Hmm...Kelihatannya saya kurang setuju. Jika bro mengatakan seperti itu, berarti tidak ada sama sekali kebenaran dalam kepercayaan, konsep, dan doktrin.
Mungkin lebih tepatnya:
kepercayaan bukan pasti kebenaran.
konsep bukan pasti kebenaran.
doktrin bukan pasti kebenaran.
maksud saya, kepercayaan itu tidak sama dengan kebenaran.
kalo sesuatu yang dipercaya itu ternyata benar, maka bukan kepercayaan lagi namanya, melainkan pengetahuan.
tahu beda dengan percaya.
tahu itu pasti, percaya itu spekulatif.
mungkin ini perbedaan bahasa dan persepsi saja.
Ya, Yesus Kristus juga mengatakan "tidak semua orang yang percaya kepadaku akan memperoleh keselamatan".
jadi banyak yang jadi kristian juga tetep gak selamet?
bagaimana tahu kristian yang mana yg selamet, kristian yang mana yg gak selamet?
kalo gak dijawab, gapapa, om...
Jadi yang saya tangkap dari penjelasan bro, bro tidak ingin terlalu memikirkan masalah doktrin. Baik, terima kasih bro atas sumbangan pemikirannya.
bukan tidak ingin memikirkan masalah doktrin atau tidak mau pusing mikirin doktrin, om.
bagi saya, buddhisme itu tidak dipelajari dengan percaya ataupun beriman. buddhisme itu dipelajari dengan kebebasan berpikir dan mengalami. buddhisme adalah sebuah problem solving yang diajarkan Buddha terhadap satu problem terbesar manusia. karena itulah saya tidak ambil pusing masalah doktrin ataupun kepercayaan yang spekulatif.
kalo boleh saya bilang, inilah perbedaan cara berpikir buddhis dengan cara berpikir samawi.
satu penyebab banyak yg tertarik dengan keindahan cara berpikir buddhis yang modern ini.