agama sebagai sebuah sistem kepercayaan berpatokan pada doktrin2 dan juga kitab sucinya yang sudah dibakukan, dalam hal ini termasuk agama buddha.
tidak modern:
oleh karena agama melekati ayat2 dan doktrin2 yang sudah mengkristal, dimuliakan, dijadikan referensi yg mutlak maka otomatis agama tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. bagaimana mungkin sesuatu yg dibakukan bisa mengikuti perkembangan jaman?
saya rasa mengenai baku atau tidak, tidak banyak pengaruh pada sesuatu sebagai modern atau tidak. saya lebih berpandangan demikian, dan cukup setuju atas ulasan dari bro Kelana diatas.
contohnya:
* sampai saat ini umat buddha (khususnya theravada) masih dalam kontroversi apakah seharusnya bhikkhu boleh merokok atau tidak.
karena vinaya sudah dibakukan dan terdapat lubang yang tidak menyebutkan apapun mengenai menyedot asap yang menyebabkan kecanduan, merugikan kesehatan diri sendiri dan orang lain tapi tidak melemahkan kesadaran, sehingga bhikkhu2 perokok sah2 saja merokok. walaupun ada aliran yg melarangnya.
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18104.0
Merokok Vs Vinaya, saya rasa bukan masalah tertera atau tidak pada Vinaya. tapi lebih ke pada pengertian sang bhikku atau umat awam dalam praktek dhamma. merokok dapat merugikan kesehatan, pemborosan, kemelekatan (ketagihan), dll
jadi walau tidak dinyatakan dalam Vinaya, menghindari rokok lebih baik dalam praktek ajaran dhamma.
mungkin akan ada sanggahan pada opini saya, dengan menyatakan kebalikannya. tapi ini hanya sekedar opini pribadi yang tentu saja didasarkan pemikiran pribadi juga. jadi silahkan disanggah.
* demikian juga dengan vinaya bhikkhu2 yang melarang memegang emas dan perak. bhikkhu2 jaman sekarang menggunakan celah ini untuk memperbolehkan memegang kartu kredit plastik dan rekening elektronik. vinaya yg baku tidak bisa mengikuti perkembangan jaman.
tentang memegang emas dan perak, menurut saya bukan berarti secara harfiah bahwa alat tukar atau sebagai ukuran kekayaan dalam bentuk emas dan perak. saya lebih condong kepada pengertian bahwa ini diartikan sebagai sama saja dengan kartu kredit dan rekening elektronik. tetap kepemilikan atas sejumlah harta, yang bisa dikelola, ditimbun, bisa di gunakan sebagai alat tukar, dll sesuai fungsinya. yang justru menjadi kebalikan dari istilah melepas keduniawian.
* demikian juga vinaya bhikkhu tidak boleh memegang cewek. ada bhikkhu2 gay yang menggunakan celah ini sebagai pelegalan memegang cowok.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,11188.msg318544.html#msg318544
penjelasannya sama seperti diatas, seorang bhikku gay tentu memuaskan nafsunya dengan menyentuh seorang cowok tertentu. jadi apa sih esensi vinaya tentang tidak boleh memegang cewek?
tidak rasional dan tidak ilmiah:
sistem kepercayaan yg berdasarkan sebuah kitab yang sudah berumur ribuan tahun tentunya memiliki bagian2 yang tidak ilmiah, yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang ada sekarang.
contoh:
* asal usul manusia yang terdapat di sutta pitaka tentunya sudah bisa dikatakan tidak valid mengingat banyaknya bukti2 ilmiah yang jelas menjabarkan adanya perubahan gradual mahluk hidup dalam waktu yang lama yang didorong oleh mekanisme seleksi alam dan mutasi genetik.
* dewa matahari, dewa angin, dewa hujan?
matahari, angin dan hujan adalah fenomena fisika yang bisa dijelaskan dengan sangat gamblang oleh sains.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15338.0.html
yang ini saya tidak komentar sedikitpun,
daripada membanggakan betapa hebatnya agama buddha yang "modern" dan "ilmiah", saya lebih suka mendudukkan buddha dhamma ke tempat yang selayaknya, yaitu sebagai sebuah ajaran yang memberikan solusi kepada problem terpenting manusia yaitu dukkha.
itu saja.
yang terakhir ini, saya suka sekali. dan saya setuju.
akhir kata, bagi saya sendiri. bukan modern atau kuno, ilmiah atau tidak ilmiah.
tapi apakah cocok dan atau bermanfaat kah ajaran ini pada saya, ini yang menjadi poin penting.
[at] bro morp, anda lupa singgung mengenai 31 alam kehidupan, cerita2 jataka, dll yang sama, tidak ada bukti ilmiah yang bisa membuktikannya.