//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa  (Read 41084 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #15 on: 26 November 2009, 06:33:46 PM »
Quote
Quote
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?

sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana? Hehehe....
[/quote]

 :-[ ;D Good question.. sama-sama tau lah he..he
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #16 on: 26 November 2009, 06:47:06 PM »
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,7699.95/wap2.html

BY:markosprawira
Quote
dear bro,

ada 5 cara seorang arahat sebelum parinibbana....

salah satunya adalah dalam kondisi sedang mempertunjukkan abhinna.

Kondisi lainnya adalah :
- sedang dalam jhana
- merenungkan jhana
- merenungkan kilesa yg sudah dibasmi, dsbnya

jadi sebenarnya, parinibbana dalam kondisi batin sedang berada dalam abhinna, hanya merupakan salah satu kondisi batin sebelum meninggalnya (maranasanna vitthi) arahat

semoga bs bermanfaat yah


ingin menambahkan bagaimana proses batin parinibbana seorang arahat secara lengkapnya yaitu :

Semua Arahat tidak pari-nibbana melalui pancadvara maranasannavitthi tetapi melalui manodvara maransannavitthi saja
Pun tidak akan ada Kamma Aramanna, Nimitta Aramanna dan Gati Nimitta Aramanna

Proses batin sebelum kematian (maranasannavitthi) seorang Arahat dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Kamajavanamaranasanna-vitthi : cuti citta (pikiran yg mengakhiri kehidupan) yg timbul dari Javana yg menjadi Mahakiriya.
Ini merupakan Pari-Nibbana yg biasa terjadi
2. Jhanasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Jhanasamapatti-vitthi
3. Paccavekkhanasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Vitthi yg merenungkan Jhana
4. Abhinnasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Abhinna-vitthi yg sedang mempertunjukkan abhinna/kesaktian ---> ini yg ada pada cerita diatas
5. Jivitasamasisi : cuti citta yg timbul dari perenungan magga, phala, nibbana dan kilesa yg sudah dibasmi

Jadi sebenarnya pari nibbana seorang arahat secara umum justru merupakan peralihan dari kama javana yg ada pada mahluk non arahat, menjadi mahakiriya javana

semoga bisa bermanfaat yah

Termasuk menggunakan Abinna untuk bunuh diri ya? (joke mode on  ;D) . Terima kasih penjelasannya.
Dan kalau tidak salah abinna yg dipertunjukan Ananda didepan umat awam juga lho. Padahal ada vinaya tidak boleh mempertunjukan abinna didepan umum. nah lho... ^-^

Yang pasti saya sih tidak ragu pada Ananda. yang pasti gue ngak mendahului menyimpulkan Ananda takut lahir jadi  kodok.  ;D
« Last Edit: 26 November 2009, 07:15:21 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #17 on: 26 November 2009, 06:47:26 PM »
Quote
Quote
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?

sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana? Hehehe....

 :-[ ;D Good question.. sama-sama tau lah he..he
[/quote]
Kalo gitu, bagi seorang Arahat
berarti bisa menangis, toh yang nangis itu emangnya "diri" yang mana?
bisa saja ketawa terbahak-bahak, toh yg tertawa itu emangnya "diri" yg mana?

gitu ya?  ???

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #18 on: 26 November 2009, 07:21:44 PM »
kalau kena gas air mata apakah nangis ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #19 on: 26 November 2009, 07:32:42 PM »
Quote
Quote
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?

sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana? Hehehe....

 :-[ ;D Good question.. sama-sama tau lah he..he

Kalo gitu, bagi seorang Arahat
berarti bisa menangis, toh yang nangis itu emangnya "diri" yang mana?
bisa saja ketawa terbahak-bahak, toh yg tertawa itu emangnya "diri" yg mana?

gitu ya?  ???
Bisa juga minum arak, menikah dan membina rumah tangga spt kasus yg telah ada.. toh yg mabuk dan berumah tangga itu "diri" yg mana? ;D
appamadena sampadetha

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #20 on: 26 November 2009, 08:13:19 PM »
Quote
Quote
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?

sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana? Hehehe....

 :-[ ;D Good question.. sama-sama tau lah he..he

Kalo gitu, bagi seorang Arahat
berarti bisa menangis, toh yang nangis itu emangnya "diri" yang mana?
bisa saja ketawa terbahak-bahak, toh yg tertawa itu emangnya "diri" yg mana?

gitu ya?  ???
Bisa juga minum arak, menikah dan membina rumah tangga spt kasus yg telah ada.. toh yg mabuk dan berumah tangga itu "diri" yg mana? ;D
Maka pernyataan "sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana?"  menjadi tidak valid.   ;D

Jadi, kesmpulannya tidak ada satu orang awam pun yang berkompeten menilai tindak-tanduk seorang Arahat. Bahkan kita tidak sanggup memahami sepenuhnya seorang putujana, apalagi seorang Ariya?  :P

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #21 on: 26 November 2009, 08:34:21 PM »
Quote
Quote
Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?

sepertinya memang bunuh diri... Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang dibunuh "diri" yang mana? Hehehe....

 :-[ ;D Good question.. sama-sama tau lah he..he

Kalo gitu, bagi seorang Arahat
berarti bisa menangis, toh yang nangis itu emangnya "diri" yang mana?
bisa saja ketawa terbahak-bahak, toh yg tertawa itu emangnya "diri" yg mana?

gitu ya?  ???
Bisa juga minum arak, menikah dan membina rumah tangga spt kasus yg telah ada.. toh yg mabuk dan berumah tangga itu "diri" yg mana? ;D

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah... apakah anda pernah membaca sutta bahwa ada arahat yng menangis, tertawa terbahak2, minum arak, menikah, membina rumah tangga?

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #22 on: 26 November 2009, 08:47:10 PM »
Di thread2 lain, sudah disepakati bahwa arahat adalah seorang yang sempurna dalam moralitas, konsentrasi dan kebijaksaan. Ia juga merupakan seorang yang tidak terjerumus lagi dalam kenikmatan duniawi (kāma). Mungkinkah orang demikian masih menginginkan kehidupan berumah-tangga, menikmati arak, dll? Mungkin saudara2 bisa membaca Magandiyasutta dari Majjhimanikāya tentang bagaimana pandangan Sang BUddha sebgai seorang arahat terhadap kenikmatan2 duniawi..

Justru karena Sang Buddha dan mereka yang telah mencapai kesucian arahat, meninggalkan segala kekotoran batin, mereka tidak akan lagi terjerembab dalam kenikmatan2 kāma.

Jika saudara2 melihat keseluruhan cerita Ānanda, Bakula atau Mahapajapatigotami yang parinibbāna dengan membakar dirinya melalui pencapaian tejakasina, saudara sekalian akan mengetahui betapa mereka memutuskan parinibbana bukan berdasarkan pada campur tangan "self". Kematian mereka tidak bisa disamakan dengan stupid narrow minded persons yang mati bunuh diri....!

Be happy.

Be happy.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #23 on: 26 November 2009, 09:35:49 PM »
Di thread2 lain, sudah disepakati bahwa arahat adalah seorang yang sempurna dalam moralitas, konsentrasi dan kebijaksaan. Ia juga merupakan seorang yang tidak terjerumus lagi dalam kenikmatan duniawi (kāma). Mungkinkah orang demikian masih menginginkan kehidupan berumah-tangga, menikmati arak, dll? Mungkin saudara2 bisa membaca Magandiyasutta dari Majjhimanikāya tentang bagaimana pandangan Sang BUddha sebgai seorang arahat terhadap kenikmatan2 duniawi..

Justru karena Sang Buddha dan mereka yang telah mencapai kesucian arahat, meninggalkan segala kekotoran batin, mereka tidak akan lagi terjerembab dalam kenikmatan2 kāma.

Jika saudara2 melihat keseluruhan cerita Ānanda, Bakula atau Mahapajapatigotami yang parinibbāna dengan membakar dirinya melalui pencapaian tejakasina, saudara sekalian akan mengetahui betapa mereka memutuskan parinibbana bukan berdasarkan pada campur tangan "self". Kematian mereka tidak bisa disamakan dengan stupid narrow minded persons yang mati bunuh diri....!

Be happy.

Be happy.
jadi mereka (Ananda, Bakula..)melakukan aksi itu atas dasar apa?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #24 on: 26 November 2009, 10:22:42 PM »
 :outoftopic:
member Chingik, demi kerapian, silahkan membuka thread baru sehubungan dengan Ananda, dll.

 :backtotopic:

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #25 on: 26 November 2009, 11:18:57 PM »
Di thread2 lain, sudah disepakati bahwa arahat adalah seorang yang sempurna dalam moralitas, konsentrasi dan kebijaksaan. Ia juga merupakan seorang yang tidak terjerumus lagi dalam kenikmatan duniawi (kāma). Mungkinkah orang demikian masih menginginkan kehidupan berumah-tangga, menikmati arak, dll? Mungkin saudara2 bisa membaca Magandiyasutta dari Majjhimanikāya tentang bagaimana pandangan Sang BUddha sebgai seorang arahat terhadap kenikmatan2 duniawi..

Justru karena Sang Buddha dan mereka yang telah mencapai kesucian arahat, meninggalkan segala kekotoran batin, mereka tidak akan lagi terjerembab dalam kenikmatan2 kāma.

Jika saudara2 melihat keseluruhan cerita Ānanda, Bakula atau Mahapajapatigotami yang parinibbāna dengan membakar dirinya melalui pencapaian tejakasina, saudara sekalian akan mengetahui betapa mereka memutuskan parinibbana bukan berdasarkan pada campur tangan "self". Kematian mereka tidak bisa disamakan dengan stupid narrow minded persons yang mati bunuh diri....!

Be happy.

Be happy.
jadi mereka (Ananda, Bakula..)melakukan aksi itu atas dasar apa?

Jika kita melihat berbagai cerita yang ada, banyak arahat yang tahu kapan hari kematiannya. Seperti Sariputta, MOgalanna, Bakula, Pajapatigotami, dll dan termasuk Sang BUddha mengetahui kapan beliau akan memasuki parinibbana. Dalam Komentar Cundasutta, dikatakn bahwa Sariputta mengetahui bahwa beliau akan meninggal setelh tujuh hari lagi.. Oleh karenanya beliau memutuskan pergi ke rumah ibunya...

 so  “sattāhameva  me āyusaṇkhārā pavattissantī”ti ñatvā “kattha parinibbāyissāmī”ti cintesi - "Beliau (Sariputta), setelah mengetahui, "Setelah tujuh hari kekuatan kehidupan (life force) ku akan habis", berpikir, "Di mana,saya akan memasuki parinibbāna?"

Pernyataan di atas sangat jelas bahwa seorang arahat meninggal / parinibbāna bukan karena kebodohan, bukan karena "self", bukan karena narrow thought.

Be happy.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #26 on: 26 November 2009, 11:22:53 PM »
Dalam sutta ini, memang tampak bahwa Bhikkhu Channa bunuh diri setelah beliau mencapai arahat. Akan tetapi, kitab komentar dari Sutta ini menjelaskan bahwa sesungguhnya beliau mencapai arahat sesaat setelah ia memotong tenggorokannya dengan pisau.. Saat mencoba bunuh diri, ia belum mencapai arahat.
bagi saya dalam sutta sudah sangat tegas bahwa bhikkhu Channa sudah arahat sebelumnya.
Sang Buddha pun menjawab Sariputta berdasarkan pernyataan Channa:
‘Sariputta, wasn’t the faultlessness of the bhikkhu Channa declared in your presence?’

Sariputta menganggap pernyataan "faultlessness" Channa menggunakan pisau dalam arti lain &
dan Buddha mempertegas pernyataan "faultlessness" Channa kepada Sariputta lagi.

semakin aneh jika menganggap Channa belum arahat tapi menyatakan "faultless" mengggunakan pisau... dalam hal ini saya menyampingkan kitab komentar...
namun jika dilihat dari kitab komentar, seorang arahat seperti Ananda pun mengakhiri hidupnya dg menggunakan api. (bagi saya bedanya hanya tool utk mengakhiri hidup, Channa dg pisau, Ananda dg abhinna).

Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?
dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan bunuh diri & permasalahnnya adalah "pelaku", tetapi dalam kasus arahat kita boleh mengganti pertanyaannnya dg "apa yg mendorong arahat mengakhiri nama & rupa?"... seorang arahat sudah tidak ada LDM yg mendorong tindakannya, lantas apa yg menyebabkan arahat mengakhiri nama & rupannya? bagaimana pikiran arahat, kenapa bisa sampai mengakhiri nama & rupanya yg belum habis berproses?
(kalau nasehat Buddha, ini salah satu hal yg tidak seharusnya dipikirkan, acinteyya (cmiiiw))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #27 on: 26 November 2009, 11:37:43 PM »
Mengenai citta setelah nibbana. Banyak yg salah kaprah tentang pandangan Luangta Mahaboowa terhadap masalah ini. Semua trah/murid Ajahn Mun yg utama dalam tradisi dhutangga selalu menggunakan kata " CITTA" daripada menggunakan  kata "NAMA"  bahkan kadangkala menggunakan kata CITTA sebagai citta itu sendiri , saya pun tidak tahu alasannya. Tetapi pernah dibahas dalam penjelasan Luangta.  Sehingga kalau kita membaca tulisan Luangta atau pun murid utama Ajahn Mun berbicara tentang citta harus diperhatikan konteks kalimatnya agar tidak terjebak pada pengertian yg salah tentang citta . Kedua, audience saat Luangta berbicara adalah umat awam yg tidak semuanya mengerti bahasa kitab suci Tipitaka. Sehingga kata citta digunakan agar dimengerti.
ya, saya mengerti hal tsb, bahkan citta juga diartikan sebagai sati (awareness) oleh Ajahn Mun... :)
namun walaupun citta diartikan sebagai nama (ataupun nama dhamma), bagi saya pernyataan itu (ada citta/nama yg pure/nama dhamma setelah nibbana) tetap tidak valid.

apa yg tersisa setelah parinibbana, dalam sutta telah dikatakan, tidak ada lagi cara di dunia ini utk menjelaskan orang tsb & saya lebih memilih sutta daripada abhidhamma dalam hal ini.
pada saat nibbana, LDM padam.
pada saat parinibbana, pancakhanddha padam.
setelah itu --- tidak bisa dijelaskan :)

Quote
Pada Nibbana hanya ada Nama Dhamma saja (Nama/batin secara kebenaran), sementara nama dan rupa khandanya musnah

Disini yg org sering kepleset dimana dengan pernyataan nama dan rupa khanda lenyap, berarti pada waktu nibbana dicapai, mahluk juga lenyap
pernyataan ini menghasilkan pertanyaan baru: apakah setelah parinibbana, arahat & buddha masih mahkluk? bagi saya, eksistensi memang lenyap ketika nibbana. mungkin saya masuk dalam kategori orang yg sering kepleset itu, mungkin juga sebaliknya.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #28 on: 26 November 2009, 11:45:57 PM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,7699.95/wap2.html

BY:markosprawira
Quote
dear bro,

ada 5 cara seorang arahat sebelum parinibbana....

salah satunya adalah dalam kondisi sedang mempertunjukkan abhinna.

Kondisi lainnya adalah :
- sedang dalam jhana
- merenungkan jhana
- merenungkan kilesa yg sudah dibasmi, dsbnya

jadi sebenarnya, parinibbana dalam kondisi batin sedang berada dalam abhinna, hanya merupakan salah satu kondisi batin sebelum meninggalnya (maranasanna vitthi) arahat

semoga bs bermanfaat yah


ingin menambahkan bagaimana proses batin parinibbana seorang arahat secara lengkapnya yaitu :
Buddha telah menyatakan, 4 hal yang tidak seharusnya dipikirkan (ref, Acinteyya Sutta):
1. batin seorang yang sudah bebas (buddha, arahat)
2. asal mula segala sesuatu
3. hakikat jhana
4. seluk-beluk karma

isi quote (yg mungkin dari Abhidhamma) itu saja sudah bertentangan dg sutta ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« Reply #29 on: 26 November 2009, 11:50:56 PM »
Dalam sutta ini, memang tampak bahwa Bhikkhu Channa bunuh diri setelah beliau mencapai arahat. Akan tetapi, kitab komentar dari Sutta ini menjelaskan bahwa sesungguhnya beliau mencapai arahat sesaat setelah ia memotong tenggorokannya dengan pisau.. Saat mencoba bunuh diri, ia belum mencapai arahat.
bagi saya dalam sutta sudah sangat tegas bahwa bhikkhu Channa sudah arahat sebelumnya.
Sang Buddha pun menjawab Sariputta berdasarkan pernyataan Channa:
‘Sariputta, wasn’t the faultlessness of the bhikkhu Channa declared in your presence?’

Sariputta menganggap pernyataan "faultlessness" Channa menggunakan pisau dalam arti lain &
dan Buddha mempertegas pernyataan "faultlessness" Channa kepada Sariputta lagi.

semakin aneh jika menganggap Channa belum arahat tapi menyatakan "faultless" mengggunakan pisau... dalam hal ini saya menyampingkan kitab komentar...
namun jika dilihat dari kitab komentar, seorang arahat seperti Ananda pun mengakhiri hidupnya dg menggunakan api. (bagi saya bedanya hanya tool utk mengakhiri hidup, Channa dg pisau, Ananda dg abhinna).


 Dan Sang BUddha juga menggunakn jhana sebagai toolnya ya.. hehehe..


Satu lagi ketika Ananda membakar dirinya pada saat parinibbana. Apakah itu tindakan bunuh diri.?
dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan bunuh diri & permasalahnnya adalah "pelaku", tetapi dalam kasus arahat kita boleh mengganti pertanyaannnya dg "apa yg mendorong arahat mengakhiri nama & rupa?"... seorang arahat sudah tidak ada LDM yg mendorong tindakannya, lantas apa yg menyebabkan arahat mengakhiri nama & rupannya? bagaimana pikiran arahat, kenapa bisa sampai mengakhiri nama & rupanya yg belum habis berproses?
(kalau nasehat Buddha, ini salah satu hal yg tidak seharusnya dipikirkan, acinteyya (cmiiiw))
[/quote]

yap, memang demikian...