salam kenal,
mau nanya tentang nibbana, saya pernah baca, mencapai nibbana itu seperti api liln yang sudah padam, tak ada api, lilin dan sumbu lagi, berarti pemadaman total, apa itu tak ada apa apa lagi, jadi kita membina dalam kehidupan ini untuk mencapai pencerahan(nibbana) dalam arti hilang(tiada)kah?
mohon bimbingannya, trim's
nibbana memang bisa dibilang lenyap, kalau dalam bahasa sehari-hari disebut hilang. ^^
masalah nya apabila kita berpikir bahwa nibbana itu hilang, dan anda mencari jalan menuju hilang, maka tidak ada akhirnya..
memang seperti kata saudara bond, pratek langsung, nanti mengerti sendiri.
karena tidak ada kata-kata apapun yang dapat mewakilkan "nibbana" seperti apa persis - nya.
istilah keren-nya "bahasa batin" ^^
mudah-mudahan kutipan milinda panha memberikan sedikit anda gambaran.^^
M = raja milinda
N = Bhante Nagasena
65. Yang Tanpa Sebab
M :"Bhante Nagasena, terdapat hal-hal di dunia ini yang menjadi ada karena
kamma, ada yang merupakan hasil dari suatu sebab, dan ada yang dihasilkan
oleh musim. Beritahukan padaku, apakah ada yang tidak masuk di dalam tiga
kategori itu?"
N:"Ada dua hal, O Baginda; ruang dan nibbana."
M:"Bhante Nagasena, janganlah mengubah kata-kata Sang Penakluk, atau menjawab
pertanyaan tanpa mengetahui apa yang Bhante katakan!"
N:"Apa yang telah saya katakan, O Baginda, sehingga Baginda berkata demikian?"
M: "Yang Mulia, memang betul apa yang Bhante katakan tentang ruang. Tetapi
dengan ratusan alasan Sang Buddha menyatakan pada muridnya cara menuju
perwujudan nibbana. Dan Bhante mengatakan bahwa nibbana bukanlah hasil dari
suatu sebab.
N:"Memang benar, O raja, dengan banyak cara Sang Buddha
menunjukkan jalan bagi perwujudan nibbana, tetapi Beliau tidak menunjukkan
sebab bagi timbulnya nibbana."
M:"Di sini, Bhante Nagasena, kami melangkah dari kegelapan menuju ke kegelapan
yang lebih besar; dari ketidakpastian menuju ke kebingungan total.
Jika ada ayah dari seorang anak, maka kami akan mengharapkan
dapat menemukan ayah dari sang ayah. Demikian juga, jika ada penyebab bagi
perwujudan nibbana maka kami mengharapkan dapat menemukan penyebab bagi
timbulnya nibbana itu."
N: "Nibbana, O Raja, tidak dibangun, dan karenanya tidak ada sebab yang dapat
ditunjuk bagi pembuatannya. Tidak dapat dikatakan bahwa nibbana itu telah
timbul atau dapat timbul; bahwa nibbana itu adalah masa lalu, masa kini atau
masa depan; atau dapat dikenali dengan mata, telinga, hidung, lidah atau
tubuh."
M:"Kalau begitu, Yang Mulia Nagasena, nibbana adalah kondisi yang tidak ada!"
N:"Nibbana itu ada, O Baginda, dan dapat dikenali lewat pikiran.
Seorang siswa Arya yang pikirannya murni, mulia, tulus, tidak terhalang, dan
bebas dari kemelekatan dapat mencapai nibbana."
M:"Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan apa nibbana itu."
N: "Apakah ada sesuatu yang disebut angin?"
M: "Ya, ada."
N: "Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan apa angin itu."
M:"Tidaklah mungkin dapat menjelaskan apa angin itu dengan menggunakan
perumpamaan. Tetapi angin itu ada."
N:"Demikian juga, O Baginda, nibbana itu ada tetapi tidak mungkin digambarkan."
semoga bermanfaat
salam metta.