//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5  (Read 3707 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5
« on: 23 July 2008, 06:49:05 AM »
Tanya Jawab : SEPUTAR BUDDHISME

T : Orang zaman dahulu mengatakan berzinah adalah kejahatan yang paling utama, sedang berbakti adalah kebajikan yang paling utama. Tetapi karena faktor kemiskinan menyebabkan tidak bisa berbakti sehingga kedua orang tua meninggal dengan membawa kebencian. Perbuatan baik apa yang harus saya lakukan?
J : Penerapan rasa bakti tidak bergantung pada kaya atau miskin, melainkan adakah usaha keras untuk mewujudkan bakti itu. Bila kedua orang tua sudah meninggal, hanya dengan jalan melakukan perbuatan bajik yang dilandasi Buddha Dharma-lah baru kita bisa membalas budi orang tua yang tak terhingga.

T : Dalam kisah Liao Fan disebutkan adanya para dewa tingkat rendah yang mengawasi perbuatan buruk manusia. Bila manusia melakukan perbuatan yang sangat buruk maka para dewa akan menurunkan bencana. Apakah hal ini sesuai dengan hokum karma yang diajarkan Buddha?
J : Pengawasan para dewa tingkat rendah tidak bertentangan dengan hukum karma. Seperti halnya lembaga pemasyarakatan, meski para terhukum diperlakukan secara keras dan disiplin, tetapi ini semua merupakan buah perbuatan mereka sendiri. Harus kita ketahui, lembaga pemasyarakatan diciptakan oleh manusia, sedang para dewa itu tercipta dari pikiran (segenap makhluk).

T : Melihat Vihara dan Kelenteng di Taiwan, banyak di antaranya yang memuja dewa dan Buddha. Apakah ini sesuai dengan Dharma? Tidakkah bertentangan dengan ajaran Buddha?
J : Mereka yang menyebut diri sebagai umat beragama harus memiliki satu keyakinan. Bila memiliki banyak keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran agamanya, maka pelatihannya tidak akan berhasil. Ini seperti halnya seseorang menginjak dua perahu, saat perahu berlayar maka orang itu akan terjatuh ke dalam air. Bagi Kelenteng yang kemudian memuja Buddha, ini menunjukkan perubahan menuju pada kesadaran batin. Kadang ada pula Vihara yang di dalamnya dihuni Bhiksu dan Bhiksuni yang kemudian menambah pemujaan pada dewa, ini adalah perubahan menuju pada ketidaktahuan batin. Agar sesuai dengan Dharma, maka harus terlebih dahulu memahami makna Buddha Dharma.

T : Apakah umat Buddha juga harus menghormati para dewa (macu, Kwankong, dan sebagainya)?
J : Semua makhluk adalah sederajat, semuanya adalah sanak saudara dalam kehidupan yang lampau, pun merupakan calon Buddha masa mendatang. Menghormati semua makhluk, ini juga merupakan Jalan Bodhisattva. Tetapi hormat dan berlindung memiliki perbedaan yang besar, jangan mencampur adukkannya. Terhadap pemimpin Negara kita sendiri, kita harus melindungi dan menjalankan perintahnya, terhadap pemimpin Negara lain, cukup bila kita memberi penghormatan. Bila paham akan perumpamaan ini, umat Buddha akan mengerti bahwa ada batasan antara Buddha dan dewa.

T : Dewa yang banyak melakukan kebajikan menolong makhluk di dunia ini apa sama dengan Bodhisattva?
J : Bodhisattva adalah bahasa Sansekerta yang artinya Makhluk Yang Sadar. Tidak hanya menolong jasmani, tetapi juga mengajar orang bagaimana memahami hakekat batin yang murni sehingga mencapai Pencerahan Sempurna. Dewa hanya memiliki kemampuan menolong tubuh jasmani, tetapi tak mampu membebaskan makhluk hidup dari lingkaran tumimbal lahir, oleh karena itu tak dapat disebut sebagai Bodhisattva.

Sumber : Majalah Sinar Dharma. Edisi 13 – Waisak 2550 BE/2006
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5
« Reply #1 on: 01 August 2008, 05:09:53 AM »
T : Ada beberapa dewa yang lebih bisa berinteraksi dengan kita, apakah ini berarti Buddha dan Bodhisattva tdk sebanding daripada dewa? Bagi umat Buddha yang ingin sembuh dari sakit, membantu mereka dengan membaca Sutra dan melafalkan Nama Buddha, bukankah akan lebih cepat sembuhnya bila menggunakan mantra dewa?
J : Interaksi batin bergantung pada ketulusan. Bila hati kita terpusat pada dewa, maka akan terjadi interaksi dengan dewa, bila terfokus pada Buddha, maka terjadi interaksi dengan Buddha. Dua pertanyaan yang anda ajukan adalah mengenai umat yang lebih berjodoh dengan dewa daripada Buddha, oleh sebab itu, interaksi juga ada cepat dan lambat. Sebagai perumpamaan, kendaraan roda tiga ada dimana-mana, setiap saat kita bisa memanggilnya. Sedang kendaraan roda dua lebih sedikit. Tetapi bila telah sama-sama menaikinya dan berangkat dalam waktu yang sama, coba lihat kendaraan mana yang lebih cepat sampai di tujuan?

T : Buddha Dharma menyebutkan adanya Sepuluh Penjuru dan Tiga Alam, merujuk kearah manakah Sepuluh Penjuru itu? Pun bagi umat perumah tangga yang melakukan kebaktian pagi dan sore harus membaca Sutra apa serta melafalkan berapa banyak Nama Buddha – Boddhisattva baru dikatakan sesuai?
J : Delapan penjuru ditambah atas dan bawah, inilah yang disebut Sepuluh Penjuru. Bagi umat perumah tangga, pekerjaan cukup sibuk, kesempatan belajar Dharma juga tidak banyak, Sukhavati adalah aliran yang cukup praktis. Sutra yang dibaca adalah Sutra Amitabha dan melafalkan Namo Amitabha. Di seluruh bursa Dharma Taiwan bisa didapatkan sebuah buku berjudul “Pedoman Kembali ke Jalan yang Benar”, buku ini bisa digunakan sebagai referensi.

T : Tolong Tanya, apa saja nama-nama Alam Dewa? Tergolong alam apa? Bagaimana cara perhitungan usia mereka, bagaimana pula bisa dihitung berdasarkan usia manusia bumi? Bagaimana sebutan pemimpin setiap tingkat Alam Dewa itu?
J : Secara ringkasnya Alam Dewa terdiri dari 28 tingkat, 6 tingkat terendah disebut sebagai Alam Nafsu, 18 tingkat di tengah disebut Alam Rupa, sedang 4 tingkat teratas disebut Alam Arupa. Setiap tingkatnya memiliki nama, untuk tingkat terendah berusia 500 tahun. Sehari semalam di alam itu setara dengan 50 tahun waktu bumi. Semakin tinggi tingkatnya, usia makhluk dewa semakin bertambah. Untuk detailnya bisa dibaca pada beberapa Sutra, tetapi bila ingin mengetahui secara ringkas saja bisa merujuk pada penjelasan “Sutra Amitabha”. (28 tingkat Alam Dewa adalah versi Mahayana).

T : Selain Alam Sukhavati, Sepuluh Penjuru Alam Buddha yang tak terhingga dan Alam Svaha/Bumi, inikah yang disebut sebagai Tiga Alam?
J : Di dalam Tiga Ribu Alam Besar terdapat Tiga Alam, alam semesta ini tidak terhingga dan tidak berbatas, demikian pula Tiga Alam.

T : Ada yang berpandangan bahwa Bumi ini masih memiliki usia kehidupan, jadi tidak harus terlahir di Alam Sukhavati. Ada yang menganggap Aliran Sukhavati adalah bagian dari kebijakan pembodohan rakyat karena hanya diterapkan oleh para lelaki dan perempuan bodoh. Ada pula yang mengatakan cukup berlatih di Alam Svaha/Bumi saja. Tahah Murni Barat itu tidak eksis karena Buddha sendiri mengatakan bahwa Tanah Buddha juga merupakan halusinasi, bukan alam yang nyata. Sebab itu tdk perlu terlahir di Alam Sukhavati, tetapi terlahirlah di Tanah Buddha dalam hati kita sendiri, hati kita murni maka Tanah Buddha juga murni. Apakah beberapa pandangan di atas itu benar? Kalau salah, tolong diberikan penjelasan.

J : Kita jawab dalam tiga bagian. 1. Neraka juga memiliki usia yang sangat panjang, karena itu rela berdiam di sana juga bukan hal yang tidak benar. 2. Sutra dalam Tripitaka banyak merujuk pada Tanah Murni, tidak dinyana ternyata semuanya adalah kebijakan pembodohan rakyat. Tetapi tak tahu apa tujuan Buddha Sakyamuni membodohi makhluk hidup? Para praktisi di zaman dahulu ada Manjusri, Samantabhadra, Asvaghosa, Nagarjuna, dan banyak Mahasattva Boddhisattva lainnya. Di Tiongkok ada Hui Yuan, Zhi Zhe, Yong Ming, Lian Chi dan Para Sesepuh. Pun para menteri kerajaan dan sastrawan besar seperti Bai Ju Yi, Su Dong Bo, Wen Yan Bo, Lu Meng Zheng, Yuan Hong Dao, Peng Chi Mud an ribuan lainnya. Bila mengatakan orang-orang ini adalah lelaki dan perempuan bodoh, maka orang yang mengatakan ini pasti seorang maha suci yang memiliki kebijaksanaan yang tidak tertandingi. Sayang sekali para makhluk tidak memiliki keberuntungan untuk bergaul dan belajar dari beliau ini. 3, Hati kita sendiri itu apa, saya sendiri masih tidak tahu, karena belum mencapai tahap ini maka saya tidak berani mengatakan benar atau salah. Akan lebih baik bila guru bajik ini memberikan penjelasan, (apakah hati kita itu) berbentuk kotak, bulat, panjang, pendek, hijau, merah atau putih, agar kita semua memperoleh pencerahan.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Peaceful mind

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • metta
Re: Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5
« Reply #2 on: 17 August 2008, 04:11:17 PM »
KOK sepi Bang
Peace for all, all for Peace

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5
« Reply #3 on: 17 August 2008, 04:27:58 PM »
mau rame?
Smile Forever :)

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Tanya Jawab Seputar Buddhisme 5
« Reply #4 on: 17 August 2008, 04:28:36 PM »
Gan En Bro Hengki atas artikel nya _/\_ :) :lotus:
Smile Forever :)