wow udah halaman 26 nih..
bro isaacus, maksud anda ke forum ini untuk apa sih? untuk belajar? atau untuk mempermasalahkan bukti2 kebenaran konsep buddhisme?
jika anda ingin belajar, wellcome. kami akan sambut dengan tangan terbuka dan senang hati..
Tentu saja ingin belajar. Dan dengan belajar kita bisa mengetahui sesuatu yang benar dan yang salah, bukan?
seperti jawaban member DC sebelum ini, jika anda ingin bukti empiris tentang tumimbal lahir, maka tidak ada member disini yang bisa memberikan buktinya. analoginya mungkin sama jika saya bertanya kepada anda dan menuntut bukti keberadaan tuhan, anda tidak mungkin menghadirkan bukti empiris kepada saya.
Ya, mengenai bukti empiris kelahiran kembali, saya sudah katakan sebelumnya ini tidak perlu dibahas lagi.
tapi jika anda tanya pengertian dan atau konsep2 tumimbal lahir, rasanya member disini akan bisa langsung memberikan penjelasan kepada anda.
seperti contoh link yang diberikan bro Indra, namum sepertinya tidak anda baca.
ketika anda bertanya jalan, dan seseorang memberikan peta kepada anda dan anda tidak membacanya bagaimana anda bisa tau jalan benarnya yang mana? maka tidak heran thread ini jadinya mutar2..
silahkan berdiskusi yang baik, saya ke FK juga tanya dengan baik dan tidak muter2 jika diberikan penjelasan dan akan membaca jika diberikan link ke artikel atau ke Alkitab online.
Seperti sudah saya katakan sebelumnya, link itu sudah saya baca, namun tidak memberi penjelasan terperinci tentang kelahiran kembali. Satu bagian yang berhubungan (yang saya dapat) hanya ini:
"24. “Ketika pikirannya yang terkonsentrasi sedemikian murni, cerah, tanpa noda, bebas dari ketidak-sempurnaan, lunak, lentur, kokoh, dan mencapai kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkannya pada pengetahuan kematian dan kelahiran kembali makhluk-makhluk. Dengan mata-dewa, yang murni dan melampaui manusia, ia melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin. Ia memahami bagaimana makhluk-makhluk berlanjut sesuai dengan perbuatan mereka … (seperti Sutta 4, §29) … Demikianlah dengan mata-dewa yang murni dan melampaui manusia, ia melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin, dan ia memahami bagaimana makhluk-makhluk berlanjut sesuai dengan perbuatan mereka. Ini juga, Brahmana, disebut jejak kaki Sang Tathāgata ... tetapi seorang siswa mulia belum sampai pada kesimpulan: ‘Sang Tathāgata telah tercerahkan sempurna .."Bagian ini hanya menjelaskan kelahiran kembali makhluk-makhluk, dan mereka muncul kembali "hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin". Namun mengenai
apa-nya yang "muncul kembali" itu, tidak dijelaskan. Salah satu member mencoba menjelaskan bahwa "kesadaran berlanjut", namun juga dikatakan "kesadaran terurai". Maka saya belum mendapat penjelasan bagaimana kesadaran yang terurai bisa berlanjut.
Mungkin bro bisa bantu jelaskan?