Memori bukan persepsi terhadap objek lampau seperti direkam lalu diputar kembali, namun sesuatu yang dibangun kembali ketika diingat. Itu sebabnya ketika orang mengulang ingatannya bisa menceritakan hal-hal yang berbeda dengan kenyataan. Bukan karena bohong, tapi ingatan memang sangat rentan dan penuh bias.
Masalah ada atau tidak, serta di mana, entahlah. Ini sama juga seperti kamma itu yang sudah dilakukan adanya di mana? Kalau tidak 'tersimpan' di satu tempat, bagaimana "catatan" kamma itu bisa mengikuti pancakkhanda yang senantiasa berubah tersebut, bahkan melewati banyak kehancuran jasmani? Karena itulah aneka abhidhamma berkembang.
Ingatan karena Sangat rentan dan bias makanya terkadang menceritakan yang berbeda dari kenyataan, mungkin karena tidak berminat melatih diri berbicara benar dari berbagai kehidupan.Tapi jenis seperti itu jika yang berhubungan dengan nafsu yang sudah seperti lem kuatnya pasti tidak rentan dan bias.Contohnya nafsu seks.Karena rajin dilatih dari berbagai kehidupan.