan, saya sudah pakai cara 1-3 pada postingan sebelumnya di dalam topik ini.
Baru sadar.. hehe..  ^-^

Kalau begitu, tinggal satu metode yang belum saya pakai sebagai jurus terakhir, yaitu: noble silence..
Saya akhiri posting saya untuk topik ini.. ;D
« Last Edit: 13 September 2007, 04:29:07 PM by Lex Chan »
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #42 on: 13 September 2007, 10:07:43 PM »
Sadhu..  _/\_

Tampaknya dari awal Bro Kelana memancing saya terus..  :-?

Menurut yang saya ketahui, cara menjawab itu ada 4 macam:
1. menjawab secara singkat
2. menjawab secara panjang lebar
3. menjawab dengan bertanya kembali
4. menjawab dengan diam

Secara kebetulan, saya sudah pakai cara 1-3 pada postingan sebelumnya di dalam topik ini.
Baru sadar.. hehe..  ^-^

Kalau begitu, tinggal satu metode yang belum saya pakai sebagai jurus terakhir, yaitu: noble silence..
Saya akhiri posting saya untuk topik ini.. ;D

:lotus:  :)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #43 on: 14 September 2007, 02:42:06 PM »
Maaf kalo boleh saya kasih pendapat.
Pertanyaan ini sepertinya mirip dengan cerita beberapa orang buta yang bertanya "apa itu gajah?"
Mungkin teman2x sudah mengerti ceritanya bahwa masing-masing dari orang buta itu akhirnya mengambil kesimpulan sendiri-sendiri tentang gajah berdasarkan apa yang mereka rasakan melalui sentuhan dan daya imajinasi mereka.
Sehingga dari cerita tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa untuk menjelaskan "apa itu gajah" cara terbaik adalah dengan membuat orang-orang buta tersebut dapat melihat dengan sendirinya "apa yang dimaksud dengan gajah".
Demikian pendapat saya.
Terima kasih.
be happy ^^

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #44 on: 29 September 2007, 06:13:05 PM »
 _/\_

setelah parinibbana
kalau ada karma masih terlahir lagi,
kalau sdh habis karmanya ke nibhana

thx
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #45 on: 29 September 2007, 10:14:08 PM »
AFAIK sih, karma stocknya itu bisa dikatakan tidak bisa habis.

Tetapi setelah parinibbana maka stock itu kehabisan kondisi untuk berbuah. (Tidak terlahir kembali dan berkondisi)

Btw nibbana itu bukan tempat, jadi kurang pas kalau kita mengatakan 'ke' nibbana.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
jadi nibhana itu apa yah?
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Nibbana = keadaan dimana semua kekotoran batin telah lenyap (lobha/keserakahan,dosa/kebencian,moha/kebodohan batin); segala bentuk nafsu kehendak telah lenyap sehingga tidak akan mengalami dukkha dan tidak akan terlahir kembali.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
ah itu cuma ke adaan, bukannya tempat.
xie2 infonya.

 :)berarti kalo tempatnya apa donk??
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
tempatnya ?

kalau mencapai nibbana disini yah tempatnya disini. kalau sudah meninggal (dikenal juga dengan parinibbana, nibbana tanpa sisa), maka tidak terlahir kembali.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
 :) okey deh mengerti :)
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline edychai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 2
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #51 on: 19 December 2007, 11:05:55 AM »
Peljari  & pahami tentang anatta baik2, maka semuanya bisa dijawab.
selagi melekat pada atta, maka kita semua bakal bingung.
Nirvana tempatnya dimana? (karna msh terlekat pada keadaan atta)
Semua pertanyaan saudara/i diatas karena masih terlekat pada atta, dan dijawab oleh saudara/i yang lain diatas walau masih terletak pada atta tapi dah mengenrti tentang anatta.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Nah kebetulan ketemu thread yg bahas nibana.

Saya mau tanya, pertanyaan ini berupa pengulangan thread yg lain.

Apakah proses anicca berakhir saat seorang Buddha atau arahat parinibana?
Adakah konsep kekal menurut ajaran Sang Buddha?

Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu
Yang Tidak Dilahirkan,
Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta,
Yang Mutlak.
Sutta Pitaka, Udana VIII : 3
(sutta ini saya dpt dari kemenyan setelah cari2 kesana kemari he..he)

 _/\_
« Last Edit: 29 January 2008, 08:57:17 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #53 on: 29 January 2008, 09:00:33 AM »
Harusnya sih ada. Soalnya sang Buddha kadang mengajarkan dgn pembalikan. Jadi kalau ada yg tdk kekal pasti ada yg kekal.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Sabbe Sankhara Anicca

Segala bentukan yang berkondisi adalah tidak kekal.

Kalau tidak berkondisi yah nicca alias tidak anicca.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Sabbe Sankhara Anicca

Segala bentukan yang berkondisi adalah tidak kekal.

Kalau tidak berkondisi yah nicca alias tidak anicca.

Thx bro Sumedho, utk jawabannya
Berarti nibbana tidak berkondisi, tidak berkondisi berarti tidak ada proses anicca lagi, tidak ada proses anicca dan tidak berkondisi berarti kekal . Itulah Nibbana_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
tapi harus dicerna dalam framework tilakhana sih
sabbe sankhara dukkha
sabbe sankhara anicca
sabbe dhamma anatta

kalo nga, bisa jatuh pada pandangan eternalis :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
tapi harus dicerna dalam framework tilakhana sih
sabbe sankhara dukkha
sabbe sankhara anicca
sabbe dhamma anatta

kalo nga, bisa jatuh pada pandangan eternalis :)

Yup Saya setuju dgn bro Sumedho. Saya menyimpulkan kekal dalam ajaran Sang Buddha bukanlah kekal dalam pandangan eternalis


Segala yg berkondisi memiliki tilakhana (dukha,anica,anatta)--->tidak kekal--> Sankhata dhamma.  Dalam hal parinibbana

Segala yg tidak berkondisi memiliki tilakhana yg tidak berkondisi(sukha, anatta,terhentinya proses anicca)--->kekal--->asankhata dhamma. Dalam hal parinibbana

(CMIIW)

 _/\_
« Last Edit: 30 January 2008, 09:27:18 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
« Last Edit: 30 January 2008, 04:31:59 AM by Kemenyan »

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Bro sekalian, setelah membaca diskusi ttg Nibbana diatas, timbul pertanyaan saya : Apakah yang membuat Nibbana jadi begitu menarik? atau mengapa kita menginginkan pencapaian Nibbana?

Apakah kita membandingkannya dengan kebahagiaan duniawi, sehingga kita menginginkan pencapaian nibbana seperti halnya menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi?

Atau pandangan yang sebaliknya, seseorang yg ingin mengakhiri penderitaan dengan cara pemusnahan diri.. (merasa Nibbana adalah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan nya)

Kedua pandangan itu jelas adalah pandangan yang salah. Jadi, bagaimanakah seharusnya pandangan ttg Nibbana atau 'kebahagiaan tertinggi' yang benar?

_/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...


Quote
by Aloka Mahita:
Bro sekalian, setelah membaca diskusi ttg Nibbana diatas, timbul pertanyaan saya : Apakah yang membuat Nibbana jadi begitu menarik? atau mengapa kita menginginkan pencapaian Nibbana?

Apakah kita membandingkannya dengan kebahagiaan duniawi, sehingga kita menginginkan pencapaian nibbana seperti halnya menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi?

Atau pandangan yang sebaliknya, seseorang yg ingin mengakhiri penderitaan dengan cara pemusnahan diri.. (merasa Nibbana adalah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan nya)

Kedua pandangan itu jelas adalah pandangan yang salah. Jadi, bagaimanakah seharusnya pandangan ttg Nibbana atau 'kebahagiaan tertinggi' yang benar?


Bahan renungan, ketika anda melihat roda samsara, maka akan muncul kebosanan, suatu permainan tanpa akhir, tawa dan tangis, menang dan kalah. Berapa lama anda ingin dipermainkan dalam kebodohan dan kegelapan batin.Ketika Anda melihat sebuah permainan yg membosankan, maka akan muncul perasaan samvega utk mencapai Nibbana. Banyak pandangan , hadapi saja kehidupan ini, memang benar, tapi berapa lama anda ingin bermain dalam tipuan yg indah. Apakah anda selalu menjadi pemenang atau kadangkala menjadi pemenang , kadang menjadi pecundang. Jika ingin menjadi pemenang selamanya, raihlah Nibbana dengan pandangan benar. Nibbana bukanlah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan tetapi hasil akhir yg di capai melalui 8 jalan mulia yg merupakan jawaban utk mengakhiri penderitaan.

Pemusnahan diri adalah tidak mungkin, karena tidak ada diri/anatta yg dimusnahkan. Pandangan benar mengenai nibbana, adalah musnahnya kekotoran batin yg menjadi sebab roda samsara berputar(renungkan paticasamupada) ketika sebab berakhir, maka kebahagiaan tertinggi tercapai(no words can explain) hanya mencapainya dapat mengetahuinya.

 _/\_
« Last Edit: 30 January 2008, 08:16:23 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male

Nibbana bukanlah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan tetapi hasil akhir yg di capai melalui 8 jalan mulia yg merupakan jawaban utk mengakhiri penderitaan.


Thanks bro Bond...
Jawaban anda tepat, dan menentramkan hati saya...

_/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #62 on: 03 February 2008, 11:10:46 AM »
AN 3.47
Sankhata Sutta
Fabricated
Translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu PTS: A i 152

Copyright © 2001 Thanissaro Bhikkhu.
Access to Insight edition © 2001

"Monks, these three are fabricated characteristics of what is fabricated. Which three? Arising is discernible, passing away is discernible, alteration (literally, other-ness) while staying is discernible.

"These are three fabricated characteristics of what is fabricated.

"Now these three are unfabricated characteristics of what is unfabricated. Which three? No arising is discernible, no passing away is discernible, no alteration while staying is discernible.

"These are three unfabricated characteristics of what is unfabricated."



 _/\_
« Last Edit: 03 February 2008, 11:12:18 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hendy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0

membingungkan??  ^:)^

salam kenal  _/\_

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...

membingungkan??  ^:)^

salam kenal  _/\_
berlatih yang tekun nak...

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
nibanna....hati-hati terjerumus....
kenapa begitu banyak para sufi,brahmana,buddha...yang telah mengajarkan kebenaran...tdk terdengar tentang nibana???

kenapa begitu banyak aliran di dunia ini...dan emang gurunya hebat-hebat...
karna; 'sebab dan akibat'....karna "aku"....

Offline ganero

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #66 on: 23 March 2008, 12:07:50 PM »
 _/\_ nimbrung ah, bukannya nibbana itu sendiri tidak pernah dibahas langsung oleh sang buddha.   :-? hmm menurutku sih nibbana pernah disinggung oleh sang buddha waktu bicara ke murid2NYA ( tapi di sini skarang lebih dikenal dengan konsep ketuhanan) :
Quote
'Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.'
nah itulah, lebih merujuk ke penghentian proses, bukan apa itu nibbana...
gimana bisa bicarain sesuatu yang tidak jelas,seperti orang yang mau menggambarkan rasa asin tapi dia sendiri tidak pernah makan garam,bahkan setelah makan pun sulit untuk dijelaskan pake kata2 iya ngak? ,- "asin itu kayak apa yah ?" jelasin dong ... hahahaha  ;D  , seperti membicarakan awal kehidupan..., sang buddha sendiri waktu meditasi pada tahap tertentu berhenti menelusuri masa lalunya, yang katanya tidak mempunyai penyelesaian. jadi dari itu semua sang buddha mngambil kesimpulan dari ini semua, mengungkap sgalanya ...and
that is what we now know as Dhamma
« Last Edit: 23 March 2008, 12:11:11 PM by ganero »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #67 on: 19 April 2008, 01:56:12 PM »
Tambahan sedikit:

Ada suatu waktu orang bertanya pada Buddha Gotama pertanyaan yang sama. Buddha bilang pertanyaan itu tidak relevan. Ibaratnya orang bertanya: ketika api padam, apakah apinya pergi ke utara/timur/barat/selatan? Begitulah tidak tepat jika ditanyakan ke manakah mahluk setelah parinibbana.
Nibbana bukanlah tempat seperti surga ataupun alam Brahma, juga bukan tujuan yang hanya dicapai setelah meninggal, namun bisa dicapai pada kehidupan ini.

Mahluk ada karena 5 khanda, setelah parinibbana, maka 5 khanda tidak terbentuk karena tidak ada yang kondisi yang mendukung terbentuknya 5 khanda tersebut. Lalu karena Buddhisme menganut paham 'anatta', maka memang yang tidak ada, tidak bisa pindah atau hilang, seperti kata Sumedho.







Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Sorry OOT

gw ada pertanyaan neh buat mega projek..ini pertanyaan dari dulu gk kejawab..I mean ada yg jawab, but gk memuaskan..><"

setelah parinibbana..apakah kita hilang begitu saja? kemana?

anyway, nice job Kemenyan...


apakah saat ini anda mampu mengatakan bahwa anda itu ada???

saya teringat kembali tulisan saya ttg hal "rasa sakit kepala" yang "hilang" setelah diobati dgn "minum obat sakit kepala"!!!

jika itu hilang , perginya kemana???
jika itu "ada", datangnya dari mana???

saya pikir itu hal keseimbangan belaka, bukan ada atau tidak ada , hilang atau tidak hilang!!!

ika.
ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
oh ya....

lalu yg bertumimbal lahir itu apa?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Quote
saya teringat kembali tulisan saya ttg hal "rasa sakit kepala" yang "hilang" setelah diobati dgn "minum obat sakit kepala"!!!

bagus nih om. bisa minta linknya?

Offline lykim176

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 236
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Sorry OOT

gw ada pertanyaan neh buat mega projek..ini pertanyaan dari dulu gk kejawab..I mean ada yg jawab, but gk memuaskan..><"

setelah parinibbana..apakah kita hilang begitu saja? kemana?

anyway, nice job Kemenyan...

hmm thread lama, sebenarnya penjelasan sdr Lex Chan sudah tepat.
intinya pertanyaannya tidak mewakilkan, seperti pertanyaan status kelulusan kursus bhs Inggris pada orang yg tidak ikut kursus.
parinibbana = nibbana sempurna = anupadissesa nibbana = nibbana tanpa sisa(pancakkhandha)
Nibbana mengatasi konsep, nibbana hanya bisa direalisasi.
konsep "Nibbana" digunakan untuk menamakan "yg berbeda dari yg kita alami sekarang"
seperti ikan "yg mengalami yg ia alami (laut)" bertanya pada kura2 kemana saja ia pergi, sang kura2 memberikan konsep "daratan" pada hal yang berbeda dialami oleh sang ikan.
Dunia tidak runtuh dari langit

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
'Subhuti, janganlah mengatakan Tathagatha punya pikiran "Aku telah membabarkan Dharma." Janganlah berpikir begitu. Apa sebabnya?Jika seseorang mengatakan bahwa Tathagatha telah membabarkan Dharma dia menghina Hyang Buddha disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk mengerti apa yang kukatakan.
Subhuti, di dalam Dharma yang dibabarkan sebenarnya tidak ada Dharma yang bisa dibabarkan, oleh sebab itu disebut Dharma yang dibabarkan.'

'Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva.'

'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan. Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'



Mungkin perbandingan yang saya berikan kurang tepat karena dibatasi ruang dan waktu, tetapi untuk ilustrasi penggambaran perbedaan pencapaian kehidupan pengalaman pencerahan.
Perbedaannya seperti orang awam yang bercerita tentang bulan dengan seorang astronot yang sudah pergi ke bulan bercerita tentang bulan.
Orang biasa (awam) bercerita tentang bulan tetapi dia masih dan hanya tetap bertumpu pada (hanya terikat/melekat/tercekat pada) pengalamannya pada bumi, tetapi astronot tersebut sudah mengalami menjejakan kaki pada bulan (the truth/kenyataan/pengalaman, paradigma berbeda), dimana mungkin cerita awam dapat saja menggambarkan hal yang sama (mirip) seperti pengalaman nyata sang astronot.
Jadi dari cerita perbandingan diatas, siapakah yang sedang berspekulasi?
Siapakah dan apakah yang dimaksud (yang sedang) berspekulasi menurut guru Buddha dalam brahmajala?

Saat ada pertanyaan atau pernyataan tentang mati-hidup/lahir, penderitaan, alam-alam, dewa dsbnya (yang) duniawi atau penjelasan keBuddhaan, Nibanna,Tuhan, atta anatta, ada tiada, kosong sunya dsbnya, awam hanya membicara bersifat apakah.... dengan kebanggaannya masih bertumpu pada/masih ketercekatannya pada (sudut pandang pengalaman) keakuan dagingnya?
tetapi yang tercerahkan seperti seorang astronot dia tahu gambaran bumi tetapi saat dia cerita kenyataan gambaran bulan yang sebenarnya, ketika dia bercerita bulan dia sudah melewati batasan kungkungan bayang-bayang lingkup pengalaman/bukan dari/sudah terbebas dari cekatan paradigma bumi lagi, bukan (masih) bumi lagi.
Itulah sebabnya para suci yang sungguh (the real one) mengajarkan menanggalkan (tidak meributkan/memperkarakan/membesarkan/mempolemikan lagi benar atau salah) segala yang sifatnya duniawi tetapi memperkatakan DHAMMA (the absolute truth) dan (yang berhubungan dengan segala) pencapaiannya (the Absolut (truth)).


Semoga dapat membantu sedikit memberi gambaran pada pertanyaan dari dan diskusi-diskusi yang lain dalam mencari kebenaran DHAMMA dan menuju the Absolute.
good hope and love
sahabatmu


.................
but and i have a Savior
« Last Edit: 17 April 2009, 08:27:27 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Dear ALL,


Berikut tulisan mengenai "Dhamma" dari http://www.buddhistonline.com/dsgb/bd02.shtml



DHAMMA

Dhamma berarti kebenaran, kesunyataan, atau bisa juga dikatakan sebagai ajaran sang Buddha.

Istilah Dhamma ini mempunyai arti yang sangat luas, yaitu mencakup tidak hanya segala sesuatu yang bersyarat saja, tetapi juga mencakup yang tidak bersyarat / yang mutlak.

Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan dalam penjelasan berikut ini.

Dhamma terbagi menjadi dua bagian, yaitu Paramattha Dhamma dan Pannatti Dhamma.

Paramattha Dhamma = kenyataan tertinggi, ada 4, yaitu

  • citta (kesadaran)
  • cetasika (faktor batin)
  • rupa (materi) dan
  • Nibbana



Pannatti Dhamma = sebutan, konsep, untuk dijadikan panggilan atau sebutan sesuai dengan keinginan manusia.

Paramattha Dhamma terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Sankhata Dhamma, berarti keadaan yang bersyarat, yaitu:

  • Tertampak dilahirkan / timbulnya (uppado pannayati)
  • Tertampak padamnya (vayo pannayati)
  • Selama masih ada, tertampak perubahan-perubahannya (thitassa annathattan pannayati)


2. Asankhata Dhamma, berarti sesuatu yang tidak bersyarat, yaitu:

  • Tidak dilahirkan (na uppado pannayati)
  • Tidak termusnah (na vayo pannayati)
  • Ada dan tidak berubah (na thitassa annathattan pannayati)

 

Nibbana disebut Asankhata Dhamma.

Di dalam Anguttara Nikaya Tikanipata 20/266, disebutkan tentang sifat Dhamma, atau Dhammaguna.

Ada enam Dhammaguna, yaitu:


1. Svakkhato Bhagavata Dhammo Dhamma : Ajaran Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan.
2. Sanditthiko : Berada sangat dekat (kesunyataan yang dapat dilihat dan dilaksanakan dengan kekuatan sendiri).
3. Akaliko : Tak ada jeda waktu atau tak lapuk oleh waktu
4. Ehipassiko : Mengundang untuk dibuktikan
5. Opanayiko : Menuntun ke dalam batin (dapat dipraktikkan)
6. Paccattam veditabbo vinnuhi : Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing



Semoga dengan ini bisa memperjelas, Dhamma mana yang ingin dibicarakan.... Dhamma sebagai kebenaran konseptual (pannati), ataukah Dhamma sebagai kebenaran yang hakiki (paramattha)

Dhamma pada ajaran/paham lain bisa menjadi Dhamma, namun hanya menjadi Dhamma dalam tataran konsep saja
Sementara Dhamma pada Buddhism, adalah kebenaran yang hakiki/sesungguhnya, sesuai dengan DhammaGuna diatas

FYI bahwa bumi itu sendiri sebenarnya tidak bulat seperti bola, namun agak sedikit lonjong di bagian kedua kutubnya...... jadi ilmu pengetahuan sendiri terus menerus berubah bahkan belum lama ini, ada seorang mahasiswa matematika yang mengoreksi sedikit perhitungan Einstein

Namun Dhamma yang diajarkan Buddha, sesuai DhammaGuna diatas, sudah sempurna dibabarkan alias sudah tidak ada penambahan apapun lagi

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.......... 

metta  _/\_

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
oh ya....

lalu yg bertumimbal lahir itu apa?

baik, jika saya mengatakan bahwa "Manusia adalah Mind yang Bergerak" , maka bukankah anda sekarang sdh mampu utk menjawabnya sendiri pertanyaan itu???

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
 [at] om Ika

Mind yg bergerakkk........ berarti Mind itu kata benda kan.......

bisa tunjukan dimana pikiranmu?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
[at] om Ika

Mind yg bergerakkk........ berarti Mind itu kata benda kan.......

bisa tunjukan dimana pikiranmu?

jika seorg office boy diminta oleh seorg karyawan utk membantunya ke warung utk membeli makan siangnya, ...

apakah CUMA si office boy itu sajakah yang disebut "bergerak"???

tentunya tidak bukan???, justru si karyawan itu yang sdh mendahuluinya bergerak!!!

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
maksudnya.......?

gini loh om........

kan kata om ika nibbana itu kek rasa sakit kepala yg ilang.......

nah.. itu kan ibarat kata..... pikiran yg sudah tidak bergerak lagi..... artinya pergerakannya yg hilang bukan pikirannya.......

nah kalo yg bertumimbal lahir itu........ yg berpindah apanya..... pikirannya atau pergerakannya?
« Last Edit: 17 April 2009, 11:30:54 AM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
maksudnya.......?

gini loh om........

kan kata om ika nibbana itu kek rasa sakit kepala yg ilang.......

nah.. itu kan ibarat kata..... pikiran yg sudah tidak bergerak lagi..... artinya pergerakannya yg hilang bukan pikirannya.......

nah kalo yg bertumimbal lahir itu........ yg berpindah apanya..... pikirannya atau pergerakannya?

ternyata cukup jelas sekarang bahwa anda sdh "dipelintir" oleh akal pikirmu sendiri dgn mengatakan bahwa "nibbana itu seperti rasa sakit kepala yang hilang"!

sebagai informasi tambahan, saya adalah jenis org yang tidak gemar membicarakan ttg nibbana!
dan itu selaras dgn yang ditampilkan oleh semua tulisan tipitaka!

jika saja kata "Mind Yang Bergerak" dipahami sebagai "Fenomena Batin Jasmani" , maka semua pertanyaan akan segera dgn mudah terjwb!

ika. 

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
dari fenomena tersebut....... yaitu fenomena batin dan jasmani....

lalu apa yg membedakan..... yg satu dengan yg lainnya....?

bagaimana inti dari fenomena tersebut?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
dari fenomena tersebut....... yaitu fenomena batin dan jasmani....

lalu apa yg membedakan..... yg satu dengan yg lainnya....?

bagaimana inti dari fenomena tersebut?

jika benar anda sdh paham ungkapan "fenomena batin-jasmani" itu, maka anda tidak akan pernah menanyakan ttg hal "inti" lagi!

krn apa?

krn yang namanya cuma sekedar "fenomena (batin-jasmani)" , itu artinya tidak berinti sendiri!
kalaupun ada, itu cuma sekedar "lbh utama dibandingkan dr faktor lainnya"!

nah, jika hal ini sdh dipahami, maka pertanyaan berikutnya sehubungan dgn hal tummimbal lahir adalah:" apa yang menjadi faktor utama dari batin itu"?

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
apakah maksudnya semua fenomena yg ada itu sudah menjadi satu kesatuan?

bila ada yg lebih diutamakan maka saya lebih mementingkan memori atau pengalaman....

namun dalam hal tumimbal lahir.... pernah dikatakan om markos seperti resonansi .... bahwa.... batin itu menyampaikan getarannnya kepada objek yg berbeda....

bagaimana pendapat om Ika
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
dari fenomena tersebut....... yaitu fenomena batin dan jasmani....

lalu apa yg membedakan..... yg satu dengan yg lainnya....?

bagaimana inti dari fenomena tersebut?

jika benar anda sdh paham ungkapan "fenomena batin-jasmani" itu, maka anda tidak akan pernah menanyakan ttg hal "inti" lagi!

krn apa?

krn yang namanya cuma sekedar "fenomena (batin-jasmani)" , itu artinya tidak berinti sendiri!
kalaupun ada, itu cuma sekedar "lbh utama dibandingkan dr faktor lainnya"!

nah, jika hal ini sdh dipahami, maka pertanyaan berikutnya sehubungan dgn hal tummimbal lahir adalah:" apa yang menjadi faktor utama dari batin itu"?

ika.
apakah maksudnya semua fenomena yg ada itu sudah menjadi satu kesatuan?

bila ada yg lebih diutamakan maka saya lebih mementingkan memori atau pengalaman....

namun dalam hal tumimbal lahir.... pernah dikatakan om markos seperti resonansi .... bahwa.... batin itu menyampaikan getarannnya kepada objek yg berbeda....

bagaimana pendapat om Ika

jika secara sepintas dipahami bahwa faktor utama dri Batin adalah, Kesadaran, dan Faktor Utama dari Kesadaran adalah Pikiran, maka dari garis alir tsb disamping pertanyaan ttg hal tummimbal lahir akan mudah terjwb, tambahan lagi, penyebab dari Kebodohan Batin pun diketahui!


ika.

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Morpheus:  The mind has trouble letting go.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
baru aja berdialog sama temen

ada potongan diskusi yg menurut i menarik.....

"Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?"

so.... bagaimana pendapat yg laen?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
baru aja berdialog sama temen

ada potongan diskusi yg menurut i menarik.....

"Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?"

so.... bagaimana pendapat yg laen?


Mari kita undang bung Markos, sama mami Lily untuk menjelaskan hal ini ;D
Pake abhidhamma lebih detil
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
baru aja berdialog sama temen

ada potongan diskusi yg menurut i menarik.....

"Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?"

so.... bagaimana pendapat yg laen?



pertanyaan itu seakan ingin mengatakan bahwa "apakah diam itu sama dgn tidak berbicara"?

tentunya jwbannya adalah tidak!

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
maksudnya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
baru aja berdialog sama temen

ada potongan diskusi yg menurut i menarik.....

"Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?"

so.... bagaimana pendapat yg laen?



pertanyaan itu seakan ingin mengatakan bahwa "apakah diam itu sama dgn tidak berbicara"?

tentunya jwbannya adalah tidak!

ika.
maksudnya?


maksudnya adalah batin itu selalu aktif bekerja! ia bekerja dgn atau tanpa ada fisik!

samA seperti di saat diam, keadaan itu seharusnya tidak selalu harus mengindikasikan Tidak Banyak Bicara!

ika. 

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
mengenai cara kerja batin dan fisik sudah... dilanjutkan dan dibahas lebih lanjut disini

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,10372.0.html

i'm just a mammal with troubled soul



Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.

Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Pertapa Vacchagotta bertanya,"Tetapi, Gotama di manakah bhikkhu yang batinnya bebas bertumimbal lahir?"

Sang Buddha menjawab, "Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."

"Lalu, Gotama, ia tidak bertumimbal lahir."

"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia tidak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."

"Lalu, Gotama, ia bertumimbal lahir dan tidak bertumimbal lahir."

"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir dan tidak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."

"Lalu, Gotama, ia tiada bertumimbal lahir dan tidak tak bertumimbal lahir."

"Vaccha, untuk mengatakan bahwa ia tiada bertumimbal lahir dan tidak tak bertumimbal lahir dalam kasus ini tidaklah tepat."

Vaccha gagal memikirkan hal itu, kemudian Sang Buddha memberikan umpan balik kepada Vaccha sebagai berikut:

"Apa yang kau pikir, Vaccha? Andaikan api menyala di hadapanmu? Apakah kamu tahu bahwa api menyala di hadapanmu?

"Gotama, jika api menyala di hadapanku, aku akan tahu bahwa api menyala di hadapanku."

"Tetapi andaikan, Vaccha, seseorang menanyaimu, `Bergantung pada apakah api yang menyala di hadapanmu?' Apakah jawabanmu Vaccha?"

"Aku akan menjawab, O Gotama, `Ia bergantung pada bahan bakar rumput, dan kayu api yang menyala di hadapanku ini."

"Tetapi, Vaccha, jika api di hadapanmu padam, apakah kamu tahu bahwa api di hadapanmu itu padam?"

"Gotama, jika api di hadapanku padam, aku akan tahu bahwa api di hadapanku padam."

"Tetapi, Vaccha, jika seseorang bertanya kepadamu, `ke arah manakah api itu pergi, Timur atau Barat, Utara atau Selatan?' Apakah yang akan kau katakan, Vaccha?"

"Pertanyaan ini tidak sesuai dengan kasusnya, Gotama, karena api bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu, dan jika semua bahan bakar habis, dan ia tidak dapat yang lain, jadi tanpa bahan, ia dikatakan padam."

"Tepat sama, Vaccha, semua bentuk, sentuhan, pemahaman, kegiatan batin, kesadaran telah ditinggalkan, dicabut, dibuat seperti tonggak palmira, menjadi padam, dan tidak dapat bersemi pada waktu yang akan datang."

"Para makhluk suci, Oh Vaccha yang sudah bebas dari apa yang disebut lima perpaduan, adalah dalam, tak terukur bagaikan samudera luas. Untuk mengatakan bahwa ia bertumimbal lahir, tidak sesuai dengan kasusnya. Untuk mengatakan ia tidak bertumimbal lahir, dan tidak tak bertumimbal lahir, tidak sesuai dengan kasusnya."
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,


jadi apa jwb mu jika ada pertanyaan adakah sang Buddha stelh Parinibbana?

ika./

Offline merlyna

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 39
  • Reputasi: 6
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,


jadi apa jwb mu jika ada pertanyaan adakah sang Buddha stelh Parinibbana?

ika./

Sdr. Ika, umat Buddha tidak akan mempertanyakan (apalagi ,menjawab) mengenai apakah Sang Buddha ada atau tidak ada setelah Parinibbana. pertanyaan dan jawaban ini adalah untuk anda

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,


jadi apa jwb mu jika ada pertanyaan adakah sang Buddha stelh Parinibbana?

ika./

Sdr. Ika, umat Buddha tidak akan mempertanyakan (apalagi ,menjawab) mengenai apakah Sang Buddha ada atau tidak ada setelah Parinibbana. pertanyaan dan jawaban ini adalah untuk anda


persiapkanlah utk suatu hal yang terburuk disamping yang terbaik!

ika.

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berawal bisa berakhir ?


Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berawal bisa berakhir ?



Terus terang inilah yang mengganggu pikiran saya..... selama ini saya belum menemukan jawaban yang pasti....
dulu saya kira masuk agama Buddha banyak yang sesuai kenyataan dan bisa diterima akal sehat,

Namun tetap saja saya bertanya tanya seperti saat dulu saya di agama sebelumnya....

dan tak jarang di agama Buddha pun banyak yang tidak memberi jawaban dengan menampilkan kesabaran dan kebijaksanaan ajaran Buddha sendiri... bahkan saya pernah dihujat bila saya tidak yakin sepenuhnya pada semua dalam Tripitaka dan bila saya terus bertanya, maka saya tidak ubahnya dengan orang berpandangans sesat...

Namun, bila dinyatakan adalah pandangan orang tertentu adalah pandangan benar, apa buktinya ???

kenapa pandangan benar bisa membuat orang menjadi emosional dan kadang gaya bicaranya n gga enak, suka mencibir yg baru belajar dan suka mencibir agama lain...

saat ini... saya merasakan bahwa agama manapun sama saja,,,,, justru awal dari tujuan sebuah agama sudah tiada lagi, agama hanya alat pengkotak kotak.... sekarang banyak yang menjadikan agama hanya merupakan bibit kebencian....

agama hanyalah alat pemuas ego kesombongan diri, dengan dalih meninggikan pujaan dan agamanya, seseorang memuaskan egonya....
« Last Edit: 02 May 2009, 12:01:47 PM by lucky »

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
setuju......... **

lalu yayang lucky..... saat ini apa yg akan anda "lakukan"?



** bila mereka mempunyai pandangan salah......
i'm just a mammal with troubled soul



Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
setuju.........

lalu y*y*n*(censored) lucky..... saat ini apa yg akan anda "lakukan"?

waduh kk jangan mengeluarkan kata kata yg menakutkan... he he...

yang saya lakukan untuk apa ???
kalau untuk agama, saya saat ini hanya merasa terpukul.....saya merasa saat ini agama cuma kedok, agama itu juga senjata perang... dari yang dalam ayatnya ada perintah perang, sampai yang katanya kedamaian,,,,, dimana mana tempat ibadah , sekte dan lain sebagainya, yang ada cuma cekcok

kata kata damai dan bahagia hanya bunga bunga mimpi

tanpa sadar manusia menggunakan pujaaanya atau misal Buddha untuk memuaskan egonya sendiri

dengan mengaku sebagai siswa Buddha , seseorang tanpa sadar telah menginjak injak Buddha lebih kejam daripada orang berkeyakinan lain yang tidak menerima Buddha.
Dengan tingkah laku dan emosi serta batin yang tanpa kendali, seseorang meludahi Buddha dengan mengatakan bahwa dia siswa Buddha dan sedang memperjuangkan ajaran Buddha yang paling benar....

dimana mana mengaku yang paling benar

dimana mana cek ccok

dimana mana saling jegal

umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
kepada Lucy Yth,

   Dengan hormat, _/\_

Memang pada kenyataannya kita semua adalah manusia biasa yg pasti terjerembab dalam kotornya lobha, dosa, dan moha. namun seyogyanya mereka secara bertahap walau merangkak seharusnya mendekatkan diri pada keadaan yg mendukung mereka pada terkikisnya Lobha, Dosa, dan Moha.

Maka itu kita harus menjaga sila kita. itu saja langkah pertama yg seharusnya dimantapkan oleh kita manusia.


nb : meggy z mode on :

Tidak semua manusia.............
seperti itu........

contohnya aqyu..........
i'm just a mammal with troubled soul



Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
jangan karena mereka membencimu maka enkau menjawab dengan kebencian......


vathena mode on...

where there is a hatred, let us sow love
i'm just a mammal with troubled soul



Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
jangan karena mereka membencimu maka enkau menjawab dengan kebencian......


vathena mode on...

where there is a hatred, let us sow love

nggak.... saya ngga benci, karena itu merugikan diri sendiri

mencelakai diri sendiri dengan kebencian

dengan kebencian kita tidak bisa menikmati hidup

kebencian membuat orang jadi pecundang

kelakuan yang diperbuat kita berdasar kebencian, hanya membuat kita nampak bodoh dan menggelikan

saya ingin terlihat rupawan dan menyenagkan bagi banyak orang terus memiliki batin yang indah dan damai, makanya saya denagn sukarela menghindari kebencian he he he

***

saya hanya kecewa... yah benar kata kk.... di dunia tidak ada yang memuaskan....

bisa dibilang saya sedih melihat kondisi agama agama terutama agama Buddha....

***

btw... apaan sih kk mode on mode on, saya ngga paham

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
kecewa adalah wajar bagi manusia.........

dan juga kecewa adalah penyakit juga bagi manusia.......

penyakit ini tidak datang dengan sendirinya.....

kita bisa kecewa karena batin kita tidak terlatih dengan baik sebelumnya, maka itu saat kita dihadapkan pada kondisi yg tidak memuaskan maka menimbulkan kekecewaan.......

begitu juga dengan sedih........



merubah keaadan lingkungan agar tidak sekalipun menimbulkan kekecewaan ataupun kesedihan bagi kita sangatlah sulit dan tidak mungkin......

maka itu lebih baik latihlah diri ini agar kuat menghadapi kekecewaan dan kesedihan....



mode on itu maksudnya lagi pake gaya orang :P
« Last Edit: 02 May 2009, 12:33:47 PM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline lykim176

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 236
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berawal bisa berakhir ?


Sang Buddha memberikan penjelasan tentang sebab pertama dalam Dalam Samyutta Nikaya II, 178-193 dijelaskan bahwa:

"Tidak dapat dipikirkan akhir roda tumimbal lahir; tidak dapat dipikirkan asal mula makhluk-makhluk yang karena diliputi oleh ketidaktahuan(avijja) dan terbelenggu oleh keinginan rendah (tanha) mengembara kesana kemari."

saya tidak tahu apakah terjemahannya sudah tepat, apakah benar "tidak dapat dipikirkan" atau "sungguh sulit" namun yang pasti saya yakin bila ingin mengetahuinya kita harus mengikis habis Avijja dan Tanha terlebih dahulu.
Dunia tidak runtuh dari langit

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_


hmmm ?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_


hmmm ?

:)) embeeeeeeee..... :))



back to topic ;D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
setuju.........

lalu y*y*n*(censored) lucky..... saat ini apa yg akan anda "lakukan"?

waduh kk jangan mengeluarkan kata kata yg menakutkan... he he...

yang saya lakukan untuk apa ???
kalau untuk agama, saya saat ini hanya merasa terpukul.....saya merasa saat ini agama cuma kedok, agama itu juga senjata perang... dari yang dalam ayatnya ada perintah perang, sampai yang katanya kedamaian,,,,, dimana mana tempat ibadah , sekte dan lain sebagainya, yang ada cuma cekcok

kata kata damai dan bahagia hanya bunga bunga mimpi

tanpa sadar manusia menggunakan pujaaanya atau misal Buddha untuk memuaskan egonya sendiri

dengan mengaku sebagai siswa Buddha , seseorang tanpa sadar telah menginjak injak Buddha lebih kejam daripada orang berkeyakinan lain yang tidak menerima Buddha.
Dengan tingkah laku dan emosi serta batin yang tanpa kendali, seseorang meludahi Buddha dengan mengatakan bahwa dia siswa Buddha dan sedang memperjuangkan ajaran Buddha yang paling benar....

dimana mana mengaku yang paling benar

dimana mana cek ccok

dimana mana saling jegal

umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
[at] lucky
Mencari kebenaran suatu agama, jangan diliat per-individu, karena loe akan kecewa .....
Kenapa kecewa??? ...... karena setiap orang masih diliputi oleh Dosa,Lobha.moha .....
orang yg sering ke viharapun adalah orang yg selalu belajar dan belajar mengikis noda bathin

”Ada kemungkinan, bahwa di antara kalian ada yang berpikir: `Berakhirlah kata-kata Sang Guru; kita tidak mempunyai seorang Guru lagi.` Tetapi, Ananda, hendaknya tidak berpikir demikian. Sebab apa yang telah Aku ajarkan sebagai Dhamma dan Vinaya, Ananda, itulah kelak yang menjadi Guru-mu, ketika Aku pergi.”
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)


SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”


 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,


jadi apa jwb mu jika ada pertanyaan adakah sang Buddha stelh Parinibbana?

ika./
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berawal bisa berakhir ?



Terus terang inilah yang mengganggu pikiran saya..... selama ini saya belum menemukan jawaban yang pasti....
dulu saya kira masuk agama Buddha banyak yang sesuai kenyataan dan bisa diterima akal sehat,

Namun tetap saja saya bertanya tanya seperti saat dulu saya di agama sebelumnya....

dan tak jarang di agama Buddha pun banyak yang tidak memberi jawaban dengan menampilkan kesabaran dan kebijaksanaan ajaran Buddha sendiri... bahkan saya pernah dihujat bila saya tidak yakin sepenuhnya pada semua dalam Tripitaka dan bila saya terus bertanya, maka saya tidak ubahnya dengan orang berpandangans sesat...

Namun, bila dinyatakan adalah pandangan orang tertentu adalah pandangan benar, apa buktinya ???

kenapa pandangan benar bisa membuat orang menjadi emosional dan kadang gaya bicaranya n gga enak, suka mencibir yg baru belajar dan suka mencibir agama lain...

saat ini... saya merasakan bahwa agama manapun sama saja,,,,, justru awal dari tujuan sebuah agama sudah tiada lagi, agama hanya alat pengkotak kotak.... sekarang banyak yang menjadikan agama hanya merupakan bibit kebencian....

agama hanyalah alat pemuas ego kesombongan diri, dengan dalih meninggikan pujaan dan agamanya, seseorang memuaskan egonya....

Saudara Lucky yang baik,

Ke agama manapun anda pergi akan menemukan kekecewaan bila beranggapan bisa menemukan agama dimana penganutnya semua sabar, tak pernah marah, tak pernah serakah dll.

Karena selama seseorang belum melepaskan kemelekatan terhadap pancakhandha, maka ia akan bisa marah, serakah dan sifat negatif lainnya. Entah umat awam, bhikkhu, pendeta, pastor, kyai atau rohaniwan-rohaniwan manapun, kecuali:

Kecuali Ia telah terbebas dari akar semua kekotoran batin seperti Arahat atau minimum Anagami.

Untuk menilai kebaikan atau keburukan sesuatu agama maka kita harus mempelajari kitab sucinya dan membandingkan dengan kitab suci yang kita ketahui... Keterangan pemimpin agama hanya kita jadikan referensi tambahan, tetapi jangan dijadikan pegangan karena sarat tafsir pribadi atau tafsir kelompok....

Dengan demikian kita bisa membandingkan dengan pikiran jernih...

sukhi hotu,
« Last Edit: 04 May 2009, 05:01:06 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

 

anything