//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membunuh atau dibunuh  (Read 11519 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ruychii

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #15 on: 29 July 2012, 12:13:53 PM »
maaf saudara2 sedhamma, sy baru lihat situs ini lagi setelah sekian lama, thanks atas jawaban2 yg diberikan,
namun sy ingin menanyakan beberapa hal lagi...

melawanya
boleh melawan atau menghindar
bagaimana klo melawan, tp sampai mengakibatkan yg menyerang tewas?

ini keadaan yang serba menyusahkan.
bro kalau saran saya, bila mengalami seperti demikian, sebaiknya pindah aja.
kenapa? karena bila kita sendiri yang dibunuh kitanya ya susah juga.
tapi apabila keluarga kita yang dibunuh itu pasti kita tidak rela karena dibunuh oleh orang2 yang tidak bermoral.

Jangan acuhkan akibat dari membunuh. Mungkin saja kita bisa tenang untuk hidup sekarang. Tapi kamma itu akan terus menerus mengikuti kamu.
(bukan nakut2i sih) tapi itu yang diyakini buddhisme. Seandainya dibunuh satu keluarga juga merupakan akibat dari kamma masa lalu.
Mungkin kita bisa menghindari saat ini, tapi tetap suatu saat (bila memang kita mempunyai kamma buruk membunuh dsb) kita pasti akan kena.
Jadi janganlah membunuh, sebab
1.  kita akan terus menerus memupuk kamma buruk => 2. terus menerus menderita =>
3.  kalau ga terima membunuh orang lain=>balik lagi ke nomer1.

Lebih baik pindah saja ke tempat lain. (kan belum tentu anda mempunyai kamma buruk)
bila memang kita harus dibunuh, lebih baik selesaikan saja sampai disini.

btw memang pantas para pemuka agama (yang baik) itu selalu dipuji, karena sebenarnya sangatlah susah untuk sungguh2 dalam berbuat baik.   _/\_

apakah kita menduga datangnya hal yg tiba2? kita tidak bisa mengetahui masa depan...sama seperti ketika terjadi pembantaian satu keluarga oleh perampok, apakah keluarga itu menduga akan datang musibah itu? jawabnya pasti tidak...di manapun kita berada, hal demikian tidak bisa diduga...makanya pertanyaan sy, ketika hal itu tdk bisa dihindari, bagaimana tindakan yg harus diambil?

Jauh amat ngambil kasusnya sampai ke Norwegia  ::)

Ambil yg dekat aja dan pernah kejadian, kerusuhan Mei '98.
Kalau rumah anda diserbu orang2 beringas, siap membunuh anda, memperkosa putri anda, memperkosa istri anda, memperkosa adik perempuan anda, memperkosa ibu anda, memperkosa nenek anda, apa yg anda lakukan ? 
Membunuh atau dibunuh ? 

Atau anda lari terbirit2 menggunakan mobil bersama keluarga dan di tengah jalan mobil anda dicegat gerombolan itu.  Bila anda berhenti maka mereka akan membakar anda bersama mobil anda, memperkosa putri anda, memperkosa istri anda, memperkosa ibu anda.

Jadi anda pilih berhenti atau menabrakkan mobil anda untuk membuka jalan dan lari?  Kalau ada yg tertabrak mereka mungkin ada yg mati lho...
Membunuh atau dibunuh?

Tidak melawan anda mati dan semua perempuan di keluarga anda dipaksa telanjang, menari, kemudian diperkosa rame2 baru dibunuh atau dibakar, atau kemaluannya ditusuk dengan gagang sapu sampai tembus? ***
Melawan, anda juga bisa mati. Tapi kalaupun mati, anda mati sebagai orang gagah ( ingat cerita Shaolin di atas  :P ) yg membela kehormatan anak-istri anda , bukan sebagai pengecut.  Dan beberapa dari mereka juga ikut anda pindah alam  8)

Atau anda mati sebagai 'bodhisatva', mengorbankan diri sendiri dan anak istri untuk kepuasan gerombolan itu?   ^-^


-------------
*** sorry kalau kasar dan tanpa tedeng aling2, dari kesaksian beberapa korban yg aku baca di media.

ada yg ga jauh kan contoh kasusnya, pembantaian satu keluarga di kendari...tp contoh yg seperti ini yg sy maksud, dalam kondisi demikian tindakan apa yg harus diambil...masalahnya dunia nyata tdk seindah dalam cerita2 jataka...

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #16 on: 30 July 2012, 02:25:12 AM »
ada yg ga jauh kan contoh kasusnya, pembantaian satu keluarga di kendari...tp contoh yg seperti ini yg sy maksud, dalam kondisi demikian tindakan apa yg harus diambil...masalahnya dunia nyata tdk seindah dalam cerita2 jataka...

Kalau menghadapi kejadian demikian, ada beberapa alternatif IMHO :

1.  Ya udah, terima aja --> ngambil jalan bodhisatva :hammer:

2.  Lari menghindar --> apa anak istri juga bisa sempat lari atau malah mati terbunuh?

3.  Melawan, kill or be killed.

Gw setuju dengan pernyataan anda, dunia nyata (saat ini) tak seindah cerita2 jataka.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #17 on: 30 July 2012, 06:02:53 AM »
bagaimana klo melawan, tp sampai mengakibatkan yg menyerang tewas?

yang pasti sudah terjadi pembunuhan.
kemudian aparat yang berwenang tentu akan menyelidiki masalah ini sehingga anda dinyatakan salah atau tidak salah, sepertinya demikian.
« Last Edit: 30 July 2012, 06:04:44 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #18 on: 30 July 2012, 09:45:26 AM »
yang pasti sudah terjadi pembunuhan.
kemudian aparat yang berwenang tentu akan menyelidiki masalah ini sehingga anda dinyatakan salah atau tidak salah, sepertinya demikian.

Biasanya membunuh karena membela diri (diserang duluan) hukumannya lebih ringan.

Kalau pengacaranya pintar dan hakimnya setuju, bahkan bisa bebas.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline ruychii

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #19 on: 28 August 2012, 04:44:06 PM »
Klo ditinjau dari segi hukum manusia, jika kita melakukan pembelaan diri terhadap serangan yg kita alami dan mengakibatkan penyerang tewas, mungkin kita akan divonis tidak bersalah. Namun bagaimana dengan hukum kamma? Apa ada penjelasan dalam kitab Tripitaka mengenai pembelaan diri yang mengakibatkan penyerang tewas??

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #20 on: 28 August 2012, 04:47:14 PM »
Klo ditinjau dari segi hukum manusia, jika kita melakukan pembelaan diri terhadap serangan yg kita alami dan mengakibatkan penyerang tewas, mungkin kita akan divonis tidak bersalah.
siapa bilang, kalau hukum di Indonesia orang tsb tetap bersalah

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #21 on: 30 August 2012, 11:49:49 PM »
Klo ditinjau dari segi hukum manusia, jika kita melakukan pembelaan diri terhadap serangan yg kita alami dan mengakibatkan penyerang tewas, mungkin kita akan divonis tidak bersalah. Namun bagaimana dengan hukum kamma? Apa ada penjelasan dalam kitab Tripitaka mengenai pembelaan diri yang mengakibatkan penyerang tewas??

Membunuh tetap membunuh, dan karma berjalan.

Tinggal memilih seperti yg gw tulis sebelumnya di atas :
- Memilih jalan bodhisatta, tidak melawan, kalau mati ya mati.
- Melawan dan kalau terpaksa membunuh namun siap menerima konsekuensi karmanya.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline marshmallow

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #22 on: 30 August 2012, 11:57:45 PM »
Saudara sedhamma, masih ingat kasus pembantaian di Norwegia oleh Teroris kr****n Breivik? Atau pembantaian satu keluarga di Kendari?
Di sini sy ingin bertanya, ketika kita menghadapi orang yang tidak segan untuk membunuh orang lain bahkan ketika kita memohon ampun, apa tindakan kita sebagai umat Buddhis? Apa membalas membunuh orang itu?
balas bunuh, klo kita gak melawan ya sama aja stupid namanya  :))

Quote
Tp klo membunuh maka kita akan berbuat suatu karma buruk kan?
disebut karma buruk apabila memang sudah ada niat atau cetana... dan dalam hal ini menurut pendapat saya, masing2 dapat buah karma buruknya, yg terbunuh karma buruknya berbuah dan yg membunuh tetap mendapatkan tp ringan karena kita tidak ada niat untuk membunuh (terpaksa dalam hal ini) dan tidak sebesar nilainya klo yg membunuh ini memang sudah ada pikiran jahat atau niat utk bunuh orang itu dari awal,  ^-^ kira2 bisa di mengerti gak ya bahasa saya? soalnya saya sendiri pun bingung jelasinnya :p
« Last Edit: 31 August 2012, 12:03:31 AM by marshmallow »

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #23 on: 19 October 2012, 02:36:16 PM »
Saudara sedhamma, masih ingat kasus pembantaian di Norwegia oleh Teroris kr****n Breivik? Atau pembantaian satu keluarga di Kendari?
Di sini sy ingin bertanya, ketika kita menghadapi orang yang tidak segan untuk membunuh orang lain bahkan ketika kita memohon ampun, apa tindakan kita sebagai umat Buddhis? Apa membalas membunuh orang itu? Tp klo membunuh maka kita akan berbuat suatu karma buruk kan?
Atau kita biarkan saja dan pasrah menunggu kita dibunuh oleh pembunuh itu??
Tindakan apa yg kira2 bisa dilakukan??
Tolong advicenya...

Anda Tidak Perlu Pusing untuk Masalah Sperti ini Pak... :)
Tindakan kita Ya seharunya BUNUH orang Tersebut donx JIKA kita mampu dan ada kesempatan untuk melakukanNya. Lebih Bagus Lagi Melumpuhkannya tidak sampai membunuhnya,, Kasusnya kan sperti Yg di Norwegia. Memang ada karma Buruknya, Tapi silahkan anda Bandingkan dengan Karma Baiknya lebih Besar Mana. Dalam posisi sperti itu Anda melihat dengan berdiam diri Melihat seseorang Menembaki sampai mati Orang segitu BANYAK atau Membunuh orang tersebut Hanya satu orang SAJA???Begitu banyak nyawa manusia yg begitu berharga anda Selamatkan APAKAH ini BUKAN KARMA BAIK??(Berkorban untuk orang lain juga ajaran Buddha, Bukan?Kita punya karma buruk dengan Alasan yg Benar untuk Menyelamatkan orang lain).

Begitu Pula dengan Pembunuhan satu Keluarga, apakah anda berdiam diri melihat org melakukan hal tersebut?Bisa2 anda diBilang Tidak Normal Masa Saudara dibunuhi didepan mata Diam saja...Bahkan anda Menyodorkan diri untuk diBunuh???Helooo... !!! :))
Sperti yg saya Katakan JIKA bisa jgn diBunuh Tapi lebih baik sebisa mungkin Menghindar atau lebih baik bisa melumpuhkan pembunuh tersebut. Jika memang harus diBunuh Ya diBunuh... toh yang ada pada anda bukan hanya karma buruk tapi juga ada karma baiknya, Bahkan lebih Besar karma baiknya tohh... Tentunya Sesendok Garam tidak akan berasa asin Jika diMasukan Ke Ember yang Besar, Bukan??

Jika pasrah menunggu diBunuh, Gak Punya Harga Diri itu Namanya :)
« Last Edit: 19 October 2012, 02:38:48 PM by NagaSena »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #24 on: 19 October 2012, 03:53:22 PM »
Buddhisme adalah paham yang bebas menentukan pilihan kita dan bertanggung jawab atas pilihan tersebut.

jadi anda bisa memilih beberapa pilihan yang ada ketika hal tersebut terjadi dan harus siap menanggung resikonya, bukan benar atau tidak benar tapi anda ber tanggungung jawab atas pilihan yang kita pilih tersebut.

bila anda membunuh maka ada resiko masuk neraka dan di cap pembunuh, diadili dan lain sebagai nya.

apa pun pilihan anda menghindar, ada resiko yang lain terbunuh karena anda tidak menghadapi dan mampu mengatasi hal tersebut.

dan tergantung persepsi anda, anda bisa membiarkan diri anda terbunuh karena anda tak mampu melawan dan berbagai macam alasan lain nya dengan resiko masing masing.


Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #25 on: 19 October 2012, 06:11:55 PM »


6. PIKIRAN CINTA KASIH

11. “Para bhikkhu, terdapat lima ucapan ini yang digunakan oleh orang lain ketika berbicara dengan kalian: ucapan mereka tepat atau tidak tepat pada waktunya, benar atau tidak benar, halus atau kasar, berhubungan dengan kebaikan atau dengan kejahatan, diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin tepat atau tidak tepat pada waktunya;  orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin benar atau tidak benar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin halus atau kasar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin berhubungan dengan kebaikan  atau dengan kejahatan; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi orang itu dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan dirinya,  [21] kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih, para bhikkhu ...




20. “Para bhikkhu, bahkan jika para penjahat memotong kalian dengan kejam pada bagian demi bagian tubuh dengan gergaji berpegangan ganda, ia yang memunculkan pikiran benci terhadap mereka berarti tidak melaksanakan ajaranKu. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi mereka dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan diri mereka, kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih.

21. “Para bhikkhu, jika kalian terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini, apakah kalian melihat ada ucapan, remeh atau menjijikan, yang tidak dapat kalian terima?” – “Tidak, Yang Mulia.” – “Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini. Hal ini akan menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan kalian untuk waktu yang lama.”

(dari MN 21: Kakacūpama Sutta; I 126-27, 29)
« Last Edit: 19 October 2012, 06:15:00 PM by william_phang »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #26 on: 19 October 2012, 06:46:14 PM »

6. PIKIRAN CINTA KASIH

11. “Para bhikkhu, terdapat lima ucapan ini yang digunakan oleh orang lain ketika berbicara dengan kalian: ucapan mereka tepat atau tidak tepat pada waktunya, benar atau tidak benar, halus atau kasar, berhubungan dengan kebaikan atau dengan kejahatan, diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin tepat atau tidak tepat pada waktunya;  orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin benar atau tidak benar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin halus atau kasar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin berhubungan dengan kebaikan  atau dengan kejahatan; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi orang itu dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan dirinya,  [21] kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih, para bhikkhu ...




20. “Para bhikkhu, bahkan jika para penjahat memotong kalian dengan kejam pada bagian demi bagian tubuh dengan gergaji berpegangan ganda, ia yang memunculkan pikiran benci terhadap mereka berarti tidak melaksanakan ajaranKu. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi mereka dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan diri mereka, kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih.

21. “Para bhikkhu, jika kalian terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini, apakah kalian melihat ada ucapan, remeh atau menjijikan, yang tidak dapat kalian terima?” – “Tidak, Yang Mulia.” – “Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini. Hal ini akan menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan kalian untuk waktu yang lama.”

(dari MN 21: Kakacūpama Sutta; I 126-27, 29)

yap ini adalah satu landasan atau pijakan dalam memilih dan tentu saja ada tanggung jawab yang menyertai nya.

apapun pilihan anda, haruslah mempunyai landasan atau suatu dasar yang benar hingga apapun pilihan anda tidak hanya membawa kebahagian bagi diri anda tapi juga kebahagian pada mahluk yang ada di sekitar kita dan kebahagian pada mahluk yang tidak ada di sekitar kita.

Offline NagaSena

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: -6
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #27 on: 30 October 2012, 02:39:32 PM »

6. PIKIRAN CINTA KASIH

11. “Para bhikkhu, terdapat lima ucapan ini yang digunakan oleh orang lain ketika berbicara dengan kalian: ucapan mereka tepat atau tidak tepat pada waktunya, benar atau tidak benar, halus atau kasar, berhubungan dengan kebaikan atau dengan kejahatan, diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin tepat atau tidak tepat pada waktunya;  orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin benar atau tidak benar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin halus atau kasar; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin berhubungan dengan kebaikan  atau dengan kejahatan; ketika orang lain berbicara dengan kalian, ucapan mereka mungkin diucapkan dengan pikiran cinta kasih atau kebencian. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi orang itu dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan dirinya,  [21] kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih, para bhikkhu ...




20. “Para bhikkhu, bahkan jika para penjahat memotong kalian dengan kejam pada bagian demi bagian tubuh dengan gergaji berpegangan ganda, ia yang memunculkan pikiran benci terhadap mereka berarti tidak melaksanakan ajaranKu. Di sini, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Pikiran kami akan tetap tidak terpengaruh, dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat; kami akan berdiam dengan penuh belas kasih demi kesejahteraan mereka, dengan pikiran cinta kasih, tanpa kebencian. Kami akan berdiam dengan melingkupi mereka dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih; dan dimulai dengan diri mereka, kami akan berdiam dengan melingkupi seluruh dunia dengan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih, yang berlimpah, luhur, tanpa batas, tanpa permusuhan dan tanpa niat buruk.’ Demikianlah kalian harus berlatih.

21. “Para bhikkhu, jika kalian terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini, apakah kalian melihat ada ucapan, remeh atau menjijikan, yang tidak dapat kalian terima?” – “Tidak, Yang Mulia.” – “Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus terus-menerus mengingat nasihat tentang perumpamaan gergaji ini. Hal ini akan menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan kalian untuk waktu yang lama.”

(dari MN 21: Kakacūpama Sutta; I 126-27, 29)


Maaf, penggalan Sutta Nasihat untuk para Bhikku,  atau kepada ummat awam Juga... ??   :-? :-? :-?
Bisakah kita membedakan ucapan sabda2 Guru Buddha yang langsung terhadap seorang atau sekelompok Bhikku dan kepada ummat atau sekelompok ummat awam.. ?? ^-^ ^-^
« Last Edit: 30 October 2012, 02:42:17 PM by NagaSena »

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #28 on: 12 November 2012, 12:33:32 AM »
tulis teroris aja, kgak usah ditulis kr****nnya.... kgak enak di dengar...semua orang berpotensi jadi teroris, apapun agamanya...  _/\_



jawaban sangat bijak
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membunuh atau dibunuh
« Reply #29 on: 22 November 2012, 03:36:33 PM »

Maaf, penggalan Sutta Nasihat untuk para Bhikku,  atau kepada ummat awam Juga... ??   :-? :-? :-?
Bisakah kita membedakan ucapan sabda2 Guru Buddha yang langsung terhadap seorang atau sekelompok Bhikku dan kepada ummat atau sekelompok ummat awam.. ?? ^-^ ^-^

memang kadang kadang rada susah membedakan nya untuk anggota sangha yang terlatih sila dan patimokhanya (wa sebut sudah men cuci guci nya dengan bersih hingga mampu menerima dhamma dengan baik) di banding kan kita umat awam yang latihan sila pancasila dan atthasilanya kadang masih belum sempurna.


Bagaimana pun "Sutta pitaka" yang diulang YA Ananda patut lebih di perhatikan dari pitaka pitaka yang lain kenapa karena Sang Buddha mengulang nya kepada Yang Arya Ananda yang pada waktu itu belum mencapai tingkat kesucian, YA Ananda mencapai tingkat kesucian dalam semalam sebelum persamuan sangha pertama sesudah Buddha Parinibbana.
« Last Edit: 22 November 2012, 03:47:27 PM by kullatiro »

 

anything