//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Memperbaiki kesalahan hingga tuntas  (Read 3974 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Memperbaiki kesalahan hingga tuntas
« on: 18 May 2008, 09:27:29 PM »
Memperbaiki kesalahan hingga tuntas

“Sekarang, setelah mengenali kekurangan diri sendiri, engkau perlu berupaya sebaik-baiknya untuk berubah dan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, yang telah menyebabkan engkau tidak memiliki anak ataupun menjadi seorang pejabat kerajaan.”

Ini adalah metode yang diajarkan Guru Yun Gu kepada Liao Fan untuk mengubah nasibnya, mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki kebiasaan buruk dan kelemahan-kelemahan dirinya. Karena ia telah mengenali kelemahan2nya sendiri, Guru Yun Gu mengajar dia “berupaya sebaik-baiknya dalam mengubah jalan hidupnya.” Tuan Yu menjelaskan dalam ulasannya bahwa, “Masing-masing diri kita memiliki kesalahan dan kelemahan sendiri, namun jika mampu memeriksa diri sendiri dengan tenang dan menemukan kesalahan2 itu, satu persatu, maka kita telah mendapatkan awal yang baik.” Jadi, mengubah jalan hidup kita dan memperbaiki diri adalah pembinaan diri sejati. Bukan sekedar formalitas membaca Sutra, Bersujud di depan Para Buddha, atau Membaca Mantra.

Mengembangkan diri dan tetap terikat dalam Enam Alam berarti kita cuma sekedar melakukan formalitas. Tujuannya untuk mengingatkan kita mengajar orang lain melihat dan meneladani ajaran2 ini supaya yang lain dapat mendapatkan kesadaran. Akan tetapi untuk pengembangan diri, yang penting bukanlah formalitas melainkan menemukan kesalahan diri sendiri. Ini artinya menjadi sadar.

Jika berhasil memperbaiki kesalahan sendiri itu berarti berhasil dalam pengembangan diri. Oleh karenanya, yang paling penting adalah kita betul2 tenang, penuh introspeksi diri dan waspada terhadap perilaku diri sendiri saat mencoba menemukan kesalahan dan tabiat buruk sendiri. Dengan mengenali kesalahan dan tabiat buruk sendiri, kita akan tahu di mana harus memulai, apa yang harus diperbaiki dan bagaimana meneruskan. Kita lalu bisa memusatkan perhatian dan memanfaatkan seluruh energi untuk memperbaiki diri. Berikut ini adalah beberapa contoh mengenai hal ini dari ulasan Tuan Yu.

“Kita bisa berubah dari orang yang kikir dan tamak menjadi orang yang dengan murah hati/memberi kepada yang memerlukan.” Umpamanya, jika kikir kita tidak mau memberi apa yang kita miliki kepada orang lain. Jika tamak, kita selalu mengejar apa yang tidak kita punyai. Jika melihat diri kita terbiasa dengan hal ini, maka kita bisa mengubah diri menjadi orang yang dermawan yang memberi kepada mereka yang membutuhkan dengan cara melaksanakan praktek berdana untuk mengubah kebiasaan tersebut. Sewaktu melihat ada orang yang sangat membutuhkan sesuatu, saya bisa mengambil inisiatif dan memberikan sesuatu kepada mereka begitu saja. Ini adalah pengembangan nasib baik.

Ada tiga jenis pemberian : harta, ajaran, dan rasa aman. Dana ajaran dilakukan pada saat kita membantu orang lain dengan menggunakan keahlian dan kebijaksanaan kita mengajar mereka. Apa yang kurang dimengerti atau dikuasai orang lain dan kita mengerti, bisa dengan penuh semangat kita turunkan kepada mereka sehingga mereka bisa memiliki kemampuan ini dan terbangkit kebijaksanaannya. Ini adalah dana ajaran. Dana rasa aman berarti menolong orang lain agar mereka menjadi tenang dan tentram fisik maupun mental. Dana ini berarti menolong orang terbebas dari kegelisahan, dan rasa takut. Misalnya, jika ada orang yang takut berjalan pulang sendirian di malam hari, dan kita bisa membantu, maka kita bisa menemani sehingga dia tidak merasa cemas lagi.

Hari ini banyak anak muda yang harus mengikuti wajib militer. Ini juga bentuk lain dari dana rasa aman. Mengapa? Prajurit melindungi Negara dan rakyatnya, dan menjaga kedamaian dengan mencegah masuknya serangan pasukan asing. Kita bisa lihat bahwa lingkup dari tiga jenis dana ini bisa sangat luas. Guru Buddha memberitahu kita bahwa dengan memberikan kekayaan, kita mendapatkan kekayaan. Dengan memberikan ajaran, kita mendapatkan kecerdasan dan kebijaksanaan. Dengan memberikan rasa aman, kita mendapatkan kesehatan dan umur panjang.

Sumber : “Seni Mengubah Nasib. Empat Ajaran Liao Fan. Ulasan oleh Master Chin Kung
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Memperbaiki kesalahan hingga tuntas
« Reply #1 on: 19 May 2008, 04:01:24 PM »
Nice Post _/\_ :lotus:
Smile Forever :)

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Memperbaiki kesalahan hingga tuntas
« Reply #2 on: 21 May 2008, 08:40:16 PM »
Di banyak Negara, kita bisa melihat bentuk lain dari dana rasa aman; yaitu melepaskan hewan dari kurungan. Akan tetapi, kita juga melihat banyak praktek yang tidak tepat, sebagai hasil dari dana jenis ini. Karena begitu banyak orang ingin melepaskan hewan, ada sementara orang yang terjun ke dalam bisnis menangkap lebih banyak hewan lagi. Membebaskan hewan dengan cara ini bukanlah dana rasa aman melainkan membawa mereka kepada kehancuran. Jika kita tidak melepaskan kembali, orang-orang tadi tidak akan berupaya menangkapi hewan2 itu. Baik sekali jika bisa mengerti sehingga hati kita yang baik tidak sampai secara tidak sengaja membuat kita melakukan perbuatan buruk.

Cara yang tepat untuk melakukan praktek memberikan rasa aman ini adalah dengan membebaskan hewan yang kita temukan di pasar makanan saat tengah berbelanja. Kita melakukan ini dengan pengetahuan bahwa mereka akan mampu bertahan hidup begitu dibebaskan. Ini adalah welas asih dan kebaikan hati karena perbuatan itu menyelamatkan makhluk hidup yang sedang menderita. Akan tetapi, banyak toko hewan yang menjual hewan yang dibesarkan di rumah sehingga tidak bisa bertahan hidup jika dilepaskan di alam bebas. Jika dilepaskan, mereka akan mati dan niat baik kita akan berubah menjadi kemerosotan.

Jadi, kita perlu menyadari akibat dari semua yang kita lakukan. Saat sekali-kali menemukan hewan di pasar dan membeli mereka untuk dilepaskan, cara yang tepat adalah dengan melakukannya sambil menguncarkan Tiga Perlindungan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha/Tisarana, dan Nama Buddha. Dengan cara ini, kita menyelamatkan hidup mereka.

Ulasan berbicara tentang berubah dari orang yang pemarah dan gelisah menjadi orang yang tenang dan damai. Ini berbicara tentang temperamen kita. Gampang marah, gampang gelisah adalah kesalahan besar. Tuan Liao Fan memiliki kesalahan ini, jadi Guru Yun Gu mendorong dia untuk mengubah dirinya menjadi orang yang tenang dan kalem, menjadi berwatak stabil. Dengan pikiran yang tenang dan damai, pembawaan kita dengan sendirinya akan menjadi halus dan hangat.

Baik Buddha Sakyamuni maupun Konfusius dua-duanya menekankan kualitas penting ini bagi watak kita. Murid2 Konfusius memujinya atas lima kualitas lemah lembut, baik hati, penuh rasa hormat, sederhana, dan rendah hati. Ia dikenal lemah lembut, baik hati, penuh rasa hormat, hidup sederhana, dan tidak sembrono terhadap semua orang dan dalam semua hal. Konfusius tidak hidup dalam kemewahan melainkan sederhana. Ia penuh rasa hormat dan rendah hati. Ia tidak pernah bersitegang leher dan selalu selaras dengan orang lain. Konfusius sendiri adalah sebuah teladan bagi keluhuran moral.

Berubah dari orang yang melebih-melebihkan dan suka omong besar menjadi orang yang rendah hati dan penuh pelaksanaan. Jika tahu ada orang yang suka melebih-lebihkan, kita otomatis meragukan apa yang ia katakan. Sukar bagi orang seperti ini untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain karena pada dasarnya ia itu tidak jujur. Oleh karena itu, kita jangan pernah melebih-lebihkan atau omong besar, tapi rendah hati dan jujur atas semua yang kita katakan dan lakukan.

Berubah dari orang yang suka ribut dan tidak sabar menjadi orang yang tenang dan stabil. Akan baik bagi kita jika mampu menguasai diri dan penuh konsentrasi, tenang dan kalem. Dengan cara ini kita akan mendapatkan kesucian batin.

Berubah dari orang yang tinggi hati dan kasar menjadi orang yang rendah hati dan penuh hormat. Betul2 tidak ada yang perlu disombongkan. Mengapa? Jika kita berhasil meraih sesuatu, itu adalah tugas kita, sesuatu yang wajib dilakukan. Jika tidak berhasil, maka kita perlu dikritik, dikoreksi, dan diberitahu bagaimana memperbaikinya. Para Buddha dan Bodhisattva menghormati setiap orang dan segala sesuatu seperti Konfusius dan Mencius. Akan tetapi, kita jauh di belakang mereka dalam soal pencapaian dan pemahaman! Oleh karena itu, kita perlu memperlakukan orang lain dengan penuh hormat, santun, dan rendah hati. Ini semuanya merupakan nilai2 alam semesta.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Memperbaiki kesalahan hingga tuntas
« Reply #3 on: 22 May 2008, 08:08:55 PM »
Berubah dari orang yang malas dan tidak berbuat apa-apa menjadi orang yang rajin dan penuh semangat. Malas dan tidak bersemangat adalah penyakit berat. Orang yang memiliki kebiasaan ini tidak akan berhasil di bidang apapun. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menjadi rajin, penuh energi dan cita-cita. Salah seorang murid Sakyamuni Buddha, Anuruddha tekenal karena kemalasannya. Setelah dinasehati oleh Buddha, ia bertekad untuk tidak istirahat atau tidur selama tujuh hari tujuh malam. Berkat kerajinannya yang penuh semangat, matanya menjadi rusak. Buddha penuh welas asih mengajarinya “Samadhi Menerangi Intan dengan Pengamatan yang Menyenangkan”, sebuah bentuk konsentrasi mendalam, yang membolehkan dia melihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Sebagai hasilnya, ia mampu melihat sampai sejauh satu Tanah Buddha, yang melingkupi satu milyar galaksi.

Kita juga perlu dipenuhi dengan inspirasi penuh semangat dan tekad kuat. Jika malas, kita tidak akan mencapai apapun. Kita tidak hanya tidak mampu berhasil mendapat pencapaian dalam praktek dan latihan agama Buddha, tapi juga gagal memperoleh apapun dalam kehidupan sehari-hari. Di masa silam atau hari ini, di Timur ataupun di Barat tidak ada orang yang berhasil jika malas. Rajin adalah satu-satunya akar baik bagi praktisi Mahayana dan Bodhisattva.

Berubah dari orang yang kejam dan telengas menjadi orang yang baik hati dan penuh welas asih. Berubah dari orang yang pengecut dan takut menjadi orang yang berani dan penuh motivasi. Menjadi pengecut dan ketakutan merupakan sebuah kesalahan besar lainnya. Kita perlu mengatasinya dan berusaha dengan rajin dan penuh semangat. Tuan Liao Fan sendiri mengakui memiliki kesalahan2 ini. Sekali lagi, setiap dari kita perlu menjadi seperti dia, memeriksa dan mengoreksi setiap kesalahan diri sendiri.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri