maaf sis jika saya salah, memang pengetahuan saya agak kurang , mohon di maklumi
Tidak ada yang salah bro. Tiap orang bebas dengan caranya masing-masing. Saya hanya memaparkan pandangan saya terhadap dhamma. Mungkin memang saya terlalu memegang prinsip. Bahkan terlalu melekat pada dhamma, sehingga menjadi ekstrem bagi beberapa orang yang menilai.
-Bagi orang yang berpandangan dhamma adalah sebuah produk untuk dikonsumsi batin, maka itu hal yang sangat wajar sekali dilakukan. Karena produk itu baru bisa disebut laris jika dikonsumsi banyak orang. Bermutu atau tidak-nya itu urusan kedua. Yang penting laris. Bukankah sesuatu yang menyenangkan jika yang kita miliki disukai dan dipuji banyak orang?
-Bagi orang yang berpandangan dhamma adalah suatu ajaran yang bernilai dan berharga. Sehingga butuh pemahaman. Maka dia tidak akan melakukan dengan cara memasarkan produk seperti itu. Karena dengan cara seperti itu baginya dhamma menjadi sesuatu yang rendah nilainya.
Dan orang akan berdalih itu hanya label, lihat isi-nya, itu menarik, yang penting niat dll.
Tapi mungkin memang sudah jaman-nya harus berubah.
Jika tidak ada hal-hal yang mengaburkan seperti ini maka dhamma akan terlalu lama bertahan. Makin lama dhamma bertahan maka akan makin lama muncul Sang Buddha yang baru. Ini salah satu cara berpikir positif bro. Dan itulah yang terjadi dengan mengambil yang positif saja.