//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - purnama

Pages: 1 [2] 3 4 5 6
16
Mahayana / Cita cita Bodhisatva.
« on: 02 November 2009, 03:53:53 PM »

Namo Buddhaya.
Namo Amitofo.


Bagi umat Buddha Bodhisatva merupakan cita - cita menjadi Buddha atau semangat keBuddhaan,
Dalam rangka menyambut hari besar Dewi Avalokitesvara, atau Semangat keBuddhaan.
Mari kita bahas apa sih itu Bodhisatva ?. Kita selalu mendengar kalimat ini dari pemahaman dari
seorang sangha. apapun itu alirannya, Tapi pernahkah seorang umat awam mengerti benar apa yang diterima
dan dicerna dari seorang Sangha ?. Disini saya mengajak sekali - kali pembahasan itu berasal dari umat.
Ditujukan untuk satu hal, pengertian dhamma yang dipelajari dari teks buku, dari wejangan Bhikhu, ataupun pandangan dari
Senior kita Romo dan pandita.

Dalam aliran Budhism teravada posisi Bodhisatva adalah posisi yang terendah, berbeda dengan aliran Budhism Mahayana
Mengangkat posisi Bodhisatva tertinggi setelah Buddha. Banyak hal didiskusikan perbedaan ajaran sekte masing - masing tentang perbedaaan pandangan akan Bodhisatva,
terkadang dikusi itu mengalami jalan buntu, terkadang dikusi ini menjadi jawabanya ehipasiko, setelah lama saya berdiskusi
Akhir saya memahami arti makna Bodhisatva.

Bodhisatva atau semangat keBuddhaan setiap mahluk di alam semesta ini adalah Bodhisatva, anda, saya, teman anda, sangha,
orang - orang yang ada didalam linkungan terdekat anda, Bodhisatva bukan milik seorang dewa atau arahat yang telah mencapai tingkatan arahat,
yang memegang janji atau mempunyai rasa tanggung jawab untuk membantu semua mahluk untuk mengerti ajaran dhamma agar terbebas dari penderitaan.
. Bodhisatva bukanlah sekedar cita-cita belaka, atau sebuah impian belaka. Tapi Bodhisatva ada disekitar dalam diri sendiri, yang kita temui siapapun dia
dia adalah bodhisatva.

Besar kecilnya kita menjadi bodhisatva itu ditentukan dari Pikiran kita, Ucapan kita, tindakan kita, kalau anda hanya sekadar bercita-cita atau berangan angan belaka
maka anda Bodhisatva yang kecil, yang merupakan belum mempelajari dhamma, dan baru mau melakukannya, Anda bisa jadi Bodhisava yang besar jika anda tak hanya cita - cita saja
tapi melaksanakan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha dengan baik, maka anda bisa menjadi Bodhisatva yang besar, anda tidak perlu menjadi seorang Bodhisatva seperti Dewi avalokitesvara.
seorang Bodhisatva yang sangat luar biasa, walau kita tidak mampu berbuat karma baik, belum memahami dhamma sebaik  seperti Beliau, kita bisa memulainya dengan yang lebih kecil.

Dengan sedikit mengamalkan ajaran Sang Buddha seperti membaca parita, membaca buku dhamma, meditasi, menolong sesama, membantu yang tidak mengerti ajaran dhamma, juga membantu orang orang sekitar anda.
dalam ajaran Sang Buddha memang dikatakan pertama kali, yang dibantu adalah diri sendiri dahulu, itu memang benar, jika kalau kita belum mampu membantu orang lain, jika kalau kita sudah bisa membantu diri sendiri,
maka kita sedikit membantu orang lain.Sang Buddha memang mengajarkan kita juga agar mau membantu sesama kita, bukan artinya harus egois, bukan artinya tidak peduli, kalimat tersebut ditunjukan bagi orang yang mengalami salah jalan,
orang yang mengalami tidak memahami ajaran Dhamma, orang yang tidak mengerti ajaran Dhamma. Tapi bagi yang sudah mengerti mari diamalkan, mari membantu sesama diri.

Sang Buddha mau mengajarkan Dhamma kepada kita karena Beliau yakin akan semua mahluk suatu saat bisa menjadi Beliau. Begitu juga kita, Beliau merupakan Buddha yang memiliki semangat keBuddhan yang amat luar biasa.
Begitulah para Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna, mau mengikuti jejak beliau membantu semua mahluk demi mencapai jalan pembebasan penderitaan semua mahluk.
Bagaimana dengan kita, apakah kita seorang bodhisatva, jawabannya iya, kita juga seorang Bodhisatva tapi bedanya dengan Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna, mereka jauh lebih dulu dari kita, mereka lebih banyak pengamalananya
dalam Dhamma, dan kita belum semampu para bodhisatva yang teleh memiliki penerangan sempurna, itulah perbedaan diri kita dengan para bodhisatva yang telah mengalami penerangan sempurna.

Apa ajaran kedua aliran salah ? tidak ada yang salah, justru dengan itu saya berhasil memahami arti Bodhisatva sebenarnya dan membaginya dengan teman - teman sedharma, dan membagi apa yang saya dapat.
justur kedua aliran Budhism ini mengajarkan hal baik tentang Bodhisatva, seperti point saya janganlah menjadi seorang Bodhisatva yang berangan angan saja, maka menjadi point rendah belum memahami dhamma.
Jika anda mulai berusaha menjadi Bodhisatva dengan pemeraktekannya maka point anda tinggi, dan nilai anda pun tinggi atas pemahaman dhamma, Boddhisatva merupakan Cita  - Cita yang luhur dan mulia jika kalau kita
menjalankan semua kebijakan dan kebajikan dalam dhamma.

Semoga bermanfaat artikel saya, semoga dan membantu mengilhami anda dalam pelaksanaan dhamma. Mulailah kita menjadi seorang bodhisatva dengan melatih diri setiap hari dengan berbuat karma baik dalam ukuran besar maupun kecil.
Bagi belum dapat memahami, berusahalah menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri dan juga orang lain. jika anda belum mampu bantulah diri sendiri dahulu agar lepas dari kesulitan anda miliki sebelum anda bisa membantu yang lain,
jika sudah mampu sediakalanya anda membantu sesama anda,
maka andalah seorang Bodhisatva yang bijaksana dan bajik dalam perbuatan, Dhamma diperuntukan untuk semua mahluk, dan begitu lah para Bodhisatva yang telah mencapai penerangan sempurna yang tiada kenal lelah dan susah untuk membantu
semua mahluk dari alam penderitaan dengan mengajarkan dan mengamalkan ajararan dhama, walau kita tidak bisa seperti mereka, mari kita mulai yang paling mudah dahulu.


Sabbe Satta Bhavantu Sukhita;
Taddhaya gate- gate parasamgate Bodhisuava;
Sadhu Sadhu, Sadhu.


17
Kafe Jongkok / yang pake batik hari ini siapa hayoo?
« on: 02 October 2009, 10:09:12 AM »
hari ini dan sampe 5 hari kedepan, siapa yang pake batik. jalan - jalan kemana aja dipotong harga lokh, selain dufan dan ragunan dan gratis ngujungin museum,  siapa yang udah coba berbelanja atau makan, atau jalan jalan dimall atau apapun merasakan keuntungannya. disini tempat pengakuannya ?


18
Kafe Jongkok / The Riches and The poorer
« on: 11 September 2009, 11:57:25 AM »
http://www.facebook.com/home.php?ref=home#/note.php?note_id=159436745925&ref=mf

- Harta Tak mungkin Jatuh dari Langit.

Alkisah 2 orang bersaudara yang masih muda dan miskin, yang tertua bernama cecep, dan yang paling muda bernama Budi. Mereka dalam kehidupan sehari - hari hidup dari hasil pertanian, yang mereka urus. Suatu ketika si Cecep berkata kepada Budi " Bud G ini udah bosen Jadi miskin, G mau cari jalan jadi kaya".
Lalu si Budi bertanya " Gimana caranya kak, kita hidup aja dari bertani, mau kaya ?".

Lalu si cecep berkata kepada Budi, " G dikasih tau orang didesa ini, ada suatu tempat gunung di sekitar ini tempat pesugihan paling hebat di antero dunia, Katanya orang datang kesana kalo minta pasti bisa jadi kaya, G mau kesana dik, kamu jaga sawah dan kebun kita, kamu yang urus, biar kakak kesana meminta supaya kita bisa kaya". Dengan hati sangat berat Budi terpaksa ditinggalkan kakaknya, dan mengurus kebunnya sendiri.

Lalu Cecep dengan barang dan pakaian yang diperlukan menuju gunung Selewu yang sangat terkenal atas pesugihannya. dan ia mencari tempat keramat dimana dewa dari gunung tersebut disemayamkan, si Cecep menyediakan semua sesajen, dan semua kerperluan yang dianggap dapat dapat bisa doanya bisa dijawab oleh sang Dewa.

Tak kalah takjub si Cecep konsentrasi dalam doanya, dia meditasi, sambi mulutnya komat - kamit, dan membaca matra yang dia sendiri tidak tahu artinya, berbagai cara ia lakukan, apa yang pernah ia dengar dari orang lain, supaya sang dewa mau dengar doanya. Dengan caranya yang sangat unik bahkan di luar kewajaran , si cecep terus menunggu doanya bisa terjawab agar bisa kaya mendadak, bahkan dia merelakan bertahun -tahun bertapa di gunung Selewu untuk hanya mengharapkan kayak mendadak.

15 Tahun berlalu si Cecep masih bercokol di gunung Selewu, dan ia sangat dikenal oleh penduduk sana dan juru kunci gunung tersebut, karena ia bertapa disana. Karena kangennya si Budi dengan kakaknya, maka si Budi memutuskan menyusul ke gunung Selewu dimana sang kakak bertapa. Sesampai disana Si Budi melihat cecep dalam keadaan bertapa dengan mulut komat - kamit.

Ketika Budi melihat kakaknya bertapa, lalu Budi berkata " kak sudah cukup, kita pulang saja", si cecep dengan jengkelnya dan marah dengan Budi yang menggangu bertapanya berteriak " kamu ini gimana sih ganggu g, loe tau ngak g ini minta kita kayak mendadak, dasar bodoh kau malahan kemari bukannya urus kebun dan sawah kita, mau kaya mendadak ngak ?". lalu si budi hanya bisa terdiam saja.

Tiba - tiba ada suara langit " Hai manusia, Kamu ngapain bertapa 15 tahun disini, saya aja sudah bosan melihat kamu, hanya bisa meminta - minta saja, kamu pikir harta bisa jatuh dari langit, kamu pikir langsung dapatnya, saya malas meladeni permintaan kamu, ketika saya lihat adik mu Budi berkerja mengurus kebun dan sawahnya dengan baik, maka saya tolong adalah adik kamu, buat apa saya bantu orang yang malas seperti dirimu". lalu budi berkata " benar kak, apa yang dikatakan dewa gunung Selewu, selama beberapa tahun ini saya mengurus kebun dan sawah kita, sungguh beruntung diri kita, ada orang yang melihat hasil kebun kita, dan membeli sebagian dari jerih payah kita, dengan uang itu budi gunakan untuk mengelola usaha kita dengan baik dan menabungnya sebagian, sekarang hidup kita berkecukupan, maka itu saya mencari kakak buat kembali karena, tanah dan kebun kita tambah luas" .

Dengan rasa malu di marahi oleh Dewa gunung Selewu akhirnya Cecep meminta maaf telah menggangu diri beliau, dan kembali bersama Budi mengolah kebun dan sawahnya. Akhirnya cecep menyadari tak hanya berdoa saja tapi harus disertai kerja keras, maka harta itu barulah bisa didapat.

19
Lingkungan / Pahlawan Darma Y.A Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo
« on: 28 August 2009, 09:41:10 AM »
Dari: harpin70 <harpin70 [at] ...>
Judul: [Dharmajala] Pahlawan Darma Y.A Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo
Kepada: Dharmajala [at] yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 26 Agustus, 2009, 2:45 AM

 
Pahlawan Darma
Y.A Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo

YA. Mahawiku Dharma-aji lahir 10 Februari 1918, di kota Kawedanan Ambarawa dengan nama Darmadjie (Darmakoesoma Semi Adjie) dari pasangan Pak Slamet dan Bu Moerni. Oleh karena miskin, maka anak itu tak dimasukkan ke sekolah, melainkan diajarkan membaca oleh ayahnya: karena cuma diajarkan membaca, diumur 7 tahun beliau sudah pandai membaca, tapi tak dapat menulis.

Umur 9 tahun orang tuanya bercerai karena masalah ekonomi. Darmadjie kecil terpaksa menumpang dari rumah teman satu ke teman yang lain. Untuk mencari nafkah, beliau bekerja sebagai buruh pembuat selonsong bungkus rokok kretek.

Namun Darmadjie kecil tak putus asa untuk meningkatkan kemampuan dirinya, perlahan ia belajar menulis dari teman-teman yang bersekolah di sekolah Belanda dan Tionghoa, sehingga di usia 11 tahun, ia bisa mengajar teman-temannya yang buta huruf.

Tahun 1932 beliau bekerja di toko P&D milik Tan Kiem Soem di ambarawa, untuk melayani Belanda Militer yang minum-minum di situ. Disinilah kesempatan mempraktekan bahasa Belanda yang ia pelajari dari teman-temannya tak ia sia-siakan. Karena bertubuh kurus tinggi, ia dipanggil orang-orang Belanda dengan sebutan Piccalo (seruling).

Tahun 1934 saat berumur 16 tahun ia dipanggil ibunya yang kini berdiam di Jalan Pandanaran, Semarang, untuk membantu usaha kecil ibunya yang berjualan manisan, kripik, gula-gula, sayur asin dan sebagainya.

Tahun 1942 Beliau menikah dengan seorang gadis dari Semarang bernama Soekini. Setahun kemudian dikaruniai seorang anak yang dinamai Padmawati.

Tahun 1946 Saat Belanda ingin menduduki Indonesia kembali, beliau ikut berjuang menghalangi niat Belanda. Di saat ini sebuah pecahan mortir yang ditembakkan dari Gombel menembus pahanya yang menyebabkan seketika itu beliau tak bisa berjalan.

Tahun 1949, saat berusia 31 tahun Puteri ketiganya lahir dan diberi nama Riza Arsianti, saat itu ia bekerja sebagai penjaga gudang tembakau di jalan Purwodinatan, Semarang. Karena harga barang-barang terus melambung, gajinya selalu habis di pertengahan bulan. Lalu Darmadjie mencari akal dengan menggelar tikar di alun-alun Semarang sebagai ahli nujum Kong Beng. Karena ramalannya jitu, makin hari pengunjungnya semakin ramai. Dari pekerjaan inilah, ia bisa menghidupi rumah tangganya. Pekerjaan ini dijalaninya kurang lebih 17 tahun.

Menginjak usia 40 tahun ia sering berjalan-jalan ke Wihara Buddha Gaya, Watugong, Unggaran untuk menikmati nasi pecel dan sate ayem (bukan Ayam). Di sana ia sering di sapa Yang Mulia Ashin Jinarakkhita "jalan-jalan? ", "Ya, Bhante," jawab Dharmadjie. Dari saat itulah, Dharmadjie mengenal Agama Buddha lebih mendalam. Sebelumnya ia hanya mengenal lewat tulisan Bapak Kwee Tek Hoay. Sejak itu, tiap ada perayaan Waisak di Borobudur, Dharmadjie dan keluarga selalu hadir.

Tahun 1963 isteri tercintanya, Soekini pergi meninggalkannya dan lima anaknya di rumah sakit Telogorejo Semarang karena serangan jantung. Sedihnya tiada terkira ia rasakan hingga 3 tahun. Sebagai penghibur lara, beliau sering mengunjungi Wihara. Pada waktu itu sudah ada tempat puja bhakti di rumah Maha Upasaka Sariputra Sardono.

Tahun 1964, di gedung PHI Semarang diadakan kongres Perbuddhi menjelang Waisak 2508. Darmadjie diwisudi menjadi upasaka oleh Yang Arya Biku Jinapiya. Ia kemudian bertugas di Wihara Tanah Putih sebagai penceramah Agama Buddha.

Tahun 1965, saat berusia 50 tahun, beliau mengikuti latihan vipassana selama 3 hari di Wihara Karuna Cattra, Rembang. Beliau diwisudi oleh Yang Arya Biku Girirakhito sebagai Upasaka Pandita Dharmasinha, bertugas di Cetiya Wijayakusuma (rumah almahum Bapak Sadono, Semarang). Saat meninggalkan Wihara Tanah Putih beliau diikuti pengikutnya yang berjumlah 20 orang, yang kemudian jumlah ini terus meningkat.

Waisak 2507 Buddha Era (1970), di Maha Mandala candi Borobudur diadakan upasampada kebhikkuan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita (Maha Sangha Indonesia) dengan upajjaya: Ven. Chaukun Sasana Sobhana / Nanasamvara sekarang Sangha Raja Thailand, Achariya: Ven Pra Guru Palat Nukik / Chaukun Dhamma Boru (Dhammaduta untuk Indoensia di Jakarta, Kamavaca: Ven. Chaukun Dhamma Sobhana, Upa. Saksi: Ven. Bhikkhu Kantipalo dari Inggris, Upa Saksi: Ven Viriya Cariya dari Australia dan terakhir Upa saksi Ven. Subhato dari Indonesia.

Putra-putra Indonesia yang menerima penabhisan kebikuan adalah: Biku Agga Jinamitto, Biku Jinadhammo dan Biku Uggadhammo, Biku Sirivijayo, Biku Saccamano. Namun dalam perkembangannya Biku Sirivijayo dan Biku Saccamano kemudian lepas jubah.

Tahun 1972 Vihara Mahabodhi di Jalan Seroja Timur 11 diresmikan. Semua umat dari cetiya Wijayakusuma berpindah puja baktinya ke wihara baru ini, yang kian hari jumlahnya kian bertambah.

Tahun 1980, ketiga biku yang ditabhis pada Waisak 2507 menjadi Thera dan dirayakan di Wihara Dharma Ratna, Sukabumi. Yang Arya Biku Uggadhammo Thera kemudian menetap di Wihara Buddhasena, Bogor. Di sini beliau bertugas sampai 30 September 1984, selanjutnya kembali ke Semarang.

Tahun 1987, beliau wafat di Semarang. Setelah sekian lama menderita penyakit jantung dan kencing manis. 25 Mei 1987 dikremasikan di krematorium Ambarawa.

Pada Saat wafatnya beliau menjabat sebagai Nayaka Sangha Tantrayana Indonesia dari Sangha Agung Indonesia. Beliau juga menjabat sebagai Anu Nayaka Sangha Agung Indonesia.

Buku yang beliau wariskan adalah Doktrin Sanghyang Adi Buddha.

Murid-murid beliau yang kita kenal sekarang antara lain Yang Arya Biku Aryamaitri Mahasthavira (Kepala Wihara Ekayana, Jakarta), Yang Arya Biku Dharma Murti Mahasthavira (Kepala Wihara Arya Mularama, Gadog).

Dan seandainya dulu beliau menerima permohonan pemuda Tejayano (sekarang Bhante Sri Pannavaro Mahathera) untuk ditabhis mungkin Yang Arya Biku Aryamaitri dan Bhante Pannavaaro Mahathera sekarang adalah saudara sepeguruan (Suheng dan Suti), namun sejarah memang memiliki kehendaknya sendiri.

Berikut adalah cuplikan tulisan Mas Tek(Buku Harian Seorang Dayaka)"Svara Dharma-7 Juli 1987 Tahun XII)":

Bhante D.Uggadhammo kemudian berdomisili di Vihara Mahabodhi, Jl. Seroja Timur 11 Semarang sampai akhir hayatnya, walaupun selang diantara waktu itu Bhante juga pernah tinggal lama di Vihara Dhanagun, Bogor.

Sebagai dharmaduta Bhante giat bergerak ke mana-mana sampai ke daerah-daerah transmigrasi. Khotbah-khotbah Bhante yang sederhana dengan tema kehidupan sehari-hari mudah dipahami dan menggunakan bahasa pengantar Jawa dan Indonesia. Bhante juga sesekali muncul sebagai penceramah di RRI dan TVRI di berbagai daerah….

Sebagai seorang yang telah lama belajar banyak agama baik Islam, Hindu Dharma, Theosofi, Taoisme, Konfusianisme, Kejawen, Sapto Dharma, Manunggal, Sumarah, maka masuknya Bhante sebagai biku sudah merupakan pilihan Bhante yang sejati ning ilmu. Penguasaan bahasa Jawa, Indonesia dan Inggris yang baik, sedikit Belanda, Arab, Mandarin dan Sunda, maka sarana untuk maju sebagai dharmaduta yang mumpuni cukuplah sudah.

Kalau Bhante ada di Semarang maka waktu senggangnya digunakan untuk mengumpulkna anak-anak di sekitar vihara. Kepada yang kurang mampu dan tidak bersekolah dengan papan tulis Bhante memberikan berbagai pelajaran membaca menulis baik latin maupun aksara Jawa. Bhante menekankan agar anak-anak menjadi manusia susila yang baik dan sopan di masyarakat sesuai dengan apa yang diajarkan Buddha. Dan sebagai seorang nasionalis yang pada waktu perang kemerdekaan dulu ikut bergerilya dan pernah terkena pecahan mortir di Gombel (Semarang Selatan), maka jiwa patriot Bhante ditekankan juga pada anak-anak, pemuda-pemudi dan umat Buddha semua untuk mencintai tanah air,negara bangsa dan budaya Indonesia. Motto Bhante adalah "Agama Buddha Indonesia yang universal dan membumi."

Biku yang juga seniman ini banyak mengubah lagu. Kalau dihitung ada sekitar 100 lagu Buddhis gubahannya dan banyak diantaranya sebagai Vihara Gita seperti: Siswa Sang Buddha, Marilah Kita Berdana, Mendut Borobudur, Gate Gate Param Gate, Semoga Hatiku Tenang dan sebagainya. Bahkan ketika suatu ketika lagu gubahannya :Ajaran Semua Buddha dinyannyikan anak-anak di depan Bhante Narada, Biku dari Sri langka ini mengangguk-angguk mengacungkan jempolnya. Bhante juga yang punya ide menggunakan alat-alat musik Mahayana seperti Muk Ik(kayu kepala ikan), Im Keng (tingting), Hap (bekles), Tiong (Genta) untuk mengiringi pembacaan Paritta Pali

Bhante juga menyusun banyak puisi dan menerjemahkan banyak buku Buddhis. Tulisan Bhante juga banyak dimuat di majalah Sinar Mahabodhi yang di tahun 1970 merupakan satu-satunya majalah Buddhis yang penerbitannya lancar dan bertahan sekitar 70 edisi.

Sesekali di tahun 1970, jika saya datang ke Semarang di sore hari, sering mengatar Bhante naek Bogor Ekpres, dan di ruang tunggu Bhante menjadi pusat perhatian, karena pada saat itu biku merupakaan hal baru di Indonesia. Beberapa orang bertanya pada saya: Apakah dia bisa berbahasa Indonesia? Karena dikira orang India. Seorang ibu bertanya dimanakah dia tinggal, bersediakah diminta tolong meramalkan suaminya? Seorang pemuda malah ingin belajar silat, dan dengan berbisik-bisik seorang bapak nekad bertanya pada saya, tolong dik saya ditanyakan pada Mbah berapa nomor buntutnya yang akan keluar?

Kalau Bhante pulang dari berpergian jauh dan kebetulan saya ke sana, makan Bhante banyak bercerita tentang perjalannya dan menunjukkan foto2 kepergiannya dengan Bhante Jinapiya membuka beberapa cetya dan vihara di Jawa Barat, suatu ketika bersama Bhante Jinamitto ke daerah transmigrasi di Lampung, dimana anak-anak membuntuti terus dan sambil menyanyikan lagu gundul-gundul Pacul dan Bhante pun tertawa mengenang itu semua.

Bagi masyarakat Jawa Buddhis, Bhante Uggadhamm bersama
Bhante Agga Jinamitto dan Bhante Khemasarano merupakan tiga serangkai Thera yang dalam usia 80 tahun lebih masih mengumandangkan Dharma ke desa desa dan daerah transmigran untuk melestarikan agama Buddha sebagai tinggalane wong Jowo Kuno serta memertahanakan agar Dharma tak tercerabut dari buminya budaya jawa atau budaya Majapahit.

Dua bulan yang lalu, ketika saya ikut kebaktian Mahayana(Imlek bulan kedua), kembali saya sempat berbicara santai dengan Bhante. Bhante tampak kurus dan duduk bersandar bantalan. Bhante bercerita tentang kepergiannya ke Muntilan dalam rangka acara Ulambana bersama Bhante Pannavaro dan menginap di Mendut. "Umat Muntilan dan Pannavaro itu baik sekali. Saya benar-benar terkesan! Ketika saya pulang, Pannavaro memberi saya 2 buah wayang, satu Seno (Bima) dan satu Samiajie (Yudistira). "Saya katakan pada dia ini kunjungan saya yang terakhir" dan ia berkata"Ya Bhante dan ini adalah kenang-kenangan yang terakhir dari saya".

"Saya mungkin mau pergi Tek" dan Bhante memandang saya seperti biasanya dan kemudian tertawa keras. Walaupun dengan keadaan yang memburuk Bhante tetap ceria. Kemudian menambahkan "saya bermimpi saya ini sudah mati dan dibelikan peti mati seharga 2 juta. Orang Jawa kalau diimpikan mati itu adalah panjang umur."

"Apakah angka dua itu punya arti, Bhante? Mungkin dua tahun atau duapuluh tahun". "Ah, tidak sejauh itu. Fisik saya sudah begini, banyak kompilasi jantung, gula, darah tinggi dan macam-macam lagi. Manusia harus menerima kenyataan itu kata Sang Buddha dan saya kira dua bulan lagi" kembali Bhante memandang saya dan tertawa keras seperti biasanya. Dan apa yang Bhante katakana ternyata betul. Menjelang Tai Pe Cham (Sembayang cinta kasih) pada bulan empat Imlek, Bhante telah pergi… peramal yang bergelar "Khong Beng" dari kota Semarang ini cukup terkenal sebelum menjadi biku, ternyata jitu dalam meramalkan diri sendiri.

Bhante D.Uggadhammo dan Bhante Pannavaro sebenarnya waktu berpisah di Muntilan telah mengerti apa yang bakal terjadi, karena seorang biku pasti intuisinya akan terus berkembang dan weruh sak durunge winarah atau mengetahui sebelum terjadi tapi tak perlu menolak, karena itu semua adalah karma. Apalagi Bhante senang pergi bertapa di salah satu tempat pertapaannya adalah Gunung Gede yang menurut Bhante bertapa di sana bersama ayahanda romo Irwan Hidayat, seorang tokoh besar Mahayana.

Bhante memang salah satu murid kesayangan pertapa dari Gunung Gede, yaitu Bhante Ashin Jinarakkhita. Kalau kita berbicara dengan Bhante, kita bisa memperhatikan pandangan mata Bhante yang tajam dan lembut. Ini merupakan ciri-ciri dari biku yang memiliki power.

Bhante memiliki banyak murid, baik biku maupun Pandita dan mereka semua bakti, seperti YA Bhante Dharma Murti yang telah beraditthana untuk datang di Semarang waktu Bhante meninggal dengan menempuh jarak jurang lebih 400 km Pacet-Semarang dengan berjalan kaki selama beberapa hari. Suatu bakti yang luar biasa dari seorang murid pada gurunya.

Hari selasa 19 Mei 1987 Bhante telah wafat.
Berhari-hari wihara Mahabodhi selalu dipenuhi umat. Ribuan pelayat datang memberikan penghormatan yang terakhir. Berbagai upacara baik Mahayana, Theravada maupun Wajrayana diadakan dengan megah dan suara liam keng dan paritta terus terdengar. Bahkan umat Sai Centre (Shri Sathya Sai Baba) mengadakan upacara untuk Bhante. Karangan bunga dari umat Hindu, Islam dan Khatolik sebagai rasa duka cita tampak juga terpampang di situ.

Senin 25 Mei 1987 dengan diawali oleh sejumlah sepeda motor Harley Davidson dari HDC sebagai pembuka jalan dan diiringi 100 buah mobil berangkatlah sebuah rombongan lelayu yang menyertai perabuan Bhante ke krematorium Ambarawa.

Bhante D Uggadhammo telah pergi, banyak kenangan yang telah ditinggalkannya… .

Kata Pustaka:
Mengenang Y.A Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo, Wihara Warhana Kirti, Jl.Ubi No.8 Jakarta (tahun 1987).

Sumber:Harpin. wordpress. com

20
Dear All,


Sekuntum teratai tuk Anda semua, para calon Buddha.


Karena berbagai sebab dan kondisi yang ada, maka saya terdorong untuk menuliskan sharing ini. Semoga pengetahuan, pemahaman, insight, dan pengalaman yang serba minim dan sangat mungkin masih keliru ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri dan juga dari hasil pengamatan terhadap fenomena umum yang terjadi di lingkungan Buddhis yang pernah saya jumpai dan masih jumpai, seringkali terdengar pernyataan-pernyataan seperti agama Buddha adalah ini ataupun itu, agama Buddha seharusnya begini atau begitu, dan kondisi agama Buddha saat ini adalah seperti ini ataupun seperti itu.

Yang manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang lebih mendekati pandangan dan praktik Buddhis yang "sesungguhnya"? Karena kondisi-kondisi yang muncul menyertai pernyataan-pernyataan tersebut (termasuk yg dari saya sendiri) kerap bertolak belakang dengan pesan dan praktik cinta kasih, welas asih, toleransi, pengertian, dan kedamaian yang dapat kita baca dalam literatur Buddhis arus utama yang otentik* (yg diakui dan dipakai oleh para praktiksi dan scholar praktisi dari silsilah praktik masing-masing tradisi serta ketika diteliti, dapat ditemukan benang merahnya yaitu tentang duka dan pengakhirannya) dan yang dapat kita rasakan dan saksikan hingga kadar tertentu, mungkin karena keterbatasan persepsi kita sendiri, mewujud dalam diri para praktisi "besar" Buddhis dari tradisi apapun.

Mengapa demikian?

Jawabannya adalah karena agama Buddha yang umumnya kita anut dan kita jalankan adalah agama Buddha versi kita masing-masing. Dengan kata lain, kita menganut dan menjalankan agama Buddha yang berdasarkan persepsi keliru kita sendiri.

Berdasarkan potongan-potongan informasi yang kita dengar dan kita baca di sana sini yang kemudian kita cerna dan serap berdasarkan kumpulan emosi negatip, rintangan karma, rintangan konseptual, dan rintangan energi kebiasaan yang sudah ada di dalam diri kita masing-masing sejak masa tak berawal, maka terbentuklah agama Buddha versi kita sendiri. Dan mayoritas dari kita kemudian mencengkram erat-erat dan melekat kuat -kuat pada agama Buddha bentukan kita sendiri itu dan menganggapnya sebagai agama Buddha yang sesungguhnya.

Dan dalam menjalankan keseharian hidup kita dan ketika berinteraksi dengan dunia di luar kita, agama Buddha bentukan kita sendiri itulah yang menjadi landasan kita. Maka tidak mengherankan, ketika perbuatan ucapan, tubuh, dan pikiran kesaharian kita dicocokkan dengan deskripsi perbuatan ucapan, tubuh, dan pikiran Buddhistik dalam literatur Buddhis yang otentik serta dicocokkan dengan perbuatan ucapan, tubuh, dan pikiran para praktiksi besar Buddhis terdapat jurang perbedaan yang amat lebar dan dalam.

Karena agama Buddha bentukan kita masing-masing itu adalah yang paling banyak dan paling terlihat dalam lingkungan Buddhis, maka tidak mengherankan kalau agama Buddha seperti itulah yang kemudian dianggap oleh publik sebagai agama Buddha yang sesungguhnya.

Lalu apa manfaatnya bagi diri kita sendiri, makhluk lain, masyarakat, bangsa dan negara, serta lingkungan hidup jika agama Buddha yang kita anut dan berusaha kita jalankan itu ternyata adalah agama Buddha versi kita sendiri itu?

Jawabannya adalah tergantung. Tergantung pada seberapa mendekati agama Buddha bentukan kita sendiri itu di tingkat individual, kolektif, dan institusi, dengan pandangan dan praktik Buddhis yang otentik dan seberapa banyak jumlah individu, kolektif, dan institusi yg mendekati pandangan dan praktik Buddhis yg otentik tersebut, serta peran para individu, kolektif, dan institusi tersebut di masyarakat dan negara. Dan bahasan tentang faktor tergantung ini berada di luar cakupan tulisan ini.

Pada kesempatan ini, saya hanya ingin mengajak saudara-saudari sekalian tuk mencocokkan agama Buddha yang sudah ada di benak saudara/i dengan beberapa kutipan yang berkaitan dengan beberapa pandangan fundamental Buddhis.

Sebelum itu, saya hendak menambahkan dari apa yang sudah saya pahami.

Dharma ada 2 jenis yaitu Dharma instruksi dan Dharma realisasi.

Dharma instruksi adalah Dharma yang tercatat di kitab seperti Tipitaka/Tripitaka dan Tantra berikut kitab ulasannya (shastra). Lihat catatan di bawah tentang *Literatur Buddhis yang otentik.

Sedangkan Dharma realisasi mengacu pada silsilah realisasi Dharma yang diturunkan secara tidak terputus dari Buddha Gotama/Sakyamuni. Dengan kata lain, belajar Dharma instruksi saja tidak cukup dan kita jg perlu melengkapinya dengan praktik dan mendapatkan bimbingan dan verifikasi dari para Guru yang telah mendapatkan realisasi, yang sebelumnya juga telah mendapatkan bimbingan dan verifikasi dari para Guru di atas mereka yg telah tercerahkan, yang sebelumnya jg telah mendapatkan bimbingan dari para Guru di atasnya lagi yg telah mempunyai realisasi. Silsilah realisasi ini dapat ditelusuri hingga ke realisasi Buddha Gotama/Sakyamuni. (topik bagaimana mencari Guru dan menjadi murid serta hubungan antara Guru dan murid merupakan sebuah topik yang perlu kita gali jika kita ingin memperdalam praktik kita. Semoga lain kali ada kesempatan tuk menuliskan topik ini.)

Balajar Dharma sendiri dari buku2 dan mendengarkan ceramah Dharma di sana sini dan kemudian berusaha mempraktikkan semampu kita apa yang telah kita pahami merupakan permulaan yang baik. Namun, sangat rentan tuk memunculkan pandangan dan praktik yg keliru di dalam diri kita, jika kita hanya terpaku pada pendekatan tersebut.

Yang lebih aman dan mantap adalah jika kita dapat memperoleh keduanya secara lengkap dengan cara mengakarkan diri kita pada perguruan praktik tradisional Buddhis pilihan kita masing-masing, apakah Theravada, Mahayana, ataupun Vajrayana. Perguruan2 praktik tradisional Buddhis yang memang sudah terbukti memfasilitasi munculnya para Makhluk Agung di sepanjang sejarah Buddhis.

Berikut adalah beberapa kutipan tersebut. Silakan mencocokkannya dengan pemahaman yang sudah saudara/i miliki dan akan jauh lebih baik lagi, jika saudara/i bersedia melengkapi sharing ini dan mengoreksi bagian dari pemahaman saya yang keliru.

Beberapa pandangan dasar Buddhis.

Dalam ceramahnya di Universitas Thammasat pada bulan Januari 1966 yang berisikan prinsip-prinsip fundamental Buddhis yang kemudian dibukukan dengan judul "Buddha Dhamma for Students" dan diterbitkan ulang dengan judul "The Truth of Nature" yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Karaniya,  Ajahn Buddhadasa menyampaikan:

"1. Apa subyek yang diajarkan Buddha?

Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengutip sabda Buddha sendiri, "Ketahuilah ini, Oh para Biku, sekarang, seperti sebelumnya, aku hanya mengajarkan tentang duka dan pelenyapan duka."

Apakah jawaban ini sesuai atau tidak dengan apa yang ada di benak Anda, camkanlah baik-baik. Ada banyak cara lain untuk menjawab pertanyaan ini, tapi satu sabda Buddha ini merangkum ajaran Beliau secara intisarinya.

Dari pertanyaan di atas, kita kemudian bisa masuk ke pertanyaan kedua.

2,  Secara khususnya apa yang diajarkan Beliau?

A. Seperti yang dapat Anda lihat, ini merupakan topik besar yang dapat dijawab dari banyak sudut pandang. Jika ditanya pertanyaan ini, pertama kita dapat menjawab Beliau mengajarkan kita untuk menapaki Jalan Tengah, tidak terlalu ketat maupun terlalu kendur, tidak ke satu ekstrim maupun ekstrim lainnya.

B. Kita juga bisa menjawab dengan sama baiknya dengan mengatakan bahwa Beliau mengajarkan harus ada upaya dari diri sendiri dalam menolong diri sendiri.

C. Cara lain untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengatakan  bahwa segala sesuatu terjadi sebagai akibat dari sebab-sebab dan kondisi-kondisi dan sesuai dengan hukum ini.

D.  Menjawab dengan cara lain lagi, sebagai aturan latihan, Buddha mengajarkan "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran." Ketiga hal ini disebut Ovada Patimokkha yang berarti ringkasan dari semua nasihat.

E. Berikut adalah ajaran penting lainnya, sebuah pengingat yang berharga. Beliau mengajarkan, "Semua bentukan (semua hal dan semua makhluk di dunia ini) selamanya terus mengalir, selamanya terus terurai (semuanya tidak kekal).  Mari semua lengkapilah diri sepenuhnya dengan perhatian murni!"

3. "Sampaikanlah sesingkat mungkin, apa pesan inti agama Buddha?"

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan satu kalimat singkat, sebuah sabda dari Buddha sendiri: Jangan mencengkram atau melekat pada apapun."

Lalu di dalam ceramah Dharmanya yang berjudul "Pulau Diri, Tiga Stempel Dharma" di Plum Village pada tanggal 28 Juli 1998, Bhante Thich Nhat Hanh mengatakan:

"Buddha memberikan kita sebuah ajaran yang disebut ajaran tentang Tiga Stempel Dharma. Stempel adalah sesuatu yang Anda gunakan untuk menjamin bahwa sesuatu itu asli, bukan palsu. Oleh karena itu, setiap ajaran yang tidak mengandung tanda dari Tiga stempel Dharma ini tidak bisa dikatakan ajaran asli Buddhis...

Ketidakkekalan, Anitya, adalah Stempel Dharma yang pertama. Setiap ajaran yang tidak mengandung tanda ketidakkekalan bukanlah ajaran Buddhis. Apa arti ketidakkekalan dalam konteks ajaran Buddha? Ketidakkekalan artinya adalah segala sesuatu selalu berubah setiap saat. Tidak ada sesuatupun yang dapat tetap sama pada dua saat yang berurutan—Anda juga. “Anda” yang ada pada menit ini bukan lagi “Anda” semenit yang lalu. Jadi Anda tidak sama dengan diri Anda pada dua saat yang berurutan. Secara intelek, kita paham hal ini, tapi secara praktik, kita tidak berperilaku seperti halnya kalau kita sudah melihat kenyataan itu...

Apa yang dimaksud dengan tanpa diri, Anatta (Pali)? Artinya adalah ketidakkekalan. Jika segalanya tidak kekal, maka mereka tidak akan tetap sama selamanya. Anda yang ada pada saat ini tidak sama dengan Anda semenit yang lalu. Tidak ada sebuah entitas yang kekal dalam diri kita, yang ada hanyalah arus keberadaan (stream of being). Selalu saja ada banyak input dan output. Input dan output terjadi setiap detik dan kita harus belajar cara melihat kehidupan sebagai arus-arus keberadaan dan bukan sebagai entitas-entitas yang terpisah. Ini adalah ajaran Buddha yang sangat mendalam. Sebagai contoh, melihat ke dalam sekuntum bunga, Anda dapat melihat bahwa bunga itu terbuat dari banyak elemen yang dapat kita sebut elemen nonbunga. Ketika Anda menyentuh bunga itu, Anda menyentuh awan. Anda tidak dapat menghilangkan awan dari bunga, karena jika Anda keluarkan awan dari bunga, bunga itu akan langsung runtuh. Anda tidak harus menjadi penyair untuk melihat awan yang berserakan di dalam bunga dan Anda juga paham sekali bahwa tanpa awan tidak akan ada hujan dan tidak akan ada air untuk bunga itu tumbuh. Jadi awan adalah bagian dari bunga dan jika Anda kembalikan elemen awan ke langit, tidak akan ada bunga. Awan adalah elemen nonbunga. Dan sinar mentari...Anda juga dapat menyentuh sinar mentari dalam bunga itu. Jika Anda kembalikan elemen sinar mentari, bunga itu akan lenyap. Sinar mentari merupakan elemen nonbunga lainnya. Lalu tanah dan tukang kebun ...jika Anda teruskan, Anda akan melihat banyak sekali elemen nonbunga di dalam bunga itu. Sebenarnya, sekuntum bunga hanyalah terdiri dari elemen-elemen nonbunga. Ia tidak punya sebuah diri yang terpisah...

Jadi, tanpa diri adalah sebuah panduan lain yang diberikan Buddha kepada kita agar kita dapat berhasil dalam mempraktekkan melihat secara mendalam. Apa artinya melihat secara mendalam? Melihat secara mendalam artinya adalah melihat secara sedemikian rupa sehingga sifat dasar ketidakkekalan dan tanpa diri dapat menyingkapkan diri mereka kepada Anda. Melihat ke dalam diri Anda, melihat ke dalam bunga, Anda dapat menyentuh hakikat ketidakkekalan dan tanpa diri dan jika Anda dapat menyentuh hakikat ketidakkekalan dan tanpa diri secara mendalam, Anda juga dapat menyentuh sifat dasar nirvana, yang merupakan Stempel Dharma yang Ketiga."


Lalu dalam artikelnya yang berjudul

""Apa yang membuat diri Anda seorang Buddhis?"

Bukan pakaian yang Anda kenakan, upacara yang Anda lakukan, atau meditasi yang Anda jalankan, kata Dzongsar Jamyang Khyentse Rinpoche. Bukan apa yang Anda makan, Anda minum minuman keras atau tidak, atau dengan siapa Anda berhubungan seks. Yang membuat Anda seorang Buddhis adalah apakah Anda setuju atau tidak dengan empat penemuan fundamental yang ditemukan Buddha di bawah pohon Bodhi, dan kalau Anda setuju, Anda dapat menyebut diri Anda seorang Buddhis...

Ketika terjadi percakapan seperti dengan teman duduk saya di pesawat terbang, seorang non Buddhis secara sambil lalu bisa bertanya, "Apa yang membuat seseorang Buddhis?" Itu merupakan pertanyaan tersulit untuk dijawab. Jika orang itu betul-betul tertarik, jawaban lengkapnya bukanlah untuk perbincangan ringan saat makan malam dan penyamarataan bisa menimbulkan kesalahpahaman. Anggaplah Anda memberikan mereka jawaban yang benar, jawaban yang menunjuk pada fondasi dari tradisi berumur 2500 tahun ini. Seseorang adalah Buddhis jika dia menerima empat kebenaran berikut:

1. Semua bentukan tidak kekal.

2. Semua emosi adalah duka.

3. Segala sesuatu tidak mempunyai eksistensi yang inheren (dengan kata lain, tidak bisa menjadi ada oleh dan dari dalam dirinya sendiri).

4. Nirwana di luar jangkauan konsep.

Keempat kalimat ini, yang diucapkan oleh Buddha sendiri, dikenal sebagai "empat stempel." Secara tradisional, stempel merupakan sesuatu seperti cap yang meneguhkan keaslian. Demi kesederhaan dan alur (materi) ini, kita akan merujuk kalimat-kalimat tersebut sebagai stempel dan "kebenaran," yang jangan dibingungkan dengan Empat Kebenaran Arya Buddhisme yang hanya berkenaan dengan aspek penderitaan saja. Meskipun keempat stempel ini dipercayai mencakup seluruh agama Buddha, kelihatannya orang tidak mau mendengar tentang keempat hal itu. Tanpa penjelasan lebih lanjut, keempat hal ini hanya akan melemahkan semangat dan gagal menginspirasi ketertarikan lebih lanjut dalam banyak kasus...

Silakan saudara-saudari sekalian mencocokkan ketiga kutipan tersebut dengan agama Buddha yang ada di benak Anda.

Semoga sharing ini dapat memberikan manfaat.

Sekali lagi, silakan melengkapi sharing ini dan mengoreksi bagian yang salah dalam pemahaman saya.

Terima kasih.

Saya mewakili ko jimy lominto dan saya sendiri mewakili penengah diskusi ini semoga bermanfaaat bagi anda sendiri dalam menjalankan pengertian dhamma dari pemikiran anda sendiri dan aliran anda sendiri, daripada membahas sesuatu yang tidak jelas dan menghabiskan waktu, lebih baik bahas ini.

21
Humor / Ternyata NOORDIN M TOP belum meninggal
« on: 10 August 2009, 11:01:25 AM »
Noordin M Top ternyata belum meninggal!!
karena Ciri2 kematian Noordin M Top berdasarkan primbon
nama sebenarnya harusnya mati di atap rumah.
1. Kalau mati di kamar mandi = Noordin M Pup,
2) Kalau mati di kolam = Noordin M Pang,
3) Kalo mati di Clubbing = Noordin M Club or M bassy,
4) Kalo mati di taman lawang = Noordin M beeeerrr

22
Teman - teman melanjuti pembicaraan wa dengan ci lily, kemarin g karoke kebetulan ada tiket free pass karoke lagi 1 jam. gimana jumat ini pada karokean lagi yang mau daftar sekarang euy. tiketnya mungkin 2 hari lagi g kerumah ci lily buat pegang tiketnya :D

23
Dalam rangka HUT Jakarta yang ke-482, Komunitas Historia Indonesia (KHI) & Jakarta Heritage Community (JHC) mempersembahkan


Jakarta Heritage Trails:

Wisata Kota Tua Gratis (II)

Menelusuri sejarah dalam melestarikan Kota Tua Jakarta

 

Didukung oleh: UPT Kota Tua Jakarta, Museum Sejarah Jakarta, Forum Indonesia Berprestasi (IBF) dan ACP Comm.

 

BENTUK KEGIATAN
Tour yang kita sajikan ini merupakan tour interdisipliner, terutama memadukan ilmu-ilmu yang terdapat di dalam ilmu sosial. Dengan meracik unsur rekreasi-empirik, edukasi dan hiburan, tour ini menjadi menarik, bermanfaat dan fun. Tidak hanya itu, ketiga ranah pendidikan “Bloom” juga menjadi tujuan akhir yang akan dicapai. Sehingga, perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta, seperti anak-anak usia sekolah, menjadi landasan dan tujuan dasar dari tour ini. Tour gratis ini berlaku untuk umum yang terdaftar dan akan diberi tanda khusus bagi peserta pada pelaksanaanya.

Kita akan menelusuri kawasan-kawasan bersejarah di sekitar Kota Tua Jakarta, gedung-gedung tua, pusat peradaban kota, jalan, kawasan bersejarah dan beberapa museum. Kawasan Kota Tua bersejarah dan yang memiliki nilai budaya ini menjadi milik bangsa sebagai warisan dunia yang harus kita jaga dan kita pertahankanhingga generasi mendatang.

1.    Kegiatan ini 100% Walking Tour selama +- 5 jam (07.00-11.30 WIB)

2.    Belajar sambil Jalan-jalan.

3.    Peserta akan dibedakan dengan tanda khusus dan akan di bagi perkelompok

4.    Memungut sampah bersama-sama di Kota Tua, WAJIB :P

5.    Berkunjung ke stan KHI & JHC di Batavia Art Festival

6.    Nonton Batavia Art Festival di Museum Fatahillah

7.    Foto street hunting di Kota Tua

 

LANDASAN DAN TUJUAN

1.    Sejarah adalah menyangkut jati diri dan identitas suatu bangsa, ketika sejarah dilupakan/dihilangkan/ditinggalkan, maka bangsa itu mudah dikendalikan (dijajah) bangsa lain.

2.    Terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas warisan sejarah dan budaya (heritage) yang ditandai dengan hancurnya sebagain besar bangunan bersejarah di Indonesia. Juga terjadi penurunan penghargaan sebagian besar masyarakat Indonesia, terhadap heritage.

3.    Kurangnya pengetahuan sebagian besar masyarakat terhadap pusaka dan rendahnya kesadaran sejarah dan budaya.

4.    Fenomena yang mengkhawatirkan, dimana pelajaran sejarah sebagai media pengenalan heritages tidak lagi menjadi trend, tetapi menjadi nomor ke sekian dari prioritas serta pilihan banyak orang.

5.    Melalui kegiatan yang mengedepankan konsep, jalan-jalan, belajar dan bermain, diharapkan sejarah tidak lagi membosankan, bikin ngantuk, garing dan ngebetein tetapi, sejarah dapat dikemas menjadi menarik, menyenangkan dan gaul.

6.    Setelah mengikuti kegiatan ini diharapaklan tumbuh kesadaran sejarah dan budaya masyarakat, terutama bagi kalangan generasi muda. Hal ini merupakan visi dan misi dari Komunitas Historia Indonesia yang terus-menerus diperjuangkan.

 

WAKTU & TEMPAT KEGIATAN
Hari / Tanggal             : Minggu, 21 Juni 2009
Waktu              : Pukul 07.00-11.30 WIB
Meeting point : Taman Fatahillah, Jl. Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat

                          (Dari stasiun KA Kota dan Halte Bus Transjakarta Kota jalan kaki < 100m)

 

ROUTE
- Taman Fatahillah [07.00-08.00wib] Registrasi Ulang
- Melewati Jl. Pintu Besar Utara, Escompto Bank, Jalan Bank
- Menyusuri Jl. Kali Besar Barat
- Melewati Gd.Chartered Bank
- Melewati Gd.Toko Merah

- Melewati Gd. Athena

- Melewati Gd. Samudera Indonesia

- Masuk ke Jembatan Kota Intan

- Masuk ke Terminal Kota Tua Jakarta

- Masuk ke gedung Cipta Niaga

- Masuk Museum Wayang

- Masuk Museum Seni Rupa dan Keramik

- Masuk ke Taman Fatahillah [12.00wib] Tour selesai

SASARAN PESERTA

Umum dan Bebas! Tidak di pungut biaya apapun, GRATIS! J

Bagi 200 pendaftar ulang pertama di hari H mendapatkan Peta Kota Tua dari UPT Kota Tua Jakarta. (Mudah-mudahan masih ada petanya ya, hhehhee)


NARA SUMBER
- Asep Kambali (Guru Sejarah/Sejarawan/Pendiri KHI & JHC)
- Candrian Attahiyat (Arkeolog Senior/UPT Kota Tua Jakarta/Pembina JHC)


PERSIAPAN BAGI PERSERTA DI HARI “H”
- Mohon membawa uang recehan untuk membayar tiket museum tertentu

- Wajib membawa kantong sampah (terbuat dari kertas). Ini sebagai tanda keikutsertaan.
- Sunblock + handuk kecil
- Topi lebar/ penutup kepala
- Sunglass
- Payung + Rain Coat
- Obat-obatan pribadi
- Pakaian cassual dan sepatu/sandal yang nyaman
- Makanan kecil/Minuman secukupnya bagi peserta

CATATAN PENTING

Bagi Anda yang ingin menyumbang makanan, minuman, dan atau menjadi pendukung / sponsor dalam kegiatan ini, harap menghubungi kami di: 021.9465.0099 atau di: 0818.0807.3636 (secepatnya, bebas siapapun tanpa batasan) …

Perlu diketahui, kegiatan ini dipublikasikan ke dalam 132 mailing list, lebih dari 15 group di dalam FB, website resmi KHI, dan ratusan blog terkait di link KHI.

 

DONASI ANDA DISINI

Kami juga menanti donasi Anda berupa dana untuk membantu kelancaran operasional kegiatan ini dengan mengirimkannya ke Acc. 697.0109.160 an. Asep Kambali, BCA Cab. Kartini Jakarta Pusat.


CARA PENDAFTARAN

Silahkan Booking via SMS ke: 0815.4810.2789 &  0818.0807.3636 (no call, please!)

 

Cara SMS Booking: Nama Lengkap / Jenis Kelamin / Email / Pekerjaan / Total peserta yang akan ikut. Contoh Booking: Denny Setiawan / L / denny [at] ... / Wiraswasta / 5 orang.

INFORMASI UMUM:
Telpon: (021) 9465.0099 | M.0818.0807.3636

Secretariat
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI) & JAKARTA HERITAGE COMMUNITY (JHC)
Jl. Danau Limboto No.17 Pav, Bendungan Hilir Jakarta 10210 Indonesia.
Phone:+62.21.9465.0099; HP:+62.818.0807.3636
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
Group Discussion: http://www.forum.komunitashistoria.org
Add us on your FS | FB | YM : komunitashistoria [at] ...

24
Seremonial / HAPPY BIRTHDAY ELIN
« on: 06 June 2009, 10:23:35 AM »
Happy b day yah elin :D
 :o) :o) :o) :o) :o) :o)
<:-P <:-P <:-P <:-P <:-P <:-P <:-P

25
Seremonial / HAPPY BIRTHDAY KO TAN
« on: 11 May 2009, 10:28:50 AM »
Namo Amitofo;

 _/\_

Selamat ulang tahun Ko Tan, Semoga ko Tan Sukses selalu. Dan semangkin sering berkarya

 _/\_

26
 http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/message/14282

:rose: A lotus for you, Buddha to be

 

 :rose: Cek motivasi, santai dan tersenyum

 

 :rose:Doa Perlindungan dan Bodhicitta

Aku belindung kepada semua Buddha, Dharma dan Sangha yang mulia, hingga merealisasikan keBuddhaan. Dengan Jasa kebajikan yang aku peroleh dari merampungkan 6 paramita, semoga aku merealisasikan keBuddhaan demi manfaat semua mahluk.

( Baca 3 x )

 

 :rose:Doa 4 pemikiran tanpa batas

Semoga semua mahluk bahagia dan mendapatkan sebab-sebab kebahagian. Semoga semua mahluk terbebas dari penderitaan dan sebab-sebab penderitaan. Semoga semua mahluk dalam keseimbangan batin, bebas dari kemelekatan, kebencian dan dualisme.

 

Di zaman sekarang banyak orang yang gelar sampai profesor, bisa makan minimal 2 kali sehari, dan lain-lain. Tapi tiba-tiba terdengar di media elektronik maupun bukan, si A masuk penjara karena ini ? Si B meninggal karena bunuh diri ? Si C melakukan pemerkosaan ? dan lain-lain . Juga langanan masuk

 

 Dan ketika kita melihat orang lain tidak punya rumah, atau merasakan kurang dari kita, kita meberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan dan lain-lain . Kita mendengar lagi dia yang aku berikan bantuan kemarin berupa materi akhirnya memperkosa orang lain, membunuh dan lain-lain.

 

Sekarang ketika kita punya HP, motor, dan lain-lain juga sering kwatir dan takut ini dan itu. Ketika kita tidak punya itu hidup masih happy, relax dan sering tersenyum.

 

 :rose:Mari santai saja...

 

Why kita tidak merasakan syukur, happy dan lain-lain ? Kita mungkin bertanya-tanya " ini semua karena orang lain yang membuat aku maupun dia menjadi memderita, tapi aku akan mencari cara agar bisa keluar dari penderitaan". Pergilah ke komunitas yang sehati, kalau suka ( maaf ) sex pergi ke tempat taman bunga yang berselimutkan racun, begitu juga yang lain kalau suka game pergi ke main game, kalau suka tidur ingin tidur terus dan lain-lain, kita suka berlari sampai kita mengatakan  " Oh Buddha atau Kuan im atau Kuan Kong, kasihanilah hidupku ini ?".

 

Masalah kita tidak perlu lari, kita hadapi sesuai dengan sebab dan kondisi saat itu. Dengan menghadapiny dia ( masalah ) maupun kita akan menjadi kalyamitra.

 

Kita akan lebih tahu caranya agar tidak lari dari masalah, kita maupun lingkungan menjadi lebih happy, damai, saling pengertian, peduli dan lain-lain hanya dengan 1 jurusan yaitu belajar, merenung, meditasi dan sharing dharma. Kita memulai dari hal-hal kecil dulu contoh : tidak mebuang sampah sembarangan, belajar, merenung dan meditasi dengan sangha maupun diri sendiri dimulai lama waktu 1 menit kemudian 2 menit setrusnya, dan sharing tentang pengalaman kerja dan lain-lain dengan sangha, orang lain dan seluruh dunia. Dimanapun kita bisa melakukan ini semua yang penting tidak dalam kondisi cacat mental atau otak tidak berfungsi dengan baik.

 

 :rose:Mindfullness bell

 

Maaf aku tidak mebicarakan tentang dharma karena aku kurang berpengetahuan dan berpengalaman, tapi kalau saudara saudari mau mebuka pintu hati silakan datang belajar dharma bersama-sama kita semua dari buku The jewel oranament of liberation dari Gompopa, setiap selasa jam : 19:30, di Vihara Ekayana Grha lantai 2 ruang Dharma class, Green ville, Jakarta Barat. Dengan senang hati aku menunggu saudara saudari di sana maupun disini.

 

 :rose:Pelimpahan jasa

Semua jasa kebajikan telah aku kumpulkan hingga saat melimpah kepada semua mahluk, semoga semua mahluk merealisasikan keBuddhaan.

27
Video Game / Yang lagi main mafia wars di Face book.
« on: 25 April 2009, 12:35:31 PM »
Ini wadah Buat Mafia wars di Face book yang butuh My Mafia, barang barang atau Loot Tertentu

Siapa yang perlu buat nambahin keluarga didalam mafia wars. Kalo ada yang butuh Via pm saya dong. saya lagi butuh temen. Bagi ada merasa digangu orang laporan disini.

bagi yang mau add saya Please Via private massages nanti saya kasih e-mail saya ;D

Makasih

28
Rekan-rekan Se-Dharma,
 
Silahkan download buku-buku E-book GRATIS dari pustaka KARANIYA.
Klik http://www.karaniya.com/e-book.php
Selamat membaca.
 
Senyum dari Karaniya.
 
Ikuti Serangkaian acara dari Delegasi Plum Village Perancis dan USA (www.plumvillage.org) yang diwakilkan oleh Biksuni Chan Khong (Asisten utama Master Zen Thich Nhat Hanh), bersama Biksuni Dinh Ngiem (eks Kepala Wihara New Hamlet Plum Village di Perancis), Biksu Phap De dan Biksu Phap Ho
 

1. Peluncuran Buku "Learning True Love" yang diterbitkan oleh Penerbit Karaniya, Kamis 7 Mei 2009
2. Retret "Being Peace and Loving in the Most Stressful Situation" , Kamis-Minggu, 7-10 Mei 2009 di Kinasih Resort Bogor
3. Ceramah umum diberbagai kota di Indonesia

Mengingat tempat retret terbatas dan peminat sangat banyak, kami akan mendahulukan mereka yang bisa ikut full, bagi yang lain akan kami jadikan waiting list.

Hubungi:

Henry Chandra : 08161815767

Liana Chia : 08159138270

29
Kaki Lima / Siapa yang mau Buku Wacana Buddha Dharma
« on: 08 April 2009, 01:40:33 PM »
 _/\_

Bagi yang mau buku berjudul Wacana Buddha Dharma
Karangan Romo Dr. Krishnanda Wijaya Mukti Msc.
Buku ini memang gratis dapat digunakan secara cuma cuma,
Tapi mohon sumbangsihnya dan juga bagi diluar jakarta yang minta dikirim
Mohon menyertakan Uang transport sebagai pengantinya
ide saya bagaimana kalo uang sumbaganya masuk ke kas Dhammacitta lalu ditransfer ke Pusdiklat Sangha Agung Indonesia sebagai penerbit buku ini.


Bagi yang menginginkan buku ini
Anda bisa menghubungi :
021 99 580 575


limhendra [at] gmail.com
mo_mink [at] yahoo.com

Buku ini lumayan tebel ada sekitar 500 halaman, so I males nulisnye.
Tuhan DC lagi nyari server buat database buku  serta Belom lagi minta izin Romo Krishnanda untuk dijadikan e-book.

30
Sutra Mahayana / Saddharmapundarika Sutra Bagian XXV
« on: 31 March 2009, 11:16:31 AM »
Saddharmapundarika Sutra Bagian XXV
"Avalokitesvara Bodhisattva Samantamukhaparivarta"

 

        Saat itu Bodhisattva Akshayamati berdiri dari tempat duduknya, dengan mengenakan jubah, yang terbuka pada bagian bahu kanannya, Beliau beranjali kepada Hyang Buddha seraya berkata:
        Oh, Lokanatha Yang Mulia, sebab dan jodoh apakah sehingga Kwan She Im Po Sat (Bodhisattva Avalokitesvara) dinamakan Kwan She Im (Avalokitesvara) ? (Ayat 1)

     Putra yang budiman, jika terdapat ratusan ribu juta miliar tak terhingga banyaknya makhluk, yang sedang mengalami penderitaan atau merasa gelisah, mendengar nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) dan dengan tulus serta sepenuh hati menyatukan diri memuliakan nama-Nya, maka Beliau akan segera memperhatikan suara-suara itu, sehingga terbebaslah segala penderitaan yang ada (Ayat 2)

        Jika orang yang terus menerus memuliakan nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), bila ia terjatuh ke dalam api yang sedang berkobar, maka api pun tak dapat membakarnya. Hal ini dikarenakan kekuatan pancaran gaib dari Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) (Ayat 3)

        Jika dia terhanyut dibawa air bah, dia menyebut nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka dia akan segera mencapai tempat yang dangkal (Ayat 4).

        Jika ada ratusan ribu Trilyun makhluk pergi berlayar menuju samudra luas demi mendapatkan emas, perak, lazuli (vaidurya), akik (musaragalva), asmagarbha, coral, mutiara dan harta karun lainnya; saat itu kapal mereka dihempaskan angin puyuh yang dahsyat, sehingga terdampar ke negeri setan dan raksasa (asura); seandainya ketika itu ada seorang saja diantara mereka memuliakan nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka semua penumpang kapal akan terbebas dari bencana penganiayaan para raksasa (asura). Oleh sebab dan jodoh demikianlah, Beliau dinamakan Kwan She Im (Avalokitesvara). (Ayat 5)

        Demikian pula jika orang akan dilukai oleh para penjahat, dengan menyebut nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka pedang dan tongkat penjahat tersebut akan patah berkeping-keping, terbebaslah dia dari bahaya. (Ayat 6).

        Bila di alam semesta Trisahasa Mahasahasa (3000 Maha besar ribuan alam semesta) yang penuh dengan para yaksa dan raksasa yang hendak mengganggu manusia, mendengar pujian nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka makhluk–makhluk jahat itu tidak berani melihat dengan mata yang kejam, terlebih lagi mencelakakan. (Ayat 7)

        Demikian pula jika orang, yang entah bersalah atau tidak, badan terbelenggu oleh borgol, menyebut nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka borgol itu segera patah, terbebaslah dia dari belenggu-belenggu itu. (Ayat 8)

        Jika di dalam Trisahasa Mahasahasa Loka dhatu yang penuh dengan pencuri, perampok; dan di saat itu ada seseorang memimpin rombongan saudagar pembawa permata berharga melewati jalan yang berbahaya tersebut. Jika salah seorang dari mereka berkata; "Putra-putra yang budiman, Anda tidak perlu merasa takut, hendaknya kalian semua dengan sepenuh hati menyebutkan nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), karena Beliau dapat memberikan kekuatan ketenangan kepada para makhluk. Bila kalian memuliakan Nama-Nya, akan terbebas dari musibah perampokan." Setelah mendengar hal ini, para Saudagar bersama-sama mengucapkan "Namo Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva)". Karena memuliakan nama-Nya maka terbebaslah mereka dari semua bahaya. (Ayat 9).

        Akshayamati, demikian agungnya Kekuatan Gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva). (Ayat 10)

        Jika ada makhluk mempunyai napsu birahi berlebihan, rajin-rajinlah mengingat dan menghormat kepada Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka dirinya akan dijauhkan dari napsu tersebut. (Ayat 11)

        Jika orang yang jiwanya penuh dengan kebencian (dosa), sering-seringlah mengingat dan menghormat kepada Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka dirinya akan dijauhkan dari kebencian / dosa. (Ayat 12)

        Jika terjerumus dalam kebodohan batin (moha), akan tetapi mau selalu mengingat dan menghormat kepada Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka akan terhindar dari kebodohan batin / moha. (Ayat 13)

        Akshayamati, Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) memiliki kekuatan yang maha gaib dan banyak memberikan berkah, maka selayaknyalah para makhluk selalu mengingat -Nya dengan sepenuh hati. (Ayat 14)

        Jika Wanita yang menginginkan seorang bayi putra, dan dia mau selalu menghormat, bernamaskara dan mempersembahkan puja kepada Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) dengan sujud, maka dia akan memperoleh bayi putra yang beruntung, bijak dan bermoral bajik. Jika dia menginginkan seorang bayi putri, maka dia akan melahirkan bayi putri yang rupawan serta berwatak baik, yang tertanam dari benih karma kebajikan masa lalunya, sehingga selalu dihormati dan disayangi orang banyak. (Ayat 15)

        Akshayamati, Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) memiliki kekuatan demikian. Jika para makhluk menghormat dan bernamaskara dengan penuh sujud kepada Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), pasti tidak akan sia-sia dan akan mendapat keberuntungan. Oleh karena itu, para makhluk harus menerima, menghayati dan senantiasa memuliakan nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) (Ayat 16).

        Akshayamati, seandainya ada orang yang menerima, menghayati dan terus menerus memuliakan nama-nama Bodhisattva dengan sejumlah 62 miliar butiran pasir di Sungai Gangga, kemudian dengan penuh sujud mempersembahkan puja makanan, minuman, jubah, perabot, tempat tidur dan obat-obatan, bagaimana menurut Anda, apakah banyak jasa dan pahala yang diperoleh oleh putra maupun putri budiman tersebut? (Ayat 17)

        Bodhisattva Akshayamati menjawab: Sangat banyak, Oh Lokanatha Yang Maha Mulia. (Ayat 18)

        Hyang Buddha berkata lagi:

        Demikian juga, seandainya ada orang yang menerima, menghayati, dan terus menerus memuliakan nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) atau seseorang yang bernamaskara dan memberikan puja dengan tulus dan sujud hanya pada suatu ketika; maka jasa dan keberuntungan yang dihasilkan oleh kedua orang tersebut akan setara (tidak berbeda) dan keberuntungan mereka tidak akan habis selama masa ratusan ribu Trilyun koti kalpa. (Ayat 19)

        Akshayamati, menerima, menghayati dan terus menerus memuliakan Nama Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) akan memperoleh karunia keberuntungan dan moral baik yang tidak terhingga. (Ayat 20)

        Bodhisattva Akshayamati kembali bertanya kepada Hyang Buddha:

        Oh, Lokanatha Yang Maha Mulia, bagaimanakah Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) berkelana di dunia Saha ini? Bagaimanakah cara Beliau membabarkan Dharma kepada para makhluk? Bagaimanakah perihal kekuatan yang memudahkan tentang hal tersebut? (Ayat 21)

        Hyang Buddha memberitahukan Bodhisattva Akshayamati:

        Putra yang Budiman, jika ada makhluk di dunia ini yang membutuhkan pertolongan dengan wujud badan Buddha, maka Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) akan segera berwujud sebagai badan Buddha untuk membabarkan Dharma kepadanya (Ayat 22).

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Pratyeka Buddha, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Pratyeka Buddha untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 23)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Sravaka, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Sravaka untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 24)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Raja Brahma, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Raja Brahma untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 25)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Sakra, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Sakra untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 26)

      Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Isvara, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Isvara untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 27)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Mahesvara, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Mahesvara untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 28)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Jenderal Besar Dewata (SENAPATI), maka Beliau akan segera berwujud sebagai Jenderal Besar Dewata (SENAPATI) untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 29)

        Kepada makhluk yang membutuhkan pertolongan dengan wujud Vaisravana, maka Beliau akan segera berwujud sebagai Vaisravana untuk membabarkan Dharma kepadanya. (Ayat 30)

      
        Atau ketika mengalami kesulitan karena dijatuhkan hukuman oleh kerajaan, menjelang pelaksanaan hukuman pancung, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka golok tersebut akan patah berkeping-keping. (Ayat 56)

        Atau ketika terkurung dengan tangan dan kaki dibelenggu, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka terbebaslah dia. (Ayat 57)

        Bila diguna-guna atau keracunan obat-obatan yang dapat mencelakakan badan, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka kejahatan tersebut akan berbalik menimpa pelakunya sendiri. (Ayat 58)

        Atau ketika bertemu raksasa yang jahat, naga beracun, dan para setan, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka saat itu pula para pengganggu itu tidak berani menyakiti. (Ayat 59)

        Jika dikepung binatang buas, yang gigi dan cakarnya sangat menakutkan, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka binatang-binatang itu akan pergi dengan cepat tanpa arah. (Ayat 60)

        Ular dan kalajengking yang berbisa hawa racun dan asap panas membara, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka setelah mendengar getaran suara tersebut, hewan-hewan itu akan kembali ke tempat asalnya. (Ayat 61)

        Dahsyatnya gema guntur disertai petir dan hujan es yang deras, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka semuanya akan lenyap pada saat itu juga. (Ayat 62)

        Para Makhluk yang sedang terkurung dalam penderitaan dan sedang menghadapi kesulitan yang tak terhingga, kekuatan gaib dan kebijaksanaan Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) dapat menolong penderitaan dunia ini. (Ayat 63)

        Beliau memiliki kekuatan kesaktian yang sempurna, karena telah membina diri untuk memberikan kemudahan dan kebijakan secara luas, di sepuluh penjuru dunia, tiada tempat yang tanpa kehadiran-Nya. (Ayat 64)

        Beraneka ragam alam penderitaan/ samsara yaitu, alam neraka, alam setan gentayangan dan alam binatang; kelahiran, usia tua, sakit, kematian dan segala penderitaan secara bertahap dapat dilenyapkan. (Ayat 65)

        Renungan kebenaran dan kesucian, dikembangkan ke arah perenungan kebijaksanaan yang Maha luas, renungan Karuna dan Maitri, selalu membangkitkan tekad dan hikmah yang mengagumkan. (Ayat 66)

        Cahaya suci tanpa noda. Sinar kebijakan yang dapat menghapus kegelapan dan menaklukkan bencana angin dan api, serta menerangi seluruh penjuru dunia. (Ayat 67)

        Wujud Karuna dan Sila bagaikan halilintar yang menggetarkan, makna dari cinta kasih bagaikan awan besar yang maha gaib, mencurahkan embun segar dan hujan Dharma untuk melenyapkan bara kilesa  (Ayat 68)

        Pertikaian dan persengketaan yang menimbulkan perkara dan kecemasan di medan pertempuran, dengan mengingat kekuatan gaib Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), maka segala permusuhan akan segera lenyap. (Ayat 69)

        Keajaiban suara Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) merupakan suara lautan surgawi, mengungguli segala suara di dunia ini, oleh karena itu sudah seharusnya orang selalu mengingat kepada-Nya. (Ayat 70)

        Selalu mengingat dan jangan ragu-ragu terhadap kesucian dan kemuliaan Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva), dapat menjadi tempat berlindung dari segala penderitaan, kekesalan dan ancaman kematian. (Ayat 71)

        Demikian sempurna semua pahala-Nya, dengan mata penuh maitri memandang kepada semua makhluk; kumpulan keberuntungan-Nya bagaikan lautan yang tiada bertepi, oleh karena itu patut dihormati dan bernamaskara dengan penuh sujud. (Ayat 72)Ketika itu, Bodhisattva Che Tie berdiri dari tempat duduk-Nya, menghadap Hyang Buddha dan berkata:

        "Lokanatha yang Maha Mulia, jika ada para makhluk setelah mendengar bagian Warta Kegaiban Kwan She Im Po Sat (Avalokitesvara Bodhisattva) yang bebas abadi sesuai keinginan dan dapat memberikan kesaksian kekuatan dan kesaktian-Nya, ketahuilah orang tersebut telah mempunyai jasa dan pahala yang tidak sedikit." (Ayat 73)

        Saat Hyang Buddha bersabda tentang Samantamukhaparivarta, delapan puluh empat ribu makhluk diantara berbagai makhluk yang hadir, semuanya terbangkit bodhicittanya untuk memperoleh kesucian ANUTTARA SAMYAKSAMBODHI yang tiada taranya. (Ayat 74)

Pages: 1 [2] 3 4 5 6
anything