Di banyak Negara, kita bisa melihat bentuk lain dari dana rasa aman; yaitu melepaskan hewan dari kurungan. Akan tetapi, kita juga melihat banyak praktek yang tidak tepat, sebagai hasil dari dana jenis ini. Karena begitu banyak orang ingin melepaskan hewan, ada sementara orang yang terjun ke dalam bisnis menangkap lebih banyak hewan lagi. Membebaskan hewan dengan cara ini bukanlah dana rasa aman melainkan membawa mereka kepada kehancuran. Jika kita tidak melepaskan kembali, orang-orang tadi tidak akan berupaya menangkapi hewan2 itu. Baik sekali jika bisa mengerti sehingga hati kita yang baik tidak sampai secara tidak sengaja membuat kita melakukan perbuatan buruk.
Cara yang tepat untuk melakukan praktek memberikan rasa aman ini adalah dengan membebaskan hewan yang kita temukan di pasar makanan saat tengah berbelanja. Kita melakukan ini dengan pengetahuan bahwa mereka akan mampu bertahan hidup begitu dibebaskan. Ini adalah welas asih dan kebaikan hati karena perbuatan itu menyelamatkan makhluk hidup yang sedang menderita. Akan tetapi, banyak toko hewan yang menjual hewan yang dibesarkan di rumah sehingga tidak bisa bertahan hidup jika dilepaskan di alam bebas. Jika dilepaskan, mereka akan mati dan niat baik kita akan berubah menjadi kemerosotan.
Jadi, kita perlu menyadari akibat dari semua yang kita lakukan. Saat sekali-kali menemukan hewan di pasar dan membeli mereka untuk dilepaskan, cara yang tepat adalah dengan melakukannya sambil menguncarkan Tiga Perlindungan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha/Tisarana, dan Nama Buddha. Dengan cara ini, kita menyelamatkan hidup mereka.
Ulasan berbicara tentang berubah dari orang yang pemarah dan gelisah menjadi orang yang tenang dan damai. Ini berbicara tentang temperamen kita. Gampang marah, gampang gelisah adalah kesalahan besar. Tuan Liao Fan memiliki kesalahan ini, jadi Guru Yun Gu mendorong dia untuk mengubah dirinya menjadi orang yang tenang dan kalem, menjadi berwatak stabil. Dengan pikiran yang tenang dan damai, pembawaan kita dengan sendirinya akan menjadi halus dan hangat.
Baik Buddha Sakyamuni maupun Konfusius dua-duanya menekankan kualitas penting ini bagi watak kita. Murid2 Konfusius memujinya atas lima kualitas lemah lembut, baik hati, penuh rasa hormat, sederhana, dan rendah hati. Ia dikenal lemah lembut, baik hati, penuh rasa hormat, hidup sederhana, dan tidak sembrono terhadap semua orang dan dalam semua hal. Konfusius tidak hidup dalam kemewahan melainkan sederhana. Ia penuh rasa hormat dan rendah hati. Ia tidak pernah bersitegang leher dan selalu selaras dengan orang lain. Konfusius sendiri adalah sebuah teladan bagi keluhuran moral.
Berubah dari orang yang melebih-melebihkan dan suka omong besar menjadi orang yang rendah hati dan penuh pelaksanaan. Jika tahu ada orang yang suka melebih-lebihkan, kita otomatis meragukan apa yang ia katakan. Sukar bagi orang seperti ini untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain karena pada dasarnya ia itu tidak jujur. Oleh karena itu, kita jangan pernah melebih-lebihkan atau omong besar, tapi rendah hati dan jujur atas semua yang kita katakan dan lakukan.
Berubah dari orang yang suka ribut dan tidak sabar menjadi orang yang tenang dan stabil. Akan baik bagi kita jika mampu menguasai diri dan penuh konsentrasi, tenang dan kalem. Dengan cara ini kita akan mendapatkan kesucian batin.
Berubah dari orang yang tinggi hati dan kasar menjadi orang yang rendah hati dan penuh hormat. Betul2 tidak ada yang perlu disombongkan. Mengapa? Jika kita berhasil meraih sesuatu, itu adalah tugas kita, sesuatu yang wajib dilakukan. Jika tidak berhasil, maka kita perlu dikritik, dikoreksi, dan diberitahu bagaimana memperbaikinya. Para Buddha dan Bodhisattva menghormati setiap orang dan segala sesuatu seperti Konfusius dan Mencius. Akan tetapi, kita jauh di belakang mereka dalam soal pencapaian dan pemahaman! Oleh karena itu, kita perlu memperlakukan orang lain dengan penuh hormat, santun, dan rendah hati. Ini semuanya merupakan nilai2 alam semesta.