OOT lagi deh... hehe...
Yah, sebetulnya terserah sih. Kita belajar secara teori bahwa hukum karma berperan di sini. Tapi pemahaman kita sebatas teori saja, dan akhirnya sama seperti padanan: “pasti ada sesuatu yang indah di balik ini semua”. Intinya, sama-sama sekadar kalimat menghibur/melegakan saja
Kalo misalnya saya sedang tertimpa masalah, lalu ada yang mengatakan, “yah, terimalah, sabarlah, karma burukmu sedang berbuah”. Bagi saya sih kalimat ini gak cukup... Lah wong apa yang telah saya perbuat di masa lalu, sama sekali tidak saya ingat
Jadinya tetap sulit bagi sy untuk menerimanya. Kalo misalnya Sang Buddha-lah yang mengatakan ini pada saya, lalu beliau menceritakan perbuatan masa lalu saya, mungkin bisa sy terima.
Tapi yah, sekali lagi terserah sih... mungkin memang tiap orang butuh kata-kata/pemahaman berbeda untuk “menghibur diri”.
BTT lagi