Tersangka penabrak 17 siswa perguruan buddhis bodhicitta yakni marini (22), seorang guru tk akhirnya dialihkan penahanannya menjadi tahanan kota, rabu (4/4), oleh kejari medan. Hal ini diduga karena tersangka depresi.
Bahkan tersangka sudah menghempaskan kepalanya ke dinding hingga berdarah, dan mencakar tangannya sendiri. Pertimbangan ini diperkuat hasil pemeriksaan psikolog yang menyatakan tersangka mengalami depresi afeksi kognitif psikomotorik. Atas hal itu, pihak kejaksaan negeri medan mengenakan tersangka untuk wajib lapor setiap selasa.
Kajari medan, bambang riawan pribadi kepada wartawan mengatakan, selain karena depresi pengalihan penahanan tersangka juga atas pertimbangan bahwa seluruh keluarga korban sudah berdamai dengan tersangka, dan ia masih dibutuhkan pihak yayasan, serta tersangka merupakan mahasiswa yang harus ujian.
Adapun proses penetapan status tahanan kota ini melalui proses panjang. Sebelumnya, kepolisian menolak menangguhkan karena kasus ini menjadi perhatian luas.
Marini dan barang bukti berupa mobil toyota avanza diserahkan ke kejari medan kemarin pagi sekira pukul 09.00 wib.
Berdasarkan pantauan wartawan, di ruang tahanan kejaksaan tersebut, tersangka sesekali terdengar menjerit, bahkan ia memarahi dan menyiram wartawan yang hendak mengabadikannya.
Dalam kasus ini, marini diduga menabrak kerumunan siswa tk yang sedang senam di halaman sekolah di jalan selam, medan pada jumat (3/3).
Dari: koran analisa, medan