//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar  (Read 4253 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« on: 06 December 2012, 01:20:51 AM »
Sekedar share utk meningkatkan pandangan benar. SN 22.57, Sattatthana Sutta http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.057.than.html (tolong bagi yg tahu link dlm bahasa Indonesia) disitu Sang Buddha menjelaskan bagaimana praktek yg benar. Singkatnya, yg benar adalah latihan/praktek yg mengarah ke disenchantment(tdk terpengaruh ilusi), dispassion(tdk terpengaruh emotion), cessation(penghentian) dari segala sesuatu yg berkaitan dengan pancakhanda.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #1 on: 06 December 2012, 11:31:04 AM »
dari buku SN terbitan DC

SN 22.57 Tujuh Kasus

Di Savatthi. “Para bhikkhu, seorang bhikkhu yang terampil dalam tujuh kasus dan adalah seorang penyelidik tiga disebut, dalam Dhamma dan Disiplin ini, Yang Sempurna, seorang yang menjalani kehidupan suci, individu tertinggi.

“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu terampil dalam tujuh kasus? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu memahami bentuk, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya; ia memahami kepuasan, bahaya, dan jalan membebaskan diri dari bentuk.

“Ia memahami perasaan…persepsi…bentukan-bentukan kehendak…kesadaran, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya; ia memahami kepuasan, bahaya, dan jalan membebaskan diri dari kesadaran.

“Dan apakah, para bhikkhu, bentuk itu? Empat unsur utama dan bentuk yang diturunkan dari empat unsur utama: ini disebut bentuk. Dengan munculnya makanan maka muncul pula bentuk. Dengan lenyapnya makanan, maka lenyap pula bentuk. Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya bentuk, yaitu, pandangan benar … konsentarasi benar.

“Kenikmatan dan kegembiraan yang muncul dengan bergantung pada bentuk: ini adalah kepuasan dalam bentuk. Bentuk itu tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahaan: ini adalah bahaya dalam bentuk. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu akan bentuk: ini adalah jalan membebaskan diri dari bentuk.

“Petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui bentuk, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari bentuk, mempraktikan demi tujuan kejijikan terhadap bentuk, demi meluruhnya dan lenyapnya, mereka mempraktikan dengan baik. Mereka yang mempraktikkan dengan baik akan memperoleh pijakan kaki dalam Dhamma dan Disiplin ini.

“Dan petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui bentuk, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari bentuk, melalui kejijikan terhadap bentuk, melalui meluruhnya dan lenyapnya, terbebaskan melalui ketidakmelekatan, mereka terbebaskan dengan baik. Mereka yang terbebaskan dengan baik adalah Para Sempurna. Sehubungan dengan Para Sempurna itu, tidak ada lingkaran untuk menggambarkan mereka.

“Dan apakah, para bhikkhu, perasaan itu? Ada enam kelompok perasaan ini: perasaan yang berasal dari kontak-mata … (seperti sutta sebelumnya) …  perasaan yang muncul dari kontak-pikiran. Ini disebut perasaan. Dengan munculnya kontak, maka muncul pula perasaan. Dengan lenyapnya kontak, maka lenyap pula perasaan. Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya perasaan, yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

 “Kenikmatan dan kegembiraan yang muncul dengan bergantung pada perasaan: ini adalah kepuasan dalam perasaan. Perasaan itu tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan: ini adalah bahaya dalam perasaan. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu akan perasaan: ini adalah jalan membebaskan diri dari perasaan.

“Dan petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui perasaan, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri perasaan, melalui kejijikan terhadap perasaan, melalui meluruhnya dan lenyapnya, terbebaskan melalui ketidakmelekatan, mereka terbebaskan dengan baik. Mereka yang mempraktikan dengan baik akan memperoleh pijakan kaki dalam Dhamma dan Disiplin ini.

“Dan petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui perasaan … jalan membebaskan diri dan perasaan … Sehubungan dengan Para Sempurna itu, tidak ada lingkaran untuk menggambarkan mereka.

“Dan apakah, para bhikkhu, persepsi itu? Ada enam kelompok persepsi: persepsi bentuk … persepsi fenomena-pikiran. Ini disebut persepsi. Dengan munculnya kontak, maka muncul pula persepsi. Dengan lenyapnya kontak, maka lenyap pula persepsi. Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya persepsi, yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

“Kenikmatan dan kegembiraan yang muncul dengan bergantung pada persepsi: ini adalah kepuasan dalam persepsi. Persepsi itu tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan: ini adalah bahaya dalam persepsi. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu akan persepsi: ini adalah jalan membebaskan diri dari persepsi.

“Petapa dan brahmana manapun … Sehubungan dengan Para Sempurna itu, tidak ada lingkaran untuk menggambarkan mereka.

“Dan apakah, para bhikkhu, bentukan-bentukan kehendak itu? Ada enam kelompok kehendak: kehendak sehubungan dengan bentuk … kehendak sehubungan dengan fenomena-pikiran. Ini disebut bentukan-bentukan kehendak. Dengan munculnya kontak, maka muncul pula bentukan-bentukan kehendak. Dengan lenyapnya kontak, maka lenyap pula bentukan-bentukan kehendak. Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya bentukan-bentukan kehendak; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.

“Kenikmatan dan kegembiraan yang muncul dengan bergantung pada bentukan-bentukan kehendak: ini adalah kepuasan dalam bentukan-bentukan kehendak. Bentukan-bentukan kehendak itu tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan: ini adalah bahaya dalam bentukan-bentukan kehendak. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu akan bentukan-bentukan kehendak: ini adalah jalan membebaskan diri dari bentukan-bentukan kehendak.

“Petapa dan brahmana manapun … Sehubungan dengan Para Sempurna itu, tidak ada lingkaran untuk menggambarkan mereka.

“Dan apakah, para bhikkhu, kesadaran itu? Ada enam kelompok kesadaran:kesadaran-mata … kesadaran-pikiran. Ini disebut kesadaran. Dengan munculnya nama-dan-bentuk, maka muncul pula kesadaran. Dengan lenyapnya nama-dan-bentuk, maka lenyap pula kesadaran. Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya kesadaran, yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.
“Kenikmatan dan kegembiraan yang muncul dengan bergantung pada kesadaran: ini adalah kepuasan dalam kesadaran. Kesadaran itu tidak kekal, penderitaan, dan mengalami perubahan: ini adalah bahaya dalam kesadaran. Pelenyapan dan pelepasan keinginan dan nafsu akan kesadaran: ini adalah jalan membebaskan diri dari kesadaran.

“Petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kesadaran, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari kesadaran, mempraktikkan demi tujuan kejijikan terhadap kesadaran, demi meluruhnya dan lenyapnya, mereka mempraktikkan dengan baik. Mereka yang mempraktikkan dengan baik akan memperoleh pijakan kaki dalam Dhamma dan Disiplin ini.

“Dan petapa dan brahmana manapun, setelah demikian secara langsung mengetahui kesadaran, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari kesadaran, melalui kesadaran, melalui meluruhnya dan lenyapnya, terbebaskan melalui ketidakmelekatan, mereka terbebaskan dengan baik. Mereka yang terbebaskan dengan baik adalah Para Sempurna. Sehubungan dengan Para Sempurna itu, tidak ada lingkaran untuk menggambarkan mereka.

“Dengan cara demikianlah, para bhikkhu, bahwa bhikkhu itu terampil dalam tujuh kasus.

“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, bahwa seorang bhikkhu adalah penyelidik tiga? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu menyelidiki melalui unsur-unsur, melalui landasan-landasan indria, dan melalui sebab-akibat yang saling bergantungan. Dengan cara demikianlah bahwa seorang bhikkhu disebut seorang penyelidik tiga.

“Para bhikkhu, seorang bhikkhu yang terampil dalam tujuh kasus dan seorang penyelidik tiga disebut, dalam Dhamma dan Disiplin ini, Yang Sempurna, seorang yang telah menjalani kehidupan suci, individu tertinggi.”
« Last Edit: 06 December 2012, 11:38:30 AM by bluppy »

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #2 on: 06 December 2012, 10:25:03 PM »
dari buku SN terbitan DC

“Petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kesadaran, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari kesadaran, mempraktikkan demi tujuan kejijikan terhadap kesadaran, demi meluruhnya dan lenyapnya, mereka mempraktikkan dengan baik. Mereka yang mempraktikkan dengan baik akan memperoleh pijakan kaki dalam Dhamma dan Disiplin ini.
Cuma mau menyampaikan sedikit koreksi utk menepis kemungkinan pembaca bisa salah paham.
"practicing rightly" lebih tepat diterjemahkan sbg "mempraktikkan dgn benar". 'Baik' dgn 'benar' itu berbeda. Kalau "practicing well" atau "practicing nicely" barulah cocok diterjemahkan "mempraktikkan dengan baik".
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #3 on: 06 December 2012, 11:01:05 PM »
Cuma mau menyampaikan sedikit koreksi utk menepis kemungkinan pembaca bisa salah paham.
"practicing rightly" lebih tepat diterjemahkan sbg "mempraktikkan dgn benar". 'Baik' dgn 'benar' itu berbeda. Kalau "practicing well" atau "practicing nicely" barulah cocok diterjemahkan "mempraktikkan dengan baik".

loh englishnya memang "practising well", bagaimana jika anda membaca englishnya juga sebelum mengkritik?

Offline rudyk

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua umat Buddha berpandangan benar
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #4 on: 07 December 2012, 12:11:02 AM »
loh englishnya memang "practising well", bagaimana jika anda membaca englishnya juga sebelum mengkritik?
Saya sudah baca english nya dari link yg sudah saya berikan di atas. Di situ translator menulis "practicing rightly", bukan "practicing well". (mungkin ada versi lain yg menerjemahkan "practicing well") Malah saya juga sudah mengecek pali nya. Kata pali yg bersangkutan adalah: supaṭipannā. Dari kamus pali-english saya dapat artinya supaṭipannā: "entered upon the right path". Jadi cukup beralasan kalau translator pali-english itu menggunakan "practicing rightly". Semoga saja bukan saya di sini yg mengkritik sebelum membaca. CMIIW.
Banyak umat Buddha yg lupa kalau berprasangka buruk thdp orang lain termasuk perbuatan yg dilakukan dgn pikiran, akusala mano kamma.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #5 on: 07 December 2012, 04:58:14 AM »
Saya sudah baca english nya dari link yg sudah saya berikan di atas. Di situ translator menulis "practicing rightly", bukan "practicing well". (mungkin ada versi lain yg menerjemahkan "practicing well") Malah saya juga sudah mengecek pali nya. Kata pali yg bersangkutan adalah: supaṭipannā. Dari kamus pali-english saya dapat artinya supaṭipannā: "entered upon the right path". Jadi cukup beralasan kalau translator pali-english itu menggunakan "practicing rightly". Semoga saja bukan saya di sini yg mengkritik sebelum membaca. CMIIW.

wah mata tua ini benar2 tidak berguna, tapi saya tidak melihat link yg anda sebutkan itu, bisa diulangi lagi dengan font yg lebih besar?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #6 on: 07 December 2012, 07:33:57 AM »
wah mata tua ini benar2 tidak berguna, tapi saya tidak melihat link yg anda sebutkan itu, bisa diulangi lagi dengan font yg lebih besar?
"For any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are practicing for disenchantment — dispassion — cessation with regard to form, they are practicing rightly. Those who are practicing rightly are firmly based in this doctrine & discipline. And any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are — from disenchantment, dispassion, cessation, lack of clinging/sustenance with regard to form — released, they are well-released. Those who are well-released are fully accomplished. And with those who are fully accomplished, there is no cycle for the sake of describing them.

dst

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.057.than.html
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #7 on: 07 December 2012, 07:50:36 AM »


Definition of RIGHTLY
1
: in accordance with right conduct : fairly, justly
2
: in the right or proper manner : properly, fittingly
3
: according to truth or fact : correctly, exactly

dilihat dari pengertian di atas, rightly bisa berarti dengan benar dan baik. mungkinkah kata rightly dalam konteks tersebut bisa berarti dua-duanya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #8 on: 07 December 2012, 10:51:55 PM »
"For any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are practicing for disenchantment — dispassion — cessation with regard to form, they are practicing rightly. Those who are practicing rightly are firmly based in this doctrine & discipline. And any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are — from disenchantment, dispassion, cessation, lack of clinging/sustenance with regard to form — released, they are well-released. Those who are well-released are fully accomplished. And with those who are fully accomplished, there is no cycle for the sake of describing them.

dst

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.057.than.html

kalau ini yg dimaksud, ya jelas aja IKAN KRIBO, kan versi indonesia itu bukan bersumber dari sini.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #9 on: 08 December 2012, 07:24:31 AM »
kalau ini yg dimaksud, ya jelas aja IKAN KRIBO, kan versi indonesia itu bukan bersumber dari sini.
yang ikan kribo duluan siapa =)) dah jelas dari awal thread ini link nya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Petunjuk Sang Buddha dlm memilih praktek meditasi yg benar
« Reply #10 on: 08 December 2012, 08:37:15 AM »
yang ikan kribo duluan siapa =)) dah jelas dari awal thread ini link nya =))


dari buku SN terbitan DC

“Petapa dan brahmana manapun, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kesadaran, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, setelah seperti demikian secara langsung mengetahui kepuasan, bahaya dan jalan membebaskan diri dari kesadaran, mempraktikkan demi tujuan kejijikan terhadap kesadaran, demi meluruhnya dan lenyapnya, mereka mempraktikkan dengan baik. Mereka yang mempraktikkan dengan baik akan memperoleh pijakan kaki dalam Dhamma dan Disiplin ini.
Cuma mau menyampaikan sedikit koreksi utk menepis kemungkinan pembaca bisa salah paham.
"practicing rightly" lebih tepat diterjemahkan sbg "mempraktikkan dgn benar". 'Baik' dgn 'benar' itu berbeda. Kalau "practicing well" atau "practicing nicely" barulah cocok diterjemahkan "mempraktikkan dengan baik".


"For any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are practicing for disenchantment — dispassion — cessation with regard to form, they are practicing rightly. Those who are practicing rightly are firmly based in this doctrine & discipline. And any brahmans or contemplatives who by directly knowing form in this way, directly knowing the origination of form in this way, directly knowing the cessation of form in this way, directly knowing the path of practice leading to the cessation of form in this way, directly knowing the allure of form in this way, directly knowing the drawback of form in this way, directly knowing the escape from form in this way, are — from disenchantment, dispassion, cessation, lack of clinging/sustenance with regard to form — released, they are well-released. Those who are well-released are fully accomplished. And with those who are fully accomplished, there is no cycle for the sake of describing them.

dst

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.057.than.html

Ikan kribo bermula dari asumsi terbitan DC diterjemahkan dari ATI.