//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...  (Read 43400 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #105 on: 11 January 2009, 10:56:27 AM »
Bukannya sudah dijelaskan bahwa bukan tidak mengenal batas waktu (kekal).  Jangka waktu yang begitu panjangnya lalu menggunakan istilah "tak terbatas/tak terhitung", itulah maksudnya. Dan bila merujuk pada Avatamsaka Sutra, lebih jelas lagi istilah tak terbatas memiliki angka definitifnya.   Silakan lihat sini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1638.15


OK, thanx penjelasannya, chingik. Jadi ini sepertinya "alam" eksklusive bagi para Buddhis yang mengenal buddha tertentu yah. Nanya lagi nih. Kalau kita belajar Buddha-dharma, dikatakan idealnya 'kan di alam manusia, karena di alam manusia itu kebahagiaan dan penderitaan ada. Juga waktu kehidupan mahluk-nya tidak lama-lama amat. Kalau di Sukhavati, setiap orang akan berbahagia terus, berusia sangat panjang, bukankah tidak kondusif untuk merenungkan tentang "sabbe sankhara dukkha"?  Ataukah karena umur mereka begitu panjangnya sehingga selalu cukup untuk mencapai ke-buddha-an di sana (walaupun istilahnya malas belajar)?


Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #106 on: 11 January 2009, 02:50:34 PM »
sayang postingan saya di pindahkan....

sy ulangi saja..

sy kembali ke topic sedikit.........ada rancu di pernyataan "tak-terhingga"
memang "tak-terhingga tidak sama dengan kekal"

jika ada pertanyaan..."berapa banyak kalpa yang telah kita lalui?".........jawabannya "terlalu banyak sampai tidak dapat di hitung = tak-terhingga"

jadi buddha itu mengajarkan 4 kesunyataan mulia dan jalan beruas 8 dalam kondisi umur demikian(tak-terhingga)?
bagaimana bisa menembus 4 kesunyataan mulia dengan kondisi itu................
1.dukkha --- umur saya saja sudah tidak bisa saya hitung...."tak-terhingga"....

berbicara masalah kekal?......disini belum 1 makhluk pun ada yang mengalami dukkha....bagaimana mau mengenal dukkha?
bisa dibilang ALAM ini lebih nikmat dari alam ternikmat dalam 31 alam kehidupan....

refrensi....setahu saya buddha tidak akan tumimbal lahir dari alam tusita apabila umur rata-rata 100.000 tahun ke-atas.

Menembus 4 kebenaran mulia tidak semata-mata diukur dari jangka waktu usia kehidupan, tetapi dari potensi yg dimiliki makhluk bersangkutan. Apalagi di alam Sukhavati, bukan hanya ditinjau dari setelah terlahir di sana. Tetapi faktor penentunya dilihat dari saat sebelum terlahir di sana (yakni di sini) apakah memiliki faktor dan kondisi yang sesuai (yakni potensi) agar bisa terlahir di sana. Dengan kata lain, Seandainya kita terlahir di sana, maka sudahlah pasti karena potensi kita sudah tepat utk bisa menembus 4 kebenaran mulia di sana. Jika belum , maka kita tidak akan terlahir di sana, karena faktor penentunya tidak matching.  Lebih-lebih lagi karena kondisi alam di sana berbeda (sebagai Tanah Murni tanpa alam buruk), maka dapat dianalogikan seperti alam Sudavassa di sini.
Pada sisi lain, ini ditentukan oleh janji dan kekuatan tekad dari Buddha Amitabha pada saat menyempurnakan Paramitanya. Janji dan tekad dari para Buddha saling berbeda, namun sekali mencapai Kebuddhaan maka faktor dan kondisi makhluk yg terlahir di alam tersebut akan sesuai dengan janji dan tekadnya. Sekali lagi, alam Sukhavati berbeda degnan kondis alam disini, jadi tentu tidak dapat disamakan dng alam sini. Tanah Buddha yang murni berbeda degnan Tanah Buddha yang tidak murni, sehingga faktor usia dan potensi makhluk yang berdiam di sana juga berbeda.

Jadi bukan karena kebahagiaan di sana lalu tidak mengenal dukkha. Tahapan praktik disana adalah berkesinambungan saling berkaitan degnan saat berada di sini. Bila kita berpikir bahwa kita hanya akan menikmati kebahagiaan saja tanpa perlu berlatih utk dapat terlahir di sana, maka tidak akan mungkin kita akan dapat terlahir, karena tidak matching dgn janji tekad Buddha Amitabha. Paling2 kita hanya terlahir di alam surga sini berkat kekuatan kebajikan dalam merenungkan sifat2 mulia Buddha Amitabha.



Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #107 on: 11 January 2009, 03:29:22 PM »

refrensi....setahu saya buddha tidak akan tumimbal lahir dari alam tusita apabila umur rata-rata 100.000 tahun ke-atas.


dan dibawah rata-rata umur manusia 100 tahun.

Ya, dalam konteks sistem dunia di sini memang demikian adanya, maksimal 100.000 tahun dan minimal 100 tahun. Namun harap dicatat, Alam Sukhavati adalah satu sistem dunia yg terpisah dari sini, yang tentu akan berbeda lagi kondisinya. Jadi tentu tidak bisa melakukan perbandingan secara satu sisi saja. Apalagi alam Sukhavati berkaitan erat dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka tentu akan memliki faktor2 yang bersifat tidak umum. Lihat saja Buddha Mangala yang cahaya tubuhnya lebih gemilang dari Buddha-Buddha lain di sistem dunia sini, ini dikarena janji dan tekadnya dan kemudian disesuaikan dengan kondisi kematangan alam beserta makhluknya maka Beliau menjadi Buddha di kondsi sperti itu.
Jika sistem dunia sama semua , maka tidak mungkin Buddha hanya berbicara pada batas 10.000 alam semesta. Karena ada faktor2 yg berbeda, maka Buddha hanya membatasi berbicara pada batasan itu, dan bila sudah di luar dari batasan itu maka konteks pembicaraannya lain lagi, salah satunya ya tentang alam Sukhavati.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #108 on: 11 January 2009, 03:57:42 PM »
Bukannya sudah dijelaskan bahwa bukan tidak mengenal batas waktu (kekal).  Jangka waktu yang begitu panjangnya lalu menggunakan istilah "tak terbatas/tak terhitung", itulah maksudnya. Dan bila merujuk pada Avatamsaka Sutra, lebih jelas lagi istilah tak terbatas memiliki angka definitifnya.   Silakan lihat sini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1638.15


OK, thanx penjelasannya, chingik. Jadi ini sepertinya "alam" eksklusive bagi para Buddhis yang mengenal buddha tertentu yah. Nanya lagi nih. Kalau kita belajar Buddha-dharma, dikatakan idealnya 'kan di alam manusia, karena di alam manusia itu kebahagiaan dan penderitaan ada. Juga waktu kehidupan mahluk-nya tidak lama-lama amat. Kalau di Sukhavati, setiap orang akan berbahagia terus, berusia sangat panjang, bukankah tidak kondusif untuk merenungkan tentang "sabbe sankhara dukkha"?  Ataukah karena umur mereka begitu panjangnya sehingga selalu cukup untuk mencapai ke-buddha-an di sana (walaupun istilahnya malas belajar)?
Sudah dijelaskan di halaman2 atas.  Namun akan saya tambahkan, bahwa alam Sukhavati tidak semata-mata dapat di samakan dengan kondisi alam dewa yg hanya menikmati kesenangan indriya, di sana terdapat para Mahasatva dan Maha Arahatta yang terus memberi kotbah dharma siang malam, bahkan dengan kekuatan iddhi Buddha Amitabha menciptakan makhluk2 ilusif (berwujud burung) yang terus mengumandangkan sifat2 luhur Buddha , Dharma dan Sangha. Semua ini, ditambah lagi dengan faktor keyakinan kita yang kuat pada Triratna saat berada di alam sini yang terus berkesinambungan hingga terlahir di sana, maka kesempatan utk memunculkan keinginan utk sekedar mencari kenikmatan indriya menjadi berkurang, karena didominasi oleh penyiaran dharma yg terus menerus di alam tersebut. Ini adalah ciri khusus yg sesuai dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka sangat wajar bila Buddha Gotama (menurut keyakinan Mahayana) melihat hal ini dan memperkenalkannya kepada kita utk membangkitkan tekad terlahir di sana utk dapat berlatih secara baik.   

P.S:
Bagi praktisi yang memiliki kemampuan berlatih di sini utk mencapai kesucian , ini adalah potensi yg baik bagi sang praktisi. Namun bila ada makhluk yg tidak sanggup mencapai kesucian di sini sementara mereka sudah renta dan tidak sanggup memahami dhamma yg mendalam, maka sangat sulit berlatih dan resiko terlahir di alam rendah menjadi lebih besar. Maka wajarlah Buddha Sakyamuni memperkenalkan metode ini sebagai wujud welas asih agungnya pada mereka yang memiliki kecocokan dgn metode ini.   
Ada seseorang yg bertanya pada Nagarjuna bahwa apakah ada metode yang praktis utk dapat mencapai pencerahan (maksudnya cara yg sederhana), Nagarjuna mengkritik orang tersebut bahwa ini adalah cara berpikir orang yang ingin gampangan (tidak memiliki viriya yg kuat), menurut nagarjuna, sangat penting utk dapat berusaha sendiri dgn kekuatan tekad ygn besar agar dapat mencapai pencerahan disini, Namun Nagarjuna juga sadar bahwa tidak semua orang memiliki talenta seperti itu, maka Beliau lalu berkata bahwa memang ada metodenya, yakni praktik melafal nama Buddha dgn tekad terlahir di sana. Jika rekan-rekan di sini yang merasa memiliki potensi kuat utk berlatih dan mencapai keberhasilan di sini pd kehidupan ini juga, maka inipun sangat dipuji Nagarjuna, namun bila tidak sanggup dan tidak tahu apa yg harus dilakukan , maka Nagarjuna menasihati kita mengikuti anjuran Sang Buddha bhw sebaiknya kita melafal nama Buddha.   

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #109 on: 11 January 2009, 05:33:32 PM »

refrensi....setahu saya buddha tidak akan tumimbal lahir dari alam tusita apabila umur rata-rata 100.000 tahun ke-atas.


dan dibawah rata-rata umur manusia 100 tahun.

Ya, dalam konteks sistem dunia di sini memang demikian adanya, maksimal 100.000 tahun dan minimal 100 tahun. Namun harap dicatat, Alam Sukhavati adalah satu sistem dunia yg terpisah dari sini, yang tentu akan berbeda lagi kondisinya. Jadi tentu tidak bisa melakukan perbandingan secara satu sisi saja. Apalagi alam Sukhavati berkaitan erat dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka tentu akan memliki faktor2 yang bersifat tidak umum. Lihat saja Buddha Mangala yang cahaya tubuhnya lebih gemilang dari Buddha-Buddha lain di sistem dunia sini, ini dikarena janji dan tekadnya dan kemudian disesuaikan dengan kondisi kematangan alam beserta makhluknya maka Beliau menjadi Buddha di kondsi sperti itu.
Jika sistem dunia sama semua , maka tidak mungkin Buddha hanya berbicara pada batas 10.000 alam semesta. Karena ada faktor2 yg berbeda, maka Buddha hanya membatasi berbicara pada batasan itu, dan bila sudah di luar dari batasan itu maka konteks pembicaraannya lain lagi, salah satunya ya tentang alam Sukhavati.
tapi semua buddha baik dari tanhankara sampai sakyamuni...semua nya bertumimbal lahir dengan kondisi tidak lebih 100.000 dan 100.....buddha mangala umur rata-rata waktu itu kan juga tidak sampai 100.000 dan 100.

disatu sisi (saya lupa) kiranya bunyi nya seperti ini.
tanah di sini adalah tanah suci buddha sakyamuni...disebelah barat tanah suci buddha amitabha,bysaguru dsb-nya........

sama seperti waktu buddha ambilah contoh buddha Mangala....menurut paham mahayana(yang saya tahu) jika pada zaman buddha mangala tentu masih ada sebelah barat buddha ini...itu

tapi kan 100.000 dan 100........ada limit _/\_

bagaimana jika saya balik...........
ditanah Byasaguru(contoh) jika seseorang memiliki tekad ingin lahir di tanah suci buddha sakyamuni?

posisi nya kan kalau disini tanah sakyamuni menuju barat(amitabha)
kalau di balik.....dari timur ke sini.
atau dari utara ke sini?............mengapa harus barat?
apakah 100.000 lebih atau 100.............orang bijak mengatakan kenyataan ada pada sekarang.

pikirkan. _/\_
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #110 on: 11 January 2009, 09:35:47 PM »

refrensi....setahu saya buddha tidak akan tumimbal lahir dari alam tusita apabila umur rata-rata 100.000 tahun ke-atas.


dan dibawah rata-rata umur manusia 100 tahun.

Ya, dalam konteks sistem dunia di sini memang demikian adanya, maksimal 100.000 tahun dan minimal 100 tahun. Namun harap dicatat, Alam Sukhavati adalah satu sistem dunia yg terpisah dari sini, yang tentu akan berbeda lagi kondisinya. Jadi tentu tidak bisa melakukan perbandingan secara satu sisi saja. Apalagi alam Sukhavati berkaitan erat dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka tentu akan memliki faktor2 yang bersifat tidak umum. Lihat saja Buddha Mangala yang cahaya tubuhnya lebih gemilang dari Buddha-Buddha lain di sistem dunia sini, ini dikarena janji dan tekadnya dan kemudian disesuaikan dengan kondisi kematangan alam beserta makhluknya maka Beliau menjadi Buddha di kondsi sperti itu.
Jika sistem dunia sama semua , maka tidak mungkin Buddha hanya berbicara pada batas 10.000 alam semesta. Karena ada faktor2 yg berbeda, maka Buddha hanya membatasi berbicara pada batasan itu, dan bila sudah di luar dari batasan itu maka konteks pembicaraannya lain lagi, salah satunya ya tentang alam Sukhavati.
tapi semua buddha baik dari tanhankara sampai sakyamuni...semua nya bertumimbal lahir dengan kondisi tidak lebih 100.000 dan 100.....buddha mangala umur rata-rata waktu itu kan juga tidak sampai 100.000 dan 100.

disatu sisi (saya lupa) kiranya bunyi nya seperti ini.
tanah di sini adalah tanah suci buddha sakyamuni...disebelah barat tanah suci buddha amitabha,bysaguru dsb-nya........

sama seperti waktu buddha ambilah contoh buddha Mangala....menurut paham mahayana(yang saya tahu) jika pada zaman buddha mangala tentu masih ada sebelah barat buddha ini...itu

tapi kan 100.000 dan 100........ada limit _/\_

bagaimana jika saya balik...........
ditanah Byasaguru(contoh) jika seseorang memiliki tekad ingin lahir di tanah suci buddha sakyamuni?

posisi nya kan kalau disini tanah sakyamuni menuju barat(amitabha)
kalau di balik.....dari timur ke sini.
atau dari utara ke sini?............mengapa harus barat?
apakah 100.000 lebih atau 100.............orang bijak mengatakan kenyataan ada pada sekarang.

pikirkan. _/\_

Bro marcedes mohon dibaca sekali lagi penjelasan saya, bahwa sistem dunia sini dan sana berbeda. Buddha Dipankara Sampai pada Masa Buddha Metteya--> urutan dari semua Buddha ini hanya menyangkut Buddha dari sistem dunia sini.
Buddha Amitabha menempati sistem dunia yg tidak berkaitan dgn sistem dunia sini, jadi tentu saja kondisinya berbeda. Buddha Mangala yg saya maksudkan adlah mengenai janji dan tekadnya, bukan mengenai batas usianya. Karena janji dan tekadnya maka lingkaran cahaya tubuhnya dapat mencapai sepuluh ribu alam semesta melebihi semua Buddha-Buddha yang ada di sistem dunia sini. Jika dibandingkan dgn Buddha di sistem dunia lain, maka Buddha di sistem dunia lain jauh melampaui sekedar sepuluh ribu alam semesta. Jadi yg saya tekankan di sini adalah mengenai janji dan tekad saat menyempurnakan paramita.
« Last Edit: 11 January 2009, 09:37:37 PM by chingik »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #111 on: 11 January 2009, 09:59:16 PM »
Bro marcedes mohon dibaca sekali lagi penjelasan saya, bahwa sistem dunia sini dan sana berbeda. Buddha Dipankara Sampai pada Masa Buddha Metteya--> urutan dari semua Buddha ini hanya menyangkut Buddha dari sistem dunia sini.
Bro Chingik,
apakah "sistem dunia ini" maksudnya adalah "planet bumi" atau galaksi Bima Sakti ini?

Quote
Buddha Amitabha menempati sistem dunia yg tidak berkaitan dgn sistem dunia sini, jadi tentu saja kondisinya berbeda. Buddha Mangala yg saya maksudkan adlah mengenai janji dan tekadnya, bukan mengenai batas usianya. Karena janji dan tekadnya maka lingkaran cahaya tubuhnya dapat mencapai sepuluh ribu alam semesta melebihi semua Buddha-Buddha yang ada di sistem dunia sini. Jika dibandingkan dgn Buddha di sistem dunia lain, maka Buddha di sistem dunia lain jauh melampaui sekedar sepuluh ribu alam semesta. Jadi yg saya tekankan di sini adalah mengenai janji dan tekad saat menyempurnakan paramita.

dari penjelasan Bro Chingik di atas, saya menangkap kesan bahwa Buddha di sistem dunia lain lebih unggul daripada Buddha di sistem dunia sini. menurut yang saya ketahui, Semua Buddha memiliki kualitas Kebuddhaan yang sama.

dalam hal cahaya tubuh, semua Buddha dari Dipankara sampai Metteya. memiliki cahaya tubuh yang sama jangkauannya, Buddha Manggala memiliki keistimewaan karena tekad masa lampaunya sehingga cahaya tubuhnya dapat menjangkau sepuluh ribu alam semesta secara terus-menerus, tanpa harus mengerahkan kekuatan. Sedangkan para Buddha lainnya dapat membuat cahaya tubuhnya memancar hingga sepuluh ribu alam semesta hanya jika mereka menginginkannya. (sumber: RAPB)

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #112 on: 11 January 2009, 10:37:31 PM »
Quote
Bro Chingik,
apakah "sistem dunia ini" maksudnya adalah "planet bumi" atau galaksi Bima Sakti ini?
Sistem dunia merujuk pada Satu "Tisahassi Mahasahassi loka-dhatu" . Mungkin mirip dgn sebuah gugusan galaksi.
Jadi sistem dunia itu banyak sekali yg jumlahnya tak terbatas.

Quote
dari penjelasan Bro Chingik di atas, saya menangkap kesan bahwa Buddha di sistem dunia lain lebih unggul daripada Buddha di sistem dunia sini. menurut yang saya ketahui, Semua Buddha memiliki kualitas Kebuddhaan yang sama.

Berarti anda salah menangkap maksud saya.  ;D
Saya hanya ingin menjelaskan bahwa kondisi sistem dunia sini berbeda dgn sistem dunia Sukhavati karena  salah satu faktornya berhubungan dengan tekad masa lampau seorang Buddha. Kualitas Semua Buddha memang sama. Apakah saya pernah mengatakan sebaliknya?  :P


Quote
dalam hal cahaya tubuh, semua Buddha dari Dipankara sampai Metteya. memiliki cahaya tubuh yang sama jangkauannya, Buddha Manggala memiliki keistimewaan karena tekad masa lampaunya sehingga cahaya tubuhnya dapat menjangkau sepuluh ribu alam semesta secara terus-menerus, tanpa harus mengerahkan kekuatan. Sedangkan para Buddha lainnya dapat membuat cahaya tubuhnya memancar hingga sepuluh ribu alam semesta hanya jika mereka menginginkannya. (sumber: RAPB)
Saya bantu ralat ya, Cahaya tubuh Buddha dari Dipankara sampai Metteya memiliki cahaya tubuh yang berbeda-beda.
Cahaya tubuh Buddha Maïgala bersinar menembus sepuluh ribu alam semesta; cahaya tubuh Buddha Padumuttara bersinar sampai sejauh dua belas yojanà; cahaya tubuh Vipassã bersinar sejauh tujuh yojanà; cahaya Buddha Sikhã bersinar sejauh tiga yojanà; cahaya tubuh Buddha Kakusandha bersinar sejauh sepuluh yojanà; cahaya tubuh Buddha Gotama bersinar sejauh empat lengan; cahaya tubuh Buddha-Buddha lainnya tidak tetap; cahayanya bersinar sesuai keinginan.(RAPB)

Setiap Buddha memiliki kualitas yg sama.  Saya mengambil contoh Buddha Mangala berkenaan dgn cahaya tubuhnya bukan karena masalah Buddha mana yg lebih unggul, tapi saya menekankan ke hal-hal mengenai janji dan tekad masa lampaunya. Silakan dibaca ulang lagi secara seksama.
 _/\_


 
« Last Edit: 11 January 2009, 10:40:11 PM by chingik »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #113 on: 12 January 2009, 03:15:36 AM »
Saya bantu ralat ya, Cahaya tubuh Buddha dari Dipankara sampai Metteya memiliki cahaya tubuh yang berbeda-beda.
Cahaya tubuh Buddha Maïgala bersinar menembus sepuluh ribu alam semesta; cahaya tubuh Buddha Padumuttara bersinar sampai sejauh dua belas yojanà; cahaya tubuh Vipassã bersinar sejauh tujuh yojanà; cahaya Buddha Sikhã bersinar sejauh tiga yojanà; cahaya tubuh Buddha Kakusandha bersinar sejauh sepuluh yojanà; cahaya tubuh Buddha Gotama bersinar sejauh empat lengan; cahaya tubuh Buddha-Buddha lainnya tidak tetap; cahayanya bersinar sesuai keinginan.(RAPB)

Setiap Buddha memiliki kualitas yg sama.  Saya mengambil contoh Buddha Mangala berkenaan dgn cahaya tubuhnya bukan karena masalah Buddha mana yg lebih unggul, tapi saya menekankan ke hal-hal mengenai janji dan tekad masa lampaunya. Silakan dibaca ulang lagi secara seksama.
 _/\_

Bro Chingik,
Karena anda juga mengambil sumber dari RAPB, saya tidak tahu apa alasan anda mengabaikan satu fakta ini.

dalam hal cahaya tubuh, semua Buddha dari Dipankara sampai Metteya. memiliki cahaya tubuh yang sama jangkauannya, Buddha Manggala memiliki keistimewaan karena tekad masa lampaunya sehingga cahaya tubuhnya dapat menjangkau sepuluh ribu alam semesta secara terus-menerus, tanpa harus mengerahkan kekuatan. Sedangkan para Buddha lainnya dapat membuat cahaya tubuhnya memancar hingga sepuluh ribu alam semesta hanya jika mereka menginginkannya. (sumber: RAPB)

RAPB buku 1, hal 231, paragraf 2

Yang menjadi pertanyaan: Apakah Buddha-Buddha lain kurang agung atau kurang mulia? Jawabannya adalah: Tidaklah demikian, sebenarnya Mereka juga memiliki kemampuan itu. Mereka dapat membuat sinarnya menembus sepuluh ribu alam semesta jika diinginkan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #114 on: 12 January 2009, 03:28:02 AM »
Quote
Bro Chingik,
apakah "sistem dunia ini" maksudnya adalah "planet bumi" atau galaksi Bima Sakti ini?
Sistem dunia merujuk pada Satu "Tisahassi Mahasahassi loka-dhatu" . Mungkin mirip dgn sebuah gugusan galaksi.
Jadi sistem dunia itu banyak sekali yg jumlahnya tak terbatas.

Quote
dari penjelasan Bro Chingik di atas, saya menangkap kesan bahwa Buddha di sistem dunia lain lebih unggul daripada Buddha di sistem dunia sini. menurut yang saya ketahui, Semua Buddha memiliki kualitas Kebuddhaan yang sama.

Berarti anda salah menangkap maksud saya.  ;D
Saya hanya ingin menjelaskan bahwa kondisi sistem dunia sini berbeda dgn sistem dunia Sukhavati karena  salah satu faktornya berhubungan dengan tekad masa lampau seorang Buddha. Kualitas Semua Buddha memang sama. Apakah saya pernah mengatakan sebaliknya?  :P

Mengapa saya menangkap kesan yg saya maksud di atas adalah berhubungan dengan statement anda yg dibold berikut ini.

Bro marcedes mohon dibaca sekali lagi penjelasan saya, bahwa sistem dunia sini dan sana berbeda. Buddha Dipankara Sampai pada Masa Buddha Metteya--> urutan dari semua Buddha ini hanya menyangkut Buddha dari sistem dunia sini.
Buddha Amitabha menempati sistem dunia yg tidak berkaitan dgn sistem dunia sini, jadi tentu saja kondisinya berbeda. Buddha Mangala yg saya maksudkan adlah mengenai janji dan tekadnya, bukan mengenai batas usianya. Karena janji dan tekadnya maka lingkaran cahaya tubuhnya dapat mencapai sepuluh ribu alam semesta melebihi semua Buddha-Buddha yang ada di sistem dunia sini. Jika dibandingkan dgn Buddha di sistem dunia lain, maka Buddha di sistem dunia lain jauh melampaui sekedar sepuluh ribu alam semesta. Jadi yg saya tekankan di sini adalah mengenai janji dan tekad saat menyempurnakan paramita.

Apakah yang Bro maksudkan dengan melampaui adalah hanya pada kualitas cahaya tubuh atau ada kualitas yg lainnya juga?

_/\_

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #115 on: 12 January 2009, 09:15:43 AM »
Sukhavati = kondisi bathin ?

atau

Sukavati = alam ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #116 on: 12 January 2009, 09:29:50 AM »
Sudah dijelaskan di halaman2 atas.  Namun akan saya tambahkan, bahwa alam Sukhavati tidak semata-mata dapat di samakan dengan kondisi alam dewa yg hanya menikmati kesenangan indriya, di sana terdapat para Mahasatva dan Maha Arahatta yang terus memberi kotbah dharma siang malam, bahkan dengan kekuatan iddhi Buddha Amitabha menciptakan makhluk2 ilusif (berwujud burung) yang terus mengumandangkan sifat2 luhur Buddha , Dharma dan Sangha. Semua ini, ditambah lagi dengan faktor keyakinan kita yang kuat pada Triratna saat berada di alam sini yang terus berkesinambungan hingga terlahir di sana, maka kesempatan utk memunculkan keinginan utk sekedar mencari kenikmatan indriya menjadi berkurang, karena didominasi oleh penyiaran dharma yg terus menerus di alam tersebut. Ini adalah ciri khusus yg sesuai dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka sangat wajar bila Buddha Gotama (menurut keyakinan Mahayana) melihat hal ini dan memperkenalkannya kepada kita utk membangkitkan tekad terlahir di sana utk dapat berlatih secara baik.   

P.S:
Bagi praktisi yang memiliki kemampuan berlatih di sini utk mencapai kesucian , ini adalah potensi yg baik bagi sang praktisi. Namun bila ada makhluk yg tidak sanggup mencapai kesucian di sini sementara mereka sudah renta dan tidak sanggup memahami dhamma yg mendalam, maka sangat sulit berlatih dan resiko terlahir di alam rendah menjadi lebih besar. Maka wajarlah Buddha Sakyamuni memperkenalkan metode ini sebagai wujud welas asih agungnya pada mereka yang memiliki kecocokan dgn metode ini.   
Ada seseorang yg bertanya pada Nagarjuna bahwa apakah ada metode yang praktis utk dapat mencapai pencerahan (maksudnya cara yg sederhana), Nagarjuna mengkritik orang tersebut bahwa ini adalah cara berpikir orang yang ingin gampangan (tidak memiliki viriya yg kuat), menurut nagarjuna, sangat penting utk dapat berusaha sendiri dgn kekuatan tekad ygn besar agar dapat mencapai pencerahan disini, Namun Nagarjuna juga sadar bahwa tidak semua orang memiliki talenta seperti itu, maka Beliau lalu berkata bahwa memang ada metodenya, yakni praktik melafal nama Buddha dgn tekad terlahir di sana. Jika rekan-rekan di sini yang merasa memiliki potensi kuat utk berlatih dan mencapai keberhasilan di sini pd kehidupan ini juga, maka inipun sangat dipuji Nagarjuna, namun bila tidak sanggup dan tidak tahu apa yg harus dilakukan , maka Nagarjuna menasihati kita mengikuti anjuran Sang Buddha bhw sebaiknya kita melafal nama Buddha.   

OK, berarti ini jadi seperti tempat di mana mahluk mendapat kesempatan untuk belajar dhamma secara intensif dan berada langsung di bawah bimbingan Buddha Amitabha.


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #117 on: 12 January 2009, 09:31:52 AM »
Anggap saja seperti itu...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #118 on: 12 January 2009, 09:49:38 AM »
Saya bantu ralat ya, Cahaya tubuh Buddha dari Dipankara sampai Metteya memiliki cahaya tubuh yang berbeda-beda.
Cahaya tubuh Buddha Maïgala bersinar menembus sepuluh ribu alam semesta; cahaya tubuh Buddha Padumuttara bersinar sampai sejauh dua belas yojanà; cahaya tubuh Vipassã bersinar sejauh tujuh yojanà; cahaya Buddha Sikhã bersinar sejauh tiga yojanà; cahaya tubuh Buddha Kakusandha bersinar sejauh sepuluh yojanà; cahaya tubuh Buddha Gotama bersinar sejauh empat lengan; cahaya tubuh Buddha-Buddha lainnya tidak tetap; cahayanya bersinar sesuai keinginan.(RAPB)

Setiap Buddha memiliki kualitas yg sama.  Saya mengambil contoh Buddha Mangala berkenaan dgn cahaya tubuhnya bukan karena masalah Buddha mana yg lebih unggul, tapi saya menekankan ke hal-hal mengenai janji dan tekad masa lampaunya. Silakan dibaca ulang lagi secara seksama.
 _/\_

Bro Chingik,
Karena anda juga mengambil sumber dari RAPB, saya tidak tahu apa alasan anda mengabaikan satu fakta ini.

dalam hal cahaya tubuh, semua Buddha dari Dipankara sampai Metteya. memiliki cahaya tubuh yang sama jangkauannya, Buddha Manggala memiliki keistimewaan karena tekad masa lampaunya sehingga cahaya tubuhnya dapat menjangkau sepuluh ribu alam semesta secara terus-menerus, tanpa harus mengerahkan kekuatan. Sedangkan para Buddha lainnya dapat membuat cahaya tubuhnya memancar hingga sepuluh ribu alam semesta hanya jika mereka menginginkannya. (sumber: RAPB)

RAPB buku 1, hal 231, paragraf 2

Yang menjadi pertanyaan: Apakah Buddha-Buddha lain kurang agung atau kurang mulia? Jawabannya adalah: Tidaklah demikian, sebenarnya Mereka juga memiliki kemampuan itu. Mereka dapat membuat sinarnya menembus sepuluh ribu alam semesta jika diinginkan.

Yg saya tekankan disini berkenaan dengan janji dan tekad. Buddha di sistem dunia lain yg memiliki cahaya tubuh yg jangkauannya lebih luas juga berkenaan dgn janji dan tekad, namun bukan maksudnya saya merendahkan Buddha ini atau itu. Ya, semua Buddha bisa membuat jangkauan cahaya tubuhnya sampai tak terbatas jika menginginkannya, tapi mengenai keinginan ini sudah masuk ke ranah iddhibala, bukan adhitana. Yang saya bahas adalah mengenai adhitananya, dan adhitana setiap Buddha berbeda-beda. Jadi tidak ada relevansi dgn masalah Cahaya mana yg lebih luas yg mengarah ke siapa yg lebih unggul atau tidak. Anda salah menangkap poin saya, dan tentu maaf juga bila penjelasan saya kurang memadai hingga timbul kesalah pahaman anda. :)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #119 on: 12 January 2009, 01:37:28 PM »
Sudah dijelaskan di halaman2 atas.  Namun akan saya tambahkan, bahwa alam Sukhavati tidak semata-mata dapat di samakan dengan kondisi alam dewa yg hanya menikmati kesenangan indriya, di sana terdapat para Mahasatva dan Maha Arahatta yang terus memberi kotbah dharma siang malam, bahkan dengan kekuatan iddhi Buddha Amitabha menciptakan makhluk2 ilusif (berwujud burung) yang terus mengumandangkan sifat2 luhur Buddha , Dharma dan Sangha. Semua ini, ditambah lagi dengan faktor keyakinan kita yang kuat pada Triratna saat berada di alam sini yang terus berkesinambungan hingga terlahir di sana, maka kesempatan utk memunculkan keinginan utk sekedar mencari kenikmatan indriya menjadi berkurang, karena didominasi oleh penyiaran dharma yg terus menerus di alam tersebut. Ini adalah ciri khusus yg sesuai dgn janji dan tekad Buddha Amitabha, maka sangat wajar bila Buddha Gotama (menurut keyakinan Mahayana) melihat hal ini dan memperkenalkannya kepada kita utk membangkitkan tekad terlahir di sana utk dapat berlatih secara baik.   

P.S:
Bagi praktisi yang memiliki kemampuan berlatih di sini utk mencapai kesucian , ini adalah potensi yg baik bagi sang praktisi. Namun bila ada makhluk yg tidak sanggup mencapai kesucian di sini sementara mereka sudah renta dan tidak sanggup memahami dhamma yg mendalam, maka sangat sulit berlatih dan resiko terlahir di alam rendah menjadi lebih besar. Maka wajarlah Buddha Sakyamuni memperkenalkan metode ini sebagai wujud welas asih agungnya pada mereka yang memiliki kecocokan dgn metode ini.   
Ada seseorang yg bertanya pada Nagarjuna bahwa apakah ada metode yang praktis utk dapat mencapai pencerahan (maksudnya cara yg sederhana), Nagarjuna mengkritik orang tersebut bahwa ini adalah cara berpikir orang yang ingin gampangan (tidak memiliki viriya yg kuat), menurut nagarjuna, sangat penting utk dapat berusaha sendiri dgn kekuatan tekad ygn besar agar dapat mencapai pencerahan disini, Namun Nagarjuna juga sadar bahwa tidak semua orang memiliki talenta seperti itu, maka Beliau lalu berkata bahwa memang ada metodenya, yakni praktik melafal nama Buddha dgn tekad terlahir di sana. Jika rekan-rekan di sini yang merasa memiliki potensi kuat utk berlatih dan mencapai keberhasilan di sini pd kehidupan ini juga, maka inipun sangat dipuji Nagarjuna, namun bila tidak sanggup dan tidak tahu apa yg harus dilakukan , maka Nagarjuna menasihati kita mengikuti anjuran Sang Buddha bhw sebaiknya kita melafal nama Buddha.   

OK, berarti ini jadi seperti tempat di mana mahluk mendapat kesempatan untuk belajar dhamma secara intensif dan berada langsung di bawah bimbingan Buddha Amitabha.



tempat = alam...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything